NASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ADI OKANANTO J

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

Skiripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ARIF BUDI UTOMO J

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

Reisma Wulandari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro PENDAHULUAN

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

ARTIKEL PENELITIAN. yang berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH WORKPLACE STRETCHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDs) PADA PEKERJA BATIK TULIS DI KECAMATAN SOKARAJA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Tugas-tugas dan Persyaratan Akhir Dalam Meraih Gelar Sarjana Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NYERI MUSKULOSKELETAL ANTARA PRIA DAN WANITA PADA KELOMPOK TANI NIRA DI DUSUN NGUDI MULYO PAJANGAN BANTUL

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA PEKERJA BAGIAN MENJAHIT CV.VANILLA PRODUCTION SUSUKAN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ADI OKANANTO J 410 100 035 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAPPENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA PEKERJA BAGIAN MENJAHIT CV.VANILLA PRODUCTION SUSUKAN SEMARANG Oleh: Adi Okananto*, Tarwaka**, Suwadji*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS *) E-mail : Okkananta@gmail.com ABSTRAK Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah gangguan muskuloskeletal yang ada pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik. Pemberian peregangan berupa gerakan yang dapat mengurangi keluhan otot ini adalah gerakan stretching atau peregangan otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah (Low Back Pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang. Metode penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan rancangan Non- Equivalent Control Group. Subjek penelitian ini adalah 34 pekerja menjahit berjenis kelamin wanita dengan menggunakan total sampling. Uji statistik dengan tingkat signifikan (α=0,05) menggunakan uji Man-Whitney. Diperoleh hasil uji statistik setelah pre-test p-value (0,293>0,05) sehingga tidak ada perbedaan keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah pada kelompok kontrol dan perlakuan. Kemudian setelah post-test diperoleh nilai p-value (0,000 0,05) maka ada perbedaan rata-rata keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Dari hasil post-test dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian peregangan (stretching) pada pekerja menjahit terhadap keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah pada kelompok perlakuan. Kata Kunci : Nyeri punggung bawah, stretching, pekerja menjahit Low back pain is a musculoskeletal disorder that is on the lower back region caused by various diseases and bodily activity that is less good. The provision of such movements stretching that can reduce muscle complaints are stretching movement or stretching. The purpose of this study was to determine The Effect of Giving Stretching exercises to the decline in complaints Low Back Pain And Lower Back Pain of the Workers In The Sewing CV.Vanilla Production Susukan Semarang. This research method used Non-Equivalent Control Group. The subjects were 34 female sewing workers by using totalsampling. Statistical test with a significant level (α=0,05) using test Man-Whitney. Statistical test results obtained pre-test after p-value (0,293>0,05) so there was no difference in low back pain and lower back pain on the control and treatment groups. Then, obtained after post-test p-value (0,000 0,05) so there a significant low back pain and lower back pain average difference between the control and treatment groups. It can be concluded there are effect of stretching for sewing workers againts low back pain and lower back pain complaints in the treatment group. Key words : Low back pain, stretching, sewing workers 1

1. Pendahuluan Suatu proses kerja tentu menghasilkan bahaya dan resiko yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan para pekerja. UU No. 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu UU RI No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa pengelola tempat kerja juga wajib menaati standar kesehatan kerja dan juga menjamin lingkungan kerja yang sehat, salah satunya melaksanakan kesehatan kerja. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk dari pekerjaan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh kerja sikap duduk adalah nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Sakit punggung sangat umum terjadi, 30-40% masyarakat di dunia menderita sakit punngung dan antara 80-90% mengalaminya suatu saat dalam hidup mereka. Keadaan ini biasanya menyerang pria maupun wanita dari semua usia tetapi umumnya terjadi pada usia menengah. Data yang dikeluarkan oleh National Safety Countil (NSC) menunjukan bahwa penyakit akibat kerja yang frekuensi kejadian paling tinggi di Amerika sepanjang pertengahan tahun 2005 adalah sakit punggung yaitu sekitar 22% dari 1.900.000 kasus (Walters dan Anderson, 2005). Penyakit nyeri punggung bawah (Low Back Pain) di Indonesia juga menjadi hal yang paling sangat menghawatirkan. Penelitian yang dilakukan kelompok studi nyeri Pedrossi pada bulan Mei 2002 terhadap 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukan jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan) dimana 1.598 orang (35,86%) diantaranya adalah penderita nyeri punggung bawah (Jaison dan Malcolm, 2002). CV.Vanilla Production merupakan industri yang bergerak di bidang konveksi. Salah satu hasil produksinya adalah membuat kerajinan dompet kosmetik, tas, kotak pensil dari bahan plastik mika. Dalam industri CV.Vanilla Production terbagi menjadi 5 (lima) bagian, salah satunya adalah bagian menjahit yang dilakukan oleh pekerja wanita. Pada bagian ini karyawan menjahit bekerja dengan gerakan monoton yaitu pekerja dibagian menjahit hanya melakukan kegiatan menjahit dengan posisi duduk selama 8 jam kerja. Pekerja menjahit banyak yang mengalami keluhan nyeri terutama pada bagian pinggang dan punggung bawah (Low Back Pain). Kondisi tersebut tentunya bisa menurunkan efisiensi, efektivitas kerja serta pekerja tidak merasa lebih aman dan nyaman dalam menjahit sehingga dapat menyebabkan peluang kesalahan dalam menjahit semakin besar sehingga dapat mempengaruhi produktivitas pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah (Low Back Pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen yang dilengkapi dengan pendekatan metode kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan Non- Equivalent Control Group karena rancangan ini sangat baik untuk progam kesehatan bagi pekerja. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang berjumlah 34 pekerja. Teknik 2

pengambilan sampel menggunakan total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel-variabel yang dianalisis adalah variabel bebas yaitu pemberian gerakan Stretching, dengan variabel terikat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada pekerja di bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang. Pengambilan data untuk tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) menggunakan kuesioner Nordic Body Map, untuk mengukur tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada saat pre-test dan post test. Pemberian perlakuan peregangan stretching dilaksanakan selama 5 hari disela-sela jam kerja yaitu pada jam 10 pagi dan jam 3 sore. Analisis data menggunakan perangkat lunak komputer berupa program komputer Statistik yang meliputi: a. Analisis Univariat Analisis yang digunakan secara deskriptif dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. b. Analisis Bivariat Analisis data dilakukan dengan uji statistik, Man-Whitney untuk menguji pengaruh dua kelompok berbeda dengan dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (α=0,05) 3. Hasil dan Pembahasan Seiring perkembangan teknologi, penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan. Penggunaan mesin di samping memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yang tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Secara umum proses produksi yang terjadi pada CV.Vanilla Production Susukan Semarang khususnya pada bagian menjahit. Hasil keluhan otot skeletal diperoleh melalui skoring hasil kuisioner Nordic Body Map yang sudah diisi oleh kelompok kontrol dan perlakuan. Selanjutnya dari hasil skor yang diperoleh dilakukan pengkategorian tingkat risiko otot skeletal rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. a. Analisis Univariat 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Pre-test Post-test Pre-test Pos-test Kontrol Perlakuan Rendah 2 0 4 17 Sedang 9 11 10 0 Tinggi 6 6 3 0 Sangat Tinggi 0 0 0 0 Gambar 1. Analisis Univariat Tingkat Keluhan Otot Skeletal b. Analisis Bivariat Bedasarkan gambar 1, diketahui bahwa tingkat keluhan otot skeletal pada pre-test kelompok kontrol adalah mengalami tingkat keluhan rendah sebanyak 2 pekerja (11,8%), tingkat keluhan sedang sebanyak 9 pekerja (52,9%), tingkat resiko tinggi sebanyak 6 pekerja (35,3%), dan tidak ada responden yang mengeluh pada tingkat keluhanan yang sangat tinggi. Hasil post-test pada kelompok kontrol adalah tidak ada pekerja yang mengalami tingkat keluhan rendah dan sangat tinggi, sedangkan pada tingkat keluhan tinggi sebanyak 6 pekerja 3

(35,3%), dan banyak pekerja yang mengalami tingkat keluhan sedang, yaitu sebanyak 11 pekerja (64,7%). Pada kelompok perlakuan, tingkat risiko keluhan otot skeletal responden saat pre-test (sebelum diberikan perlakuan stretching) sebagian besar responden mengalami tingkat risiko keluhan rendah sebanyak 4 pekerja (23,5%), tingkat keluhan sedang sebanyak 10 pekerja (58,8%), tingkat keluhan tinggi sebanyak 3 pekerja (17,6%), dan tidak ada pekerja yang mengalami tingkat keluhan sangat tinggi. Hasil post-test tingkat risiko keluhan otot skeletal pada kelompok perlakuan (setelah diberikan perlakuan stretching) diperoleh seluruh responden mengalami perubahan dengan menunjukan keluhan otot skeletal dengan kategori semuanya rendah. Angka ini menunjukan adanya perubahan pada kelompok perlakuan dari sebelum diberikan perlakuan stretching dengan setelah diberikannya perlakuan stretching. Tabel 1. Hasil Uji Man-Whitney, pre-test keluhan muskuloskeletal kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Kontrol Perlakuan n 17 17 62,8 58,05 SD 12,28 12,00 p- valeu 0,193 Ket Tidak Signifikan Hasil uji Man-Whitney tingkat keluhan otot skeletal diperoleh nilai p- value pre-test (0,293>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat keluhan otot skeletal saat pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keluhan awal responden kelompok kontrol diperoleh nila rata-rata 62,8 12,28, sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai rata-rata 58,05 12,00. Hasil uji statistik diperoleh p-value (0,293>0,05), sehingga Ha ditolak. Tabel 2. Hasil Uji Man-Whitney, post-test keluhan muskuloskeletal kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Kontrol Perlakuan n 17 17 Ratarata Ratarata 68,0 34,29 SD 6,91 4,82 p- valeu Ket 0,000 Signifikan Hasil uji Man-Whitney tingkat keluhan otot skeletal diperoleh nilai p- value post-test (0,000 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat keluhan otot skeletal saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 68,0 6,91, sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai rata-rata 34,29 4,84. Hasil uji statistik diperoleh p-value (0,000 0,05), sehingga Ha diterima. Hasil uji Man-Whitney tingkat keluhan otot skeletal diperoleh nilai p- value pre-test (0,293>0,05) dan pada saat post-test diperoleh (0,000 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat keluhan otot skeletal saat pre-test dan saat post-test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keluhan awal responden/pada saat pre-test kelompok kontrol 62,8 12,28, sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai hampir sama dengan rata-rata 58,05 12,00. Untuk hasil nilai p-value pada saat post-test/setelah diberikan perlakuan diperoleh (0,000 0,05), dengan rata-rata kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan diperoleh hasil 68,0 6,91, Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keluhan awal responden kelompok kontrol diperoleh nila rata-rata 62,8 12,28, 4

kemudian setelah menunggu kelompok perlakuan diberikan sebuah perlakuan selama 5 hari diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol smakin besar menjadi 68,0 6,91. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, kelompok kontrol mengalami peningkatan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung (low back pain) pada pekerja menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang. Sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai pada saat posttest diperoleh nilai rata-rata 58,05 12,00, kemudian diberikan perlakuan peregangan (stretching) selama 5 hari nilai rata-rata menurun menjadi 34,29 4,84. Hal ini menunjukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang. Nilai tingkat keluhan otot skeletal saat post-test pada kelompok kontrol tidak terjadi perubahan yang signifikan karena tidak diberikan sebuah perlakuan, sedangkan kelompok perlakuan benar-benar terjadi penurunan tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung (low back pain) karena pemberian perlakuan (stretching). Sikap monoton yang berulang-ulang tidak ada peregangan yang lain, sikap kerja tersebut akan sangat mempengaruhi rasa lelah yang ditimbulkan dari proses kerja itu sendiri. Menurut Tarwaka (2010), meski banyak orang mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk merupakan pekerjaan yang ringan, namun pada kenyataannya jika pekerjaan dengan duduk tersebut dilakukan untuk waktu yang lama bahkan sepanjang hari, maka pekerja dengan sikap duduk akan sangat terasa melelahkan. Nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) adalah salah satu gangguan musculoskeletal akibat kerja yang paling sering ditemukan. Duduk lama merupakan salah satu penyebab terjadinya nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain), duduk lama mengakibatkan ketegangan dan keregangan ligamentum dan otot tulang belakang sehingga menimbulkan nyeri dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada intervertetebralis (Rachel, 2005). Stretching merupakan bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dapat mengurangi cedera yang sangat rentan terjadi (Wiguna, 2012). Pada saat penelitian pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan berupa gerakan peregangan (stretching) dan hanya diberikan pre-test dan post-test. Pelaksanaan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dilakukan bersamaan dengan kelompok perlakuan. Pre-test pada kelompok kontrol dilakukan bersamaan dengan kelompok perlakuan sebelum diberikan perlakuan peregangan (stretching) pada hari pertama pemberian perlakuan pada saat jam 10 pagi. Hal ini dilakukan untuk membandingkan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, maka pada kelompok perlakuan diberikan dengan adanya pemberian perlakuan peregangan (stretching) selama 5 hari untuk membandingkan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak, dan untuk mengetahui apakah dengan adanya pemberian perlakuan peregangan (stretching) terhadap kelompok perlakuan benar-benar berhasil. Terkait dengan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain), hasil pre-test menunjukan bahwa sebagian besar pekerja mengalami tingkat keluhan rendah sebanyak 2 pekerja (11,8%), tingkat keluhan sedang sebanyak 9 pekerja (52,9%), tingkat keluhan tinggi 5

sebanyak 6 pekerja (35,3%), dan tidak ada responden yang mengeluh pada tingkat keluhanan yang sangat tinggi. Kemudian setelah diberikan perlakuan selama 5 hari berupa peregangan (stretching) sehingga diperoleh hasil nilai post-test menunjukkan hasil post-test pada kelompok kontrol adalah tidak ada pekerja yang mengalami tingkat keluhan rendah dan sangat tinggi, sedangkan pada tingkat keluhan tinggi sebanyak 6 pekerja (35,3%), dan banyak pekerja yang mengalami tingkat keluhan sedang, yaitu sebanyak 11 pekerja (64,7%). Pada kelompok perlakuan, tingkat risiko keluhan otot skeletal responden saat pre-test (sebelum diberikan perlakuan stretching) sebagian besar responden mengalami tingkat risiko keluhan rendah sebanyak 4 pekerja (23,5%), tingkat keluhan sedang sebanyak 10 pekerja (58,8%), tingkat keluhan tinggi sebanyak 3 pekerja (17,6%), dan tidak ada pekerja yang mengalami tingkat keluhan sangat tinggi. Hasil post-test tingkat risiko keluhan otot skeletal pada kelompok perlakuan (setelah diberikan perlakuan stretching) diperoleh seluruh responden mengalami perubahan dengan menunjukan keluhan otot skeletal dengan kategori semuanya rendah. Angka ini menunjukan adanya perubahan pada kelompok perlakuan dari sebelum diberikan perlakuan stretching dengan setelah diberikannya perlakuan gerakan stretching. Metode pemberian perlakuan peregangan (stretching) pada penelitian ini dapat menurunkan tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) yang signifikan pada kelompok perlakuan. Bisa dilihat nilai rata-rata saat pre-test 58,05 12,00), setelah diberikan perlakuan peregangan (stretching), nilai post-test pada kelompok perlakuan menurun menjadi, 34,29 4,84. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) dengan metode pemberian peregangan (stretching) dapat menurun menjadi 34,29 4,84 pada kelompok perlakuan. Untuk hasil uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji Man- Whitney. Pada kelompok kontrol saat pretest diperoleh rata-rata 62,8 12,28 dan post-test 68,0 6,91 diperoleh p-value sebesar (0,261>0,05) sehingga Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test. Sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai rat-rata pada saat pre-test 58,05 12,00 dan pada saat posttest sebesar 34,29 4,84, p-value sebesar (0,000<0,05) sehingga Ha diterima, jadi dapat disimpulkan, dari pemberian peregangan (stretching) terjadi penurunan rata-rata tingkat keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah (low back pain) sebesar 40,93%. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan berupa peregangan (stertching), menunjukkan bahwa penurunan tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang yang signifikan pada kelompok perlakuan memang benar-benar karena pemberian perlakuan peregangan (stretching) yang dilakukan pada jam 10 pagi dan jam 3 sore pada perlakuan yang kedua selama 5 hari. Pada penelitian ini diberikan peregangan (stretching) pada saat selasela bekerja pada jam 10 pagi dan jam 3 sore selama 5 hari. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang tepat untuk mengurangi tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain). Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson (2010), Peregangan adalah penyeimbang sempurna untuk 6

keadaan diam dan tidak aktif bergerak dalam waktu lama. Peregangan teratur di sela-sela pekerjaan akan bermanfaat untuk: mengurangi ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi kecemasan. Perasaan tertekan, kelelahan, memperbaiki kewaspadaan mental, mengurangi resiko cidera, membuat pekerjaan lebih mudah, memadukan pikiran ke dalam tubuh, dan membuat kondisi tubuh lebih baik. Bedasarkan fisiologi kelelahan kerja akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor syaraf dan sentral berpengaruh terhadap prosesterjadinya proses kelelahan. Oleh karena itu dengan dilakukan gerakan stretching dapat membantu relaksasi otot sehingga otot lebih lentur dalam bergerak karena peningkatan suplai oksigen setelah melakukan stretching juga akan meningkatkan kelenturan, yaitu kemampuan untuk menggerakanotot beserta persendian pada seluruh daerah pergerakan (Wiguna, 2012). 4. Simpulan a. Ada pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan Semarang (p-value=0,000). b. Pada kelompok kontrol diketahui yang mengalami keluhan (Low Back Pain) rendah sebanyak 2 pekerja (11,8%), keluhan sedang sebanyak 9 pekerja (52,9%), tingkat resiko tinggi sebanyak 6 pekerja (35,3%). Sedangkan pada kelompok perlakuan diketahui tingkat risiko keluhan rendah 4 pekerja (23,5%), tingkat keluhan sedang 10 pekerja (58,8%), tingkat keluhan tinggi 3 pekerja (17,6%). c. Pada kelompok kontrol diketahui rata-rata keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain), pada saat pre-test 62,8 12,28 dan pada saat post-test 68,0 6,91. Sedangkan pada kelompok perlakuan diketahui rata-rata keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back pain), rata-rata pre-test 58,05 12,00 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata saat post-test sebesar 34,29 4,84. d. Terjadi penurunan 40,93% tingkat keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah (low back pain) setelah diberikan perlakuan peregangan (stretching) pada kelompok perlakuan. 5. Saran a. Bagi Instansi Kesehatan, Petugas kesehatan bersama kaderkader kesehatan dapat memberikan informasi-informasi mengenai penyakit akibat kerja kepada masyarakat/pekerja dengan lebih meningkatkan program preventif dan promotif terkait penyakit akibat kerja seperti progam promosi kesehatan berupa peregangan (stretching) untuk meningkatkan pengetahuan mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja, b. Bagi Pekerja Pekerja dapat melakukan gerakan peregangan (stretching) tidak hanya disela-sela bekerja saja, tetapi juga bisa dilakukan ketika bangun tidur untuk melemaskan otot-otot. c. Bagi Perusahaan Peregangan (stretching) bisa dipertimbangkan sebagai alternatif meningkatkan produktifitas kerja. Dapat diterapkan gerakan peregangan ini dibagian lain seperti bagian sablon, finishing, dan pengepakan. 7

d. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah ilmu mengenai pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap produktifitas kerja sehingga pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam dan dapat diterapkan diberbagai bagian. DAFTAR PUSTAKA Anderson, B. 2010. Stertching In The Office, Peregangan Untuk Orang Kantoran. Jakarta. PT.Serambi Ilmu Semesta Jayson M. 2002. Nyeri Punggung. Jakarta: Dian Rakyat Notoatmodjo S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Rachel, Sulvana. 2005. Nyeri Pinggang Bawah pada Pekerja Perawatan Lapangan Golf di Perusahaan X dan Faktorfaktor yang Berhubungan. [Tesis ]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press. Walters TS and Anderson V. 2005. Manual Material Handling Occupational Ergonomic Theory And Aplikation. New Yrk : Marcell Dekker Inc. Wiguna. 2012. Peregangan Stretchingdan Tipenya. Diakses pada 12 juni 2014. Aryawiguna10.blogspot.com/2012/05 /peregangan-stretching-dan-tipenya. 8