PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU METODE PIRAMIDA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

PROSIDING ISBN :

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X. Rusmiati ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Wiwik Astuti Guru Matematika SMA Negeri 1 Palu. Kata Kunci: Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Sinus, Cosinus, SMA Negeri

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DI KELAS IV SDN 03 KARANGTALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

1130 ISSN:

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Ulfiana

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

PROSIDING ISBN :

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX- 3 SMP NEGERI I SECANGGANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 6 Palu Pada Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

PROSIDING ISBN :

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Erni Puji Lestari Guru di SMP NEGERI 4 Kabupaten Bojonegoro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016

Ruiyati, Samsurizal M. Suleman, dan Lestari MP Alibasyah

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Transkripsi:

Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Hajerina 1 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1, Universitas Alkhairaat Palu 1 hajrinahamid@gmail.com 1 Abstrak Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 1 Bambaira terhadap materi Keliling dan Luas Trapesium. Alternatif tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan menerapkan metode penemuan terbimbing. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMPN 1 Bambaira. Rancangan penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran telah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar klasikalnya. Pada tes akhir siklus 1 mencapai 71,43% dan pada tes akhir siklus II meningkat menjadi 92,86% pada kualifikasi sangat baik. Kata Kunci : Metode Penemuan Terbimbing, Hasil Belajar, Keliling dan Luas Trapesium A. Pendahuluan Tingkat pemahaman matematika pada peserta didik lebih dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, sebab mengetahui merupakan suatu proses, bukan suatu produk. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga peserta didik harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki (Markaban, 2006: 3). Hasil observasi penulis di SMP Negeri 1 Bambaira menunjukan bahwa, mata pelajaran matematika masih menjadi mata pelajaran yang sangat sulit dipahami, kesulitan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan guru. Hal ini berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VIIA SMP Negeri 1 Bambaira yaitu Ibu Siti Susana, S.Pd, diperoleh informasi bahwa sekitar 24 dari 28 siswa kelas VIIA tahun pelajaran 2015/2016 mengalami kesulitan pada Halaman 99 dari 160

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa materi bangun datar khususnya pada bangun trapesium, yang ditunjukkan pada hasil belajar siswa yang rendah di bawah dari nilai kriteria ketuntasan belajar. Dalam hal ini, siswa masih kurang mampu dalam mengoperasikan keliling dan luas trapesium. Dalam usaha menyelesaikan permasalahan pembelajaran seperti ini, seorang guru diharapkan mampu memilih model atau metode pembelajaran yang sesuai kondisi untuk diterapkan dikelas sebagaimana materi yang dipelajari sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, efektif dan hasil belajar yang maksimal. Selain itu, penggunaan metode mengajar yang bervariasi dengan berbagai tugas atau kegiatan pembelajaran yang masih asing, dapat menarik perhatian peserta didik untuk lebih semangat mengikuti pembelajaran. Melihat permasalahan belajar diatas, maka harus dilakukan perbaikan dalam pembelajaran matematika, dimana diperlukan langkah-langkah yang sistematis yaitu metode yang cocok agar peserta didik dapat berfikir logis, kritis dan inovatif serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran juga harus lebih ditekankan pada keterlibatan peserta didik secara optimal. Olehnya itu, penulis tertarik menggunakan salah satu metode pembelajaran sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memperoleh pengetahuannya dengan cara menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Metode pembelajaran penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran yang dimana siswa berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan, dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa melakukan penemuan, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang benar. Bimbingan dimaksudkan agar penemuan yang dilakukan siswa terarah, memberi petujuk siswa yang mengalami kesulitan untuk menemukan suatu konsep/prinsip, dan waktu pembelajaran yang lebih efesien. Bimbingan diberikan melalui serangkaian pertanyaan atau LKS. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran penemuan terbimbing ini dapat mengatasi kesulitan siswa dalam Halaman 100 dari 160

Hajerina pemecahan masalah pada materi keliling dan luas trapesium, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Bambaira pada materi keliling dan luas trapesium. B. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Mc Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMPN 1 Bambaira. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Instrumen lain yang juga digunakan dalam penelitian ini yaitu catatan lapangan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian yang memuat kejadian kejadian dan fakta di kelas. Untuk menunjang data penelitian ini, dilakukan juga wawancara dengan siswa untuk melihat respon siswa mengenai proses pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada model Miles Huberman (Wiriaatmadja 2012:139) yaitu : 1) Mereduksi data, 2) Menyajikan data, dan 3) Menyimpulkan data. Kemudian tahap tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. C. Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keliling dan luas trapesium dikelas VII SMP Negeri 1 Bambaira dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus mengacu Halaman 101 dari 160

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Rofi uddin, 1996: 20). Tahap awal penelitian ini yaitu tahap pratindakan dimana peneliti melakukan observasi ke sekolah dan melakukan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 1 Bambaira, serta melakukan tes identifikasi kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan bukti nyata mengenai permasalahan yang terjadi. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, tahap awal dari sintaks pembelajaran ini yaitu perumusan masalah. Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data yang cukup, perumusan yang jelas dengan menghindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga siswa mudah mengartikannya. Tahapan kedua yaitu tahap pemprosesan data. Pada tahap ini peneliti memberikan pertanyaan berupa LKS dan memberikan kesempatan kepada siswa menyusun, memproses, mengorganisir dan menganalisa pertanyaan tersebut. Peneliti memberikan bimbingan sesuai yang diperlukan. Selanjutnya yaitu tahap ketiga yaitu penyusunan dugaan sementara dimana siswa diarahkan peneliti untuk menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukan. Sementara peneliti mengelilingi kelas untuk mengamati diskusi siswa sekaligus memberikan bimbingan kepada kelompok yang belum mampu menyelesaikan masalah dalam LKS. Tahapan keempat yaitu pemeriksaan dugaan sementara. Pada tahap ini, peneliti memeriksa prakiraan yang telah dibuat siswa. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan kebenaran prakiraan siswa terhadap pertanyaan didalam LKS. Tahapan kelima yaitu verbalisasi dugaan sementara. Pada tahap ini, peneliti mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil penemuan pada LKS yang diberikan dan memberikan nilai hasil LKS yang dipresentasikan masing-masing kelompok serta memberikan jawaban yang benar untuk masalah yang terdapat pada LKS yang diberikan. Tahap keenam yaitu Umpan balik (Feed back) dimana sesudah siswa menemukan apa yang dicari dalam permasalahan di LKS, peneliti selanjutnya memberikan soal Halaman 102 dari 160

Hajerina akhir tindakan untuk memeriksa hasil belajar yang telah di capai siswa dalam penerapan metode penemuan terbimbing pada materi keliling dan luas trapezium. Selanjutnya tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan, yakni peneliti mengarahkan agar masing-masing kelompok dapat menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari sehingga ada hasil akhir dari kegiatan diskusi yang nantinya berfungsi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran penemuan terbimbing yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam belajar matematika di kelas. Hal ini terlihat pada perbandingan hasil belajar siswa antara tes akhir tindakan siklus I dan tes akhir tindakan siklus II yang ternyata memiliki beberapa perbedaan hasil belajar kearah yang positif. Berdasarkan refleksi siklus I, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran pada siklus II. Hal ini dilakukan meningkatkan hasil belajar siswa. Hatibe (2012: 14) mengemukakan bahwa memperbaiki kinerja dalam pembelajaran melalui refleksi diri bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa sebagian siswa belum mencapai nilai KKM, sedangkan pada tes akhir tindakan siklus II siswa telah berhasil mencapai nilai diatas atau sama dengan KKM, akan tetapi masih terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai dibawah 75. Hasil analisis observasi pengamat terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus I, telah mencapai taraf keberhasilan dalam kategori baik dan cukup. Akan tetapi, hasil tes akhir tindakan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sesuai kriteria yang ditetapkan atau minimal 80% siswa yang mendapat nilai 75, yakni hanya mencapai 71,43% atau ada 20 orang siswa yang telah tuntas dan 28,57% atau ada 8 orang siswa yang belum tuntas. Sementara, hasil analisis observasi pengamat terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada tindakan siklus II, mengalami peningkatan, dimana taraf keberhasilan tindakan telah sesuai kriteria yang ditetapkan, yaitu berada dalam kategori sangat baik. Hal ini terlihat adanya perubahan yang berarti dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa nampak sangat senang dalam belajar dan bekerja dalam kelompok. Mereka sangat aktif Halaman 103 dari 160

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan aktif dalam melakukan diskusi. Semua siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, pengerjaan tugas individual maupun pada pengerjaan tugas secara kelompok. Hasil analisis tes akhir tindakan siklus I hanya mencapai daya serap 73,04% dan ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai target 71,43%, dan meningkat pada siklus II dengan persentase daya serap 84,11% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai target 92,86%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Bambaira pada materi keliling dan luas trapesium. D. Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penerapan metode penemuan terbimbing pada materi keliling dan luas trapesium, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Bambaira. Dimana dalam penyajian materi, guru menggunakan tahapan pembelajaran yang digunakan dalam metode penemuan terbimbing dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Kegiatan inti terdiri dari beberapa fase, yakni fase 1 perumusan masalah, fase 2 pemprosesan data, fase 3 penyusunan dugaan sementara, fase 4 pemeriksaan dugaan sementara, fase 5 verbalisasi dugaan sementara dan fase 6 umpan balik (feed back). 2. Hasil tes akhir tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 8 siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yakni 75 yang dimana ketuntasan secara klasikal pada siklus I hanya mencapai 71,43%. Sedangkan hasil tes akhir tindakan pada siklus II menunjukkan perubahan hasil belajar lebih baik dimana hanya terdapat2 orang siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang artinya ketuntasan secara klasikal pada siklus II telah mencapai 92,86%. Halaman 104 dari 160

Hajerina Daftar Pustaka Ali. 2004. Mengoptimalkan Daya Pikir. Jakarta: Pustaka Deaprakasa. Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hartono. 1996. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Hatibe, Amiruddin. 2012. Metedologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Suka Press. Karso. Dkk. 1998. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Markaban. 2006. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, (Online), (http://ppp_penemuan_terbimbing.pdf, diakses 24 Februari 2016). Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII, Jakata: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Ratumanan, T.G..2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rofi uddin, A.. 1996. Rancangan Penelitian Tindakan. Malang: Lemlit IKIP Malang. Santrock, John W.. 2010. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ed. 2 Cet. 3. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin, M.Ed.. 2000. Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Syaiful, Bahri Dj. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel. 1991, Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo. Wiriaatmadja Rochiati. 2012. Metode Penelitin Tindakan Kelas untuk meningkatkan kinerja guru dan dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Halaman 105 dari 160