BAB I PENDAHULUAN. telah diamanahkan Allah SWT untuk menjalani proses kehamilan. Proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membesarkan anak tersebut. Perintah kepada kedua orang tua untuk menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN PEMBERIAN NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA ANAK DOWN SYNDROME DI YPAC SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. pada retardasi mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENGANTAR. gram yang mengabaikan penyebab dan tanpa memperhatikan umur kehamilan

BAB II LANDASAN TEORI. pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

Kemana Tujuan Hidupmu?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat sempurna secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BELLS PALSY DEXTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

Hakikat Manusia Menurut Islam

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah. keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

DEWI TRI MAULITA J

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Manusia sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

1. Nama Penyakit/ Diagnosis : Sindrom Down

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

17/02/2016. Mei Vita Cahya Ningsih. Chromosome 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Hal ini didukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan, serta semakin

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 12-15, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat berarti seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

MELATIH MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME DENGAN METODE PERSIAPAN MENULIS DI TK PERMATA BUNDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat berpergian ke suatu tempat, mungkin kita pernah menjumpai

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran seorang anak sangatlah ditunggu oleh kedua orang tua yang telah diamanahkan Allah SWT untuk menjalani proses kehamilan. Proses yang berlangsung selama 37 minggu 10 hari ini melalui beberapa fase tahap perkembangan janin dimana diawali dari proses pembuahan sel telur hingga terbentuknya anggota tubuh janin yang sempurna dan janin siap untuk berinteraksi dengan dunia luar yaitu melalui proses kelahiran sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran (Al-Mu minuun:12-16) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah, pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (Zainuddin Ahmad, 2014). 1

2 Proses kelahiran merupakan suatu masa dimana kedua orang tua berharap bahwa anak yang akan lahir memiliki fisik yang sempurna dan memiliki kemampuan intelegensi atau mental yang baik. Orang tua akan senang apabila anak yang lahir sesuai dengan harapan kedua orang tua baik laki-laki ataupun perempuan. Allah SWT berfirman : Kepunyaannya Allahlah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dihedandaki-nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesunggunya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Asy-Syura:50) (Zainuddin Ahmad, 2014). Tetapi tidak semua orang tua mendapatkan anugerah seorang anak baik perempuan atau laki-laki yang memiliki fisik sempurna dan intelegensi yang baik. Beberapa kasus permasalahan yang terjadi pada anak dengan keterbatasan fisik dan mental diantaranya yaitu Down Syndrome dimana seorang anak lahir dengan abnormalitas pada kromosom 21. Down Syndrome ditemukan oleh dr. Langdon down pada tahun 1886 dimana saat itu dinamakan Mongolism karena wajah yang mirip dengan salah satu suku di asia timur yaitu suku mongol (Weijerman, 2011). Anak yang menderita Down Syndrome memiliki keadaan yang berbeda dengan anak normal lainnya, dimana anak penderita Down Syndrome tersebut memiliki suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental. Hal

3 tersebut disebabkan karena adanya abnormalitas dalam perkembangan kromosom selama kehamilan berlangsung (Leonita, 2015). Menurut Catatan Indonesia Center for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB) Bogor, di Indonesia terdapat 300 ribu anak yang menderita Down Syndome, sedangkan untuk angka penderita Down Syndrome di dunia mencapai angka 8 juta jiwa. Oleh sebab itu, Down Syndrome termasuk peringkat 6 di dunia dalam penanganan UNICEF dan kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah penderita Down Syndrome sudah semakin banyak. Dan butuh tindakan dalam memberikan penanganan lebih lanjut (Leonita, 2015). Insiden kelainan kromosom seperti trisomi 21 (Down Syndrome) akan meningkat dengan meningkatnya usia maternal. Down Syndrome merupakan kelainan genetik yang paling sering dengan angka kejadian secara umum adalah 1 diantara 650-1000 orang. Kelainan ini bersifat universal, tidak mengenal batas ras, bangsa, suku bangsa, geografi, musim, dan jenis kelamin (Rosida, 2006). Down Syndrome adalah abnormalitas jumlah kromosom no 21 kebanyakan kasus (92,5%) disebabkan nondisjunction, pada 80% kasus kejadian nondisjunction terjadi pada meiosis ibu fase I. Anak dengan Down Syndrome seringkali didiagnosa pada masa neonates. Bayi-bayi ini umumnya memiliki berat dan panjang lahir normal, dan hipotoni. Saat lahir didapatkan penampilan wajah yang karakteristik, dengan brakisefali, oksiput datar, hypoplasia midface, flattened nasal brigde, fisura palpebral yang mengarah ke atas, lipatan epikantus, dan lidah besar yang menonjol. Bayi juga memiliki

4 tangan pendek yang lebar. Hipotonia yang berat dapat menyebabkan masalah makan dan penurunan aktivitas (Marcdante, 2014). Permasalahan keterlambatan tumbuh kembang menjadi salah satu problem yang dimiliki anak Down Syndrome, dimana hal ini berpengaruh terhadap fungsi motorik anak yang seharusnya mengalami perkembangan dengan normal tetapi malah mengalami keterlambatan dalam berkembang. Neuro Development Treatment memiliki tujuan serta target yang lebih spesifik terhadap permasalahan neurologi, dan berusaha untuk mengubah serta membangun baik permasalahan internal (proprioseptif) maupun eksternal (exteroceptive) lingkungan di mana sistem saraf dan seseorang dapat berkerja secara efisien dan efektif. Neuro Development Treatment adalah (problemsolving approach to the assessment and treatment) pendekatan pemecahan masalah untuk penilaian dan pengobatan individu dengan gangguan fungsi, gerakan dan kontrol postural karena lesi dari sistem saraf pusat (SSP), dan dapat diterapkan untuk individu dari segala usia dan semua derajat kecacatan fisik dan fungsional (Raine, 2009). Neuro Development Treatment sering di terapkan pada kasus pasien dengan gangguan neurologi oleh Fisioterapis. Peran Fisioterapis adalah seorang yang mengajarkan gerakan dan membuat gerakan dengan memanfaatkan lingkungan dan tugas aktifitas fungsional yang tepat. Terapi ditujukan untuk perbaikan kompensasi gerakan yang diakibatkan lesi sistem saraf pusat. Rehabilitasi adalah proses belajar untuk mendapatkan kembali

5 kontrol motorik dan tidak harus menjadi promosi kompensasi yang dapat terjadi secara alami sebagai akibat dari lesi (Raine, 2009). Pemberian Neuro Development Treatment pada anak Down Syndrome diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan perkembangan motoric sehingga anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan yang optimal untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu Penulis mengajukan judul PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN PEMBERIAN NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA ANAK DOWN SYNDROME DI YPAC SURAKARTA. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Down Syndrome dan bagaimana mekanisme terjadinya Down Syndrome? 2. Bagaimanakah Neuro Development Treatment dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas fungsional anak Down Syndrome? 4. Apakah Neuro Development Treatment dapat meningkatkan Kelemahan Otot Anggota Gerak Bawah? 5. Apakah Neuro Development Treatment dapat meningkatkan tonus Postural dan Stabilitas Sendi?

6 C. Tujuan Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah. 1. Untuk mengetahui Apa itu Down Syndrome dan bagaimana mekanisme terjadinya Down Syndrome. 2. Untuk mengetahui apakah pendekatan Neuro Development Treatment dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas fungsional anak Down Syndrome. 3. Untuk mengetahui Neuro Development Treatment dapat meningkatkan Kelemahan Otot Anggota Gerak Bawah? 4. Untuk mengetahui Neuro Development Treatment dapat meningkatkan Tonus Postural dan Stabilitas Sendi? D. Manfaat Dari Tujuan di atas dapat di simpulkan manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah. 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pendekatan Neuro Development Treatment dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas fungsional anak Down Syndrome.

7 2. Bagi Fisioterapis Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan pendekatan Neuro Developmeny Treatment dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas fungsional anak Down Syndrome. 3. Bagi Masyarakat Untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang penerapan penerapan pendekatan Neuro Development Treatment dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas fungsional anak Down Syndrome.