BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan salah satu anugrah tidak ternilai yang Allah SWT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Baik ABK atau ALB adalah mereka yang membutuhkan penanganan khusus. Macam macam ABK dapat digolongkan menjadi beberapa jenis

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

Bagaimana? Apa? Mengapa?

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

BAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak. terkecuali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Keterbatasan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat

SUMIYATUN SDN Ketami 1 Kec. Pesantren Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

SEMINAR TENTANG ABK DISAMPAIKAN DALAM RANGKA KAB. BANDUNG BARAT (10 MEI 2008) OLEH: NIA SUTISNA, DRS. M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dan dilindungi oleh berbagai instrumen hukum internasional maupun. nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Zuhairi Saputra, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (SUSENAS) Tahun 2004 adalah : Tunanetra jiwa, Tunadaksa

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

2017, No Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada diri seseorang biasanya merujuk pada sebuah ketertarikan akan suatu

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI. keadaan yang biasa, mempunyai kelainan dan tidak normal. Pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

I. MAKNA 1. Seni dalam arti sempit = sesuatu yang dapat membentuk suatu penghayatan (keindahan, kegembiraan, empati, dll) yang bermakna bagi tiap indi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Memasuki akhir milenium kedua, pertanyaan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia tersebut salah satunya adalah kematangan sosial.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

warga negara yang memiliki kekhususan dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Salah satu usaha yang tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008

: Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, oleh karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan salah satu anugrah tidak ternilai yang Allah SWT berikan pada setiap orang tua.melalui anak dapat menentukan keberlangsungan kehidupan suatu bangsa melalui berbagai keistimewaan yang mereka miliki.berbagai keistimewaan yang dimiliki oleh setiap anak dapat dilihat dari fisik,bakat,potensi,sifat,kebutuhan ataupun karakteristik khusus.karakteristik khusus yang tidak dimiliki anak biasanya diartikan untuk anak yang berkebutuhan khusus.menurut Delphie(2006:1) Anak Berkebutuhan Khusus(ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan istilah Anak Luar Biasa(ALB) yang menandakan kelainan khusus.baik ABK maupun ALB adalah mereka yang membutuhkan penanganan khusus dalam kesehariannya ataupun dalam memaksimalkan berbagai potensi yang dimiliki. Macam-macam ABK dapatdigolongkan menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu retardasimental,kesulitan belajar,gangguan emosi,gangguan bicara,pendengaran,penglihatan, fisik dan juga anak berbakat, namun berbagai karakteristik dan hambatan yang dimiliki ABK bukan menjadi dasar pemikiran bahwa mereka tidak memiliki potensi seperti minat dan bakat pada bidang tertentu. (Desmita,2009:270). Sama halnya dengan ABK, mereka pada dasarnya mereka juga sama seperti individu anak lain,mereka juga memiliki 1

2 hak sama untuk dapat sukses dan berkembang dalam hidupnya dengan berbagai minat dan bakat,untuk anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus terkadang memiliki minat dan bakat yang harusnya bisa untuk dikembangkan. SD Inklusi Purba Adhi Suta merupakan SD inklusi dimana di dalam SD tersebut terdapat pendidikan khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus salah satunya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Kesulitan Belajar (Slow Learning).Selain dari anak berkesulitan belajar ada pula tipe anak berkebutuhan khusus lainya yang dapat di jumpai di SD Inklusi purba Adhi Suta yaitu tunalaras, tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, tunanetra, dan masih banyak lagi yang lainya. Ada berbagai macam kesulitan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus dan tidak terkecuali dengan anak kesulitan belajar (Slow Learning) dimana didalam pembelajarannya sering kali anak berkesulitan belajar ini menemukan kendala di bidang akademik maupun non akademik, didalam bidang akademik mengacu pada pemerolehan siswa yang kurang dalam hasil belajarnya seperti membaca, menghitung, menulis, mengeja, serta mengeksplorasi tulisan. Kesulitan yang dialami tersebut biasanya akan menjadi penghambat tersendiri bagi anak, anak dalam kondisi ini bisa saja mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri dan mulai merasakan malu. Selain didalam bidang akademik anak juga mengalami sedikit kesulitan diluar bidang akademik yaitu contohnya saja dalam pengembangan ketrampilan guna mengetahui minat serta bakat peserta didik tersebut contohnya saja ketrampilan tari, ketrampilan musik dan ketrampilan lukis.

3 Seorang dapat bertahan hidup tidak hanya dilihat berdasarkan kemampuan intelegensi saja melainkan juga melalui melalui kemampuan non intelegensi seperti minat,bakat atau kreativitas seseorang tersebut. Nama Indonesia telah diharumkan dengan membawa 15 emas,13perak,11 perunggu,oleh ABK pada kegiatan Olimpiade Tunagrahita di Anthena.(Kompas,8 Mei 2013). Hal ini sekaligus menunjukan bahwa sangat penting adanya penanganan pada ABK dalam membantu mengembangkan berbagai minat serta bakat yang dimiliki mereka,karena apabila hal ini tidak ditangani baik oleh orang yang ada disekitar mereka maka dapat dibayangkan berbagai potensi yang mungkin nantinya dapat menjadi jalan bagi mereka mampu bertahan dalam hidup akan hilang dengan sendirinya. Keberadaan sosok guru disekolah menduduki peran yang sangat penting terlebih pada sekolah inklusi yang merupakan satuan pendidikan yang diadakan oleh pemerintah sebagai perwujudan usaha membantu ABK dalam bidang pendidikan diselenggarakan melalui prinsip menerima semua bentuk siswa baik yang memiliki kebutuhan khusus maupun tidak untuk dapat melakukan pembelajaraan bersama-sama. Penelitian terkait peran guru inklusi telah dilakukan Takala,Marjatta dkk(2009:162)yang menghasilkan bahwa The work of the special education teachers was revaled to consist of there elments: taeching,consulting and background work yang dapat dinyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan sebagai guru khusus terbagi menjadi tiga unsur yaitu : Mengajar,konsultasi,dan latar belakang bekerja. Uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa peran guru dalam sekolah inklusi selain guru

4 bertanggung jawab mengajar peserta didiknya,guru harus mampu menjadi konsultan bagi peserta didiknya di berbagai bidang potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya tanpa melihat latar belakang siswa tersebut. Di Indonesia sendiri peran guru seperti sudah mulai diterapkan, untuk guru tidak lagi hanya sekedar mengajar memberikan ilmu pada peserta didiknya namun juga harus mampu memahami dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didiknya,bertindak obyektif serta tidak diskriminatif dimana hal ini sesuai dengan pengaplikasian isi salah satu dari 14 kompetensi yang terdapat dalam penelitian kinerja Guru(PKG). Semua kompetensi yang terdapat di PKG tersebut setidaknya mampu menjadi acuan penting terkait peran guru khususnya mereka yang mengenai ABK dalam melaksanakan serta mendampingi anak didiknya untuk dapat memperoleh ilmu terlebih dapat menemukan dan membina minat dan bakat dilingkungan sekolah inklusi. SD Purba Adhi Suta merupakan SD Inklusi yang memiliki keistimewaan tersendiri didalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus.mereka semua memperoleh bimbingan serta arahan yang sama dengan siswa normal lainya pada setiap pembelajaraan yang ada karena semua anak dipandang memiliki hak,potensi,minat serta bakatnya masing-masing yang wajib untuk dapat dikembangkan. Sebagai contoh beberapa potensi minat serta bakat yang dimiliki oleh siswa.kondisi di SD Purba Adhi Suta sangatlah kondusif dan tertata dengan baik karena semua telah dikelola dengan penuh perhitungan, adapun kelas yang dijadikan

5 sebagai objek didalam penelitian ini adalah kelas 4A terdapat 18 siswa 37 siswa. Sebagai salah satu upaya hasil menemukan minat serta bakat siswa ABK lainya yang berada di SD Purba Adhi Suta salah satunya dengan jenis ABK terbanyak yaitu slow learning atau kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang ada dapat dimanifestasi menjadi beberapa jenis kebutuhan yaitu hiperaktif, ADHD, Dysgraphia atau gangguan dalam menulis, Dyslexia gangguan baca, Dysphasia gangguan bicara, Dyscalculia gangguan hitung, dan Hyspraxiaa gangguan motorik. Berbagai jenis kesulitan belajar tersebut tentu bukan menjadi penentu bahwa anak yang memiliki gangguan maka tidak akan mampu dalam hal tersebut. Mereka sesungguhnya dapat mengatasi kekurangan yang ada namun hanya, saja membutuhkan penanganan serta bantuan yang lebih untuk mereka dapat mengatasi berbagai kekurangan yang ada melalui cara yang salah satunya dengan memaksimalkan potensi lain yang ada dalam diri mereka. Bahwasanya guru di SD Inklusi dalam setiap kegiatan pembelajaraan yang dilakukan juga memperhatikan berbagai potensi minat serta bakat dari setiap anak yang tidak hanya terfokus pada siswa normal saja.uraian menjadi landasan bagi peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana guru dalam melaksanakaan bentuk pembinaan minat dan juga bakat pada anak berkebutuhan khusus di SD Purba Adhi Suta,Purbalingga.

6 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti akan meneliti model pembinaan minat serta bakat siswa kesulitan belajar (slow learning) pada salah satu sekolah inklusi di Kabupaten Purbalingga yaitusd Purba Adhi Suta.Fokus dalam penelitian ini adalah pada Pembinaan Minat dan Bakat Peserta Didik Anak Kesulitan Belajar (Slow Learning) di SD Inklusi Purba Adhi Suta tepatnya pada peserta didik kelas 4A yang memiliki peserta didik anak kesulitan belajar sejumlah 5 anak dengan jumlah peserta didik di dalam kelas yaitu 13 anak. C. Rumusan Masalah Uraian latar belakang diatas menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan motivasi tersendiri kepada peneliti sebagai calon guru untuk meneliti terkait model pembinaan minat dan bakat anak berkebutuhan khusus (ABK) di SD Purba Adhi Suta dengan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana upaya sekolah dalam melaksanakaan model pembinaan minat dan bakat pada anak kesulitan belajar (slow learning) di SD Purba Adhi Suta? 2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam model pembinaan minat dan bakat anak kesulitan belajar (slow learning)di SD Purba Adhi Suta?

7 3. Apa saja kendala guru dan sekolah dalam melakukan model pembinaan minat dan bakatanak kesulitan belajar (slow learning) di SD Purba Adhi Suta? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut,tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui cara sekolah dalam melaksanakaan model pembinaan minat dan bakat pada anak kesulitan belajar (slow learning) di SD Purba Adhi Suta. 2. Mengetahui peran serta kepala sekolah dalam membina minat dan bakat anak kesulitan belajar (slow learning) di SD Purba Adhi Suta. 3. Mengetahui kendala guru dalam sekolah disaat melakukan model pembinaan minat dan baka anak kesulitan belajar (slow learning) di SD Purba Adhi Suta. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah : 1. Manfaat Teoritis Memberikan gambaran informasi terkait cara guru untuk mengetahui minat dan bakat anak kesulitan belajar (slow learning) sekolah dasar inklusi dan memberikan gambaran bagaimana model pembinaan minat dan bakat yang dilakukan guru di sekolah dasar inklusi agar minat dan bakat

8 anak yang memiliki kebutuhan khusus kesulitan belajar (slow learning) dapat dikembangkan dengan baik. 2. Manfaat Praktis Secara praktis,penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,antara lain : a. Bagi Siswa Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap orang sehingga semua siswa mampu menyadari untuk dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki. b. Bagi Guru Menjadi suatu bahan kajian bagi guru terkait dengan model pembinaan minat dan bakat anak kesulitan belajar (slow learning) yang nantinya diharapkan dapat menjadi lebih baik dan maju dari yang sebelumnya. c. Bagi Sekolah Menjadi suatu pertimbangan bagi sekolah untuk dapat lebih mengembangkan upaya model pembinaan minat dan bakat anak kesulitan belajar (slow learning) agar semua siswa mendapatkan pembinaan minat dan bakat yang dimiliki. d. Bagi Peneliti 1) Mengasah kemampuan dan kepekaan terhadap minat dan bakat yang dimiliki oleh anak khususnya anak berkesulitan belajar (slow

9 learning) di tingkat SD sebelum terjun ke dalam dunia pendidikaan sebagai seorang guru. 2) Memiliki pengetahuan terkait model pembinaan minat dan bakat pada anak berkebutuhan khusus kesulitan belajar (slow learning) di tingkat SD. 3) Mengasah kemampuan awal peneliti untuk melaksanakan penelitianpada bidang pendidikan.