BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa terletak pada kualitas manusia-manusia yang ada di dalamnya. Merekalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Allah kepada Nabi Muhammad SAW yakni surat Al Alaq ayat 1-5, yang. 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci kemajuan dari suatu negara, sehingga. pendidikan memegang peranan penting dan signifikan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diberikan oleh orang tuanya dan ketika menjadi siswa ataupun

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 9.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya. Pendidikan diarahkan agar peserta didik memiliki spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, 1997), hlm Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB III METODE PENGEMBANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman di dunia mendorong pendidikan untuk. dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No 20 tahun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Begitu juga seperti apa yang disebutkan dalam Q.S Al- Baqoroh: 31-33 berikut ini: Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu 1 Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.(Jakarta: Asa Mandiri. 2009). Hal. 69 1

2 berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(31). Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."(32). Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(33). 2 Ayat tersebut, memberikan kita informasi tentang pendidikan yaitu: Pendidikan dalam peradaban manusia merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling urgen.aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini.bahkan, kalau mundur lebih jauh, kita akan mendapatkan bahwa pendidikan mulai berproses sejak Allah SWT menciptakan manusia pertama Adam A.s di surga dan Allah SWT telah mengajar kepada beliau nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali. 3 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting. Pendidik sebagai penyelenggara pendidikan di sekolah harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, dengan pengelolaan kegiatan pembelajaran yang baik maka diharapkan tujuan pendidikan secara umum dapat terlaksana dengan optimal. Faktor yang menentukan keberhasilan suatu pembelajaran antara lain 2 QS. Al Baqarah (2:31-33) 3 Hamdani, Strategi BelajarMengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011). Hlm.5

3 penguasaan bahan ajar dan perhatian peserta didik pada bahan ajar yang dipelajari, partisipasi dalam proses belajar mengajar, strategi yang dirancang khusus untuk menyajikan bahan ajar, dan respon peserta didik terhadap strategi tersebut. Pengajaran yang berhasil mencapai tujuan khusus yang diharapkan secara umum dapat diidentifikasikan sebagai pengajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif diorientasikan pada pentingnya belajar sebagai suatu proses personal, dalam hal ini setiap peserta didik membangun pengetahuan dan pengalaman personalnya. Pengetahuan dan pengalaman personal dibangun oleh peserta didik melalui interaksi dengan lingkungan. Pada dasarnya peserta didik sendirilah yang mengkonstruksi makna tentang hal yang dipelajari. 4 Proses mengkonstruksi tersebut tidak lepas dari pemahaman konsep dasar terhadap materi yang mereka pelajari. Konsep sebagai salah satu hasil belajar perlu diajarkan secara cermat. Pengajaran konsep, khususnya dalam mata pelajaran matematika yang dilakukan oleh pendidik pada umumnya menekankan pada aspek hafalan konsep bukan pada aspek pemahaman, meskipun sebenarnya aspek hafalan juga diperlukan. Konsep sebagai salah satu hasil belajar atau kapabilitas belajar perlu dipahami oleh peserta didik yang berguna untuk memahami proses berfikir selanjutnya. 5 Mengajarkan konsep merupakan suatu upaya untuk membantu peserta didik membuat perbedaan-perbedaan dan 4 Sujarwo, Desain Sistem Pembelajaran, http://independent.academia.edu/inaway, diakses 17 Oktober 2015 pukul 20.00 5 R.M. Gagne, The Condition of Learning, (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1985), http://tip.psychology.org/gagne.html, diakses 18 Oktober 2015 pukul 20.00

4 kategorisasi konsep. Penguatan konsep dapat dilakukan melalui penggunaan bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar tersebut dapat berupa buku teks, modul, dan lain sebagainya. Buku teks dalam Bahasa Indonesia memiliki beberapa kelemahan, menurut Jamaludin pengamat perbukuan dan direktur Yayasan Buku Cerdas Jakarta, ada lima kelemahan buku teks. Lima kelemahan tersebut yaitu bahasa, desain grafis, metodologi penulisan, dan strategi indexing. Penggunaan referensi lama, kemudian penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari segi metodologi penulisan, dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif-emosional peserta didik. Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing hampir tak pernah ada dalam buku-buku teks. 6 Untuk mengatasi kelemahan tersebut diperlukan peran serta pendidik agar peserta didik dapat menggunakan buku teks dengan baik. Pendidik memiliki peran aktif dalam memberikan penjelasan dan ilustrasi materi yang disampaikan kepada peserta didik, disisi lain peserta didik juga harus aktif menggali informasi lebih dalam terhadap informasi yang diberikan oleh pendidik. Artinya, peserta didik aktif mencari sumber belajar yang lain yang relevan, misal buku teks, gambar, sumber dari internet, dan lain-lain. Akan tetapi praktek dalam pembelajaran menunjukkan kebanyakan peserta didik tergantung dengan pendidik. Hanya beberapa peserta didik yang mampu dan mau mencari sumber lain untuk belajar. 6 Jamaludin, Rekonstruksi Buku Teks Sekolah, 2009, www.mediaindonesia.com diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 19.00

5 Kondisi tersebut menyebabkan pembelajaran didominasi oleh peran aktif pendidik. Peserta didik sebenarnya dapat mengkonstruksi sendiri pengalaman belajar dari lingkungan sekitar kapanpun dan dimanapun ia berada. Tetapi belajar dengan fokus materi tertentu bisa didapatkan peserta didik dari buku pelajaran dengan fasilitas seorang pendidik. Perlu dibuat sumber belajar yang dapat menggabungkan materi dan pengajaran yang komunikatif untuk memberikan pengalaman belajar pada masing-masing peserta didik. Sumber belajar tersebut paling tidak memuat materi matematika tertentu, memuat kegiatan pembelajaran, lembar kerja, dan pedoman pendidik untuk memanfaatkan sumber belajar tersebut dalam pembelajaran. 7 Sumber belajar yang dimaksud dapat berupa modul matematika yang (1) informatif, (2) interaktif, dan (3) menimbulkan kreativitas peserta didik. Modul matematika yang (1) informatif artinya modul tersebut mampu menyampaikan informasi yang terkait dengan materi secara menyeluruh dan terstruktur dengan baik. Adapun modul matematika yang (2) interaktif maksudnya dengan modul tersebut diharapkan terjadi reaksi antara peserta didik dengan materi yang akan diajarkan, baik ketertarikan peserta didik terhadap desain fisiknya ataupun untuk mempelajari materi yang ada dalam modul tersebut, sehingga dapat memicu (3) kreativitas peserta didik dalam menemukan konsep materi yang disajikan sekaligus mampu menyelesaikan 7 Jamaludin, Rekonstruksi...diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 19.00

6 permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut. 8 Namun, pada kenyataannya masih sedikit sekali modul yang memenuhi unsur-unsur itu, justru yang sering ditemui saat ini adalah modul yang monoton dan membosankan, seperti desain yang terlalu sederhana atau tidak menghadirkan ilustrasi yang menarik, kegiatan yang kurang menantang, sehingga peserta didik mengalami kesulitan untuk mengkontruksi pemahaman awal tentang materi yang disampaikan. Untuk mengatasi hal tersebut pendidik harus menghadirkan ilustrasi ataupun media pembelajaran matematika tambahan yang dapat menyita banyak waktu pelajaran akibatnya pembelajaran tidak berlangsung efektif. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian yang dilaksanakan akan menguji kevalidan dan keefektifan modul matematika yang dikembangkan dengan pendekatan Discovery Learning sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas VIII terhadap materi bangun ruang sisi datar. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan upaya yang menyatakan secara tersirat pertanyaan yang ingin dicari jawabannya, masalah sendiri diartikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan yang ada dalam dunia kenyataan adalah kondisi pendidik yang hanya memakai bahan ajar yang sudah jadi tanpa harus mempertimbangkan apakah bahan ajar yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi peserta didik atau belum. Secara umum masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana 8 Jamaludin, Rekonstruksi...diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 19.00

7 produk pengembangan modul matematika dengan pendekatan Discovery Learning dan proses pembelajarannya yang secara optimal dapat menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi matematika. Pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana produk modul matematika dengan pendekatan Discovery Learning menjadi produk valid, efektif, dan efisien? (2) Apakah ada pengaruh pengguanaan modul matematika dengan pendekatan Discovery Learning terhadap peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep bangun ruang sisi datar? C. Tujuan Penelitian Dan Pengembangan Tujuan merupakan uraian dari peneliti yang berisikan harapan yang akan dicapai. Dalam penelitian ini akan dikembangkan modul matematika yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi matematika. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Menghasilkan modul matematika dengan pendekatan Discovery Learning agar menjadi produk yang valid, efektif, dan efisien; (2) Mengetahui adanya pengaruh modul matematika dengan pendekatan Discovery Learning terhadap peningkatan pemahaman peserta didik konsep bangun ruang sisi datar. D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan dari peneltian dan pengembangan ini adalah bahan ajar berupa modul matematika kelas VIII semester 2 dengan

8 pendekatan Discovery Learning pada materi bangun ruan sisi datar. Spesifikasi modul Matematika kelas VIII semester 2 sebagai berikut: 1. Bahan ajar yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul matematika cetak. 2. Modul dibuat berdasarkan pendekatan Discovery Learning meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan cakupan materi mengacu pada silabus Kurikulum yang berlaku yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 3. Materi yang disediakan yakni materi kelas VIII semester 2, khususnya prisma dan limas. 4. Modul yang dikembangkan di desain dengan: a. Pra pendahuluan, terdiri dari cover (halaman muka), kata pengantar, dan daftar isi. b. Bagian pendahuluan, berisi deskripsi modul, target yang diharapkan setelah mempelajari modul, dan petunjuk penggunaan modul. c. Bagian isi, penyajian isi mengacu pada enam tahap dalam pendekatan Discovery Learning yaitu Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian), Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Berbagai upaya perbaikan pengajaran selama ini telah banyak dilakukan

9 melalui penggunaan kajian rasional. Wacana atau pembahasan secara rasional ini oleh para pakar pendidikan dan pengajaran khususnya, sering tidak diikuti oleh kajian empiris atau penelitian di lapangan. Parameter atau ukuran kualitas hasil pengajaran itu tidak dapat diidentifikasi tingkat keefektifannya. Kajian atau penelitian dalam konteks ini sangat penting guna memberikan bukti-bukti atau dukungan empiris dalam rangka mengungkapkan seberapa jauh tingkat keefektifan suatu aktivitas pengajaran. Di pihak lain, manfaat kajian empiris ini adalah: 1. Bagi Peserta Didik Pengembangan modul matematika ini dapat memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran matematika dan memudahkan pemahaman konsep matematika dengan pendekatan Discovery Learning. 2. Bagi Pendidik Pendidik mendapatkan wawasan baru dalam pembelajaran matematika dan mendorong kreativitas untuk mengembangkan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran matematika. 3. Bagi Sekolah Modul matematika memberikan wawasan baru bagi sekolah untuk meningkatkan kreativitas pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4. Bagi Peneliti Hasil pengembangan modul matematika memperkaya keberadaan modul matematika untuk pembelajaran matematika yang lebih baik, dan dapat

10 meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengambangan Asumsi dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar berupa modul matematika kelas VII semester 2 dengan pendekatan Discovery Learning sebagai berikut: 1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif. 2. Peserta didik dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri. 3. Peserta didik dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan pendidik. 4. Peserta didik dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan. 5. Peserta didik benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. 6. Kemajuan peserta didik dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir. 7. Validator produk adalah dosen dan praktisi lapangan yakni pendidik yang dipilih sesuai dengan bidangnya. 8. Item-item yang ada pada angket validasi mencerminkan penilaian produk secara komprehensif, menyatakan layak dan tidaknya produk untuk digunakan Keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan modul matematika kelas VIII semester 2 dengan pendekatan Discovery Learning sebagi berikut:

11 1. Bahan ajar yang dihasilkan adalah modul cetak (hard copy) ataupun file (soft copy) materi matematika kelas VIII semester 2. 2. Hanya memuat satu materi karena keterbatasan waktu dan biaya 3. Pengembangan ini diintegrasikan dengan pendekatan Discovery Learning dengan langkah-langkah yang sesuai. 4. Uji validasi dilakukan dengan cara validasi ahli dan uji coba empiris (uji coba lapangan). 5. Subjek uji coba modul matematika terbatas pada peserta didik MTs Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung dan MTs Negeri Ngantru kelas VIII semester 2 tahun ajaran 2015/2016. 6. Pengaruh penggunaan produk terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik diukur dari hasil tes kelas yang diberikan tindakan kelas kontrol. G. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional Penelitian dan Pengembangan Untuk menghindari kemungkinan timbulnya pengertian ganda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam pengembangan modul matematika ini diberikan penegasan terhadap beberapa istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat suatu produk yang melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pembuatan produk itu sendiri dan evaluasi. 9 2. Bahan ajar adalah segala macam bentuk bahan ajar berupa media tulis, media audio-visual, elektronik, interaksi terintegrasi yang terdiri dari 9 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Ros- dakarya, 2013), hal. 164-165

12 pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik untuk membantu pendidik dalam proses belajar mengajar dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan. 10 3. Modul adalah alat ukur yang lengkap, merupakan unit yang dapat berfungsi secara mandiri, terpisah, tetapi juga dapat berfungsi sebagai kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. 11 4. Strategi Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. 12 5. Bangun Ruang Sisi Datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang membatasi bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar. Bidang sisi atau sisi pada bangun ruang adalah bidang yang membatasi bagian dalam atau bagian luar suatu bangun ruang. Sisi bangun ruang dapat berbentuk bidang datar atau bidang lengkung. 13 H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar 10 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), hal. 263 11 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi..., hlm.132. 12 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Renikacipta, 2005), hal. 43 13 Endah Budi Rahayu dkk, Contextual Theching And Learning Matematika, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2008), hal 220

13 isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian inti, terdiri dari: Bab I: PENDAHULUAN, memuat: (a) latar belakang masalah penulisan skripsi, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian dan pengembangan, (d) spesifikasi produk yang diharapkan, (e) pentingnya penelitian dan pengembangan, (f) asumsi dan keterbatasan penelitian dan pengembangan, (g) penegasan istilah atau definisi operasional, (h) sistematika penulisan skripsi penelitian dan pengembangan. Bab II: KAJIAN PUSTAKA, dalam kajian pustaka ini membahas mengenai hasil kajian pustaka yang mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengembangan produk penelitian dan pengembangan ini. Bab ini terdiri dari: (a) pengertian penelitian dan pengembangan, (b) bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran, (c) matematika, (d) pendekatan Discovery Learning, (e) bangun ruang sisi datar. Bab III: METODE PENELITIAN, memuat (a) model penelitian dan pengembangan, (b) prosedur penelitian dan pengembangan, (c) uji coba produk yang memuat data-data dan analisis yang digunakan. Bab IV: HASIL DAN PEMBAHASAN, bab ini membahas mengenai produk yang dihasilkan serta pembahasan setelah produk diterapkan di lapangan. Bab ini memuat: (a) penyajian hasil penelitian dan pengembangan, (b) penyajian data uji coba, (c) analisis data, (d) revisi produk, dan (e) uji

14 coba lapangan. Bab V: PENUTUP, bagian ini terdiri dari: (a) kesimpulan, dan (b) saran. Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) surat pernyataan keaslian tulisan, (d) biografi peneliti.