BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan Umum Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan yanag dapat dipidana, orang yang dapat dipidana, dan pidana. Istilah tindak pidana di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset dan sebagai bagian dari generasi bangsa. Anak

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

Kekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. satu tindak kriminal yang semakin marak terjadi adalah persetubuhan, ironisnya

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum tentang Anak dan Perlindungan Hukum Bagi Anak

BAB II. Perlindungan Hukum Anak Pelaku Tindak Pidana Narkotika Di Lembaga. Pemasyarakatan Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengatur tetntang pengertian anak berdasarkan umur. Batasan umur seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. umur harus dipertanggungjawabkan. Dalam hukum pidana konsep responsibility

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

I. PENDAHULUAN. harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Setiap anak mempunyai harkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WAWANCARA. Pewawancara : Dame Hutapea (Mahasiswa Fak. Hukum Universitas Esa Unggul)

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, diperlukan pembinaan secara terus menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa depan. 1 Pengertian anak dan batas umur tentang anak telah diatur dalam Undangundang sebagai berikut : Pengertian anak menurut pasal 1 ayat 2 Undang - Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, berbunyi sebagai berikut: Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum kawin Batas umur 21 tahun di tetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial, tahap kematangan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang dicapai pada umur tersebut. Pengertian anak menurut pasal 1 ayat 1 Undang - Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, berbunyi sebagai berikut : Anak adalah 1 Penjelasan Undang Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

2 seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak yang masih dalam kandungan dilindungi oleh undang undang perlindungan anak karena sesuai dengan pasal 2 Undang - Undang Hukum Perdata, yang menyatakan anak yang masih dalam kandungan dianggap telah lahir apabila kepentingan anak untuk itu, sebaliknya dianggap tidak pernah ada apabila anak meninggal pada waktu dilahirkan. Pada pasal tersebut juga bertujuan untuk mencegah adanya tindakan dari orang yang tidak bertanggung jawab terhadap usaha penghilangan janin yang dikandung seseorang. 2 Pemerintah mengatur tentang perlindungan anak, dan diatur dalam Undang - Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu sebagai berikut : Pada Pasal 1 ayat 2 Undang - Undang No 23 Tahun 2002 mengatur tentang Perlindungan Anak dimana perlindungan tersebut berfungsi sebagai menjamin dan melindungi anak dan hak haknya, agar dapat hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Berdasarkan Pasal 64 Undang Undang No 23 Tahun 2002 terdapat perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum yang meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana. Perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan maupun diri anak itu sendiri, sehingga usaha perlindungan yang dilakukan tidak menjadi berakibat negatif. 2 Helina Apong et.al.perlindungan Anak Berdasarkan Undang Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Jakarta, UNICEF, 2003 h 7

3 Perlindungan anak harus dilaksanakan secara rasional, bertanggungjawab dan bermanfaat yang mencerminkan suatu usaha yang efektif dan efisien terhadap perkembangan pribadi anak yang bersangkutan. Usaha perlindungan anak tidak boleh mengakibatkan matinya inisiatif, kreativitas dan hal-hal lain yang menyebabkan ketergantungan kepada orang lain dan berperilaku tak terkendali. Sehingga anak menjadi tidak memiliki kemampuan dan kemauan dalam menggunakan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya. 3 Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, dimana larangan tersebut disertai dengan sanksi dan ancaman yang berupa pidana tertentu barang siapa yang melanggar larangan tersebut. 4 Arti kata kesusilaan dalam kamus besar bahasa indonesia yang disusun oleh depatemen pendidikan dan kebudayaan diterbitkan Balai Pustaka 1989 dimuat artinya perihal Susila kata Susila dimuat dalam arti sebagai berikut : 1. Baik budi bahasanya,beradap, sopan, tertib 2. Adat istiadat yang baik,sopan santun, kesopanan, keadaban 3. Pengetahuan tentang adat Maka makna dari kesusilaan adalah berkenaan dengan moral, etika yang diatur dalam perundang undangan. Kata asusila menurut bahasa Ingris adalah moral, ethics, decent. Moral diterjemahkan dengan moril, kesopanan, sedangkan ethics diterjemahkan dengan 3.http://www.kumham-jogja.info/karya-ilmiah/37-karya-ilmiah-lainnya/257- perlindungan-hak-hak-anak-pelaku-kejahatan-dalam-proses-peradilan-pidana, oleh Serafina Shinta Dewi.,S.H diposted Kamis 30 Juni 2011 diunduh pada 09 Juli 2012, 12.48 4 Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2000, h. 54

4 kesusilaan, dan decent diterjemahkan sebagai kepatuhan. Moral diterjemahkan yaitu, berkenaan dengan prinsip prinsip benar dan salah dalam berperilaku sikap atau tabiat, kelakuan yang benar dan salah, khususnya dalam hubungan pada hal atau kejadian seksual, sedangkan ethics dirumuskan merupakan berkenaan dengan sikap,tabiat, tingkah laku yang baik dan salah atau buruk. Moral merupakan pertimbangan atas dasar baik atau tidak baik, sedangkan etika merupakan ketentuan atau norma perilaku. 5 Berikut ini terdapat contoh kasus yang terkait dengan kasus asusila, khususnya perkosaan : Contoh kasus 1 Tindak Pidana perkosaan, misalnya pada kasus Mardi (19) tahun, dan Dwi Ajeng (15) tahun, jika dilihat dari sisi usia, maka usia korban termasuk masih dibawah umur, sedangkan usia pelaku masih tergolong remaja. Berdasarkan pasal 81 Undang - Undang no 23 tahun 2002 pelaku dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun, dengan denda paling banyak Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp.60.000.000 (enam puluh juta rupiah). Pada PN Jakarta pusat dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 1906/PID.B/2010 /PN.JKT.PST tanggal 13 Januari 2011 pelaku dikenai pidana selama 8 tahun,dan denda Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Pada saat mengajukan banding Pengadilan Tinggi Jakarta, No.58/PID/2011/PT.DKI tanggal 22 Pebruari 2011 memberikan putusan 5 Laden Marpaung, Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah Prevensinya, Jakarta, Sinar Grafika, 2008,h. 2 dan 3

5 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 1906/PID.B/2010/PN.JKT.PST. Pada tingkat Kasasi oleh Mahkamah Agung terdakwa dikenai pidana selama 5 (lima) tahun dengan denda Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka dapat diganti dengan pidana kurungan selama 4 (empat) bulan. Contoh kasus II, tindak pidana perkosaan yang dilakukan oleh Luki Sandi Wahyudi (17) tahun, yang telah terbukti melakukan persetubuhan dengan korban Ruli Hariyanti (22) tahun. Dimana korban mengalami cacat/keterbelakangan mental. Dalam kasus ini usia pelaku tergolong masih dibawah umur, sedangkan usia korban sudah dewasa. Terdakwa dapat diajukan di Pengadilan Anak, dan dituntut pidana dalam KUHP. Anak yang melakukan tindak pidana atau perbuatan pidana disebut sebagai anak nakal. Dalam penyelesaian perkara anak nakal hakim wajib mempertimbangkan laporan hasil penelitian ke masyarakat yang dihimpun dalam oleh pembimbing kemsyarakatan mengenai data pribadi maupun keluarga dari anak yang bersangkutan. Dengan adanya hasil laporan tersebut diharapkan hakim dapat memperoleh gambaran yang tepat untuk memberikan putusan yang seadil adilnya bagi anak yang bersangkutan. Terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi kausalitas kenakalan anak yaitu : - unsur indogen yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dilihat dari aspek biologis, psikis atau cacat secara perkembangan

6 kepribadian intelegensi yang terhambat, sehingga tidak bisa menghayati norma norma yang berlaku - unsur eksogen yaitu faktor faktor yang berasal dari luar diri anak yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya, misalnya pengaruh negatif dari orang tua, pengaruh negatif dari lingkungan sekolah, pengaruh negatif dari masyarakat, tidak ada atau kurang pengawasan dari orang tua, tidak ada atau kurang pengawasan dari sekolah, tidak ada atau kurang pengawasan pemerintah, Tidak ada atau kurang pengawasan masyarakat, pengaruh pengisian waktu yang kurang sehat, lingkungan fisik kota besar, anomalitas karena banyaknya penduduk kota Pada kenyataannya tidak dapat dihindari adanya beberapa unsur yang mempengaruhi dalam proses pertumbuhan biologis atau perkembangan psikis kenakalan anak diantaranya : Faktor lingkungan, Faktor lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang anak tergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. - Keluarga merupakan tempat anak diasuh dan dibesarkan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya,terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat pertumbuhan anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.

7 - Lingkungan sekolah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sekolah sangat berperan meningkatkan pola pikir anak dan menambah pengetahuan anak. - Masyarakat merupakan lingkungan tempat tinggal anak,kondisi orang orang disekitarnya juga mempengaruhi perkembangan psikisnya. - Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal memiliki pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses pertumbuhan seorang anak memerlukan kondisi kesehatan, stamina fisik, stabilitas emosi, sistem saraf, kapasitas mental, dan beberapa macam kemampuan beraktivitas atau bekerja. Keluarga dan lingkungan masyarakat telah terbukti menetukan tinggi rendahnya mutu perilaku anak, faktor orang tua atau keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat menentukan arah perkembangan masa depan anak mereka, sikap orang tua yang dimaksudkan ialah cara bersikap dalam memandang, memikirkan dan memperlakukan anak. 6 Terdapat faktor faktor atau alasan mengapa anak tersebut melakukan tindak pidana, bisa karena salah pergaulan, perkembangan iptek yang disalah gunakan, pengaruh lingkungan sekitar, dan kurangnya pengawasan dari orang tua. Dalam hal ini Undang - Undang No 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, Undang - Undang No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, dan Undang Undang No 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak, sangat berperan untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak yang berhadapan dengan hukum. 6 H.Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2005 h. 55, 56

8 Asas penyelenggaraan perlindungan anank berasaskan pancasila,undang Undang Dasar 1945, dan prinsip prinsip dasar konvensi hak hak anak. Yang wajib bertanggung jawab menyelenggarakan perlindungan khusus bagi anak adalah pemerintah, lembaga negara lain, masyarakat.yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha dan media massa. Anak yang berhadapan dengan hukum bisa sebagai korban ataupun pelaku tindak pidana, sedangkan anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak pelaku tindak pidana. 7 Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai analisa putusan dan perlindungan hukum bagi anak yang berhadapan dengan hukum, baik dari sisi anak sebagai pelaku tindak pidana dan anak sebagai korban tindak pindana perkosaan. Dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2 Rumusan Masalah : 1. Bagaimana analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung No.1161 K/Pid.Sus/2011 dan No.1579 K/Pid.Sus/2009 dalam kasus tindak pidana asusila tersebut? 2. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak terkait kasus perkosaan dalam hukum pidana umum dan hukum pidana khusus? 7 Helina Apong, et.al.perlindungan Anak Berdasarkan Undang Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Jakarta, UNICEF, 2003,h 21, 51

9 1.3 Metode Penelitian 1.3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah nomatif, karena penelitian ini menganalisa peraturan perundang undangan dan putusan pengadilan yang melibatkan anak terkait dengan tindak pidana perkosaan. 1.3.2 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan perundang undangan (Statute Aprroach), pendekatan konsep (conceptual approach ), dan pendekatan kasus (Case Aprroach) yang akan dibahas melalui duduk perkara dan analisa kasus. 1.3.3 Sumber Bahan Hukum Bahan hukum primer : bahan hukum yang bersifat mengikat mengenai peraturan perundang undangan,dalam hal ini meliputi : - Undang Undang Dasar Tahun 1945 - Undang - undang No 1 tahun 1946 mengenai Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) - Undang- undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak - Undang- undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) - Undang - undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Anak - Undang - undang No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak - Undang - undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia - Undang - undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

10 Bahan Hukum Sekunder : bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisanya,misalnya : - literatur- literatur - Website - bahan bahan kuliah yang dikaitkan dengan peraturan perundang undangan, - karya ilmiah para sarjana 1.3.4. Analisis Bahan Hukum Prosedur pengumpulan dan pengelolahan bahan hukum, bahan hukum diatas diperoleh dari studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan peraturan perundang undangan yang berlaku di Indonesia, membaca dan mempelajari buku buku, tulisan yang ada disurat kabar, televisi dan internet yang kemudian diseleksi, diuraikan dan dianalisis sesuai dengan materi penulisan yang relevan, selanjutnya disusun secara sistematis sesuai dengan masing masing pokok bahasan. Bahan yang diperoleh tersebut digambarkan berdasarkan kenyataan yang ada, dan dikaitkan dengan peraturan perundang undangan, setelah itu dikaji dengan menggunakan analisa hukum. Apabila tidak ada konflik norma dan tidak ada kekosongan hukum maka menggunakan interprentasi, tapi apabila ada penemuan hukum maka dapat menggunakan asas preferensi, jika ada konflik norma maka dapat menggunakan asas kontruksi hukum