Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 Tinjauan Pustaka

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 49% berusia tahun, 33,8% berusia

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS HASIL

Bab 3 Metodologi Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PROBLEMATIC INTERNET USE DENGAN HAPPINESS PADA MAHASISWA PENGGUNA FACEBOOK DI JAKARTA*

GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA

BAB 2. Tinjauan Pustaka

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN PROBLEMATIC INTERNET USE DAN PERCEIVED STRESS PADA REMAJA PENGGUNA TWITTER DI JAKARTA

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB 3 Metode Penelitian

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggunaan internet yang semakin menanjak popularitasnya menimbulkan pro dan

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

Hubungan antara Problematic Internet Use dengan Social Anxiety pada Remaja

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Aantara Self-esteem dengan Body Image pada Remaja Awal yang Mengalami Obesitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH DAN PUTRA MUHAMMADIYAH TUNTANG DAN SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

ADIKSI GAME ONLINE DAN KETRAMPILAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA

The Relation Between Internet Addicition with Anxiety in Adolescent at SMP Negeri 5 Yogyakarta

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA PROBLEMATIC INTERNET USE (PIU) DAN KESEPIAN PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK DI JAKARTA

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

Hubungan antara Self-Efficacy dengan Perilaku Sehat pada Penderita Jantung Koroner

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Perbedaan Communication Privacy Management di Media Sosial Twitter pada Remaja dengan Tipe Kepribadian Extravert dan Introvert

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

GAMBARAN TIPE KESEPIAN BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SURAKARTAA ABSTRAKSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi kian maju dewasa ini, khususnya pada perkembangan

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

Educational Psychology Journal

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Teori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.

PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan yang terdiri dari gambaran umum partisipan (usia, pendidikan, pihak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang

Transkripsi:

Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Riska Dwi Cahyani Wahyu Agusti Tino Leonardi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study aimed to determine whether there are any correlation between Problematic Internet Use and loneliness in university students. Problematic Internet Use (PIU) is a multidimensional syndrome that consists of cognitive, emotional, and behavioral symptoms that result in difficulties with managing one s offline life (Caplan et al., 2009). Loneliness is the unpleasant experience that occurs when a person s network of social relationships is significantly deficient in quantity or quality (Perlman & Peplau, 1998). This study is a quantitative research with correlation method. Total subjects are 97 university students aged 18-21 years. Measurement using Generalized Problematic Internet Use Scale 2 and UCLA Loneliness Scale Version 3. Data analysis using Spearman s Rho. Hypothesis test result of this study is 0,014 and correlation coefficient 0,25. It shows that there is a low positive correlation between loneliness and Problematic Internet Use in university students. Keywords : Problematic Internet Use; Loneliness Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesepian dengan problematic internet use pada mahasiswa. Problematic Internet Use (PIU) merupakan sebuah sindrom multidimensional yang terdiri dari simptom kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan kesulitan seseorang dalam mengelola kehidupannya disaat offline (Caplan, dkk., 2009). Kesepian merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan seseorang dalam hubungan sosialnya secara signifikan mengalami kekurangan baik secara kuantitas atau kualitas (Perlman & Peplau, 1998). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Total subjek pada penelitian ini sebanyak 97 mahasiswa berusia 18-21 tahun. Pengukuran menggunakan skala yang diadaptasi dari Generelized Problematic Internet Use Scale 2 dan UCLA Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan Spearman s Rho. Hasil uji hipotesis menunjukkan angka 0,014 dan koefisien korelasi sebesar 0,250. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara loneliness dengan Problematic Internet Use pada mahasiswa. Kata Kunci : Problematic Internet Use; Kesepian Korespondensi : Riska Dwi Cahyani Wahyu Agusti, email : - Tino Leonardi, email : tino.leonardi@psikologi.unair.ac.id Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Jl. Airlangga No. 4-6 Surabaya 9

Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan kelompok belajar yang sudah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas atau kejuruan yang mendaftar dan diterima di universitas (Sarwono, 2002). Dilihat dari usianya, sebagian mahasiswa masuk ke dalam kategori remaja akhir (Monks, Knoers, & Harditono, 2001). Salah satu tugas perkembangan pada remaja akhir ialah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebayanya (Hurlock, 1990). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tugas perkembangan tersebut ialah berinteraksi dengan orang lain maupun teman sebaya. Terkait dengan upaya atau cara pencapaian tugas perkembangan tersebut, salah satu media yang digunakan dan digemari saat ini untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan teman ialah melalui internet. Cao dkk (2011) mengatakan bahwa mereka yang berada pada masa remaja akhir cenderung menggunakan internet sebagai media untuk bersosialisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Aydin (2014) mengatakan bahwa mahasiswa memiliki akses yang lebih luas ke internet. Berdasarkan hasil survey Pew Internet Project yang dilakukan sepanjang tahun 2010 melaporkan bahwa hampir 100% mahasiswa berusia 18-24 tahun di Amerika ialah pengguna internet. Di Indonesia sendiri, angka pertumbuhan pengguna internet pada tahun 2011 di Indonesia didominasi oleh kelompok usia 15-30 tahun dan sekitar 50% hingga 80% dari pengguna internet merupakan remaja khususnya mahasiswa. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa pada tahun 2012, kota Surabaya merupakan kota dengan pengguna internet terbanyak setelah Jakarta. Bashir dkk (2008) mengatakan bahwa mayoritas mahasiswa menggunakan internet dan mereka merasa bahwa internet merupakan alat fungsional yang berperan banyak dalam memberikan fasilitas untuk berinteraksi dengan orang lain dan memperoleh informasi terkait dengan pendidikan mereka. Niemz dkk (2005 dalam Sari & Aydin 2014) juga mengatakan bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan internet untuk tujuan akademis dan sosial seperti berkomunikasi dengan keluarga dan temanteman. Manfaat yang diperoleh dari internet memang dapat membantu mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi dengan keluarga dan teman-temanya serta mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan terkait dengan pendidikan. Namun ketika individu merasa bahwa internet dapat membuat mereka lebih nyaman dan percaya diri dalam melakukan interaksi sosial daripada interaksi tatap muka serta motivasi dalam menggunakan internet ialah untuk meregulasi suasana hati (mood) maka dapat dikatakan bahwa mereka mengalami gejala dari Problematic Internet Use (PIU). Hal demikian dapat merujuk pada PIU ketika gejala-gejala tersebut diikuti dengan gejala lainnya, yakni terdapat pola pemikiran yang terobesi untuk online dan adanya keinginan yang besar untuk online sehingga sulit untuk mengontrol waktu penggunaan internet (Caplan, 2010). PIU merupakan sindrom multidimensional yang terdiri dari gejala kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan kesulitan seseorang dalam mengelola kehidupannya disaat offline (Caplan, Williams & Yee, 2009). Frangos dkk (2011) mengatakan bahwa mahasiswa dianggap sebagai kelompok yang rawan mengalami PIU karena mahasiswa memiliki banyak waktu luang karena jadwal yang tidak terstruktur serta universitas menyediakan akses yang tidak terbatas. PIU dapat mengakibatkan individu menghabiskan jumlah waktu yang terus meningkat dalam aktivitas online yang mengarah ke penarikan sosial, pengabaian diri, pola makan yang buruk, dan masalah keluarga (Cao dkk, 2011). Hasil penelitian Kalkan dan Odaci (2010), mengatakan bahwa seseorang yang mengalami PIU menggunakan internet lebih dari 5 jam per hari dan mereka akan merasa tidak senang ketika mereka tidak menggunakan internet. Tentunya dampak tersebut dapat mengganggu kehidupan mahasiswa, yang mana mereka berada pada masa remaja akhir yang seharusnya mereka menjalin hubungan yang lebih matang dengan orang lain atau teman sebaya untuk mempersiapkan diri pada masa yang akan datang menjadi tidak optimal karena mereka lebih menghabiskan waktu dengan aktivitas online yang dapat mengarah kepada penarikan sosial. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami PIU, yakni faktor-faktor psikososial seperti depresi, kecemasan sosial (social anxiety), dan sifat pemalu (Morahan- Martin, 1999). Penelitian selanjutnya (Kim, 10

Riska Dwi Cahyani Wahyu Agusti, Tino Leonardi LaRose, & Peng 2009) juga mengatakan bahwa faktor psikososial seperti depresi dan kesepian (loneliness) dapat membuat individu cenderung berkomunikasi secara online dan menggunakan internet secara kompulsif yang mengarah pada PIU. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Odaci dan Celik (2013) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginifikan secara statistik antara kesepian dengan PIU. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mencoba untuk mengidentifikasi hubungan antara kesepian dengan Problematic Internet Use pada mahasiswa. Problematic Internet Use (PIU) Caplan, Williams, dan Yee (2009) mendefinisikan PIU merupakan sindrom multidimensional yang terdiri dari simptom kognitif, emosional, dan perilaku yang mengakibatkan kesulitan seseorang dalam mengelola kehidupannya disaat offline. Berikut simptom-simptom PIU yang dijelaskan Caplan (2010), yakni Preference for online social interaction (POSI), Mood Regulation, Deficient Self-regulation, Cognitive Preoccupation, dan Compulsive Internet Use. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami PIU, yakni faktor-faktor psikososial seperti depresi, kecemasan sosial, sifat pemalu (Morahan-Martin, 1999), depresi, dan kesepian (Kim, LaRose, & Peng, 2009). Kesepian Perlman dan Peplau (1998) mengungkapkan bahwa kesepian merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan seseorang dalam hubungan sosialnya secara signifikan mengalami kekurangan baik secara kuantitas atau kualitas. Perlman dan Peplau (1998) juga membagi kesepian menjadi dua tipe, yakni: (1) Kesepian emosional, merupakan jenis kesepian yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki figur attachment yang intim, seperti yang mungkin diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka atau orang dewasa dengan pasangannya atau teman dekat, (2) Kesepian sosial ialah merupakan jenis kesepian yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki rasa integrasi sosial atau keterlibatan masyarakat yang mungkin disediakan oleh jaringan teman-teman, tetangga, atau rekan kerja. Kesepian pada Mahasiswa Perubahan sosial yang dialami mahasiswa ketika memasuki masa perkuliahan merupakan masa dimana kesepian dapat berkembang karena remaja meninggalkan rumah dan keluarga yang telah lama dikenalnya (Santrock, 2003). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan usia 18-21 tahun di kota Surabaya yang menggunakan internet lebih dari 5 jam per hari. Diperoleh 97 subjek (28 laki-laki dan 69 perempuan). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Skala psikologi yang digunakan adalah adaptasi dari University of California, Los Angeles (UCLA) versi 3 yang dikembangkan oleh Russell (1996) digunakan untuk mengukur kesepian dan adaptasi dari Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2) milik Caplan (2010) yang digunakan untuk mengukur skor PIU. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Spearman s Rank (rho) dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Teknik korelasi Spearman s Rank (rho) digunakan karena data dalam penelitian ini tidak lolos uji asumsi statistik parametrik dimana data pada penelitian ini tidak memenuhi uji normalitas namun memenuhi uji linearitas sehingga menggunakan teknik statistik nonparametrik. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan kategorisasi skala PIU, mayoritas subjek penelitian mengalami Problematic Internet Use dalam tingkatan sedang, yakni sebanyak 61 subjek, kemudian 30 subjek pada tingkatan tinggi dan sisanya 6 subjek pada tingkatan rendah. Pada kategorisasi skala kesepian, mayoritas subjek penelitian mengalami kesepian pada tingkatan rendah yakni 64 subjek sedangkan hanya 9 subjek yang berada pada tingkatan tinggi dan sisanya berada dalam tingkatan sedang, yakni sebanyak 24 subjek. Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan, diperoleh signifikansi sebesar 0,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, 11

Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa sehingga memiliki artian bahwa terdapat hubungan antara kesepian dengan Problematic Internet Use. Koefisien korelasi pada penelitian ini ialah sebesar 0,250, yakni menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kedua variabel. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panicker & Sachdev (2014), bahwa terdapat hubungan positif antara kesepian dengan Problematic Internet Use. Namun berdasarkan interpretasi kekuatan hubungan antar variabel menurut Cohen (1988, dalam Pallant, 2007) menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara kedua variabel lemah. Hal tersebut disebabkan sebagian besar subjek pada penelitian ini mengalami Problematic Internet Use pada tingkatan sedang sedangkan sebagian besar subjek mengalami kesepian pada tingkatan rendah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kesepian dengan Problematic Internet Use pada mahasiswa. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih mempertimbangkan pembuangan aitem sehingga aitem tidak banyak terbuang dan dipastikan aitem-aitem yang ada dapat mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu, pengambilan data sebaiknya tidak dilakukan melalui google. docs.com saja tetapi juga dilakukan dengan pemberian kuesioner kertas secara langsung kepada subjek agar peneliti dapat mengamati subjek secara langsung mengenai pemahaman dan keseriusan subjek dalam pengisian kuesioner. Perlu dijelaskan pula terkait dengan aktivitas apa saja yang dilakukan subjek dalam menggunakan internet selama 5 jam dalam sehari. Saran kepada mahasiswa, sebaiknya penggunaan internet disesuaikan dengan kepentingan dan keperluan. Bagi orang tua sebaiknya dapat menghimbau dan mengawasi mahasiswa untuk menggunakan internet seperlunya saja. 12

Riska Dwi Cahyani Wahyu Agusti, Tino Leonardi PUSTAKA ACUAN Bashir, S., Mahmood, K., & Shafique, F. (2008). Internet Use Among University Students: A Survey in University of the Punjab, Lahore. Pakistan journal of library & information science, vol. 2008, n. 9 Cao, H., Sun, Y., Wan, Y., Hao, J., & Tao, F. (2011). Problematic Internet use in Chinese adolescents and its relation to psychosomatic symptoms and life satisfaction. BMC Public Health, 11, 802. Caplan, S. E. (2010). Theory and measurement of generalized problematic Internet use: A two-step approach. Computers in Human Behavior, 26, 1089 1097. Caplan, S., Williams, D., & Yee, N. (2009). Problematic Internet use and psychosocial well-being among MMO players. Computers in Human Behavior, 10, 1016. Frangos, C. C., Frangos, C. C., & Sotiropoulos, I. (2011). Problematic Internet Use among Greek University Students: An Ordinal Logistic Regression with Risk Factors Negative Psychological Beliefs, Pornographic Sites and Online Games. Cyberpsychology, Behavior And Social Networking, 14 (1-2), 51-58. Hurlock, E. (1990). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi ke-5). Jakarta : Penerbit Erlangga. Kim, J., Larose, R., & Peng, W. (2009). Loneliness as the Cause and the Effect of Problematic Internet Use: The Relationship between Internet Use and Psychological Well-Being. Cyberpsychology & Behavior, Vol.12, No.4. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. (2004). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Morahan-Martin, J. (1999). The relationship between loneliness and Internet use and abuse. Cyber Psychology and Behavior, 2, 431 440. Odaci, H. & Celik, C. B. (2013). Who are problematic internet users? An investigation of the correlations between problematic internet use and shyness, loneliness, narcissism, aggression and selfperception. Computers in Human Behavior, 29, 2382 2387 Pallant, J. (2007). SPSS: Survival manual (3rd ed). Sydney: Allen & Unwin Perlman, D., & Peplau, L. A. (1998). Loneliness. Encyclopedia of Mental Health, 2, 571-581. New York: Academic Press. Sari, S. V. & Aydin, B. (2014). Problematic Internet Use and Body Mass Index in University Students. Eurasian Journal of Educational Research, 54, 135-150. 13