PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 31 TAHUN 2005

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2005

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 49 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-S TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

Mengingat. 1. Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah Jis Undang-Undang Nomor 21 Drt. Tahun 1957 Jo Undang- 2.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2005

Perda No.36 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Lingkungan Hidup Kab. Magelang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2005

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 98 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2005

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 10

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2005

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 66

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-B TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ;

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 102 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan khususnya dibidang Pembinaan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja maka Susunan Organisasi dan Tatakerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Daerah yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 26 Tahun 2000 Seri D Nomor 22, perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan beban tugas, kemampuan serta kebutuhan daerah ; b. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud huruf a maka perlu mengatur Susunan Organisasi dan Tatakerja Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 nomor 42 ); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839 ); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848 ); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah 0tonom( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165).

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN POLISI PAMONG PRAJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Purbalingga. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Purbalingga. c. Bupati adalah Bupati Purbalingga. d. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Purbalingga. e. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga. f. Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP adalah Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas membantu Bupati di bidang pembinaan kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat dan Polisi Pamong Praja. g. Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP adalah Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP Kabupaten Purbalingga. h. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 2 Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP merupakan unsur penunjang Pemerintahan Daerah dalam rangka mendukung penyelenggaraan kewenangan Daerah di bidang pembinaan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja, yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda. Pasal 3 Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Pembinaan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja. Pasal 4 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan demokratisasi, HAM dan kesatuan bangsa;

b. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan hubungan antar lembaga; c. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan penanganan masalah social kemasyarakatan; d. perumusan kebijakan dalam penanggulangan bencana ; e. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban daerah serta masyarakat dan penegakkan Peraturan Daerah, Keputusan Bupati serta Peraturan perundang-undangan lainnya; f. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pembinaan umum yang meliputi pengembangan kapasitas personil Polisi Pamong Praja, ketentraman dan ketertiban serta penyuluhan kepada masyarakat; g. pelaksanaan pembinaan operasional yang meliputi pengamanan, penertiban dan kesamaptaan; h. evaluasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan /pelaksanaan tugas Pembinaan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Satuan Polisi Pamong Praja; i. penyelenggaraan urusan Ketatausahaan ; j. pemberian rekomendasi kegiatan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa dan Partai Politik ; k. pelaksanaan tugas lain dibidang Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja sesuai dengan kebijakan Bupati ; BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Struktur Organisasi Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pembinaan Kesatuan Bangsa ; d. Seksi Perlindungan Masyarakat ; e. Seksi Polisi Pamong Praja ; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (3) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b Pasal ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP. (4) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, d dan e Pasal ini, dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP. Bagian Kedua Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP Pasal 6 Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga Sub Bagian Tata Usaha Pasal 7 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan. Pasal 8 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 7 PeraturanDaerah ini, Sub Bagian Tata Usaha mempuyai fungsi : a. pelaksanan penyusunan program kerja/rencana kegiatan, evaluasi dan pelaporan serta pembinaan organisasi dan tatalaksana; b. pelaksanan pengelolaan administrasi kepegawaian; c. pelaksanan pengelolaan administrasi keuangan; d. pelaksanan pengurusan surat; menyurat, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan. Bagian Keempat Seksi Pembinaan Kesatuan Bangsa Pasal 9 Seksi Pembinaan Kesatuan Bangsa mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pembinaan kesatuan bangsa yang meliputi, demokratisasi, HAM, Ketahanan dan Kesatuan Bangsa. Pasal 10 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 9 Peraturan Daerah ini, Seksi Pembinaan Kesatuan Bangsa mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang pembinaan kesatuan bangsa, pedoman pengawasan orang asing dan warga negara asing; b. pedoman pembinaan kewaspadaan nasional, wawasan kebangsaan, sosialisasi HAM, pemberdayaan pembauran bangsa, dan kegiatan dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa; c. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis, fasilitasi dan mendorong proses demokratisasi dan pelaksanaan pemilihan umum; d. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan hubungan antar lembaga; e. penyiapan bahan koordinasi dalam perencanaan program fasilitasi penyerapan, penyaluran dan pengolahan aspirasi masyrakat untuk kepentingan Pemerintah Daerah dan DPRD; f. penyiapan bahan perumusan kebijakan fasilitasi dan pedoman pemantapan pelaksanaan pembinaan/pemberdayan lembaga kema- syarakatan ; g. penyiapan bahan koordinasi -perumusan kebijakan teknis fasilitasi dan pedoman pemantapan pelaksanaan pembinaan/pemberdayaan Ormas, LSM dan Partai Politik; h. pemberian rekomendasi kegiatan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi massa dan partai politik.

Bagian Kelima Seksi Perlindungan Masyarakat Pasal 11 Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan kegiatan perlindungan msyarakat yang meliputi kesiagaan, penyelamatan dan rehabilitasi akibat bencana alam serta penanganan dan penanggulangan masalah sosial kemasyarakatan. Pasal 12 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 11 Peraturan Daerah ini, Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis bidang penanggulangan bencana alam; b. penyiapan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis bidang penggerakan dan pemanfanfaatan potensi masyarakat dibidang perlindungan masyarakat dan SAR; c. penyiapan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis rekontruksi, inventarisasi, evaluasi dan perencanaan pemulihan akibat bencana alam; d. penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi dan koordinasi bantuan social terhadap korban bencana alam; e. penyiapan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis bidang pengamanan; f. pengkoordinasian pelaksanan pencegahan akibat kerawanan sosial/masyarakat dan langkah-langkah pengamanan daerah dengan unit/instansi terkait. g. pengkoordinasian pelaksanaan penanggulangan kebakaran ; h. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan tata upacara hari-hari besar Nasional. Bagian Keenam Seksi Polisi Pamong Praja Pasal 13 Seksi Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan tugas dibidang pembinaan umum, ketentraman dan ketertiban daerah penegakan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya serta operasional ketentraman dan ketertiban. Pasal 14 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 13 Peraturan Daerah ini, Seksi Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi: a. penyusunan pedoman dan petunjuk operasional Polisi Pamong Praja; b. pelaksanan pembinaan umum yang meliputi pengembangan kapasitas personil Polisi Pamong Praja, ketentraman dan ketertiban serta penyuluhan kepada masyarakat; c. sosialisasi dan Penegakan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Daerah dan kebijakan Daerah serta penyelenggaraan dan pengawasan perizinan; d. pengumpulan, pengolahan dan dokumentasi data pembinaan ketertiban dan ketentraman umum; e. penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan ketentraman dan ketertiban; f. koordinasi penanganan ketentraman dan ketertiban; g. pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka pelaksanaan keamanan dan ketertiban; h. pengumpulan, pengolahan dan dokumentasi data ketentraman dan ketertiban; i. perencanaan dan pelaksanaan langkah-langkah/upaya peningkatan kemampuan/kapasitas personil dan fungsi kesamaptaan

j. penyusunan rencana kegiatan dan koordinasi pelaksanaan operasional Polisi Pamong Praja; k. penyusunan rencana pengawasan dan pengendalian serta, pengerahan potensi personil Polisi Pamong Praja ; l. penyusunan rencana kegiatan dan mengkoordinasikan operasional kegiatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 15 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ayat (1) huruf f. Peraturan Daerah ini, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP yang bersifat teknis sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 16 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan Daerah ini terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil dalam jenjang fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian dan atau ketrampilannya. (2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dipimpin oleh seorang pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP. (3) Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugasnya setiap Unsur Pimpinan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP serta dengan instansi lain di luar Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP sesuai dengan tugas masing-masing. (2) Setiap Unsur Pimpinan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku. (3) Setiap Unsur Pimpinan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap Unsur Pimpinan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung masingmasing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap laporan yang diterima unsur Pimpinan dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. (7) Dalam pelaksanaan tugas setiap unsur pimpinan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat berkala. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 13 Pengangkatan, pemberhentian, jenjang pangkat dan jabatan pada Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati, Pasal 20 Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP yang dibentuk sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini terbentuk kembali berdasarkan Peraturan Daerah ini. Pasal 21 Kantor SATPOL PP dan LINMAS yang ada pada saat diundangkannya Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan dilaksanakannya pengisian personil berdasarkan Peraturan Daerah ini. Pasal 22 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Susunan Organisasi dan Tatakerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 26 Tahun 2000 yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 26 Tahun 2000 Seri D Nomor 22 dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Purbalingga Nomor 10 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 10 Tahun 2001 Seri D Nomor 11 dinyatakan tidak berlaku dan dicabut.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga. Ditetapkan di Purbalingga pada pada tanggal 18 Januari 2003 BUPATI PURBALINGGA, ttd TRIYONO BUDI SASONGKO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARTAKAT DAN POLISI PAMONG PRAJA I. PENJELASAN UMUM Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka untuk menyelenggarakan hak otonominya Pemerintah Kabupaten perlu didukung dengan adanya perangkat daerah. Perangkat Daerah tersebut sesuai Pasal 60 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 berdiri dari Sekretaris Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, sesuai dengan kebutuhan Daerah. Sesuai dengan Undang undang nomor 22 Tahun 1999 Pasal 68 ayat (1) berbunyi " Susunan organisasi perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Pemerintah". Sebagai pelaksanaan Pasal 68 tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Untuk memenuhi ketentuan tersebut di Kabupaten Purbalingga pada bulan Desember 2000 telah ditetapkan lima buah Peraturan Daerah yang mengatur Pembentukan, Organisasi dan Tatakerja Perangkat Daerah. Salah satu Peraturan Daerah tersebut adalah Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga nomor 26 tahun 2000 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Daerah. Organisasi Perangkat Daerah tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan tugas yang dilaksanakan Organisasi tersebut dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sejalan dengan perkembangan tugas Organisasi Perangkat Daerah maka Pemerintah Kabupaten Purbalingga secara bertahap melakukan evaluasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah. Salah satu kegiatan evaluasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah yang dilaksanakan antara bulan September sampai dengan Nopember 2002 adalah evaluasi terhadap Lembaga Teknis Daerah. Organisasi Lembaga Teknis sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah nomor 26 Tahun 2000 terdiri dari: a. Badan Pengawasan ; b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ; c. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat ; d. Kantor Lingkungan Hidup ; e. Kantor Pemberdayaan Masyarakat. Hasil dari evaluasi tersebut selanjutnya digunakan untuk menyusun kebijakan dalam rangka penyempurnaan organisasi Lembaga Teknis Daerah. Sebagai tindak lanjut penyusunan kebijakan dalam mengatur Organisasi Perangkat Daerah guna memudahkan penyempurnaan Organisasi Perangkat Daerah secara berkelana jutan maka setiap Lembaga Organisasi Perangkat Daerah dituangkan dalam 1 (satu) Peraturan Daerah.

Hasil evaluasi terhadap Lembaga Teknis Daerah khususnya pada Kantor SATPOL PP dan LINMAS tidak mengalami perubahan dalam arti tidak terjadi pengembangan atau perampingan organisasi. Alasan tetap mempertahankan susunan organisasi pada Kantor SATPOL PP dan LINMAS adalah bahwa organisasi yang sekarang ada masih mampu melaksanakan beban tugas yang dilaksanakan oleh Kantor SATPOL PP dan LINMAS. Perubahan hanya terjadi pada nomenklatur dan penyempurnaan tugas dan fungsi. Nomenklatur diubah menjadi Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Polisi Pamong Praja dengan sebutan Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP. Dengan demikian organisasi Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah tetap yaitu terdiri dari Kepala Kantor, Sub Bagian Tata Usaha, 3 (tiga) Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun yang dijadikan dasar pertimbangan pengaturan kembali Organisasi dan Tatakerja Kantor KESBANGLINMAS dan POL PP adalah : a. kewenangan pemerintahan yang dimiliki ; b. karakteristik, potensi dan kebutuhan Daerah ; c. kemampuan keuangan Daerah ; d. kesediaan sumber daya Aparatur ; e. pengembangan pola kerjasama antar Daerah dan atau dengan pihak ketiga ; f. efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas ; g. pengembangan dan pemisahan tugas-tugas berdasarkan sifatnya (spesialisasi). II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 14 : Cukup Jelas Pasal 15 : Yang dimaksud Jabatan Fungsional dalam Peraturan Daerah ini adalah Jabatan Fungsional tertentu yang kenaikan pangkatnya ditetapkan dengan angka kredit berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 s/d 23 : Cukup jelas