BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Keberadaan anak dalam keluarga di indonesia umumnya masih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

para1). BAB I PENDAHULUAN

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

LONELINESS PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut atau biasa disebut dengan lanjut usia (lansia) merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. Para individu lanjut usia atau lansia telah pensiun dari pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia dengan kemampuan berbeda-beda dengan rencana yang. kesialan atau kekurangan dengan istilah cacat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Sedangkan Diener, dkk (2003) menerjemahkan subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. munculnya masalah tersebut sangatlah normal dan kita sebagai manusia. kemampuan psikologisnya (Hurlock, 1980: 3).

BAB I PENDAHULUAN. seorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih. menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa di lihat secara

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

2015 INTIMACY WANITA KORBAN KEKERASAN DALAM BERPACARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

kemunduran fungsi-fungsi fisik, psikologis, serta sosial ekonomi (Syamsuddin, 2008, Mencapai Optimum Aging pada Lansia, para.1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tri Fina Cahyani,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialami manusia terdapat kondisi-kondisi yang khas menyertainya.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Keberadaan anak dalam keluarga di indonesia umumnya masih dipandang memiliki nilai yang amat penting sebagai tumpuan harapan orang tua. Arti keberadaan anak itu bahkan cenderung makin dirasakan maknanya pada saat lansia. Menurut pandangan ini setidak-tidaknya para lansia yang mempunyai banyak anak tidak akan kesepian hidupnya di hari tua. Sebaliknya, orang lansia yang memiliki sedikit anak, apalagi jika tidak mempunyai anak, dipandang bernasib malang, kesepian dan terancam rentan hidupnya. Lansia merupakan istilah tahapan paling akhir dari proses penuaan. Santrock (dalam Saputri dan Indrawati, 2011) mengungkapkan bahwa masa lanjut usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Santrock, Hurlock (dalam Saputri dan Indrawati, 2011) juga mengemukakan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut Hurlock, lanjut usia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai 1

2 dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas hidup harian (Fatmah, 2010). Selama manusia berkembang terjadi perubahan-perubahan. Periode usia lanjut, seperti halnya periode lain dalam perkembangan, akan ditandai dengan adanya kondisi-kondisi khas yang menyertai. Kondisi-kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada usia lanjut diantaranya adalah tumbuhnya uban, kulit yang mulai kriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu muncul juga perubahan yang menyangkut kehidupan psikologis lanjut usia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan (Munandar,2001) Santrock (2008) menyatakan bahwa penerimaan diri sebagai salah satu kesadaran untuk menerima diri sendiri dengan apaadanya. Penerimaan ini bukan berarti seorang individu menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa berusaha mengembangkan diri dengan lebih baik. Individu yang menerima diri berarti individu tersebut telah mengenali apadan bagaimana dirinya serta mempunyai motivasi untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi untuk menjalani kehidupan.

3 Penerimaan diri yang positif banyakdipengaruhi oleh rasa bangga terhadapkelebihan-kelebihan yang dimiliki,sedangkan penerimaan diri negatifterjadi jika hanya memikirkankekurangan-kekurangan yang ada dalamdirinya tanpa memikirkan kelebihanyang dimilikinya. Penerimaan dirimemegang peranan penting dalammenemukan dan mengarahkan seluruhperilaku, maka sedapat mungkinindividu harus mempunyai penerimaandiri yang positif (Rakhmat, 2001). Ciri-ciri individu dengan penerimaandiri menurut Johnson (dalam Purti & Hamidah, 2012) adalah menerima diri sendiri apa adanya, tidak menolak diri sendiri, apabila memiliki kelemahan dan kekurangan, memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang lain, seseorang merasa berharga, maka seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempuna, dan memiliki keyakinan bahwa dia mampu untuk menghasilkan kerja yang berguna. Data wanita lansia yang tidak memiliki anak NAMA ALAMAT USIA STATUS NO DESA NAMA 1 Nitik Setiko Karangturi, RT 2/3, Kec. Bumiayu 62 Tidak punya suami 2 Munjiati Kramat, RT 1/3, kec. Bumiayu 65 Punya suami 3 Yanti Sawangan, RT 4/6, kec. Bumiayu 83 Tidak punya suami 4 Bumiayu Khalimah Bandung kulon, RT 3/2, kec. Bumiayu 60 Punya suami 6 Sairoh Bandung wetan, RT 1/1, kec. Bumiayu 75 Punya suami 7 Sri Kramat, RT 3/3, kec. Bumiayu 64 Punya suami 8 Khotimah Bandung lor, RT 1/5, kec. Bumiayu 62 Punya suami 9 Mirah Karangturi, RT 2/4, kec. Bumiayu 78 Punya suami Sumber : data wanita lansia yang tidak memiliki anak desa bumiayu 2017

4 Hasil studi pendahuluan kepada dua informan primer lansia wanita yaitu Y dan D yang tidak memiliki anak. Informan Y berusia 61, pada saat wawancara mengatakan bahwa informan merasa minder dan tidak percaya diri. Terbukti ketika interviewer bertanya mengenai anak dan keadaan dirumah. Dalam lingkungannya, informan Y merasa minder karena berbeda dari wanita lain. informan mengatakan tidak pernah mengikuti acara di desanya seperti pengajian dan arisan. Dalam hal ini, informan Y menganggap tidak memiliki anak itu suatu masalah. Namun, informan Y berusaha mengatasi masalah tersebut dengan mengkonsumsi obat herbal, rukyah dan dipijat di kecilacap tetapi belum mendapatkan hasil yang positif. Sementara itu, informan D yang berusia 63 saat dilakukan wawancara Informan D juga merasa malu karena tidak memiliki anak, saat diwawancara informan D juga mengatakan malu untuk menjawab pertanyaan interviewer mengenai anak. Dalam lingkungan sosial informan D merasa menarik diri karena menganggap dirinya berbeda dari wanita lain. Informan D juga mengaku jarang keluar rumah selama 1 bulan. Melihat ibu berjalan beriringan dengan anaknya informan merasa iri. Disamping keinginannya mempunyai anak, informan D juga berusaha untuk mengikuti program hamil, melakukan hubungan seksual pada saat masa subur tetapi hasilnya masih belum memiliki anak. Berdasarkan wawancara yang diuraikan di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada permasalahan mengenai penerimaan diri pada dua wanita lanjut usia, seperti merasa hidupnya tidak berarti, timbul rasabenci, dan penolakan

5 terhadap lingkungannya, ada perasaan putus asa, perasaan kebencian danpenolakan terhadap diri sendiri. Penelitian ini perlu diteliti karena salah satu komponen kebahagian pada lansia adalah penerimaan diri. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerimaan diri pada wanita lanjut usia yang sudah menikah dan tidak memiliki anak di desa Bumiayu Kabupaten Brebes? C. Tujuan penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui penerimaan diri pada wanita lanjut usia yang tidak memiliki anak di desa Bumiayu Kabupaten Brebes. D. Manfaat penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan di bidang psikologi perkembangan dan menambah referensi mengenai penerimaan diri pada wanita lansia yang tidak memiliki anak.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, yaitu sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang penerimaan diri pada wanita lansia yang tidak memiliki anak. b. Bagi Informan, yaitu memahami tentang pentingnya menmerima diri dalam kehidupan lansia yang tidak mimiliki anak.