BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

Pengaruh Self Tapping terhadap Penurunan Level Dysmenorhea pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya nyeri saat haid atau dysmenorrhea dan disebut juga menstrual

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN SENAM DISMENORE TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI FISIOTERAPI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI (2010) adalah 10 19 tahun. Masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perkembangan secara fisik, psikologis, dan sosial ekonomi (WHO, 2007). Perkembangan fisik ditandai dengan adanya pematangan organ reproduksi. Masa remaja biasanya menunjukkan maturasi dan memasuki masa pubertas yang disertai dengan mengalami menstruasi (Potter dan Perry, 2005). Menstruasi merupakan hal fisiologis pada wanita yang terjadi dari masa menarche sampai menopause. Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menstruasi terjadi karena adanya pengaruh hormon reproduksi (Fitria, 2007). Usia menstruasi berbeda beda pada setiap orang, tergantung pada berbagai faktor, tetapi biasanya dimulai antara usia 10 16 tahun. Pada saat menstruasi, terjadi pengeluaran darah dari vagina. Hal ini terjadi karena tidak dibuahinya sel telur, sehingga sel telur akan luruh bersama lapisan didnding rahim yang banyak terdapat pembuluh darah. Lama siklus haid berkisar 21 35 hari, dengan rata rata 28 hari. Siklus menstruasi terdiri dari 2 fase, yaitu fase proliferasi dan fase luteal atau sekresi. Fase proliferasi terjadi selama 7 21 hari di mana terjadi pematangan folikel dalam ovarium. Sedangkan pada fase luteal atau sekresi terjadi penebalan rahim yang

kemudian apabila sel telur tidak dibuahi akan terjadi peluruhan pada hari ke 28 (Sinsin, 2008). Hampir seluruh perempuan yang mengalami menstruasi mempunyai pengalaman nyeri haid dengan tingkatan yang berbeda. Mulai dari rasa pegal pada bagian panggul dan perut bagian bawah hingga nyeri yang luar biasa sakitnya. Dalam istilah medis rasa sakit atau nyeri dan kram saat haid disebut dengan dysmenorrhea (Sinsin, 2008). Ada dua jenis dysmenorrhea, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder. Apabila rasa sakit yang terjadi karena adanya peradangan panggul, struktur panggul yang tidak normal, pelekatan jaringan pada panggul, endometriosis, tumor, polip, kista ovarium dan penggunaan IUD dinamakan dysmenorrhea sekunder. Tetapi jika rasa sakit yang terjadi tidak disertai dengan adanya riwayat infeksi pada panggul atau panggul dalam keadaan normal dinamakan dysmenorrhea primer. Gejalanya ditandai dengan rasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri punggung, dan pusing. Para ahli menduga ini terjadi karena adanya kontraksi rahim. Sebanyak 75 % kasus dysmenorrhea yang dialami perempuan adalah jenis dysmenorrhea primer (Sinsin, 2008). Data lain menyebutkan bahwa 60% perempuan usia 15-44 tahun yang mengalami menstruasi mengeluhkan adanya dysmenorrhea. Menurut Derek (2001) dan Baradero (2006), 10-25% dysmenorrhea yang dialami wanita termasuk kategori berat yang disertai mual, muntah, dan diare yang dapat membuat penderita tidak berdaya sehingga mengganggu aktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari. Studi di Amerika Serikat didapatkan setengah dari remaja perempuan mengalami dysmenorrhea ketika menstruasi. Dari 113 remaja yang melakukan konsultasi dokter, 29 44 % dari jumlah pasien tersebut mengalami dysmenorrhea. Hal ini diperkuat dengan laporan internasional yang menyebutkan prevalensi dysmenorrhea sangat tinggi dan setidaknya 50% remaja putri mengalami sepanjang tahun reproduktif. Studi epidemiologi di Swedia juga melaporkan angka prevalensi nyeri menstruasi sebesar 80% remaja usia 19-21 tahun mengalami nyeri menstruasi, 15% membatasi aktivitas harian ketika menstruasi dan membutuhkan obat obatan penangkal

nyeri, 8-10% tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% memerlukan pengobatan medis (Anurogo, 2011). Sementara di Indonesia diperkirakan angka kejadian dysmenorrhea berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif (Proverawati dan Misaroh, 2009). Sumber lain menyebutkan angka kejadian dysmenorrhea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dysmenorrhea primer dan 9,36% dysmenorrhea sekunder. Hendrik (2006) menunjukkan bahwa dysmenorrhea primer dialami oleh 60-75% perempuan muda. Dan tiga perempat jumlah tersebut mengalami dysmenorrhea dengan intensitas ringan atau sedang. Sedangkan seperempat lainnya mengalami dysmenorrhea dengan tingkat berat dan terkadang menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut (Proverawati dan Misaroh, 2009). Banyaknya gejajala yang muncul saat dysmenorrhea dapat berpengaruh pada aktivitas kerja dan aktivitas sehari hari (Baradero, 2006). Pada remaja sendiri, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dan Kusumawati (2011) menyebutkan bahwa dysmenorrhea mengakibatkan penurunan aktivitas seperti tidak mengikuti pelajaran di sekolah, tidak mengikuti kegiatan, hanya tiduran, dan sulit berjalan. Hal ini juga diutarakan oleh Saguni dkk. (2013) yang menyebutkan terganggunya proses belajar mengajar pada saat dysmenorrhea dikarenakan adanya nyeri, sehingga dapat mengganggu konsentrasi remaja putri. Rasa nyeri yang timbul pada saat haid terjadi karena adanya produksi prostaglandin yang berlebihan pada endometrial selama fase luteal. Prostaglandin berdifusi ke dalam endometrial dan menyebabkan kontraksi rahim (Corwin,2009). Penanganan dysmenorrhea primer dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian obat obatan prostaglandin inhibitor dan obat-obatan analgesik. Analgesik merupakan obat obatan yang secara umum dapat menghilangkan nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, namun penggunaan analgesik akan

berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping berbahaya bagi pasien. Pada remaja sendiri, penanggulangan nyeri haid yang sering dilakukan adalah dengan mengkonsumsi obat obatan anti nyeri yang dijual secara bebas tanpa adanya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu (Rahayuningrum, 2012).Sedangkan terapi non-farmakologi antara lain dapat dilakukan dengan kompres hangat, teknik relaksasi seperti nafas dalam, yoga, pijatan atau massage (PotterdanPerry,2005). Selain itu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri adalah terapi self tapping. Self tapping adalah tapping touch yang dilakukan diri sendiri. Tapping touch adalah sebuah teknik perawatan secara menyeluruh yang menggunakan sentuhan dan irama. Pijatan lembut membantu untuk mengurangi ketegangan dalam tubuh dan pikiran serta untuk meningkatkan suatu perasaan sejahtera dan pemikiran positif. Self tapping merupakan terapi sederhana yang mudah dilakukan oleh siapapun, dapat dilakukan sendiri dan tidak memerlukan biaya yang banyak (The Asociation of Tapping Touch, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada remaja puteri di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM, angka dysmenorrhea masih cukup tinggi. Dari 188 mahasiswi, mahasiswi yang mengalami dysmenorrhea sebanyak 134 orang. Selain itu, hampir semua mahasiswi belum mengetahui mengenai terapi self tapping saat mengalami dysmenorrhea. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. B. Rumusan Massalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh terapi self tapping terhadap level nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi self tapping terhadap level nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui level nyeri dysmenorrhea primer sebelum dan sesudah dilakukan self tapping pada kelompok intervensi. b. Mengetahui level nyeri dysmenorrhea primer sebelum dan sesudah dilakukan nafas dalam pada kelompok kontrol. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh terapi self tapping terhadap level nyeri dysmenorrhea primer. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman mengenai penelitian dan dapat merasakan manfaat langsung terapi self tapping sehingga dapat mengaplikasikan sendiri cara menangani dysmenorrhea dengan terapi self tapping. 2. Bagi Responden Memberikan pengetahuan pada responden mengenai cara penanganan dysmenorrhea dengan terapi self tapping sehingga responden dapat melakukan penanganan serupa apabila kembali mengalami dysmenorrhea. 3. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini menambah kepustakaan, yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh terapi self tapping pada level dysmenorrhea. E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh self tapping untuk menurunkan level dysmenorrhea pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, terlebih menggunakan terapi self tapping. Namun ada beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan dengan meneliti intervensi lain untuk mengatasi dysmenorrhea. Penelitian tersebut diantaranya yaitu: 1. Sardjono, dkk (2012) dengan penelitian yang berjudul Perbandingan Efektifitas Antara Aromaterapi Bunga Mawar Dengan Masase Dalam Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Dysmenorrhea Primer Dengan Perlakuan Standar Kompres Hangat. Penelitian ini adalah penelitian Quasy Experimental - Non Randomized Control Group Pretest Posttest Design yang bertujuan untuk membandingkan efektifitas aromaterapi bunga mawar dan masase dalam menurunkan intensitas nyeri pada dysmenorrhea primer dengan perlakuan standar kompres hangat.instrumen dalam penelitian ini adalah skala nyeri Bourbonis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi lebih efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada dysmenorrhea primer dibandingkan dengan masase dan kompres hangat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel terikat atau variabel dependent yaitu level nyeri dysmenorrheaprimer. Sedangkan perbedaannya adalah pada variabel bebas. Pada penelitian ini menggunakan variabel aromaterapi bunga mawar dan masase, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel bebas self tapping. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan perlakuan standar dengan kompres hangat sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan perlakuan standarnya dengan teknik relaksasi nafas dalam. Instrumen penelitian ini

menggunakan skala nyeri Bourbunis, sedangkan pada penelitian yang akan digunakan menggunakan skala nyeri Numerical Analog Scale (NRS). 2. Siahaan, dkk (2011) dengan penelitian berjudul Penurunan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad Dengan Menggunakan Yoga. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui apakah ada pengaruh yoga terhadap tingkat dysmenorrheapada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan only one grouppretest dan posttest design, menggunakan instrumen Visual Analog Scale (VAS) skala 1-10. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yoga terhadap dysmenorrhea. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel bebas. Pada penelitian ini menggunakan variabel yoga, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel bebas self tapping. Selain itu perbedaan terletak pada desain penelitian. Pada penelitian ini desain penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan only one group pretest dan posttest design di mana tidak terdapat kelompok kontrol, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain one group pretest and posttest design with control group dimana terdapat kelompok kontrol sebagai pembanding.instrumen penelitian ini menggunakan Visual Analog Scale (VAS)sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak padavariabel dependent,yaitu nyeri dysmenorrheaprimer. 3. Ajorpaz (2010) dengan penelitian berjudul The effects of acupressure on primary dysmenorrhea: A randomized controlled trial. Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental - non randomized control group pretest posttest design. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi accupressure pada nyeri dysmenorrhea primer. Untuk pengkajian nyeri digunakan Visual Analog Scale (VAS).Hasil penelitian menunjukkan

bahwa SP6 acupressure mempunyai efek yang signifikan dalam menurunkan dysmenorrhea 1, 2 dan 3 jam setelah tindakan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabel dependent penelitian dan design penelitian. Adapun variabel terikat yang digunakan adalah penurunan level dysmenorrhea dan desain penelitian quasy experimental - non randomized control group pretest posttest design. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas atau independent dan instrumen yang digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acupressure sedangkan variabel bebas yang peneliti gunakan dalam penelitiannya yaitu self tapping. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analog Scale (VAS)sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS).