BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari sistem pengendalian internal. Untuk memastikan bahwa sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organizations of the Treadway Commision (COSO) dalam Steven (1998:118),

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

BAB II TELAAH PUSTAKA

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URGENSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI INSTANSI PEMERINTAH. Oleh : Hanif. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

SPIP adalah sistem pengendalian intern diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur dari Sistem Pengendalian Internal. Untuk memastikan bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel penelitian 2.1.1. Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggungjawaban kegiatan instansi pemerintah, pimpinan instansi pemerintah wajib menerapkan setiap unsur dari sistem pengendalian internal. Untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal tersebut sudah dirancang dan di implementasikan dengan baik, dan secara memadai diperbaharui untuk memenuhi keadaan yang terus berubah perlu dilakukan pemantauan secara terus-menerus. 2.1.1.1.Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal sendiri menurut COSO dalam Bodnar dan Hopwood (2001;1820) yaitu : internal control is process-effected by on entity s board of director, management, and other personal-designed to provide reasonable assurance regarding achevment of objectives in the following categories: a. Reliability of financial reporting. b. Effectiveness and efficiency of the operation, and c. Compiance with applicable laws and regulations. Menurut IAI dalam standar profesi akuntansi publik (SPAP) (2001:319.2) yaitu : pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankann oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk membarikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut, yaitu : a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Efektivitas dan efisiensi operasi, c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan menurut pemerintah sendiri pada PP No. 71 Tahun 2010 mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dari definisi diatas suatu sistem dan fungsi internal adalah suatu pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal untuk meyakinkan tercapainya tujuan organisasi melalui berbagai kegiatan yang efektif dan efisien serta ketaatan pada hukum dan undang-undang yang berlaku hingga tercapainya good governance dan menurut Zaki, (1999:14) menunjukkan bahwa suatu sistem pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk : 1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi 2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Memajukan efisiensi dalam operasi. 4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Adapun krakteristik dari wacana good government adalah sebagai berikut: a) Berwawasan ke depan (strategic vision) b) Terbuka (transparan) c) Cepat tanggap (responsif) d) Bertanggung jawab (akuntabel) e) Profesional dan kompeten f) Efisien dan efektif

g) Desentralistis h) Demokratis i) Mendorong partisipasi masyarakat j) Mendorong kemitraan dengan swasta dan masyarakat k) Menjunjung supremasi hukum l) Berkomitmen pada pengurangan kesenjangan m) Berkomitmen pada tuntutan pasar n) Berkomitmen pada lingkungan hidup Konsep pengendalian dan pengawasan itu sendiri telah lama ada di pemerintahan Indonesia dan telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan terkini mengenai sistem pengendalian intern pada pemerintahan sesuai dengan pasal 58 ayat 1 undang-undang No.1 tahun 2004. 2.1.1.2. Tujuan Pengendalian Internal Seperti yang diketahui bahwa tujuan utama dari pengendalian internal adalah hasil kinerja dalam perusahaan, yang artinya adalah membandingkan hasil kinerja yang sesungguhnya dengan suatu tolak ukur yang ditetapkan untuk mencapai efektivitas kinerja perusahaan. Suatu perusahaan yang berhasil diindikasikan dengan sistem manajemen yang baik khususnya dalam pengendalian internalnya. Sistem pengendalian internal pemerintah dibuat guna untuk mencapai good governance yang baik sehingga integritas perusahaan milik negara dapat di pertanggungjawabkan dan visi misi perusahaan dapat terealisasikan dengan baik dengan cara mengurangi konflik internal yang terjadi.

Arens et. Al. (198:2011) yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo memamparkan tiga tujuan umum manajemen dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu : 1. Reliabiliti of financial reporting 2. Efficiency and effectiveness of operations 3. Compliance with laws and regulations Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum maupun professional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan pengendalian yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut. 2.1.1.3. Pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal Menurut Mulyadi (2002:182) terdapat pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal organisasi diantaranya adalah : 1. Manajemen Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif pengendalian internal organisasinya. Direktur utama perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan atmosfer di tingkat puncak, agar kesadaran terhadap pentingnya pengendalian menjadi tumbuh di seluruh organisasi. 2. Dewan Komisaris dan Komite Audit

Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen bertanggung jawab dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian internal. 3. Auditor Internal Auditor intern bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau tidaknya pengendalian intern entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya. 4. Personel lain entitas Peran dan tanggung jawab semua personel lain yang menyediakan informasi atau yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian intern harus ditetapkan dan dikomunikasikan dengan baik. 5. Auditor Independen Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan keuangan, auditor dapat menemukan kelemahan pengendalian intern kliennya sehingga ia dapat mengkomunikasikan temuan auditnya tersebut kepada manajemen, komite audit, atau dewan komisaris. Berdasarkan temuan auditor tersebut, manajemen dapat melakukan peningkatan pengendalian intern entitas. 2.1.1.4. Pengertian SPI dan SPIP Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, (SPIP), adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2) Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Bab I Ps.1 angka 3). 2.1.1.5. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan A. Unsur Lingkungan Pengendalian. Adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui : 1. Penegakan integritas dan nilai etika; 2. Komitmen terhadap kompetensi; 3. Kepemimpinan yang kondusif; 4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; 6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; 7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan 8. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. B. Unsur Penilaian Resiko. Adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, Penilaian risiko terdiri atas: 1. Identifikasi Risiko; dan 2. Analisis Risiko. Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan: 1. Tujuan Instansi Pemerintah; dan 2. Tujuan pada tingkatan kegiatan. Tujuan Instansi Pemerintah; memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu, dan wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan: 1. Strategi operasional yang konsisten; dan 2. Strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

Tujuan pada tingkatan kegiatan, sekurang-kurangnya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi Pemerintah; 2. Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya; 3. Relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah; 4. Mengandung unsur kriteria pengukuran; 5. Didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; dan; 6. Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya. C. Unsur Kegiatan Pengendalian. Adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Karakteristik kegiatan Pengandalian 1. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah; 2. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko; 3. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah; 4. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;

5. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis; dan 6. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian terdiri dari : 1. Review atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan; 2. Pembinaan sumber daya manusia; 3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; 4. Pengendalian fisik atas aset; 5. Penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja; 6. Pemisahan fungsi; 7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 8. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; 9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; 10. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan 11. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting. D. Unsur Informasi Dan Komunikasi. Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan umpan balik. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat, secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif tersebut, pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya : 1. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan 2. Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus(memanage Sistem Informasi). E. Unsur Pemantauan Pengendalian Internal. Adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Internal melalui: 1. Pemantauan Berkelanjutan, 2. Evaluasi Terpisah, 3. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. 2.1.2. Laporan realisasi anggaran Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suat periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-lra, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari, kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana begi hasil. d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada yahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup deficit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. 2.1.2.1. Pengertian Anggaran Dalam peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, menjelaskan pengertian anggaran yaitu : Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintahan meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Bagi pimpinan organisasi atau instansi, anggaran merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian. Menurut Garrison, Noreen and Brewer (2007), anggaran didefinisikan sebagai berikut : Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu. Sedangkan M. Nafarin (2004), mendefinisikan anggaran sebagai berikut : Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, penulis menyimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana terperinci dan bersifat sistematis yang meliputi seluruh rencana dan kegiatan yang dilakukan organisasi.

2.1.2.2. Anggaran Pemerintah Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu rencana yang matang untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Pengertian Anggaran Pemerintah menurut Ghozali dkk. (2001:39) yaitu: Anggaran pemerintah adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angkaangka rupiah untuk suatu jangka tertentu. Sedangkan anggaran pemerintah menurut Nodiawan dkk. (2008:20) adalah : Anggaran tidak hanya sebagai rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas pengelolaan dana public yang dibebankan kepadanya. Menurut Arif dkk. (2002:3) pengertian anggaran pemerintah adalah : suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyadiakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan. Menurut Kusnadi dan Endah Puspitasari (2002:40) definisi anggaran apabila dikaitkan dengan Pemerintahan atau Negara adalah : Estimasi atas penerimaan yang akan diterima dan pengeluaran (biaya) yang akan dikeluarkan terhadap aktivitas yang akan dikerjakan di masa yang akan dating oleh Lembaga Negara baik tingkat daerah maupun tingkat pusat Anggaran Pemerintah melaksanakan tugas dan kewajiban yang diamanatkan oleh Majelis Permusyawaratan rakyatnya. 2.1.2.3. Fungsi Anggaran Menurut M. Nafarin (2000) sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, anggaran juga memiliki fungsi demikian. Hal ini disebabkan anggaran digunakan sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya.

Mengacu pada hal diatas maka terdapat tiga fungsi anggaran, yaitu : 1. Fungsi Perencanaan. Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran yang diteliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit atau uang. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam pencapaian tujuan. Jadi anggaran penting untuk mengkoordinasikan bagi setiap kegiatan seperti pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan. Apabila salah satu departemen (bagian) saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, bagian lain juga tidak dapat melakukan pekerjaannya secara selaras, terarah, terkoordinasi, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan direncanakan dalam anggaran. 3. Alat Kebijakan Fiskal Melalui anggaran dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. 4. Alat Politik Dalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan. 5. Alat Koordinasi dan Komunikasi

Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian atau unit kerja lainnya. 6. Alat Penilaian Kinerja Anggaran adalah seuatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian atau unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya. 7. Alat Motivasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat motivasi dengan menjadikan nilainilai nominal yang tercantum sebagai targer pencapaian. 8. Alat Menciptakan Ruang Publik Masyarakat, lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakat harus terlibat dalam proses penganggaran publik. 9. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi atau menilai pelaksanaan pekerjaan dengan cara : a. Membandingan realisasi dengan rencana (anggaran) b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, anggaran memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik 2. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan kesimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan 3. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum 4. Anggaran menjadi landasan penilaian kinerja pemerintah 5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik. 2.1.2.4. Karakteristik Anggaran Publik Karakter anggaran adalah keseragaman, keseluruhan transaksi organisasi, keteraturan penyerahan rancangan per tahun anggarannya, akurasi prakiraan pendapat serta pengeluaran yang didasari oleh persetujuan, dan terpublikasi. Menurut Bastian (2010:192) karakteristik anggaran publik terdiri dari : 1. Anggaran yang dinyatakan dalam suatu keuangan dan non-keuangan. 2. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa tahun. 3. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

4. Usulan anggaran yang ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Anggaran yang disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 2.1.2.5. Jenis-jenis anggaran publik Menurut Mardiasmo (2005) anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Anggaran operasional Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan seharihari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin. Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah disebut rutin karena sifat pengeluaran tersebut berulangulang ada setiap tahun. 2. Anggaran modal/investasi Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Belanja Investasi/Modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggara rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

2.1.2.6. Tujuan laporan realisasi anggaran Menurut PP no.71 thn.2010 Tujuan standar laporan keuangan adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislative dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.1.2.7. Manfaat Laporan Realisasi Anggaran Dalam PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan : 1. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi. 2. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

3. Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi: (a) Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat. (b) Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD), (c) Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.2. Kerangka Pemikiran Konsep pengendalian dan pengawasan itu sendiri telah lama ada di pemerintahan Indonesia dan telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan terkini mengenai system pengendalian intern pada pemerintahan sesuai dengan pasal 58 ayat 1 undang-undang No.1 tahun 2004. Seperti yang diketahui bahwa tujuan utama dari pengendalian internal adalah hasil kinerja dalam perusahaan, yang artinya adalah membandingkan hasil kinerja yang sesungguhnya dengan suatu tolak ukur yang ditetapkan untuk mencapai efektivitas kinerja perusahaan. Suatu perusahaan yang berhasil diindikasikan dengan sistem manajemen yang baik khususnya dalam pengendalian internalnya. Sistem pengendalian internal pemerintah dibuat guna untuk mencapai good governance yang baik sehingga integritas perusahaan milik

negara dapat di pertanggungjawabkan dan visi misi perusahaan dapat terealisasikan dengan baik dengan cara mengurangi konflik internal yang terjadi. Revrisond (2000:118) menjelaskan bahwa pengedalian keuangan negara adalah segala tindakan untuk menjamin agar pengelolaan keuangan negara berjalan sesuaidengan tujuan, rencana, dan aturan-aturan yang telah digariskan. Karena yang menjadi objek pengendalian keuangan negara terutama adalah anggaran negara, maka pengendalian keuangan negara dari segianggaran dapat pula dinyatakan sebagai segala kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan penerimaan-penerimaan negara, dan penyaluran pengeluaran-pengeluaran negara, tidak menyimpang dari rencana yang telah digariskan dalam anggaran. Oleh sebab itu diperlukan sistem pembagian yang khusus untuk mengawasi dan mengendalikan kinerja pemerintahan yang dinamakan sistem pengendalian internal pemerintah, supaya efektivitas kinerja pemerintah dapat tercapai. Dalam hal ini system pengendalian internal pemerintah dapat menilai efektivitas kinerja pemerintahan khususnya realisasi terhadap anggaran yang telah ditetapkan dengan metode penilaian kinerja yang ditetapkan, apakah kineja dianggap lebih baik atau tidak, jika dianggap belum baik maka saran dan rekomendasi apa yang akan diberikan untuk memperbaiki kesalahan. Dengan adanya sistem pengendalian internal, diharapkan pemerintah dapat menggunakan anggaran sebaik-baiknya dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan target tiap tahunnya melalui anggaran yang telah diberikan. Pengendalian internal yang efektif dalam suatu pemerintahan akan mampu menciptakan keseluruhan proses kegiatan yang baik sehingga akan memberikan

keyakinan yang memadai bagi terciptanya pengamanan asset Negara dan keandalan laporan keuangan daerah pemerintah, dalam hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan.(primayoni : 2014) Kinerja instansi pemerintahan bisa dilihat dari Laporan Realisasi anggarannya karena realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Sedangkan anggaran dalam PP No.71 tahun 2010 Lampiran 1.03 hal 83 merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Untuk menjamin rencana tersebut berjalan dengan baik, dibutuhkannya pengendalian agar tidak terjadi kecurangan dan pemborosan anggaran yang digunakan, dan anggaran yang digunakan bisa tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan pembagian yang khusus untuk mengawasi dan mengendalikan kinerja instansi pemerintah untuk merealisasikan anggaran dan sehingga anggaran yang telah digunakan dapat dipertanggungjawabkan yang dinamakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Dalam hal ini sistem pengendalian internal pemerintah dapat mengawasi apakah realisasinya sudah sesuai dengan anggaran dan bagaimana proses penggunaan anggaran tersebut dianggap lebih baik atau tidak, jika dianggap belum baik maka saran dan rekomendasi apa yang akan diberikan untuk memperbaiki kesalahan.

Maka dari itu, dengan adanya Sistem Pengendalian Internal Pemeritahan diharapkan Instansi Pemerintah dapat menggunakan anggaran secara efisien dengan baik dan benar sesuai peruntukan dan peraturan yang telah ditetapkan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika (2013) yang berjudul Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Keuangan. (Penelitian pada Laporan Realisasi Anggaran di Pemerintah Daerah Kabupaten Wilayah Provinsi Jawa Barat). Menyatakan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif dan memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan implikasi terhadap akuntabilitas keuangan. Berdasarkan pemaparan diatas, struktur hubungan antara variabel independen dan variabel dependennya adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 kerangka pemikiran SPIP Realisasi Anggaran 2.3. Hipotesis penelitian Pengujian hipotesis pada penelitian ini berkaitan dengan adakah pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Hipotesis nol (Ho) digunakan unutk menguji bahwa pengaruh tidak berarti atau tidak signifikan. Sedangkan hipotesis alternatif (H a ) digunakan untuk menguji bahwa terdapat pengaruh yang berarti dan signifikan. Perumusan Ho dan Ha untuk penelitian ini adalah : H 0 :β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas informasi laporan realisasi anggaran.

H a : β 0 artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan dari efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas informasi laporan realisasi anggaran.