BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

DAFTAR ISI Halaman Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dibuktikan hasil sensus penduduk pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 255.461.686 jiwa, diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan penduduk di Indonesia, maka akan terjadi peningkatan akan kebutuhan pangan, papan, pendidikan maupun lapangan pekerjaan yang harus dipenui. Sebagian besar penduduk di Indonesia belum bisa memenuhi semua kebutuhan mereka, sehingga masih banyak penduduk mengalami kemiskinan, banyak anak yang berhenti sekolah, pengangguran, dan kesenjangan sosial lainnya. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu yang harus dipikirkan karena sumber daya yang dimiliki di dunia sangat terbatas jika manusia tidak kreatif dalam pengelolaannya dan belum mampu bersaing di era globalisasi yang semakin maju. Persaingan yang semakin terbuka dalam dunia usaha saat ini akan menyebabkan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Setiap tahun berjuta-juta orang ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba menjadi karyawan di sebuah instansi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hanya sedikit orang yang berfikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri atau orang lain. Mereka hanya berharap menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya begitu saja sekedar mengharapkan imbalan jasa. Adanya pola pemikiran masyarakat yang seperti itu, maka akan semakin banyak masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan atau menganggur. Masalah pengangguran merupakan masalah yang menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Hal tersebut berdampak pada masalah-masalah lain seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial. Memasuki 1

2 pasar bebas dan persaingan global yang kian ketat, menuntut masyarakat khususnya yang berada pada usia produktif untuk memiliki kualitas individu yang aktif dan kreatif agar mampu bersaing secara kompetitif untuk mengurangi angka pengangguran yang ada. Saiman (2009:22) menyatakan bahwa, Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru di segala tingkat pendidikan. Adanya perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja di seluruh sektor, baik di dalam maupun luar negeri yang meliputi sektor industri, pertanian, pertambangan, transportasi, pariwisata, dan lain-lain, tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru yang dihasilkan di segala level pendidikan, baik di tingkat SMP sampai dengan perguruan tinggi di semua jenjang. Kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja ini perlu dipikirkan oleh kita semua, lebih-lebih tenaga kerja yang tidak terdidik, tidak terampil, dan tenaga kerja berpendidikan rendah. Apabila tidak tertampung di lapangan kerja formal, maka jalan satu-satunya untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan membekali mereka dengan ketrampilan dan menarik minat masyarakat untuk menjadi seorang wirausaha. Diharapkan para mahasiswa lulusan perguruan tinggi pendidikan diploma atau sarjana memiliki kemauan untuk menjadi seorang wirausaha dan mampu membuka lapangan kerja baru, sehingga mahasiswa dapat mempekerjakan para pengangguran dan tidak selalu untuk dipekerjakan. Kebanyakan orientasi mahasiswa setelah lulus hanya untuk mencari kerja. Mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal ini juga didukung oleh lingkungan budaya masyarakat dan keluarga yang dari dulu ingin anaknya menjadi seorang pegawai. Pada zaman sekarang peluang kerja untuk bekerja di instansi Pemerintah atau menjadi pegawai Negeri bukanlah hal yang mudah karena banyaknya persaingan untuk dapat bekerja sebagai pegawai Negeri. Untuk itu perlu diciptakan suatu iklim yang dapat merubah pola pikir masyarakat khususnya lulusan sarjana, dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja atau berwirausaha.

3 Wirausaha merupakan salah satu faktor pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian di Indonesia, karena dalam bidang wirausaha sendiri mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Seseorang mempunyai keinginan dan kemauan serta siap untuk berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun perusahaan lain untuk mendapatkan pekerjaan lagi, bahkan dapat membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Seorang wirausahawan yang sukses harus mampu mengembangkan produk baru atau ide baru dan membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini, menuntut sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk menjadi seorang wirausahawan. Suryana (2011:25) mengemukakan kewirausahaan adalah, Proses penciptaan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada, tujuannya dalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa yang unik dan inovatif. Proses kewirausahaan menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Kemauan untuk berwirausaha timbul dari dalam diri tidak dipaksa oleh orang lain atau tidak berdasarkan kehendak orang lain, melainkan orang yang tertarik berwirausaha akan merasa terdorong dan tertantang untuk dapat berwirausaha. Maka dari itu kemauan untuk berwirausaha harus berasal dari minat yang timbul dari dalam dirinya untuk berani memulai berwirausaha. Minat dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membangkitkan perhatian pada suatu hal. Minat mengindikasi apa yang diinginkan atau dilakukan orang atau apa yang mereka senangi. Seseorang yang berminat pada suatu hal, maka segala tindakan atau apa yang dilakukan akan mengarahkannya pada minat tersebut. Minat menurut Djali (2008:121), Merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suat pekerjaan, jabatan, atau karir.

4 Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat berwirausaha merupakan pilihan aktivitas seseorang karena merasa tertarik, senang dan berkeinginan untuk berwirausaha serta berani mengambil resiko untuk meraih kesuksesan. Minat berwirausaha di Indonesia termasuk dalam kategori masih sangat rendah. Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah penduduk, masih jauh di bawah negara lain yaitu dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 2 persen, Amerika 4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk (www.jpnn.com). Tumbuhnya minat untuk berwirausaha dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal atau kepribadian individu yang memberikan kekuatan untuk berwirausaha. Faktor eksternal berasal dari luar diri wirausahawan yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga. Minat berwirausaha tidaklah tumbuh secara instan, akan tetapi memerlukan tahap dan proses sesuai dengan kepribadian masing-masing orang. Kepribadian merupakan sifat dasar yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Kepribadian tersebut kadangkala membedakannya dari kebanyakan orang. Sjarkawi (2008:11) menjelaskan. kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Beberapa kepribadian wirausaha antara lainnya seperti percaya diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan, kerja keras, dan masih banyak lagi yang akan mendukung terbentuknya sumberdaya manusia yang mampu meneglola usaha. Seorang wirausahawan yang memiliki kepribadian yang unggul, akan memiliki kreativitas tinggi serta keberanian yang besar dalam mengambil resiko. Alma (2010:21) menyatakan gambaran ideal seorang wirausahawan adalah, orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya dari kesulitan yang dihadapi,

5 termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan siapapun. Adanya kepribadian yang dimiliki seseorang dapat memikat orang lain untuk simpati padanya, tertarik dengan pembicaraan dan terkesima olehnya. Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti itulah yang seringkali berhasil dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, hendaklah mahasiswa memiliki potensi kepribadian wirausaha agar kelak mampu mandiri, menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan hidup, bahkan mampu membuka peluang kerja bagi dirinya dan orang lain. Selain kepribadian, peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi para mahasiswa. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Soemanto (2008:38) mengatakan, Orang tua atau keluarga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif. Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudarasaudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dorongan, bimbingan, keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi dari orang tua sehingga anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya demi perkembangannya di masa mendatang. Selain itu di dalam keuarga akan ditanamkan nilai-nilai norma hidup dan pada akhirnya akan dipakai oleh anak dalam menumbuhkan pribadi dan harapan di masa mendatang. Yusuf (2009:37) mengatakan bahwa, perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang baik untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Dalam mendidik anak, para orang tua harus mengajarkan anaknya memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan, karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang

6 memberikan pengaruh bagi anak. Pengaruh lingkungan keluarga terutama orang tua juga berperan penting sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak dimasa yang akan datang. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam bidang yang sama. Misalnya orang tua yang memiliki usaha bengkel, kemudian anaknya membantu membongkar, mengecek, memeriksa atau mengelola usahanya. Adanya keterlibatan tersebut menimbulkan minat berwirausaha dalam bidang yang sama. Yusuf (2012:23) menyatakan, lingkungan adalah keseluruan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Berdasarkan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat dan kesadaran mahasiswa untuk berwirausaha. 2. Adanya kepribadian mahasiswa yang kurang percaya diri untuk memulai dan mencoba suatu usaha. 3. Tidak adanya motivasi mahasiswa dari lingkungan keluarga untuk mencoba berwirausaha. 4. Tingginya motivasi mahasiswa yang telah diwisuda untuk menjadi pegawai negeri sipil dibandingkan menjadi wirausaha.

7 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis merasa perlu membatasi masalah penelitian. Hal ini dilakukan agar permasalahan tidak meluas maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan 2013/2014. 2. Minat berwirausaha dibatasi pada kepribadian yang meliputi kepercayaan diri, tingkat kemandirian, jiwa kepemimpinan dan orientasi masa depan mahasiswa. 3. Minat berwirausaha dibatasi pada lingkungan keluarga yang meliputi keberfungsian keluarga, kebebasan mengembangkan bakat dan potensi, serta kondisi ekonomi keluarga. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014? 2. Adakah pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014? 3. Adakah pengaruh yang signifikan antara kepribadian dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014?

8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian in adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepribadian dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait pengaruh kepribadian dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen Menumbuhkan sikap mahasiswa supaya mampu mengubah pola pikir untuk menjadi mahasiswa yang berjiwa wirausaha. b. Bagi mahasiswa Meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap dunia wirausaha. c. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian sejenisnya dengan menambah variabel yang lebih luas.