pandangan terhadap pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. 2. Program Studi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah UMKM di Kecamatan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDONESIA HYDRO CONSULT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja, motivasi kerja, disiplin kerja terhadap prestasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. per bulan. Dengan demikian diharapkan dapat mengetahui gambaran yang

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPOO CLEAR MEN (STUDI KASUS PADA IKLAN CRISTIANO RONALDO) : Agus Kurniawan NPM :

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y)

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Pertanian UNS yang mengikuti pelatihan penciptaan wirausaha sapi potong yang berjumlah 30 orang responden. Responden terdiri dari 1 orang mahasiswa Prodi Agroteknologi, 2 orang mahasiswa Prodi Agribisnis dan 27 orang mahasiswa Prodi Peternakan dengan 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Data karakteristik responden dapat dilihat pada Lampiran 3. 1. Jenis Kelamin Tabel 1. Hasil analisis jenis kelamin peserta pelatihan dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis kelamin peserta pelatihan Jenis kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Laki-laki 12 40 Perempuan 18 60 Total 30 100 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat antara laki-laki dan perempuan dalam mengikuti pelatihan. Hal ini didukung oleh Crant (1996) jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap wirausaha karena adanya perbedaan pandangan terhadap pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. 2. Program Studi Tabel 2. Hasil analisis program studi peserta pelatihan dapat dilihat pada Tabel 2. Program studi peserta pelatihan Program studi Jumlah (orang) Presentase (%) Peternakan 27 90 Non peternakan 3 10 Total 30 100 21

22 Berkaitan dengan bidang ilmu, hasil penelitian menunjukkan minat responden yang berasal dari Prodi Peternakan lebih tinggi dari responden yang lain. Hal ini dikarenakan program pelatihan yang dilakukan menitikberatkan pada bidang peternakan, sehingga banyak mahasiswa peternakan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kewirausahaan sapi potong. Menurut Sumarsono (2013) minat memiliki hubungan positif dengan bidang ilmu sehingga mahasiswa akan memiliki minat yang lebih tinggi pada bidangnya dan akan memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang bukan pada bidangnya. 3. Intensitas Mengikuti Pelatihan Banyaknya pelatihan yang telah diikuti peserta dapat memengaruhi minat keikutsertaan pada pelatihan yang akan datang. Intensitas mengikuti pelatihan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Intensitas mengikuti pelatihan peserta pelatihan Intensitas mengikuti Presentase (%) pelatihan Jumlah (orang) 1 kali 25 83,3 2 kali 4 13,3 > 2 kali 1 3,3 Total 30 100 Berdasarkan Tabel 3 bahwa intensitas mengikuti pelatihan mengalami penurunan. Pengalaman mahasiswa dalam mengikuti pelatihan dapat menjadi faktor pendorong mahasiswa untuk mengikuti sebuah program pelatihan. Semakin banyak pelatihan yang telah diikuti oleh mahasiswa maka akan semakin sedikit pula minat untuk mengikuti program pelatihan pada waktu yang akan datang karena sudah banyak pengalaman dalam mengikuti pelatihan. Mahasiswa semester awal cenderung baru pertama mengikuti pelatihan, hal ini sesuai pendapat Sumarsono (2013) bahwa keinginan mahasiswa yang kuat untuk menjadi wirausaha lebih banyak ditunjukkan oleh mahasiswa semester 2 dibandingkan semester 8, sehingga program pelatihan dan kewirausahaan lebih banyak diikuti oleh mahasiswa semester awal.

23 B. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner valid dengan menggunakan SPSS for Windows. Hasil uji validitas ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Uji validitas Variabel Butir r-hitung Keterangan Pemateri 1 0,563 Valid 2 0,622 Valid 3 0,778 Valid 4 0,640 Valid 5 0,799 Valid 6 0,527 Valid Penyelenggara 7 0,580 Valid 8 0,546 Valid 9 0,685 Valid 10 0,483 Valid 11 0,734 Valid 12 0,541 Valid 13 0,576 Valid 14 0,579 Valid Metode pelatihan 15 0,629 Valid 16 0,563 Valid 17 0,719 Valid 18 0,663 Valid 19 0,664 Valid 20 0,685 Valid 21 0,670 Valid 22 0,560 Valid Fasilitas pembelajaran 23 0,408 Valid 24 0,786 Valid 25 0,708 Valid 26 0,590 Valid 27 0,629 Valid 28 0,787 Valid 29 0,730 Valid Motivasi 30 0,414 Valid 31 0,657 Valid 32 0,634 Valid 33 0,825 Valid 34 0,605 Valid 35 0,685 Valid 36 0,620 Valid

24 Jumlah sampel 30 maka didapat df = N-2 = 28 dengan taraf signifikan 5% maka didapat r-tabel = 0,361. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai r-hitung dari setiap butir pertanyaan dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai r-tabel sehingga dapat disimpulkan semua butir pertanyaan valid dan dapat dipakai untuk menguji responden. Menurut Siregar (2013) bahwa instrumen yang valid adalah apabila nilai r-hitung lebih besar dari pada nilai r-tabel. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Menurut Sugiyono (2007) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Uji reliabilitas Variabel Cronbach alpha Keterangan Pemateri 0,756 Reliabel Penyelenggara 0,767 Reliabel Metode pelatihan 0,793 Reliabel Fasilitas penyelenggara 0,846 Reliabel Motivasi 0,646 Reliabel Sumber: Data primer terolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha dari semua variabel lebih besar dari nilai r-tabel sehingga semua variabel reliabel dan dapat dipakai. Hal ini sesuai pendapat Siregar (2013) bahwa instrumen yang reliabel adalah apabila nilai cronbach alpha lebih besar dari nilai r-tabel. C. Analisis Perbedaan Pengetahuan Peserta Pelatihan Pengetahuan tentang kewirausahaan merupakan salah satu modal awal sebelum melakukan wirausaha. Salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah dengan adanya pelatihan. Peningkatan pengetahuan peserta pelatihan dapat diukur dengan menggunakan uji paired t test. Hasil uji paired t test terdapat pada Tabel 6.

25 Tabel 6. Uji paired t test Mean N Std. deviation T-hitung P Posttest 81,99 30 10,671 3,930 0,001 Pretest 73,55 30 11,838 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya pelatihan (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kewirausahaan sapi potong setelah diberi pelatihan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kirkpatrick (1998) bahwa salah satu tujuan program pelatihan adalah learning atau pembelajaran yaitu menimbulkan perubahan yang menyangkut tingkat pengetahuan. Peningkatan pengetahuan juga sebagai tolak ukur dalam menentukan keberhasilan suatu program pelatihan. Berdasarkan Tabel 6 bahwa peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan tentang kewirausahaan sapi potong. Bertambahnya pengetahuan merupakan salah satu indikator keberhasilan pelatihan, hal ini didukung oleh pendapat Hasibuan (2005) bahwa pelatihan akan dikatakan berhasil apabila pelatihan yang dilakukan berjalan efektif yaitu bertambahnya pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan terhadap materi pelatihan. D. Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Gozali (2011) normalitas residual dapat diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov dalam program SPSS dengan membuat hipotesis dimana apabila nilai asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan apabila nilai asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 7. Ho : data residual berdistribusi normal

26 Ha : data residual tidak berdistribusi normal Tabel 7. Uji normalitas Unstandardized residual N 30 Normal parameters Mean 0000000 Std. Deviation 9,26051589 Most Extreme Difference Absolute 0,067 Positive 0,067 Negative -0,067 Kolmogorov-Smirnov Z 0,367 Asymp. Sig. (2-tailet) 0,999 Berdasarkan Tabel 7 nilai asymp. Sig. (2-tailed) 0,999 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal. Menurut Ghozali (2011) uji normalitas data dapat dilihat dari nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal. 2. Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2011). Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Menurut Siregar (2013) data menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai tolerance mendekati 1 atau >0,1 serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Uji multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Pemateri 0,576 1,765 Penyelenggara 0,387 2,583 Metode pelatihan 0,477 2,098 Fasilitas pembelajaran 0,637 1,569 Motivasi 0,819 1,221

27 Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai tolerance menunjukkan semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF menunjukkan hal yang sama yaitu memiliki nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian pengamatan tersusun dalam rangkaian waktu. Menurut Gozali (2011) untuk menguji autokorelasi dapat menggunakan uji statistik Durbin-Watson (DW test) menggunakan SPSS. Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikasi 5%, jumlah sampel 30 dan jumlah variabel independen 5, maka akan didapat nilai dari tabel DW yaitu dl 1,071 dan du 1,833. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Uji autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 617 381 252 10.17955 1,944 Berdasarkan Tabel 9 bahwa nilai dari DW adalah 1,944 dimana lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari nilai 4-du sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Menurut Siregar (2013) apabila nilai dw lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du maka tidak terjadi autokorelasi antar variabel. 4. Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Hasil titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi

28 heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 1 maka hasil dari uji heterokedastisitas dengan menggunakan Scatterplot dalam program SPSS menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel independen. E. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelatihan Salah satu keberhasilan program pelatihan secara efektif adalah adanya peningkatan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi dapat diukur dengan uji regresi berganda. Hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Uji regresi linier berganda Variabel Koefisien regresi t-hitung t-tabel P (x1) pemateri - 0,399-0,393 2,190 0,697 (x2) penyelenggara 0,504 0,546 2,190 0,590 (x3) metode pelatihan - 2,592-2,689 2,190 0,013 (x4) fasilitas pembelajaran 1,981 2,560 2,190 0,017 (x5) motivasi -0,314-0,435 2,190 0,667 Konstanta 41,051 F hitung 2,952 0,032 R 0,617 R Square (R 2 ) 0,381.

29 Berdasarkan Tabel 10 dapat dihasilkan persamaan sebagai berikut : y = 41,051 0,399x1 + 0,504x2 2,592x3 + 1,981x4 0,314x5 Berdasarkan persamaan tersebut, masing-masing variabel bebas dapat digambarkan pengaruhnya terhadap perubahan pengetahuan pesertanya. Nilai persamaan regresi konstanta bernilai positif yaitu sebesar 41,051 yang berarti jika variabel independen bernilai nol, maka peningkatan pengetahuan kewirausahaan sapi potong akan terjadi kenaikan sebesar 41,051. Nilai R Square menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R Square sebesar 0,381 yang berarti persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 38,1% sedangkan 61,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Berdasarkan pengaruh faktor independen terhadap faktor dependen (uji statistik F) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen memengaruhi variabel dependen (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel pemateri (X1), penyelenggara (X2), metode pelatihan (X3), fasilitas pembelajaran (X4) dan motivasi (X5) memengaruhi peningkatan pengetahuan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Rivai (2004) bahwa metode pelatihan, pelatih, peserta, sarana dan evaluasi pelatihan memengaruhi dan menunjang efektivitas pelatihan. Pengukuran variabel independen secara parsial dalam memengaruhi variabel dependen dapat diukur dengan uji statistik t. Berdasarkan uji secara parsial variabel independen yang memengaruhi variabel dependen (peningkatan pengetahuan) antara lain metode pelatihan (X3) dan fasilitas pembelajaran (X4). Pemateri memberikan pembelajaran kepada peserta pelatihan guna menambah pengetahuan pesertanya. Berdasarkan Tabel 10 variabel pemateri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dalam pelatihan (p > 0,05). Hal ini dikarenakan pelatihan ini menggunakan pemateri yang berasal dari dosen Fakultas Pertanian, sehingga materi yang disampaikan tidak jauh berbeda dengan materi yang disampaikan waktu perkuliahan. Kondisi ini menyebabkan pengetahuan tidak mengalami

30 peningkatan. Hal ini sependapat dengan Hasibuan (2005) bahwa kualitas penyampaian pemateri dapat menjadi penghambat dalam proses pelatihan. Penyelenggara bertanggung jawab dalam kelancaran proses pelatihan dari sebelum hingga selesai pelatihan. Penyelenggara dalam pelatihan ini adalah dosen dan mahasiswa. Dosen bertugas merancang dalam rangkaian acara pelatihan sedangkan mahasiswa bertugas dalam memperlancar proses berjalannya pelatihan. Berdasarkan Tabel 10 bahwa variabel penyelenggara tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan peserta pelatihan (p > 0,05). Penyelenggara hanya mengatur dan mengendalikan fasilitas yang disediakan pada proses pelatihan agar berjalan lancar tidak ada hambatan tanpa memberikan pengarahan materi terhadap peserta. Sehingga diduga penyelenggara tidak berpengaruh secara langsung terhadap pelatihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2005) bahwa dalam sebuah pelatihan penyelenggara mengatur waktu pelaksanaan pelatihan dan media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pemateri. Metode pelatihan merupakan hal yang penting dalam pelatihan. Metode yang digunakan akan menentukan suatu keberhasilan dalam pelatihan. Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa variabel metode pelatihan secara signifikan memengaruhi peningkatan pengetahuan dalam pelatihan (p < 0,05). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ceramah yang disertai dengan diskusi antara pemateri dengan peserta sehingga materi yang disampaikan lebih mudah terserap. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwi (2001) bahwa penggunaan metode diskusi dalam penyampaian materi pada sebuah pelatihan akan lebih efektif. Nilai koefisien regresi menunjukkan nilai yang negatif yang artinya dalam proses pelatihan metode yang digunakan membuat pengetahuan peserta mengalami penurunan, hal ini dikarenakan metode yang digunakan menggunakan metode ceramah sehingga semakin lama peserta akan mengalami kebosanan yang membuat peserta tidak memperhatikan dengan serius. Menurut Usman (2002) metode ceramah yang cenderung membosankan membuat perhatian siswa berkurang karena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa sehingga bahan yang

31 dijelaskan menjadi kabur. Pendapat ini didukung oleh Sanjaya (2007) bahwa gaya bertutur guru yang kurang menarik menjadikan metode ceramah sebagai metode yang membosankan karena secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran. Fasilitas pembelajaran merupakan faktor yang mendukung dalam keberhasilan pelatihan. Fasilitas pembelajaran yang diberikan kepada peserta dalam proses pelatihan akan langsung dirasakan pada saat itu juga, sehingga harus dipikirkan secara matang. Fasilitas pembelajaran pada penelitian ini berupa modul tentang materi dari pelatihan. Berdasarkan Tabel 10 bahwa variabel fasilitas pembelajaran secara parsial signifikan memengaruhi peningkatan pengetahuan peserta (p < 0,05). Penggunaan modul dalam pelatihan berhasil membuat peningkatan pengetahuan peserta karena dengan modul yang diberikan akan membuat peserta lebih mudah memahami materi karena berisi materi yang dibutuhkan serta mudah dipahami. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Aqmala (2007) bahwa semakin tinggi kualitas isi pelatihan maka semakin tinggi efektifitas pelatihan. Nilai koefisien regresi bernilai positif yang artinya menaikkan pengetahuan pesertanya. Motivasi menjadi faktor dalam diri peserta dalam mengikuti pelatihan yang dapat memengaruhi pemahaman materi yang diberikan. Berdasarkan Tabel 10 bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan peserta pelatihan (p > 0,05). Mahasiswa memiliki antusiasme yang tinggi untuk mengikuti pelatihan, tetapi mahasiswa kurang termotivasi dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh pemateri karena mahasiswa belum melakukan kegiatan wirausaha dan pelatihan ini bukan menjadi kebutuhan pokok mahasiswa dalam masa perkuliahan melainkan hanya merupakan kegiatan tambahan. Hal ini sependapat dengan Catharina (2004) bahwa kebutuhan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya motivasi belajar. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan didalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Dwitantyanov et al. (2010) rendahnya motivasi belajar merupakan salah satu indikator yang dapat melemahkan tindakan

32 untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini juga didukung pendapat Fathoni (2004) bahwa kekuatan motivasi dari sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri.