LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 22 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN PLAT NOMOR RUMAH / BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan keindahan dan keseragaman dalam penomoran rumah / bangunan serta untuk memudahkan penyampaian informasi kepada masyarakat, maka perlu mengatur dan menetapkan Pemberian Nomor Rumah / Bangunan yang ada di Wilayah Kota Palu; b. bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu untuk menetapkan Pemberian Plat Nomor Rumah / Bangunan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507 ); 2. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3555); 3. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 60, Tambahan Negara Tahun Nomor 3839); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 1
6. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 7. Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang undangan dan Bentuk Rancangan Undang undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden; 10. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 23 Tahun 1998 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2000 Seri D Nomor 1); Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALU TENTANG PEMBERIAN PLAT NOMOR RUMAH / BANGUNAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Palu; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 3. Kepala Daerah adalah Walikota Palu; 2
4. Rumah / Bangunan adalah rumah / bangunan yang memenuhi syarat dan dipergunakan oleh seseorang, badan hukum atau lembaga lain untuk tempat tinggal atau keperluan lain yang terletak dalam Wilayah Kota Palu; 5. Plat Nomor Rumah / Bangunan adalah suatu tanda yang dibuat sesuai dengan ketentuan dengan ukuran tertentu yang diatasnya ditulis angka angka atau huruf dan dipasang didepan rumah / bangunan; 6. Penghuni adalah seseorang, badan hukum dan lembaga lain yang menempati / menguasai rumah / bangunan; 7. Jalan adalah jalan umum termasuk gang yang ada dalam Wilayah Kota Palu; 8. Retribusi Plat Nomor Rumah / Bangunan adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran Plat Nomor Rumah / Bangunan; 9. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Palu. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama pemberian Plat Nomor Rumah / Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran setiap plat nomor Rumah / Bangunan yang dipasang pada Rumah / Bangunan; (2) Obyek Retribusi adalah setiap Plat Nomor Rumah / Bangunan yang dipasang pada Rumah / Bangunan; (3) Subyek Retribusi adalah setiap orang atau Badan Hukum dan lembaga lain yang menempati / menguasai rumah / bangunan. BAB III KEWAJIBAN PENGHUNI RUMAH / BANGUNAN Pasal 3 (1) Setiap penghuni rumah / bangunan wajib memasang plat nomor rumah / bangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; (2) Setiap penghuni rumah / bangunan diwajibkan memelihara plat nomor rumah / bangunan masing masing agar tetap kelihatan jelas dan rapi; (3) Plat nomor rumah / bangunan yang rusak atau hilang wajib dilaporkan kepada Kepala Daerah untuk diganti dengan yang baru. 3
BAB IV KETENTUAN PLAT NOMOR RUMAH / BANGUNAN Pasal 4 (1) Ukuran plat nomor rumah / bangunan ditetapkan dalam 3 (tiga) type yaitu : a. Type A dengan ukuran 17 x 32 cm b. Type B dengan ukuran 14,5 x 27 cm c. Type C dengan ukuran 12 x 22 cm (2) Bahan, bentuk dan warna plat nomor rumah / bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah; (3) Penghuni rumah / bangunan yang memperoleh plat nomor rumah / bangunan diwajibkan membayar biaya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB V KETENTUAN PEMASANGAN PLAT NOMOR RUMAH DAN BANGUNAN Pasal 5 (1) Pemasangan plat nomor rumah / bangunan dilakukan oleh Pemerintah Daerah; (2) Pemasangan plat nomor rumah / bangunan harus kelihatan jelas agar mudah dibaca; (3) Pemasangan plat nomor rumah / bangunan sebelah kanan jalan dengan urutan nomor genap dan disebelah kiri dengan urutan nomor ganjil tergantung pada waktu penomoran. Pasal 6 Pemberian plat nomor rumah / bangunan ditentukan sebagai berikut : a. Diatur secara berurutan dimulai dari ujung jalan / gang yang bersangkutan; b. Pangkal jalan dapat diartikan dari mulut sebutan jurusannya, atau persimpangan jalan atau cabang jalan kekiri atau kekanan. Pasal 7 (1) Plat nomor rumah / bangunan type A dipasang pada Pabrik / Perusahaan Kantor, Hotel, Gedung Pertunjukan, Bangunan bangunan yang sejenis, pada rumah rumah yang terletak dijalan protokol dan dilingkungan mewah; (2) Plat nomor rumah / bangunan type B dipasang pada rumah rumah yang terletak dilingkungan perumahan sedang; (3) Plat nomor rumah / bangunan type C dipasang pada rumah rumah yang terletak dilingkungan perumahan sederhana. 4
BAB VI KETENTUAN RETRIBUSI Pasal 8 (1) Terhadap penyelenggaraan pemberian dan pemasangan plat nomor rumah / bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini, kepada penghuni rumah / bangunan dikenakan retribusi sebesar : a. Type A sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) b. Type B sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah) c. Type C sebesar Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) (2) Ketentuan retribusi tersebut ayat (1) Pasal ini berlaku juga bagi penggantian plat nomor rumah / bangunan yang rusak atau hilang seperti dimaksud pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Daerah ini; (3) Retribusi dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal ini harus dibayar tunai dan disetor ke Kas Daerah. BAB VII PENGAWASAN Pasal 9 Pengawasan Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Kepala Daerah. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 10 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 8 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan selama lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. 5
BAB IX PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku; (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenan dengan tindak pidana, dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku buku, catatan catatan dan dokumen dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. Menghentikan penyidikan ; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran peyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberi tahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. 6
BAB X KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 12 Retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 8 Peraturan Daerah ini dapat diberikan keringanan maksimal 50 % (lima puluh persen) atau dapat dibebaskan apabila penghuni rumah / bangunan dalam keadaan tidak mampu atau fungsinya sebagai bangunan sosial yang dinyatakan oleh Lurah atau Camat. Pasal 13 (1) Kepala Daerah dapat mengambil / menyingkirkan plat nomor rumah / bangunan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini; (2) Pemberian plat nomor rumah / bangunan ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, dan setiap lima tahun sekali diadakan pendaftaran ulang dan serta bila diperlukan akan diadakan pembaharuan. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 2 Tahun 1997 tentang Penomoran Rumah / Bangunan Kotamadya Daerah Tingkat II Palu dinyatakan tidak berlaku. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 7
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Palu. Disahkan di Palu pada tanggal 27 Juni 2001 WALIKOTA PALU, Ttd Diundangkan di Palu pada tanggal 27 Juli 2001 SEKRETARIS DAERAH KOTA PALU Ttd Ir. MAULIDIN LABALO, S.Sos PEMBINA TINGKAT I NIP. 010 110 453 H. BASO LAMAKARATE LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 22 Disalin sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU Ttd R. NOLLY MUA, SH PEMBINA NIP. 570 006 277 8
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN PLAT NOMOR RUMAH / BANGUNAN I. PENJELASAN UMUM Perkembangan masyarakat yang semakin meningkat sebagai akibat lajunya pembangunan, khusus pertambahan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan bertambahnya tempat tempat pemukiman, rumah rumah tempat tinggal, bangunan bangunan dan lain lain. Bahwa dengan bertambahnya komplek pemukiman, rumah rumah tempat tinggal, bangunan bangunan dan lain lain serta perubahan pemilikan atau penghuni rumah / bangunan berlangsung terus dengan pesat selama berapa tahun terakhir, ternyata belum diatur dengan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pemasangan nomor rumah / bangunan sehingga alamat / identitas dari penghuni, jika disesuaikan dengan rencana tata kota masih belum jelas. Untuk itu perlu ditetapkan Pertauran Daerah, tentang pemberian plat nomor rumah / bangunan yang mengatur : a. Kewajiban pemasangan plat nomor rumah / bangunan; b. Ketentuan keseragaman, keindahan dan kejelasan sesuai dengan Rencana Kota; c. Ketentuan pungutan biaya. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 5 ; Cukup jelas Pasal 7 yang diamksud dengan : - Lingkungan Perumahan Mewah ialah lingkungan dimana sebagian besar bangunannya berdiri diatas tanah seluas 400 m2 ke atas, sedang luas bangunannya memiliki ukuran 220 m2 ke atas; - Lingkungan Perumahan Sedang ialah lingkungan dimana sebagian besar bangunannya berdiri di atas tanah seluas 200 m2 sampai dengan 400 m2, sedang luas bangunan berukuran 120 m2 sampai dengan 220 m2; - Lingkungan Perumahan Sederhana ialah lingkungan dimana sebagian besar bangunannya berdiri di atas tanah seluas dibawah 200 m2, sedang luas bangunannya berukuran 120 m2 ke bawah dan bangunannya / rumah pedesaan yang masih tradisional. Pasal 8 s/d Pasal 16 ; Cukup jelas. 9