Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN KELEMBAGAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAN FORKOPIMDA

DISAMPAIKAN OLEH : SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERNTAHAN UMUM DIDI SUDIANA, SE., MM

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

SINERGI PEMERINTAH DALAM RANGKA MENDUKUNG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PEMANTAPAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ORGANISASI : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Halaman.

ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL

BANGSA b.terpeliharanya STABILITAS POLDAGRI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG BERKUALITAS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENINGKATKAN KOORDINASI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DI PROVINSI

DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DisampaikanOleh DR. SUMARSONO, MDM. DIRJEN OTONOMI DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

P E L A K S A NA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR TAHUN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PELUANG DAN TANTANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DALAM RANGKA MENJAGA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DI DIY BADAN KESBANGLINMAS DIY

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN JEMBRANA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

II. DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

JUMLAH DAN BENTUK PROGRAM/KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KEWENANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PEMBUBARAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA KESBANGPOL KOTA SALATIGA TAHUN 2017

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

L K I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN II

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN I

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Transkripsi:

Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum

14

Arah Kebijakan DITJEN POLITIK DAN PUM Tahun 2018 Kemendagri Peran Strategis Mampu Menjadi POROS Jalannya Pemerintahan di BIDANG Politik Dalam Negeri,, Menegakkan Demokrasi Dan Menjaga Persatuan dan Kesatuan serta Integritas Bangsa Arah Kebijakan Memantapkan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 1945, ke-bhineka-an, menegakkan persatuan dan kesatuan, demokratisasi, serta membangun karakter bangsa dan stabilitas dalam negeri. 3

BEBERAPA POKOK ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TAHUN 2018 1 2 Konsolidasi Persiapan pelaksanaan Pemilu yang akan dilaksanakan secara serentak pada tahun 2019 dan Peningkatan Bantuan Keuangan Partai Politik Pembinaan dan pemberdayaan serta monitoring evaluasi terhadap organisasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 3 Sinergitas antara jajaran pemerintahan dalam rangka penanganan Konflik Sosial serta Penguatan kelembagaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Pembauran Kebangsaan, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan serta penanganan Narkotika 4 Penguatan karakter bangsa dengan melaksanakan Revolusi Mental yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila. 4

14

ISU-ISU PRIORITAS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018 (1) Kemendagri NO ISU TINDAK LANJUT 1. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu 2. Merebaknya Organisasi Masyarakat yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pemberdayaan dan penguatan databes ormas Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Penguatan Ormas dan Masyarakat Civil Society, penguatan terhadap UU No.17 Tahun 2013 (termasuk tindak lanjut Perpu No.2 Tahun 2017) dan Segala aturan turunannya Sinergitas antara K/L dan Pemda dalam penguatan Pemberdayaan dan penguatan database ormas 3. Belum optimalnya sinergisitas dan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka tindak lanjut penanganan konflik sosial Sosialisasi Peraturan perundang-undangan terkait penanganan konflik sosial Optimalisasi pembentukan dan penguatan tim terpadu penanganan konflik sosial di 34 Provinsi Rencana Aksi Kementerian/Lembaga dengan Pemda dalam rangka Tindak Lanjut UU Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial 4. Menurunnya pemahaman terhadap nilai nilai Pancasila sebagai bagian dari 4 Konsensus Dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; Perlunya penguatan ideologi Pancasila dengan memberikan arah kebijakan kepada pemda untuk menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan dan fasilitasi dalam rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai - nilai Pancasila dikalangan masyarakat 6

ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018 Kemendagri NO ISU TINDAK LANJUT 5. Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan dalam kehidupan berbangsa serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya orientasi dan visi bersama mengenai integrasi bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan secara nasional (antara Pusat dan Daerah) serta dalam menegakkan dan memperkokoh bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pembentukan dan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di 34 Provinsi diarahkan untuk mendukung kegiatan revolusi mental dan penguatan Pendidikan karakter di daerah Perlunya Peningkatan Kesadaran Bela Negara dan Cinta Tanah Air 6. Bermunculnya faham-faham radikal, saparatisme dan terorisme untuk menganggu persatuan dan kesatuan 7. Penyampaian pendapat yang dilakukan secara anarkis dikalangan masyarakat dengan melecehkan simbol-simbol negara, serta kecenderungan mengedepankan kepentingan golongan dan kelompok Perlunya sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta peran Tokoh masyarakat, Tokoh agama dan tokoh adat dalam rangka penguatan forum kewaspdan dini masyarakat (FKDM) untuk mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI melalui pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini dan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat Perlunya komunikasi sosial politik yang melibatkan stekolder terkait/elemen masyrakat 8. Berkembangnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Belum optimalnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika a. Penguatan kepada Daerah dimana PEMDA harus membentuk Perda tentang Narkotika; b. Perlunya sosialisasi dan Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokohtokoh masyarakat dalam rangka pencegahan narkotika 7

ISU-ISU PRIORITAS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018 (3) Kemendagri NO ISU TINDAK LANJUT 9. Kurangnya pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terjadi Konflik Berlatar Agama, terkait dengan kerukunan, pendirian Rumah Ibadat dan merebaknya aliran keagamaan/kepercayaan Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokoh-tokoh agama dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama Pembentukan dan penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Perlunya Sosialisasi terkait dengan PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 10. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah 11. Penguatan Peraturan Perundang-undangan bidang politik Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik dan peraturan pelaksananya 8

14

PILKADA SERENTAK: Desain Nasional s.d Tahun 2024 Kemendagri PILKADA 9 DES. 2015 PILKADA FEB. 2017 269 KDH (9G, 224B, 36W) 101 KDH (7G, 76B, 18W) LANTIK GUB/BUP/WAKO FEB DAN JUNI 2016 LANTIK GUB/BUP/WAKO APRIL DAN DES 2017 PILKADA 2020, AMJ 2021 PILKADA 2022 MASJAB 2 TAHUN PILKADA SERENTAK NASIONAL TAHUN 2024 DI 541 DAERAH OTONOM PILKADA JUNI 2018 171 KDH (17G, 115B, 39W) LANTIK GUB/BUP/WAKO JUNI DAN SEP 2019 Catatan: IMPLIKASI PILKADA SERENTAK, MAKA KEKOSONGAN KDH AKAN DIISI OLEH PENJABAT KDH ATAU PELAKSANA HARIAN KDH. 10

PILKADA SERENTAK: Dukungan Pemerintah dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 Kemendagri Penyediaan Dana Pilkada (NPHD) Koordinasi pemeliharaan keamanan/ketertiban berdasarkan tingkat kerawanan (IKP) Peningkatan Partisipasi Pemilih Menjaga Netralitas ASN Penyiapan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) Koordinasi kelancaran teknis penyelenggaraan Pilkada pada masing-masing pemerintahan daerah 11

PILKADA SERENTAK: Dukungan Pemerintah dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 Kemendagri DUKUNGAN KOORDINASI PEMELIHARAAN KEAMANAN & KETERTIBAN PILKADA (1) (3) Bersama Bawaslu dan pihak terkait memetakan dan mengelola potensi konflik, pelanggaran dan kerawanan dalam penyelenggaraan Pilkada dengan harapan segala bentuk potensi kerawanan dapat diantisipasi, diminimalisasi dan dicegah. (2) Melakukan kajian dan analisis untuk memenuhi kebutuhan publik dan stakeholders akan informasi yang akurat dan valid Melakukan koordinasi dengan pihak Polri dan TNI dengan berpedoman kepada penyelenggaraan ketertiban, ketentraman dan keamanan yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri. (4) Memantapkan koordinasi horizontal dan vertical pada aspek-aspek yang dapat mengganggu pelaksanaan Pilkada 2018. 12

PEMILU SERENTAK: Desain Pemilu Serentak Nasional dan Lokal Tahun 2024 Kemendagri PRESIDEN PRESIDEN DPR DPR DPD PEMILIHAN APRIL 2019 DPD PEMILIHAN APRIL 2024 GUBERNUR DPRD PROV DPRD PROV DPRD KAB/KOTA BUPATI / WALIKOTA DPRD KAB/KOTA 13

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMERINTAH DAN PEMDA PASAL 434 UU No. 7 TAHUN 2017 UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA PEMILU, PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH WAJIB MEMBERIKAN BANTUAN DAN FASILITAS SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BANTUAN DAN FASILITAS 1. PENUGASAN PERSONEL PADA SEKRETARIAT PPK, PANWASLU KECAMATAN DAN PPS; 2. PENYEDIAAN SARANA RUANGAN SEKRETARIAT PPK, PANWASLU KECAMATAN DAN PPS; 3. PELAKSANAAN SOSIALISASI; 4. PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK; 5. KELANCARAN TRANSPORTASI PENGIRIMAN LOGISTIK; 6. PEMANTAUAN KELANCARAN PENYELENGGARAAN PEMILU; 7. KEGIATAN LAIN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAKSANAAN PEMILU. 14

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN LINMAS Pasal 351 Ayat (4). PENANGANAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN DI SETIAP TPS DILAKSANAKAN OLEH 2 (DUA) ORANG PETUGAS YANG DITETAPKAN OLEH PPS. Penjelasan Pasal 351 ayat (4). PETUGAS YANG MENANGANI KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN DI SETIAP TPS BERASAL DARI SATUAN PERTAHANAN SIPIL/PERLINDUNGAN MASYARAKAT. 15

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT Dialog politik dengan tokoh masyarakat, kader dan parpol (prov/kab/kota) dalam rangka peningkatan kesadaran politik masyarakat melalui interaksi secara langsung dengan masyarakat Penguatan pokja demokrasi Pendidikan etika dan budaya politik terkait dengan seluruh pemangku kepentingan Pendidikan politik bagi perempuan dan kaum marjinal dalam rangka meningkatkan peran perempuan dan kaum marjinal dalam politik sehingga kuota keterwakilan perempuan 30% di lembaga DPR dan DPRD maupun penyelenggara pemilu dapat terpenuhi Sasaran di beberapa provinsi dengan memperhatikan daerah-daerah yang memiliki partisipasi perempuan rendah berdasarkan IDI dan data dari Kementerian PPA Meningkatnya IDI provinsi dengan rencana aksi di tiap provinsi Sasaran diprioritaskan pada kab/kota yang tingkat partisipasi masyarakat dalam politik masih rendah Sasaran diprioritaskan pada daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain, daerah pesisir, dan daerah yang potensi kerawanan konflik cukup tinggi 16

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMERINTAH DAN PEMDA DALAM MEMBERIKAN BANTUAN DAN FASILITAS PENYELENGGARAAN PEMILU SOSIALISASI PEMILU dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti: seminar, penyuluhan, spanduk, banner, iklan layanan masyarakat pemilu, dll. Sasaran utama dari sosialisasi adalah pemilih muda dan pemilih perempuan. MONITORING KELANCARAN PENYELENGGARAAN PEMILU: pembentukan tim monitoring di daerah berdasar Permendagri No.61 Tahun 2011. 17

KEMENTERIAN DALAM NEGERI LANGKAH ANTISIPASI PEMILU Melakukan monitoring untuk semua tahapan pemilu. Koordinasi antarlembaga pemerintahan untuk mengantisipasi berbagai perkembangan dalam semua tahapan Pemilu. Konsolidasi ketertiban dan keamanan antar berbagai instansi. 18

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PENEKANAN DALAM RANGKA SUKSES PEMILU Samakan persepsi antara KPU, KPU prov, KPU kab/kota, Bawaslu, Bawaslu prov, Panwaslu kab/kota, pemerintah dan pemda dalam koordinasi pelaksanaan pemilu. Ciptakan stabilitas politik yang kondusif dalam pelaksanaan pemilu. Berikan dukungan kelancaran pemilu. Ciptakan rasa aman bagi masyarakat dalam pelaksanaan pemilu. 19

STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEIJAKAN DALAM MENGELOLA ORMAS LANGKAH STRATEGIS KEDEPAN Salah satu strategi utama adalah dengan Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas PERPPU Larangan ormas yang bertentangan dengan pancasila; Tahapan penjatuhan sanksi administratif ; Penambahan ketentuan sanksi pidana bagi ormas yang melanggar; dan Penerapan azas contrarius actus (Lembaga yang berwenang menerbitkan sekaligus mencabut izin) Perppu terbit semata-mata bukan untuk mencabut ormas namun sebagai penyempurnaan atas Undang- Undang Ormas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hukum masyarakat

STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME PENANAMAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA PENGUATAN PERAN DETEKSI DINI PENYEBARAN PAHAM RADIKAL OLEH APARAT PENEGAK HUKUM PERKUAT PERAN TOKOH AGAMA DAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI LUHUR KEBANGSAAAN DAN PERSATUAN SOSIALISASI YANG INTENS TENTANG BUDAYA PERSATUAN OLEH SELURUH MEDIA (MASSA, CETAK, ELEKTRONIK DAN MEDIA SOSIAL PROGRAM PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN ORMAS DAN SELURUH ELEMEN BANGSA SECARA MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN

UPAYA KEMENDAGRI Radiogram Nomor 220/2194/SJ tanggal 9 Mei 2017 Himbauan Kpd Gub/Bup/Walkot melak langkah2: Deteksi dini dan mengantisipasi terhadap setiap perkembangan yang mengarah pada terjadinya gangguan keamanan, ketenteraman dan ketertiban umum akibat dari pembekuan dan pembubaran HTI; Melarang segala bentuk dan aktifitas HTI di seluruh wilayah NKRI Melakukan koordinasi dengan unsur Forkopimda, Kominda, Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan instansi terkait lainnya serta melaporkan kepada Menteri melalui Dirjen. RADIOGRAM NOMOR 220/3370/SJ TANGGAL 25 JULI 2017 Himbauan Kpd Gub/Bup/Walkot melak langkah2: Melakukan Sosialisasi kepada seluruh unsur terkait Perppu tentang perubahan UU Ormas. Deteksi dini dan mengantisipasi terhadap setiap perkembangan yang mengarah pada terjadinya gangguan keamanan, ketenteraman dan ketertiban umum akibat dari pembekuan dan pembubaran HTI; Melakukan pengawasan dan melarang segala bentuk kegiatan dan aktifitas HTI di seluruh Indonesia; Mengantisipasi aktifitas dan pergerakan dari Ormas yang diindikasikan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pancasila serta melakukan tindakan tegas yang mengganggu ketertiban umum Melakukan pembinaan terhadap eks anggota dan pengikut HTI serta koordinasi dengan Forkopimda, instansi terkait lainnya dan seluruh Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dalam menjaga situasi di wilayah masing-masing agar tetap kondusif; Agar Gubernur dan Bupati/walikota memerintahkan Kaban kesbangpol Provinsi dan Kabupaten/Kota mensosialisasikan Perppu No. 2 Tahun 2017 serta buku Tanya jawab terkait Perppu

Terima Kasih