BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. menyikapinya. Perubahan itu sendiri merupakan sunnatullah, sebuah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik. Media massa elektronik seperti televisi lebih diminati,

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Sistem pendidikan nasional merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. 1 Tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pada Bab II pasal 3 dinyatakan sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. h. 263. 1 Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengatar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 1

2 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka peningkatan mutu pendidikan mutlak dilaksanakan guna menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik dari segi spiritual maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan, terutama untuk menunjang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di antarannya penyempurnaan dan peningkatan mutu pengajaran. Merealisasikan tujuan pendidikan tersebut merupakan tugas yang sangat berat bagi guru yang mengajar, sebab guru adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan siswa dalam rangka membimbing dan mengarahkan mereka. Konsep mengajar seperti ini sesuai dengan firman Allah dalam surah An-Nahl: 16 ayat 125 berikut. ى رب ى ك ه ى و ى رب ىك ب ا ل ك ى مة ى وال ى مو ع ظىة ا ل ى ى سنىة ى و ى جاد ل م ب ال ت ه ى ي أىح ى سن إ ن اد ع إ ى ل ى سب يل ى سب ي ه ى وه ى و أىع ىم ب ال م ه تىد ي ى ن أىع ىم ىن ى ل ى ع ن Kandungan pada ayat tersebut berhubungan dengan pembelajaran untuk seorang guru, ia dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan bijaksana, tegas dan jelas. Karena itu, fungsi guru sebagai salah satu ujung tombak yang menjadi tumpuan dan andalan masyarakat, bangsa dan negara dalam hal pelaksanaan pendidikan di sekolah.

3 Interaksi edukatif yang baik dapat dilihat dari interaksi yang terjadi antara guru dan siswa yang haruslah berupa interaksi yang aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif jika hanya satu unsur yang aktif. Aktif yang dimaksud di sini adalah aktif dalam hal sikap, perbuatan, dan mental. Pembelajaran atau interaksi edukatif akan dikatakan berhasil apabila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap dalam diri anak. Ada tiga pola komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses interaksi edukatif, yaitu komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Dalam hal ini guru sangat berperan aktif sedangkan siswanya pasif dan memandang mengajar hanya sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru atau pendidik berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula siswanya, bisa berperan sebagai penerima aksi bisa juga sebagai pemberi aksi. Antara pendidik dengan peserta didik akan terjadi dialog. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi multi arah, komunikasi yang terjadi tidak hanya antara guru dengan siswa saja. Siswa dituntut lebih aktif daripada

4 gurunya, seperti halnya gurunya mereka (siswa) dapat menjadi sumber bagi siswa yang lain. 2 Kegiatan interaksi edukasi dalam pelaksanaannya, seorang guru biasanya memperhatikan metode, strategi, media atau alat yang digunakan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efesien, serta dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang diinginkan. Sebuah sumber juga menyebutkan komponen-komponen dalam interaksi edukasi atau pembelajaran itu ialah tujuan, bahan pelajaran, proses atau kegiatan belajar mengajarnya, metode atau strategi, alat atau media, sumber belajar, dan evaluasi. 3 Komponen-komponen yang telah disebutkan diatas, terdapat satu komponen yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, yaitu strategi khususnya strategi yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Madrasah Ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah atau sekolah menengah pertama. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana sekolah dasar, juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: 2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 11-13. 3 Ibid. h. 17-20.

5 Alquran dan Hadits, Akidah dan Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Madrasah Ibtidayah Negeri Sungai Lulut Kabupaten Banjar. Sesuai dengan ketetapan Permendiknas RI terkait mata pelajaran Matematika, sekolah ini telah memuat mata pelajaran Matematika untuk diajarkan kepada siswa dari jenjang kelas rendah sampai pada jenjang kelas tinggi. Pendidikan umum khususnya Matematika dalam ruang lingkup sekolah islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan umum saja akan tetapi bagaimana mengarahkan siswa agar memiliki kualitas iman, takwa, dan akhlak mulia dalam menanggapai pengetahuan yang diperolehnya. Dengan demikian materi Matematika bukan hanya mengajarkan pengetahuan duniawi akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam kehidupannya yang senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia di manapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja. 4 Mencermati hal ini maka peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya penggunaan strategi dalam proses pembelajaran. Diharapkan penggunaan strategi dalam pembelajaran ini berpengaruh positif bagi siswa. Salah satunya yaitu dapat meningkatkan rasa kerjasama dan rasa percaya diri yang tinggi. Sehingga hasil belajar siswa pun dapat mencapai target yang diharapkan. Strategi pembelajaran salah satu upaya untuk mencapai ketuntasan belajar. 4 Djamaludin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam: Sejarah, Ragam dan Kelembagaan, (Semarang: Rasail, 2006), h. 80.

6 Maka setiap guru seyogyanya memiliki beragam strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas. Standar kompetensi sudah disusun. Bahkan ada Standar Kompetensi Lulusan pada setiap mata pelajaran dan setiap jenjang kelas. Untuk menjamin pencapaian kompetensi itu, maka guru harus mempunyai strategi pembelajaran. 5 Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sungai Lulut diperoleh informasi bahwa selama ini kebanyakan guru hanya menggunakan konsep pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar, khususnya untuk mata pelajaran Matematika yang mana metode yang dominan digunakan adalah metode ceramah dan pemberian tugas. Akhirnya siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan siswa kepada guru sebagai feed back. Dari penelitian awal ini penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai bahan pembuatan skripsi dengan judul: Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Yang Menggunakan Stategi Picture And Picture Dan Strategi Cart Sord Di Kelas II MIN Sungai Lulut Kabupaten Banjar. 5 Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), h. 3-4.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut dengan menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture? 2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut yang menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture dengan strategi Card Sort? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut dengan menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture. 2. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort. 4. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas II MIN Sungai Lulut yang menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture dengan strategi Card Sort.

8 D. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari peneliti sehingga tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah: 1. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana perbandingan hasil belajar antara strategi pembelajaran Picture And Picture dengan Card Sort pada mata pelajaran Matematika. 2. Mengingat pentingnya penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran Matematika dengan harapan strategi pembelajaran Picture And Picture dengan Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Sepengetahuan peneliti, belum pernah ada yang meneliti masalah ini di lokasi yang sama. E. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dari judul di atas maka penulis perlu menegaskan beberapa istilah dalam lingkup pembahasan yang erat kaitannya dengan penulisan skripsi yaitu: a. Perbandingan Perbandingan adalah perbedaan (selisih). 6 Maksud perbandingan di sini adalah perbandingan hasil belajar Matematika yang diajarkan dengan menggunakan 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), h. 87.

9 strategi pembelajaran Picture And Picture dan Cart Sort di kelas II MIN Sungai Lulut Tahun Pelajaran 2016/2017. b. Hasil Belajar Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar Matematika adalah nilai mata pelajaran Matematika yang diperoleh dari tes akhir setelah diajarkan dengan strategi pembelajaran Picture And Picture dan Cart Sort di kelas MI kelas II MIN Sungai Lulut Tahun Pelajaran 2016/2017. c. Strategi Pembelajaran Picture And Picture Strategi pembelajaran Picture and Picture adalah suatu strategi belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. d. Strategi Pembelajaran Card Sort Pembelajaran aktif strategi Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik, dimana dalam pembelajaran ini setiap peserta didik diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian peserta mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. 7 Jadi yang dimaksud dengan perbandingan strategi picture and picture dan strategi card sort adalah suatu perbandingan strategi pembelajaran yang menggunakan gambaran dan yang satunya menggunakan kertas kecil bertuliskan tema yang di pelajari. 7 Agus Suprijono, Op.,Cit, h. 109.

10 2. Lingkup Pembahasan Agar pembahasan masalah tidak meluas, maka permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: a. Siswa yang diteliti adalah kelas II semester genap MIN Sungai Lulut Tahun Pelajaran 2016/2017. b. Penelitian ini hanya membandingkan hasil belajar Matematika antara dua strategi pembelajaran Picture And Picture dan Card Sort. c. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Matematika dengan Tema Kegiatanku Sehari-hari. d. Hasil belajar siswa dilihat dari evaluasi berupa Posttes. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini peneliti mengasumsikan bahwa: a. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar, tingkat perkembangan intelektual dan usia yang relatif sama. b. Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum. c. Distribusi jam belajar antara kelas Picture And Picture dan kelas Card Sort relatif sama. d. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi kriteria alat ukur yang baik. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

11 permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 8 Dalam hal ini peneliti mengambil hipotesis: a. Hipotesis alternatif (Ha); terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture dan Card Sort pada mata pelajaran Matematika di kelas II MIN Sungai Lulut. b. Hipotesis nol (Ho); tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Picture And Picture dan Card Sort pada mata pelajaran Matematika di kelas II MIN Sungai Lulut. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai khasanah keilmuan sekaligus referensi pada pengembangan pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah, khususnya dalam bidang pendidikan, terutama dalam prestasi belajar anak di sekolah. 2. Manfaat praktis a. Bagi Institut, penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah secara khusus sebagai literatur dan perolehan informasi tentang Perbandingan Penggunaan Strategi Pembelajaran Picture And Picture dengan Card Sort Terhadap Hasil Belajar Matematika. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 71.

12 b. Bagi guru Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas belajar Matematika di sekolah. c. Bagi siswa Sebagai masukan bagi siswa agar tetap giat belajar dengan situasi yang dialaminya, sehingga mencapai prestasi belajar yang baik. d. Sebagai pengetahuan dalam wawasan pendidikan, khususnya mengenai strategi pembelajaran Picture And Picture dan Card Sort. Serta dapat memanfaatkan penelitian apabila nanti terjun ke dunia pendidikan khususnya ketika menjadi guru. H. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bab I : Pendahuluan Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, definisi operasional dan lingkup pembahasan, anggapan dasar dan hipotesis, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Landasan Teori Pada bab landasan teori terdiri dari pembelajaran Matematika di MIN, strategi pembelajaran Matematika di MIN, penilaian hasil belajar Matematika di MIN.

13 3. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, desain (metode) penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik pengolahan dan analisis data, prosedur penelitian. 4. Bab IV : Penyajian Data dan Analisis Data Bab ini terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, deskripsi kemampuan awal siswa, pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas, deskripsi kegiatan pembelajaran, deskripsi hasil belajar Matematika siswa di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, uji beda hasil belajar Matematika siswa, pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V : Penutup Pada bab penutup terdiri dari simpulan dan saran.