BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. makhluq yang Allah menganugerahkan kepada dirinya sebuah kesempurnaan

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

KINERJA SUPERVISI PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH I SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai. perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia.

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan sains memberikan pengaruh

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Kebijakan program untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian tentang sesuatu

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau

BAB III METODE PENELITIAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

PENGELOLAAN KELAS DI MADRASAH ALIYAH AL IRSYAD TENGARAN TAHUN AJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. baik penjajahan fisik maupun non fisik atau termasuk ideologi, politik,

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah dicita-citakan tidak akan pernah lepas dari sistem

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung diseputar kelas, maka pada akhirnya keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu sarana penting dan strategis yang mudah diterapkan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), yang mempunyai tujuan menuntun segala kekuatan kodrat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara berkesinambungan. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan (pre-service education) maupun program dalam jabatan (inservice education). Potensi guru harus bertumbuh dan berkembang secara berkesinambungan agar guru dapat melaksanakan fungsinya sebagai guru profesional (Sahertian, 2000: 1). Profesionalisme menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan. Profesi guru merupakan salah satu profesi yang sehari-hari menangani siswa dengan berbagai karakteristik yang menuntut profesionalisme guru karena pekerjaan sebagai guru memiliki tanggung jawab yang lebih berat untuk meningkatkan kemampuan anak didiknya. Usaha untuk memperbaiki kondisi pendidikan unggul yang utama dimulai dari profesi guru, baik kualitas kompetisi guru maupun penghargaan 1

2 terhadap kinerjanya dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan, teknologi dan bimbingan kepada anak didiknya. Guru berkewajiban untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki secara efektif agar guru tidak tertinggal dalam menghadapi kemajuan zaman di era globalisasi terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. antara lain: Menurut Sahertian (2008: 2), guru yang profesional memiliki ciri-ciri 1. Memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar. 2. Memiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap tugasnya. 3. Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karir hidup serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru. Guru merupakan komponen sumber daya pendidikan yang memerlukan pelayanan supervisi pendidikan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dimilikinya. Keberhasilan seorang guru tentunya tidak terlepas dari seorang yang profesional yang mengerti apa saja permasalahan yang dihadapi guru. Supervisi pendidikan berfungsi untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang banyak, salah satunya dalam bidang supervisi pendidikan (Tim FKIP UMS, 2004: 86). Supervisor mempunyai tanggung jawab peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pengembangan dan kemajuan sekolah. Oleh

3 karena itu, ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. Supervisi pendidikan mempunyai peran utama dalam kegiatan sekolah karena kegiatan sekolah mengikuti prinsip-prinsip manajemen yang mengarah pada tujuan pembentukan karakter (moral) perorangan. Guru memiliki banyak peran dalam pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas guru akan menentukan kualitas mutu layanan dan lulusan yang dihasilkan. Supervisi bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan dan bantuan maka kualitas profesionalisme guru bisa dijaga dan ditingkatkan (Arikunto dan Yuliana, 2008: 370). Supervisi pendidikan perlu dilakukan mengingat sumber daya pendidikan itu terbatas dan tempatnya tersebar dan tidak teratur. Sumber daya ini perlu dikoordinasikan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan. Juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, masyarakat berubah dengan cepat, kondisi ekonomi, politik juga selalu berubah. Hal ini menuntut dunia pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkunganya (Tim FKIP UMS, 2004:92). Supervisor berupaya menyediakan pendidikan yang memiliki tenaga ahli atau guru yang profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan dapat mempunyai kualitas pendidikan dan nantinya mampu menjawab permasalahan di sekolah. Guru masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari kepala sekolah karena kepala

4 sekolah adalah pemimpin pendidikan dan penanggung jawab terhadap keberhasilan pendidik di sekolahnya. Pelaksanaan supervisi di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen pendidikan di sekolah. Manajemen pendidikan yang demokratis mampu menciptakan suasana lingkungan dimana para guru dapat memberikan pertukaran pikiran atau pandangan sehingga mendorong guru untuk berinisiatif dalam perencanaan kebijakan sekolah (Suryosubroto, 2010:189) Begitu pula dengan guru-guru Madrasah Tsanawiyah Negeri(MTsN) Surakarta II dalam menjalankan tugasnya masih membutuhkan pengarahan dan pembinaan dari kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Usaha kepala sekolah terus berlanjut seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan tentunya berpengaruh besar pada kelangsungan dunia pendidikan. Kepala sekolah memiliki peran utama dalam meningkatkan profesionalisme guru. Dari sini, banyak hal yang ingin penulis teliti dan pahami dalam rangka memajukan pendidikan nasional pada umumnya dan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II pada khususnya. Dari uraian latar belakang di atas menarik penulis untuk mengangkatnya ke dalam skripsi dengan judul: Manajemen Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru (Studi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II).

5 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah tentang istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi di atas, maka perlu diberi batasan dan penjelasan sebagai berikut : 1. Manajemen Manajemen yaitu penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan pengajaran di kelas secara efektif dan efisien (KBBI, 2005 : 708). Manajemen dalam pendidikan diartikan sebagai aktivitas usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Supervisi Pendidikan Menurut Amatembun (1981: 5) supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan ini difokuskan pada kinerja pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan layanan belajar. 3. Profesionalisme Guru Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang (Alma, 2009: 45). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2005: 897), profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Jadi, profesionalisme yaitu, suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu

6 diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya di peroleh melalui pendidikan dan keahlian khusus. (Arifin, 1991:105). Guru bertugas mendidik, mengajar dan mengasuh. Guru yang di maksud di sini adalah guru yang mendidik, mengajar dan mengasuh di lembaga pendidikan formal atau sekolah. Pengertian profesionalisme guru yaitu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu yang diperlukan dalam mendidik, mengajar dan mengasuh yang mana keahlian tersebut hanya diperoleh melalui pendidikan atau keahlian khusus yang akan diperoleh di sekolah. 4. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II merupakan salah satu sekolah lanjut tingkat pertama, yang beralamat di Jalan Transito Suronalan Pajang, Laweyan, Surakarta. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II merupakan suatu sekolah yang bertujuan mewujudkan generasi yang konsisten melaksanakan ibadah dan santun dalam bertutur kata dan berperilaku, dapat berpikir secara kritis, logis, kreatif serta inovatif sehingga proses pembelajaran pada siswa dapat berjalan secara optimal. Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka yang dimaksud judul Manajemen Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru (Studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II) adalah usaha pembinaan ke arah perbaikan administrasi dan aktivitas pendidikan kepada guru-guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

7 Surakarta II untuk meningkatkan profesionalisme guru sehingga kegiatan belajar mengajar semakin efektif dan efisien. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang disajikan penulis, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru (Studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II)? 2. Apakah faktor pendorong dan penghambat mengenai manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. b. Untuk mengetahui lebih konkret problem apa saja yang muncul dalam manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dan usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi problem tersebut.

8 2. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis, dapat semakin memperkaya khazanah pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan bagi civitas akademika Program Studi Tarbiyah pada khususnya. Selain itu, dapat menjadi stimulus bagi peneliti selanjutnya sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung. b. Secara Praktis, memberi sumbangan saran dan pemikiran bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dan masyarakat secara umum sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan. E. Kajian Pustaka Penelitian tentang Manajemen Pendidikan di sekolah sudah banyak dilakukan, ada beberapa penelitian yang telah membahas berkaitan dengan masalah tersebut yaitu: Susmiyatun (UMS: 2010), dalam skripsinya yang berjudul Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 menyimpulkan bahwa usaha-usaha kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi guru di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta di antaranya dengan melakukan pembinaan disiplin, pemberian motivasi secara eksternal, koordinator dengan wujud supervisi manajerial dan akademis, konsultan dengan wujud supervisi administrasi dan bantuan-bantuan yang bertujuan meningkatkan kecakapan guru dalam proses belajar mengajar.

9 Agus Santoso (UMS: 2009), dalam skripsinya yang berjudul Kinerja Supervisi Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun ajaran 2008/2009 menyimpulkan bahwa kinerja supervisi pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Sukoharjo sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan supervisor. Kegiatan supervisi pendidikan meliputi: inspeksi dan evaluasi terhadap PBM, menindaklanjuti permasalahan guru, dan memperbaiki pelaksanaan program yang belum optimal. Dalam pelaksanaan tugasnya supervisi menggunakan model supervisi umum dan supervisi klinis dengan menggunakan pendekatan non direktif (tidak langsung), sedangkan teknik-teknik supervisi meliputi teknik individual dan teknik kelompok. Muhammad Mubarok (UMS: 2007), dalam skripsinya yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam di Sekolah Dasar Islam Internasional (SDII) Al-Abidin Banyu Anyar Surakarta Tahun 2006/2007, menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami perkembangan secara merata, diantaranya pertama, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik yang mengakibatkan hilangnya kreativitas dalam pemberdayaan dan pengoptimalisasian sumber-sumber daya yang ada seperti hilangnya kreatifitas guru dalam mengembangkan metode ajar. Kedua, peran serta masyarakat terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini hanya terbatas pada dukungan dana semata. Maka atas dasar inilah reformasi dalam pola manajerial sekolah dan

10 otonomi sekolahpun sudah waktunya diberlakuakn, dan sekarang dikenal dengan manajemen berbasis sekolah. Dengan memperhatikan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru belum dilakukan pada peneliti sebelumnya. Maka penulis mengambil objek penelitian mengenai manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru (Studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II), penelitian ini memenuhi unsur kebaharuan. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), karena kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data, fakta-fakta dan menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal Hasan, 2000 : 33). Berdasarkan pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini maka pendekatan yang dipilih dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan katakata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, 1998 : 245).

11 2. Populasi dan Sample Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seorang kepala sekolah, wakil kepala urusan humas dan wakil kepala urusan kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dan delapan guru. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk mengambil sampel sebagai pedoman adalah apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi apabila subjeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Suharsimi Arikunto, 2006 : 134). Subjek penelitian ini adalah seorang kepala sekolah, wakil kepala urusan humas (umum), wakil kepala urusan kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II dan delapan guru. Jadi sample penelitian ini sebanyak sebelas subjek berdasarkan populasi atau keseluruhan subyek penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 155), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed). Metode ini digunakan untuk meneliti manajemen supervisi pendidikan sekolah berkaitan kapan supervisi dilakukan, kepada siapa supervisi dilakukan, dan bagaimana tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut.

12 b. Observasi Metode observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau pengamatan yang meliputi kegiatan, pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera (Arikunto, 1996: 57). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan letak geografis sekolah, prestasi sekolah dan keadaan sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa cacatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data dokumentasi tentang latar belakang berdirinya sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, data guru-guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II, struktur organisasi dan data sarana prasarana. 4. Metode Analisis data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data, teknik analisa data yaitu untuk menganalisa data yang telah diperoleh untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Menurut Miles dan Hiberman, langkah-langkah yang digunakan yaitu pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data

13 dan penarikan kesimpulan verifikasi (Sugiyono, 2010: 246). Pertama, setelah pengumpulan data selesai, melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan. Metode berpikir yang digunakan untuk mengambil kesimpulan yaitu dengan metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah suatu metode untuk menganalisis masalah yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik fakta yang bersifat umum. Sedangkan metode deduktif adalah suatu metode yang akan menganalisis suatu maksud dengan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik fakta yang bersifat khusus (Hadi, 1987: 42). G. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang dibahas. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

14 BAB II Tinjauan teoritik tentang manajemen supervisi pendidikan dan profesionalisme guru, membahas: pertama, pengertian supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, tipe-tipe supervisi pendidikan, prinsip-prinsip supervisi pendidikan, teknik-teknik supervisi pendidikan, pendekatan supervisi pendidikan, dan tugas kepala sekolah terhadap supervisi pendidikan. Kedua, pengertian profesionalisme guru, faktor- faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru dan usaha-usaha peningkatan profesionalisme guru BAB III Gambaran Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II yang terdiri dari sejarah berdirinya sekolah, visi dan misi pendidikan, struktur organisasi, keadaan siswa, guru, staf, sarana prasarana. Dan membahas manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. BAB IV Analisis data manajemen supervisi pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II BAB V Penutup memuat saran dan kata penutup.