FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan..

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

ANALISIS KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENJAHIT DI KECAMATAN KUTA MALAKA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. (Maher, Salmond & Pellino, 2002).Low back pain dapat disebabkan oleh berbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada. Buruh Pemetik Cabe Di UD. Sri Kundari Kota Semarang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerjaan kita, di mana kita berada dan beraktifitas. Produktifitas dari pekerjaa kita salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR


Nyeri Punggung pada Operator Komputer Akibat Posisi dan Lama Duduk. Computer Operator's Low Back Pain Caused By Sitting Position and Duration

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

PADA PENGEMUDI BUS MALAM JARAK JAUH PO. RESTU MULYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012 * Erris 1, Erna 2 1 Poltekkes Jambi Jurkesling 2 STIKes PRIMA Prodi IKM * Korespondensi penulis: nazra_ugm@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI (2006-2008) mengenai kejadian penyakit akibat kerja pada tahun 2005-2007, tentang 10 penyakit akibat kerja. Berdasarkan 10 penyakit terbesar pada pekerja diketahui penyakit muskuloskeletal menempati persentase terbesar. Hal ini terkait dengan faktor ergonomik seperti posisi yang salah, frekuensi, lama kerja, desain tempat kerja yang tidak sesuai. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap tubuh, masa kerja, dan waktu istirahat dengan keluhan nyeri pinggang pada pengerajin Batik Tulis di Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study, dengan populasinya seluruh pengerajin yang bekerja pada bagian pelukisan batik di Tahun 2012 periode Januari-April tahun 2012, dengan jumlah sampel 63 orang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling, instrument penelitiannya berupa kuesioner, dengan uji Chi-square. Hasil penelitian didapat 42 (86,66%) responden, dengan sikap tubuh yang tidak ergonomis mengalami nyeri pinggang. Masa kerja lama ( 2 tahun) yang mengalami nyeri pinggang adalah 59 (93,65%) orang, 44 (69,84%) responden yang mengalami nyeri pinggang waktu istirahatnya ½ jam setelah bekerja 4 jam. Adapun simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara nyeri pinggang dengan sikap tubuh (p- = 0,000), masa kerja (p- = 0,020), dan waktu istirahat (p- = 0,000) dengan nyeri pinggang pada pengerajin batik tulis di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2012. Kata Kunci : Nyeri Pinggang, Sikap Tubuh, Masa Kerja, Waktu Istirahat PENDAHULUAN Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja sangat diperlukan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam melakukan proses produksi suatu pekerjaan. Keselamatan kesehatan kerja itu harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik (Guideline, 2000). Menurut Kristiawan (2009), faktor resiko kerja memberikan konstribusi pada beberapa penyakit antara lain penyakit pinggang (37%), kehilangan kemampuan pendengaran (16%), penyakit paru obstruktif (13%), asma (11%), kecelakaan (10%), kanker paru (9%), leukemia (2%). Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI (2006-2008), mengenai kejadian penyakit akibat kerja pada tahun 2005, 2006 dan 2007. Berdasarkan 10 penyakit akibat kerja, nyeri pinggang menempati jumlah kasus terbanyak, diikuti oleh gangguan daya dengar. Hal ini terkait dengan faktor ergonomik seperti posisi yang salah, frekuensi dan lama kerja serta desain dan lay out tempat kerja yang tidak sesuai. Penyakit musculoskeletal lebih sering terjadi pada sektor informal (Depkes RI, 2008). Menurut Bull (2007), nyeri pinggang atau Low Back Pain (LBP)yaitu nyeri yang berkaitan dengan bagaimana tulang, ligamen, dan otot-otot pinggang bekerja. Nyeri pinggang umumnya terjadi pada orang dewasa yang berada dalam usia kerja. Menurut perkiraan oleh Health and Safety Executive (HSE), antara tahun 2001-2002, jutaan hari kerja hilang akibat adanya gangguan 21

musculoskeletal.sebagian besar gangguan ini adalah nyeri pinggang yang disebabkan atau diperburuk dengan bekerja (Archad, 2007). termasuk salah satu dari gangguan musculoskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. Nyeri pinggangmenyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. Penyebab yang paling sering ditemukan yang dapat mengakibatkan nyeri pinggang adalah kekakuan dan spasme otot punggung oleh karena aktivitas tubuh yang kurang baik serta tegangnya postur tubuh. Selain itu berbagai penyakit juga dapat menyebabkan nyeri pinggangseperti osteoarthritis, osteoporosis, fibromyalgia, scoliosis, reumatik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri pinggang antara lain: posisi duduk saat bekerja, umur, jenis kelamin, masa kerja dan waktu istirahat. Dalam melakukan pekerjaan, pekerja duduk dikursi tanpa sandaran, hal ini berisiko besar terjadinya nyeri pinggang (Rice, 2002). Menurut Tarwaka (2004), bekerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Sikap duduk lama dengan posisi yang salah akan mengakibatkan ketegangan otot-otot pinggang dan rusaknya jaringan lunak di sekitar otot-otot tersebut. Bila hal ini terus berlanjut, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nucleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit di antara kedua ruas tulang belakang sehingga menyebabkan nyeri pinggang dan rasa kesemutan yang menjalar sampai ke kaki. Pada individu yang duduk membungkuk, kerja otot lebih ringan, namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar, sementara individu yang duduk tegak lebih cepat letih karena otot-otot punggungnya lebih tegang sehingga pekerja perlu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk. Provinsi Jambi sangat terkenal dengan industri pada bidang batik. Hal ini merupakan aset daerah yang dapat dijadikan potensi daerah di tingkat nasional maupun internasional. Industri batik di Kota Jambi tersebar di berbagai wilayah di Kota Jambi, diantaranya di Kecamatan Danau Teluk, Kecamatan Pelayangan, Kecamatan Jambi Selatan, dan Kecamatan Telanaipura. Jumlah pembatik di wilayah Kota Jambi pada tahun 2011 adalah sebesar 237 orang. Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Sebrang, pekerja batik sebanyak 111 orang. Untuk Kecamatan Pelayangan sebanyak 69 orang, dan untuk wilayah Kota Jambi sebanyak 57 pekerja. Sedangkan untuk batik tulis, jumlah pengerajin batik yang bekerja pada bagian pelukisan batik di wilayah Kota Jambi tahun 2011 sebesar 110 orang. Pada Kecamatan Danau Teluk, jumlah pengerajin batik tulis yang bekerja di bagian pelukisan batik sebanyak 63 orang, Kecamatan Pelayangan sebanyak 32 orang pengerajin, dan untuk wilayah Kota Jambi sebanyak 15 orang pengerajin (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Sebrang, yang dilakukan terhadap 10 orang pengerajin batik, kemudian dari 10 pengerajin batik tersebut didapatkan bahwa mereka sering merasakan nyeri pada pinggang, kelelahan mata, mata merah, dan kesemutan akibat dari posisi kerja pada pengerajin batik, lalu untuk keluhan nyeri pinggang, 8 dari 10 orang pekerja pengerajin batik seringnya merasa nyeri pada pinggang mereka. Sedangkan 2 orang pekerja pengerajin batik menyatakan tidak merasakan keluhan nyeri pinggang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara 22

sikap tubuh, masa kerja dan waktu istirahat dengan nyeri pinggang pada pengerajin batik tulis di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2012. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional study (Sastroasmoro, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengerajin batik tulis yang berdomisili di wilayah Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2012, dengan jumlah 63 orang pengerajinbatik tulis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling (Hidayat, 2010), yaitu keseluruhan dari populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang pengerajin batik tulis yang bekerja pada begian pelukisan batik (Suryono, 2011). Analisa yang digunakan dengan analisa univariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Sikap Tubuh Dengan Nyeri Pinggang Pada Pengerajin Batik Tulis di Tahun 2012. Sikap tubuh Tabel 2.Distribusi Frekuensi Hubungan Masa Kerja Dengan Nyeri Pinggang Pada Pengerajin Batik Tulis di Tahun 2012. Masa kerja Jumlah p- Nyeri Tidak nyeri OR Tidak ergonomis 41 97,6 1 2,4 42 100 Ergonomis 10 47,6 11 52,4 21 100 0,00 45,1 Jumlah p- Nyeri Tidak nyeri OR Lama 50 84,7 9 15,3 59 100 Baru 1 25 3 75 4 100 0,02 16,667 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Waktu Istirahat Dengan Nyeri Pinggang Pada Pengerajin Batik Tulis di Tahun 2012. Waktu Jumlah P- Nyeri Tidak nyeri istirahat OR Tidak baik 43 97,7 1 2,3 44 100 Baik 8 42,1 11 57,9 19 100 0,00 59,125 23

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa dari 42 responden yang sikap tubuhnya tidak ergonomis, sebanyak 41 (97,6%) responden yang mengalami nyeri pinggang dan 1 (2,4%) responden yang tidak 21 responden yang sikap tubuhnya ergonomis, ada 10 (47,6%) responden yang mengalami nyeri pinggang, dan 11 (52,4%) responden yang tidak 51 (81,0%) responden yang mengalami nyeri pinggang, ada 10 (47,6%) responden yang memiliki sikap tubuh yang tidak rgonomis, dan 41 (97,6%) responden yang memiliki sikap tubuh yang tidak ergonomis. Sebanyak 12 responden yang tidak mengalami nyeri pinggang, ada 1 (2,4%) responden yang waktu istirahatnya yang tidak baik, dan 11 (52,4%) responden yang waktu istirahatnya baik. p- = 0,000 (p < 0,05), dapat bermakna antara sikap tubuh dengan Ratio (OR) = 45,100 yang artinya responden dengan sikap tubuh yang tidak ergonomis mempunyai peluang 45,100 kali untuk mengalami nyeri responden dengan sikap tubuh yang ergonomis. Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang bekerja dengan sikap tubuh yang tidak ergonomis yang mengalami nyeri pinggang berjumlah 19 responden, yang bekerja dengan sikap tubuh yang ergonomis yang tidak mengalami nyeri pinggang adalah 10 responden. Adapun hasil dari uji statistik, diperoleh hasil adanya hubungan yang bermakna antara sikap tubuh dengan keluhan nyeri pinggang pada pengerajin batik tulis di Tahun 2012. Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 59 responden yang masa kerjanya lama, sebanyak 50 (84,7%) responden yang mengalami nyeri pinggang, dan 9 (15,3%) responden yang tidak mengalami nyeri pinggang. Sebanyak 4 responden yang masa kerjanya baru, ada 1 (25,0%) responden yang mengalami nyeri pinggang. Dari 51 responden yang mengalami nyeri pinggang, sebanyak 50 (84,7%) responden yang masa kerjanya lama, dan sebanyak 1 (25,0%) responden yang masa kerjanya baru. Sebanyak 12 responden yang tidak mengalami nyeri pinggang, 9 (15,3%) responden yang masa kerjanya lama, dan 3 (75,0%) responden yang masa kerjanya baru. p-= 0,020 (p < 0,05), dapat bermakna antara masa kerja dengan Ratio (OR) = 16,667 yang artinya responden dengan masa kerja yang lama ( 2) tahun mempunyai peluang 16,667 kali untuk mengalami nyeri responden dengan masa kerja baru (< 2) tahun. Hasil uji statistik dapat diketahui bahwaadanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan pengerajin batik tulis di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2012. Berdasarkan hasil tabel 3, diketahui bahwa dari 44 responden yang waktu istirahatnya tidak baik, sebanyak 43 (97,7%) responden yang mengalami nyeri pinggang, dan 1 (2,3%) responden yang tidak 19 responden yang waktu istirahatnya baik, 8 (42,1%) responden yang mengalami nyeri pinggang, dan 11 (57,9%) responden yang tidak 51 responden yang mengalami nyeri pinggang, 43 (97,7%) responden yang waktu istirahatnya tidak baik, dan 8 (42,1%) responden yang waktu istirahatnya baik. p- = 0,000 (p < 0,05), dapat 24

bermakna antara waktu istirahat dengan Ratio (OR) = 59,125 yang artinya responden dengan waktu istirahat yang tidak baik (< ½ jam setelah bekerja selama 4 jam) mempunyai peluang 59,125 kali untuk mengalami nyeri responden dengan waktu istirahat baik ( ½ jam setelah bekerja selama 4 jam). Waktu istirahat merupakan kebutuhan fisiologis yang tidak dapat dihilangkan demi untuk mempertahankan kapasitas kerja. Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan konsentrasi mental. SIMPULAN Diharapkan kepada pekerja untuk sesering mungkin mengubah posisi duduk. Untuk pemilik usaha diharapkan agar mengatur kembali jadwal waktu istirahat, dan untuk pihak puskesmas untuk lebih dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pemberian pelayanan kesehatan bagi para pekerja pengerajin batik tulis. Resonden dengan sikap tubuh yang tidak ergonomis yang mengalami nyeri pinggang adalah sebanyak 42 (86,66%) responden. Sebagian besar yang mengalami nyeri pinggang adalah masa kerja lama yaitu 2 tahun, yaitu sebanyak 59 (93,65%) orang pengerajin batik. Sebanyak 44 (69,84%) responden yang mengalami nyeri pinggang adalah dengan waktu istirahat ½ jam setelah bekerja selama 4 jam. Ada hubungan antara sikap tubuh dengan nyeri pinggang pada pengerajin batik tulis di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Tahun 2012. Ada hubungan antara masa kerja dengan nyeri pinggang pada pengerajin batik di Tahun 2012. Ada hubungan antara waktu istirahat dengan keluhan nyeri pinggang pada pengerajin batik di Tahun 2012. DAFTAR PUSTAKA Archad, G. 2007. Simple Guide Nyeri Punggung. Jakarta: Airlangga. Bull, E. 2007. Nyeri Pinggang. Jakarta: Erlangga Caballero. 2000. Extension of shelf-life of prawns (Penaeus japonicus) by vacuum/ high-pressure treatment. J Food Protect. Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Disperindag. 2011. Laporan Tahunan Kota Jambi. Jambi Guideline. 2000. Manitoba Labour Workplace Safety and Health Juni 2000 Kristiawan. 2009. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol 4/ No 2/ Agustus 2009 Lientje, S. M. 2000. Pengaruh Pengadaan Peralatan yang Ergonomis terhadap Tingkat Kelelahan Kerja dan Stress Psikososial. Proceeding Seminar Ergonomi. Surabaya: Guna Widya. Rice, C. A. 2002. Back Pain Health in Hints Journal Texas University Sastroasmoro 5, 2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. Suryono, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Penerbit Mitra Cendikia. Yogyakarta. Hidayat Aziz Alimul, 2010, Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Penerbit Health Books Publishing, Surabaya. 25