2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Taksonomi Tanaman Gandum

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

3. METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Nama Tiga Belas Genotipe Gandum

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

Sub Kelas : Commelinidae. Famili : Poaceae Genus : Triticum Spesies : Triticum aestivum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

TINJAUAN PUSTAKA. berikut, Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae,

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

Ulangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Transkripsi:

2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Taksonomi Tanaman Gandum Menurut Anonim (2005) dan Purseglove (1975), klasifikasi botani tanaman gandum adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Division : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Sub kelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Triticum Species : Triticum aestivum L. Tanaman gandum berdasarkan jumlah kromosom dikategorikan atas tiga kelompok yaitu diploid atau einkorn yang mempunyai 14 kromosom, tetraploid atau emmer yang mempuyai 28 kromosom dan hexaploid yang mempunyai 42 kromosom (Kahar, 1989 dalam Subandi, 2001). Triticum aestivum L. Merupakan salah satu jenis gandum hexaploid. Gandum jenis ini mempunyai tingkatan yang luas dalam variasi morfologi dan fisiologi serta memiliki adaptasi ekologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gandum diploid dan tetraploid. Berdasarkan kultivar dalam jangkauan yang luas tanaman gandum telah dikembangkan di negara negara beriklim sedang, dalam hal ini termasuk gandum musim hujan dan gandum musim panas. Salah satu hal terpenting keistimewaan tanaman gandum dikembangkan di berbagai negara adalah diperolehnya kultivar yang resisten dan bersifat spesifik lokasi (Purseglove, 1975).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Gandum Pada daerah iklim tropis tanaman gandum cenderung dibudidayakan pada daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Tanaman gandum masih dapat berkembang dengan baik pada suhu 2-4 C (Macpherson, 2000 dalam Saldanha, 2002). Menurut Wiyono (1980) suhu optimum untuk pertumbuhan gandum adalah 15-25 C. Pada kondisi suhu yang terlalu rendah, pertumbuhan tanaman gandum akan melambat, sedangkan suhu diatas 40 C akan mempengaruhi evapotranspirasi pada tanaman, sehingga pada kondisi cekaman ini akan mempengaruhi ketersediaan air tanaman. Pada umumnya tanaman gandum merupakan tanaman yang tahan terhadap kondisi kekurangan air, namun pada stadia-stadia tertentu seperti emergence, tillering, flowering, dan filling grain sangat sensitif terhadap kekurangan air. Suhu yang terjadi selama fase pengisian biji akan menyebabkan peningkatan laju pengisian biji seiring peningkatan suhu, setiap peningkatan 1 C akan menyebabkan kehilangan 4% hasil panen meski manajemen sudah optimal (Macpherson, 2000 dalam Saldanha, 2002). 2.3. Stadia Pertumbuhan Tanaman Gandum Di dalam mengamati stadia pertumbuhan tanaman gandum digunakan metode bantu berupa skala tumbuh yang menjadi acuan. Ada beberapa skala tumbuh yang mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serealia. Skala yang biasa digunakan adalah skala Feekes, skala Zadoks dan skala Haun. Menurut Johnson (2003) skala Zadoks sering digunakan kiblat oleh sebagian besar peneliti di benua Eropa, sedangkan skala Feekes lebih banyak digunakan sebagai acuan di benua Amerika. Tahap pertumbuhan yang digunakan dalam pengamatan ketiga skala ini cenderung sama, yang membedakan adalah penggolongan dan tingkat kedetailan pengamatan (Tabel 2.1.). Pada penelitian ini menggunakan skala Feekes (disajikan pada Tabel 2.2.), karena dengan skala ini sudah mampu merepresentasikan tahap-tahap pertumbuhan tanaman gandum dan beberapa penelitian tentang pertumbuhan gandum di Indonesia juga menggunakan skala Feekes. 6

Sumber: Zadoks dkk. (1974) Tabel 2.1 Skala Pertumbuhan Stadia Tanaman Serealia Tahap Deskripsi Umum Skala Feekes Zadoks Haun Perkecambahan Biji kering 0 Mulai imbibisi 1 Imbibisi selesai 3 Radikula muncul dari biji 5 Koleoptil muncul dari biji 7 Daun masih diujung koleoptil 9 0 Pertumbuhan Daun pertama menyambung koleoptil 1 10 semaian Daun pertama membuka 11 1+ 2 Daun membuka 12 1.+ 3 Daun membuka 13 2.+ 4 Daun membuka 14 3.+ 5 Daun membuka 15 4.+ 6 Daun membuka 16 5.+ 7 Daun membuka 17 6.+ 8 Daun membuka 18 7.+ 9 Daun membuka 19 Anakan Hanya tunas utama 20 Tunas utama dan 1 anakan 2 21 Tunas utama dan 2 anakan 22 Tunas utama dan 3 anakan 23 Tunas utama dan 4 anakan 24 Tunas utama dan 5 anakan 25 Tunas utama dan 6 anakan 3 26 Tunas utama dan 7 anakan 27 Tunas utama dan 8 anakan 28 Tunas utama dan 9 anakan 29 Pemanjangan Tegaknya batang palsu 4 30 batang Buku 1 dapat diketahui 6 31 Buku 2 dapat diketahui 7 32 Buku 3 dapat diketahui 33 B\uku 4 dapat diketahui 34 Buku 5 dapat diketahui 35 Buku 6 dapat diketahui 36 Daun bendera terlihat 8 37 Ligula daun bendera dan kolar terlihat 9 39 Bunting Pemanjangan lembaran daun bendera 41 8 Bengkaknya batang tengah 10 45 9.2 Lembaran daun bendera membuka 47 Rambut malai pertama terlihat 49 10.1 Munculnya Spikelet pertama malai terlihat 10.1 50 Malai 1/4 malai terlihat 10.2 52 1/2 malai terlihat 10.3 54 10.5 3/4 malai terlihat 10.4 56 10.7 Malai muncul sempurna 10.5 58 11 Polinasi Mulai pembungaan 10.51 60 11.4 (Anthesis) Pembungaan lengkap pada malai bagian atas 10.52 Pembungaan lengkap pada malai bagian dasar 10.53 1/2 dari bunga mekar sempurna 64 11.5 Bunga mekar sempurna 68 11.6 Perkembangan Biji masak air 10.54 71 12.1 Masak susu Awal masak susu 73 13 Setengah masak susu 11.1 75 Akhir masak susu 77 Perkembangan Awal masak lunak 83 14 masak lunak Masak lunak lembut 11.2 85 Masak lunak keras 87 15 Pemasakan Biji keras (keras dipecahkan dengan kuku jempol) 11.3 91 Biji keras (tidak bisa dipecahkan dengan kuku jempol) 11.4 92 16 Biji mengkerut 93 Terlewat masak 94 Biji dorman 95 Viabilitas biji 50 % pada perkecambahan 96 Biji tidak dorman 97 Masa dormansi kedua 98 Masa dormansi kedua hilang 99 7

Tabel 2.2. Klasifikasi stadia stadia tanaman gandum berdasarkan skala Feekes Sumber: White (2007) 2.4. Hubungan Faktor Lingkungan dan Genetik Fenotipe suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotipe dan lingkungannya. Berdasarkan teori tersebut tidak ada ekspresi fenotipe individu yang hanya didasarkan pada genotipe saja ataupun lingkungan saja, keduanya 8

akan selalu berkaitan. Hal itu dikarenakan sifat genetik yang diwariskan harus memiliki lingkungan untuk mengekspresikannya, apabila jika dua individu mempunyai dua genotipe yang sama dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka perbedaan yang nampak pada fenotipenya tentu disebabkan oleh lingkungannya, sebaliknya jika dua individu dibesarkan pada lingkungan yang sama, maka perbedaan ekspresi fenotipe disebabkan oleh genetiknya (Loveless, 1989). Keragaman genetik yang luas pada tanaman uji merupakan salah satu syarat menambah keberhasilan dalam proses seleksi. Peluang didapatnya sifat atau karakter tanaman yang diinginkan semakin besar pula. Karakter yang beragam luas pada tanaman uji memudahkan pemulia dalam proses seleksi, dengan memberikan keleluasaan dalam pemilihan genotipe yang diinginkan maupun melalui penggalian kombinasi genetik baru (Wicaksana, 2001 dalam Kustera, 2008). Adanya variasi genetik berasal dari rekombinasi (pindah silang), mutasi gen dan perubahan struktur kromosom. Hal tersebut yang menyebabkan perubahan materi dan jumlah bahan genetik, yang akhirnya mempengaruhi perubahan fenotipe (Crowder, 1997). Selama ini sudah banyak penelitian mengenai adaptasi tanaman gandum yang dilakukan pada dataran tinggi tropis. Salah satu genotipe yang lolos menjadi varietas adalah genotipe DWR 162, genotipe hasil introduksi dari India dan lolos seleksi menjadi varietas Dewata. Berdasarkan deskripsi varietasnya, varietas Dewata mampu tumbuh baik pada dataran tinggi tropis, dengan produktivitas ± 2,96 t/ha. Pada budidaya dataran rendah produktivitasnya hanya ± 2.04 t/ha. Genotipe lain yang sesuai dibudidayakan pada dataran tinggi adalah HAHN/2*WEAVER CMBW 89 Y 01231-OTOPM-16Y010M-1Y-010M-5Y-12. Genotipe tersebut merupakan cikal bakal dari varietas Selayar yang merupakan genotipe introduksi dari CYMMT Meksiko. Produktivitas varietas Selayar mencapai ± 2,95 t/ha, dengan warna biji kuning dan ukuran biji sedang (Puspita (2012) dan Asri dkk. (2013). Genotipe (1) KAUZ/WEAVER, (2) KAUZ/RAYON, (3) VEE/PJN //2*/TUI, (4) CAZO/KAUZ/KAUZ, (5) ALTAR84/AE.SQUARROSA (129)//3*ESDA, (6) IAS62/ALDAN//2 *SKAUZ, (7) FANG 60/SERI, adalah 9

materi genotipe yang berasal konsorsium Balitserealia Maros dan merupakan genotipe introduksi. Sementara genotipe (8) CBD-16, (9) CBD-17, (10) CBD-20, (11) CBD-23, (12) CPN-01 merupakan genotipe yang dikembangkan oleh Patir BATAN dengan teknologi radiasi sinar gama (Soeranto, 2011). 2.5. Definisi dan Pengukuran Variabel Untuk menghindari penafsiran yang berbeda beda terhadap pengamatan utama, maka perlu dibuat definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut (Nagarajan, (1996) dalam Tanahdjaja (2006) dan Sashikala, (2006)): 1. Tipe pertumbuhan awal tanaman Pada pengamatan ini yang perlu diamati adalah masa penampakan tanaman diatas permukaan tanah, pengamatan ini dilakukan antara 30 45 hari setelah tanam, namun hal ini dipengaruhi iklim dan kondisi lahan. Daun pertama vertikal atau tegak lurus dengan bidang tanam dinamakan erect. Sudut yang terbentuk antara daun pertama dengan permukaan tanah sebesar 50-60 dinamakan semi miring (agak tegak lurus). Sudut yang terbentuk dibawah 45 diklasifikasikan sebagai semi spreading, dan bila daun pertama membentang diatas tanah digolongkan dalam spreading. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 2. Warna lidah daun Warna yang ada pada lidah daun dibedakan menjadi ungu tua, ungu muda, dan tidak berwarna. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 3. Sudut dari daun bendera. Sudut yang terbentuk antara daun bendera dengan batang, diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: tegak (0-30 ), semi tegak (30-60 ), semi melengkung (60-90 ), dan melengkung (>90 ). Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. Gambar 2.1 Kategori Sudut Daun Bendera 10

4. Sudut malai Sudut malai dikategorikan kedalam 4 kategori, yaitu : tegak (0-30 ), semi tegak (30-60 ), semi menurun (60-90 ), dan menurun (>90 ). Pengukuran sudut malai ini menunjukkan posisi malai dengan batang. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. Gambar 2.2 Kategori Sudut Malai 5. Warna malai Warna malai diamati ketika malai sudah masak, dan warna malai digolongkan kedalam warna putih, coklat dan hitam. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 6. Kepadatan malai. Kepadataan malai ditentukan oleh panjang relatif dari bagian rachis. Kepadatan malai dikelompokan kedalam 5 kategori yaitu: sangat longgar, longgar, menengah, padat, dan sangat padat. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 7. Jumlah spikelet per malai. Pengamatan ini menunjukkan jumlah spikelet yang ada pada satu malai. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan menghitung jumlah spikelet yang ada pada satu malai. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 8. Warna biji Warna biji dikategorikan menjadi warna putih, kuning sawo, dan merah. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 9. Tinggi tanaman Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari pangkal batang dimana rumpun tanaman tumbuh sampai ujung tertinggi, setelah 11

ditegakkan dan dinyatakan dalam satuan cm. Pengukuran dilakukan saat tanaman memasuki stadia berbunga. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 10. Jumlah anakan total per rumpun Jumlah anakan total dihitung berdasarkan jumlah batang yang tumbuh dalan satu rumpun dikurangi satu. Pengukuran dilakukan saat tanaman memasukki tahap masak susu dengan satuan pengukuran buah. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 11. Jumlah anakan per rumpun yang produktif. Jumlah anakan yang produktif adalah jumlah malai yang terbentuk dalam satu rumpun yang dilakukan setelah panen. Perhitungan jumlah anakan yang produktif dilakukan apabila anakan sudah memasuki tahap masak keras dengan satuan pengukuran buah. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 12. Jumlah biji per malai. Jumlah biji per malai yaitu jumlah butir tanaman gandum per malai. Pengukurannya dilakukan saat akhir penelitian pada tanaman sampel dengan satuan pengukuran buah. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 13. Panjang malai Pengukuran panjang malai dimulai dari pangkal malai hingga ujung malai yang tertinggi setelah ditegakkan dengan satuan pengukuran cm. Panjang malai dikategorikan menjadi 3 yaitu: pendek, jika panjangnya < 9 cm, menengah jika panjangnya 9 12 cm, dan panjang jika panjangnya >12 cm. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 14. Berat biji per petak (neto) Berat biji per petak neto didefinisikan sebagai berat biji gandum yang dihasilkan dalam petak neto setelah biji dikeringkan hingga kadar air biji 11% dengan satuan gram. Data diperoleh dari seluruh biji gandum yang ada pada petak neto. 15. Berat per 1000 butir biji. Berat kering per 1000 butir biji didefinisikan sebagai berat 1000 biji gandum dengan kadar air 11% dimana penetapan bobot 1000 butir dilakukan dengan cara menghitung 1000 butir biji gandum dan masing masing ditimbang dengan satuan pengukuran gram. 12

16. Berat brangkasan basah tanaman. Berat brangkasan basah pertanaman adalah berat seluruh bagian yang tersisa dari seluruh sampel tanaman gandum meliputi akar, batang, batang, dan malai. Penimbangan dilakukan satu kali pada saat panen dan satuan pengukuran berat yang digunakan adalah gram. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 17. Berat brangkasan kering tanaman Berat brangkasan kering tanaman merupakan hasil seluruh unsur hara tanah yang mampu diserap dan diolah tanaman menjadi komponen tumbuhnya. Pengukuran berat Brangkasan kering dilakukan dengan menimbang tanaman sampel yang telah dioven pada suhu 70 C selama 36 jam. Data diperoleh dari 10 tanaman sampel. 18. Umur stadia pertumbuhan Umur stadia pertumbuhan merupakan umur dicapainya setiap stadia pada tanaman gandum berdasarkan skala Feekes. Data hanya berupa lamanya waktu setiap stadia tercapai dengan satuan hari setelah tanam (HST). 13