HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

DAFTAR PUSTAKA. 2. Indonesia S, Penge- K, Tipe DM, Diabe I. Kata Pengantar. Revisi Final kosensus DM tipe 2 Indones ;78.

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang


BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

HUBUNGAN RIWAYAT GARIS KETURUNAN DENGAN WAKTU TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS DI RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

HUBUNGAN ANTARA KENDALI GLIKEMIK DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan suatu penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

Transkripsi:

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Aditya Devi Ratnasari 1, Indranila KS 2, Dwi Retnoningrum 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., TembalangSemarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya, dimana secara global insidensinya meningkat setiap tahun. Tindakan pengendalian DM sangat diperlukan untuk mengusahakan tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. HbA1c merupakan marker untuk status glikemik yang banyak digunakan karena bermanfaat untuk memprediksi derajat intoleransi glukosa serta dapat mencegah komplikasi kronik. Tujuan : Membuktikan adanya hubungan antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien Diabetes melitus tipe 2 Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan observasional analitik. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Sampel penelitian melibatkan 39 responden. Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif sedang antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 (p= 0,002, r = 0,488) Simpulan: Terdapat hubungan negatif sedang antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 Kata kunci: Kadar HbA1c, Kadar HDL, Diabetes Melitus tipe 2 ABSTRACT CORRELATION BETWEEN HBA1C WITH HDL LEVEL IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS Background: Diabetes mellitus is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia due to abnormalities in insulin secretion, the working process of insulin or both, where the global incidence is increases every year. DM control action is needed to make blood glucose levels close to normal. HbA1c is a parameter for glycemic status which is widely used because it is useful for predicting the degree of glucose intolerance and may preventing chronic complications. Aim: Proving the existence of a correlation between HbA1c with HDL levels in type 2 diabetes melitus patient Methods: The design of this study was crosssectional with observational analytic approach. Samples were colected by using of consecutive sampling conducted at Dr. Kariadi Semarang Hospital. Statistical test using the Spearman correlation. Results: The sample study involved 39 respondents. Spearman test results showed there was a negative relationship between HbA1c levels of HDL in patients with type 2 diabetes mellitus (p = 0.002, r = 0.488). 141 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 Conclusion: There is a negative correlation between HbA1c l and HDL level in patients with type 2 diabetes mellitus Keywords: Levels of HbA1c, HDL levels, diabetes mellitus type 2 PENDAHULUAN Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan global yang insidensinya semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita diabetes, dan diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010 sebanyak 1,9 juta kasus. 1,2 Jumlah tertinggi penderita diabetes melitus terdapat dikawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan prevalensi diabetes terbanyak didunia setelah India, Cina, dan Amerika dengan jumlah penderita sebesar 8.4 juta orang. Jumlah ini diasumsikan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030. 1 Data Kementrian Kesehatan RI tahun 2011 jumlah penderita diabetes melitus di Provinsi Jawa Tengah ditemukan 509.319 penderita. Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi pada penderita diabetes melitus yang diperoleh berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun 2013 sedangkan prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%)dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). 3 Prevalensi dari penderita DM cenderung meningkat pada perempuan di bandingkan dengan laki laki. Berdasarkan diagnosis dokter gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur 65 tahun cenderung menurun. 3 Prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada penderita yang tinggal di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan, serta cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi. Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang pada umumnya diderita sepanjang hidup penderita, perlu pengobatan jangka panjang dan berkaitan erat dengan dislipidemia, baik dislipidemia primer (akibat kelainan genetik) maupun dislipidemia sekunder (akibat DM baik karena resistensi insulin maupun karena defisiensi insulin). Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid dimana terjadi penurunan maupun peningkatan komponen lipid dalam darah. 3,4 142 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 Pada DM tipe 2 gambaran dislipidemia sering ditemukan terjadi peningkatan kadar TG dan penurunan HDL kolesterol. 5 Sedangkan kadar LDL kolesterol tidak banyak berbeda dengan yang di temukan pada individu yang tidak diabetes, namun didominasi oleh bentuk yang lebih kecil dan lebih padat. 5 Komplikasi kronis yang menahun dapat dibagi menjadi makroangiopati, mikroangiopati, dan neuropati. Komplikasi makroangiopati meliputi kelainan kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler, dan kelainan pembuluh darah tepi. Komplikasi mikroangiopati meliputi retinopati dan nefropati. 6,7 Tindakan pengendalian DM sangat diperlukan, khususnya dengan mengusahakan tingkat glukosa darah sedekat mungkin dengan normal, sebagai usaha pencegahan yang terbaik terhadap kemungkinan berkembangnya komplikasi dalam jangka panjang. Temuan utama studi diabetes oleh Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) telah menunjukan pentingnya tes HbA1c. 8 METODE Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang dirawat RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2016. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien yang menderita diabetes melitus dan bersedia ikut dalam penelitian. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 yang anemia, sedang hamil dan menstruasi, serta spesimen yang mengalami hemolisis. Sampel diambil dengan consecutive sampling. Berdasarkan rumus besar sampel untuk uji korelasi didapatkan besar sampel minimal 32 orang. Dengan memperhitungkan faktor droup out maka sampel dibuat menjadi 35 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai HbA1c pasien DM tipe 2. Variabel terikat penelitian ini adalah kadar dari HDL pada pasien DM tipe 2. Subjek yang telah memenuhi kriteria penelitian akan disampling kemudian dicek kadar HbA1c dan HDL dengan menggunakan metode HPLC ( High Perfomance Liquid Chromatography) dan alat kimia klinik otomatik. Data korelasi menggunakan uji Spearman karena salah satu data tidak berdistribusi normal. 143 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 HASIL Karakteristik Subyek Penelitian Analisis karakteristik umum sampel penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, nilai HbA1c, HDL, GDP, dan GD2PP. Dari 39 data yang ada, terdapat lakilaki 23 orang dan perempuan 16 orang. Rerata usia subjek penelitian 60,48 tahun. Kadar HbA1c mulai dari 4,40% 13,80%, dengan rerata 7,42%. Kadar HDL mulai dari 7 mg/dl82 mg/dl, dengan rerata 37,5 mg/dl. Kadar GDP memiliki rerata 2,11 mg/dl, dengan nilai GDP yang berada diatas 126 mg/dl sebanyak 20 subjek, dan nilai GDP yang berada di bawah 126 sebanyak 19 subjek, sedangkan nilai GD2PP memiliki rerata 2,20 mg/dl Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek Penelitian Pemeriksaan Laboratorium N % Mean ±SD Median(MinMaks) HbA1c (%) Kontrol glikemik baik Kontrol glikemik sedang Kontrol glikemik buruk 39 17 3 19 100 43,6 7,7 48,7 7,42 ± 2,30 HDL(mg/dl) 3913 100 36 (17 82) HDL 40 mg/dl HDL 40 mg/dl 26 33,3 66,7 GDP(mg/dl) 39 2,11 ± 0,17 GDP 126 mg/dl GDP 126 mg/dl 20 19 51,3 48,7 GD2PP(mg/dl) 39 2,20 ± 0,18 Analisis yang digunakan adalah uji ShapiroWilk, dan untuk mengetahui adanya hubungan antara HbA1c dengan kadar HDL digunakan analisis bivariat yaitu dengan uji korelasi Spearman. Gambar 1 menunjukkan adanya hubungan yang negatif sedang antara HbA1c dengan kadar HDL (P=0,002; r= 0,488). 144 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 Gambar 1. Hubungan antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, gambaran untuk kategori jenis kelamin didapatkan sampel terbanyak adalah lakilaki. Penelitian sebelumnya oleh Rheza Priyadi (2012) juga menemukan hasil yang sama yaitu pasien DM tipe 2 paling banyak berjenis kelamin lakilaki. Rata rata usia penderita DM pada penelitian ini adalah 60,48 tahun, penelitian yang dilakukan oleh Primadana Dwi, dkk (2016) menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia maka akan terjadi beberapa perubahan komposisi tubuh seperti peningkatan jumlah jaringan lemak sebesar 30% dan penurunan sensitivitas reseptor insulin. 9 Hasil penelitian mengenai hubungan antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dengan korelasi sedang antara HbA1c dengan kadar HDL (p= 0,002, r= 0,488). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dilakukan oleh Tiwik Eriskawati (2014) menunjukkan adanya hubungan negatif sedang antara kadar HbA1c dan rasio LDL/HDL kolesterol pada penderita DM tipe 2 (r = 0,43, p =<0,001) 10. 10 Hal ini menunjukkan bahwa 145 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 semua bagian lipid seperti kolesterol total, LDL, dan trigliserida akan meningkat secara signifikan pada penderita diabetes, sehingga pasien dengan kontrol glikemik yang kurang baik secara signifikan lebih tinggi kadar kolesterol total dan LDL sedangkan kadar HDL akan berkurang 11, 12 Keterbatasan penelitian ini belum semua variabel perancu dapat dikontrol dengan baik, yaitu pada pasien yang menggunakan terapi statin sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Terdapat hubungan bermakna dengan korelasi negatif sedang antara HbA1c dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antra HbA1c dengan kadar HDL pada pasien DM tipe 2 dengan memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian seperti obat obatan yang di konsumsi dan penyakit lain yang diderita pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Indonesia S, Penge K, Tipe DM, Diabe I. Kata Pengantar. Revisi Final kosensus DM tipe 2 Indones 2011. 2011;78. 2. American Diabetes Association. 2015 American Diabetes Association ( ADA ) Diabetes Guidelines Summary Recommendations from NDEI 1. Diabetes Diagnosis. 2015; 3. Penelitian B, Pengembangan DAN. RISET KESEHATAN DASAR. 2013; 4. Year R, College BJM. Correlation Between HbA 1 c Values And Lipid Profile In Type 2 Diabetes Mellitus. 2013;2(1):47 50. 5. Adiwijono dan Ahmad H. Dislipidemia pada Diabetes Melitus Tipe 2. 2010. p. 1 13. 6. PERKENI. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan Endokrinol Indones. 2011; 7. Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2014. 2014. p. 2. 146 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147

Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 8. National D, Clearinghouse I. DCCT and EDIC : 2008; 9. Kandou PRD, Pandelaki K. Hubungan kadar HbA1c dengan profil lipid pada pasien kaki diabetik. 2016;4. 10. Tiwik Eriskawati. Korelasi antara Kadar HbA1c dan Rasio LDL/HDL kolesterol pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. 2014; 11. Arifah. Peran lipoprotein dalam pengangkutan lemak tubuh. 2012. 12. WHO. WHO Use of glycated haemoglobin (HbA1c) in the diagnosis of diabetes mellitus. Abbreviated Rep a WHO Consult [Internet]. 2011;1 25. Available from: http://www.who.int/diabetes/publications/diagnosis_diabetes2011/en/ 147 JKD, Vol. 6, No. 2, April 2017 : 141147