tujuan, program pendidikan, kurikulum, satuan pendidikan strategi

dokumen-dokumen yang mirip
lapangan sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Namun, untuk memaknai lebih

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Kesimpulan dan implikasi yang akan diuraikan pada bab ini disusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

pembinaan kepada siswa peserta program khusus?; (2) Bagaimanakah strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

I. PENDAHULUAN. pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. kanak-kanak yang meliputi perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB V PEMBAHASAN. acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan terus menjadi perhatian pemerintah melalui pengkajian sistem

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB V PENUTUP. pengetahuan. Kesadaran yang harus kembali kepada Al-Qur an sebagai

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MUHAMMAD DAROBI A

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat. Pembangunan dilakukan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk

BAB V PENUTUP. 1. Model Pengelolaan Wakaf Produktif dengan kerangka kerja yang professional merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. serta dipupuk secara efektif melalui strategi dan pengelolaan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

berkepentingan, khususnya perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja gum di SLTP Negeri Kota Bandung. Rekomendasi berisi beberapa

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BABYT KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Pondok pesantren Husnul Khotimah mempakan lembaga pendidikan Islam terpadu yang digarap dengan metode dan sarana cukup modern. Misi utama pemaduan adalah membangkitkan kesadaran umat islam akan pentingnya generasi muda yang berkualitas tinggi dan berjiwa islami, menggelorakan syiar islam di muka bumi, dan turut mensukseskan wajib belajar. Sejalan dengan itu, visi utamanya adalah mencetak Generasi Muda Muslim Rabbani untuk menyiapkan dan menata kehidupan islami yang harmonis. 2. Pemaduan program pendidikan dilakukan melalui pengembangan tiga program utama, yaitu program transformasi ilmu pengetahuan dan bahasa, penanaman nilai-nilai Islam dan akhlaqul karimah, serta program dakwah dan pengarah masyarakat menuju kehidupan yang diridhloi Allah SWT., yang selanjutnya dijabarkan dalam lima jalur program pembinaan pendidikan, yaitu program pembinaan pendidikan persekolahan (madrasah), pendidikan keagamaan, pendidikan bahasa, pendidikan umum, dan pendidikan keterampilan sebagai satu kesatuan, yang pelaksanaannya dilakukan secara intensif dan terpadu melalui pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar sekolah. Keterpaduan tersebut tampil dalam berbagai dimensi, baik dalam dimensi tujuan, program pendidikan, kurikulum, satuan pendidikan strategi 132

133 pembelajaran, proses pembelajaran, maupun dalam dimensi penyelenggaraan pendidikan. 3. Untuk menjamin kelancaran dan keberhasilan program, kurikulum disusun dengan pola tarbiyah islamiyah, salafiah, sistematis, terpadu, dan baik, melalui pendekatan tematik, tekstual, pragmatis, dan fungsional, yang secara operasional pelaksanaannya langsung dibawah koordinator Kepala Bagian Pembinaan dengan koordinasi pengurus organisasi pondok. 4, Program pembinaan bakat dan minat santri melalui pemaduan sistem pendidikan madrasah dan pendidikan keterampilan, sekalipun hanya diikuti santri yang sangat minimal karena berbagai hal, namun bukan berarti program ini tidak memberikan kon.ribus, yang berarti bagi penyaluran, pembinaan, serta pengembangan bakat dan minat santri 5, Pelaksanaan program pembinaan pendidikan keterampilan di pondok yang. dipadukan dengan pendid.kan sekolah/madrasah ternyata kurang berdampak pada tumbuh dan berkembangnya sikap dan minat para santr, untuk menggelut, dan mengembangkan diri dalam dunia wirausaha. Hal ini temtama terkait dengan dimensi santri yang cenderung masih relatif muda dan memiliki kebutuhan pendidikan dan belajar yang sangat besar. 6. Pelaksanaan program pemaduan sistem pendidikan sekolah/madrasah dan pendidikan keterampilan sangat didukung oleh faktor kebebasan santri untuk memilih yang sesuai dengan bakat dan minatnya dan variasi bidang keterampilan yang ditawarkan, namun di sisi lain dihadapkan pada berbagai

134 kendala, utamanya faktor beaya atau resiko keuangan yang hams ditanggung oleh santri. 7. Untuk mengatasi berbagai kendala yang ada beberapa terobosan sedang dan akan dilakukan, baik melalui pemberdayaan potensi diri maupun melalui kerja sama sinergik baik dengan instansi pemerintah, swasta, maupun perorangan. Temtama dalam kaitannya dengan pengadaan sarana dan prasarana praktikum. B. Rekomendasi 1. Kepada Pondok Pesantren Husnul Khotimah a. Untuk mencapai visi dan misi yang telah digariskan oleh pondok, direkomendasikan perlunya penerapan manajemen profesional, diantaranya dengan pemisahan secara tegas organisasi kepemimpinan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, namun keduanya hams bertanggung jawab langsung terhadap Kepala Bagian Pembinaan Pengajaran. Dengan pemisahan ini diharapkan mampu memicu peningkatan kualitas kinerja dan profesionalisme sumber daya manusia pondok menuju peningkatan kualitas pendidikan secara keselumhan. Dengan demikian pada akhirnya mampu memiliki daya saing tinggi dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, temtama yang sejenis. b. Sekalipun secara umum pelaksanaan program pemaduan sistem pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah di pondok sudah berjalan cukup baik, namun perlu lebih dicermati berbagai pelaksanaan program ekstrakurikuler yang tidak atau belum berjalan secara intensif karena berbagai persoalan,

135 seperti ketersediaan tenaga ahli, fasilitas, keragaman kegiatan, maupun faktor internal santri, untuk itu perlu segera dican alternatif solusinya secara bijak baik dengan pemberdayaan potensi yang ada di pondok maupun dengan menjalin relasi sinergik dengan instansi atau lembaga lain, sehingga tidak berdampak pada menurunnya minat belajar santri atau menumnnya kredibilitas santri dan masyarakat (khususnya orang tua) terhadap kualitas pendidikan di pondok. c, Pelaksanaan pembinaan bakat dan minat santri melalui pemaduan program pendidikan persekolahan dengan program pendidikan keterampilan yang dilakukan saat ini, disamping kurang menarik minat siswa, masih ada beberapa program yang sudah ditawarkan padahal belum tersedia sarana dan prasarananya, juga masih berjalan seadanya tanpa arahan dan bimbingan yang intensif seperti yang diharapkan. Untuk itu direkomendasikan Untuk itu direkomendasikan agar dibuka programprogram keterampilan yang lebih bervariasi, menantang, dan menarik sesuai dengan keragaman bakat dan minat santri, melalaui perencanaan yang terarah, sistematis, dan terprogram. dengan memperhatikan sistem pendukung yang diperlukan seperti kelengkapan sarana dan prasarana, ketersediaan tenaga ahli, kebutuhan santn, dan tuntutan masyarakat. Bila mungkin pelaksanaannya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil agar lebih efektif sehingga mampu mengantarkan para santri pada pencapaian prestasi.

136 d. Pemberdayaan potensi yang sudah ada mempakan salah satu cara efektif dalam peningkatan dan pengembangan pembinanaan bakat dan minat santri. Karena itu, keberadaan Kopontren, kantin, atau wartel perlu dipikirkan kemungkinannya untuk dijadikan salah satu media pembinaan bakat dan minat santri, sekalipun hams dengan membah kebijakan yang sudah ada. e. Kuatnya minat santri untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mempakan aset yang perlu terus dipupuk agar tumbuh subur dan berkembang. Untuk meningkatkan motivasi dan kesiapan siswa dalam measuki perguman tinggi, direkomendasikan agar dibuka program Bimbingan Belajar Ujian Masuk Perguman Tinggi atau sejenisnya secara intensif, dimulai sejak siswa naik kelas tiga MA. Namun pembukaan program ini, hendaknya tidak mengendurkan program pendidikan keterampilan fungsional untuk memasuki kehidupan mandiri di masyarakat. Sebab disamping mampu mengembangkan wawasan juga dapat dijadikan sebagai modal dasar yang sifatnya alternatif. Untuk itu perlu tems digalakkan dan dilaksanakan secara seimbang dan harmonis dengan program pendidikan yang lainnya. Dengan demikain, pondok sebagai lembaga pendidikan terpadu mampu mempertahankan eksistensinya dalam menyahuti tuntutan dan perkembangan zaman. kebutuhan masyarakat dan

137 2. Kepada Pemerintah dan Instansi terkait Keberadaan Pondok Pesantren Husnul Khotimah di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat Kuningan, disamping mampu menjadi bunga penghamm kota Kuningan, juga dipercayai telah banyak memberikan andil besar dalam pembangunan, utamanya pembangunan mental dan spiritual. Karena itu Pondok Pesantren Husnul Khotimah adalah aset Pemerintah daerah yang perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan eksistensinya. Implikasinya, kerja sama yang sudah terjalin dengan baik selama ini perlu tems ditingkatkan. Pemerintah daerah melalui instansi terkait perlu meningkatkan kepekaan untuk turut mengatasi berbagai persoalan yang melilit pondok sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Dengan demikian mampu menopang dan mendorong setiap langkah pondok dalam menggapai obsesinya, sekaligus menjadikan keberadaan pondok tersebut sebagai proyek. percontohan pendidikan yang berkualitas ungul di wilayahnya atau bagi daerah lain. 3. Kepada peneliti berikutnya. Penelitian ini tidak lepas dan berbagai kelemahan atau keterbatasan. Namun demikian, khusus bagi peneliti berikutnya yang penting adalah bagaimana menarik hikmah dari penelitian yang sederhana dan penuh dengan kelemahan ini. Menarik hikmah dari penelitian ini, maka yang dapat direkomendasikan kepada peneliti berikutnya adalah:

138 a. Melakukan studi banding dengan menelusuri kembali persoalan yang sama pada tempat lain yang sejenis. b. Menelusuri kembali berbagai persoalan yang ada secara lebih mendalam dan lebih rinci dengan obyek penelitian yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh gambaran yang lebih komprehensif. c. Menelusuri salah satu persoalan yang dianggap penting dan menarik sebagai fokus utama penelitian, sehingga diperolehgambaran yang lebih rinci dan mendalam. d. Menelusuri berbagai bentuk keterpaduan yang terjadi di pondok pesantren berdasar satu atau lebih komponen. Misalnya komponen tujuan, program pembelajaran, proses pembelajaran, kurikulum, materi, masukan, pengamh, evaluasi, dan sebagainya e. Merancang berbagai model pendidikan terpadu yang layak untuk diterapkan di pondok-pondok pesantren, sehingga dapat dijadikan acuan bagi pondok dalam meningkatkan kualitas pendidikannya. f. Melakukan kajian khusus tentang bagaimana manajemen pendidikan terpadu di pondok pesantren. C. Implikasi Hasil Penelitian Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah pengembangan totalitas kepribadian yang terintegrasi secara mantap, utuh, dan seimbang, sehingga mampu tampil sesuai dengan jati diri yang penuh dengan keteladanan. Karena itu pendidikan tidak dapat dilaksanakan secara segmental, tetapi hams simultan dan terpadu yang mencakup selumh aspek kepribadian.

139 Pendidikan terpadu yang dilakukan di pondok pesantren Husnul Khotimah adalah salah satu contoh kongkrit pelaksanaan pendidikan terpadu yang seluruh program pendidikannya dirancang secara komprenhensif dan dilaksanakan secara k0ns.sten guna mengembangkan totalitas kepribadian yang terintegrasi secara mantap, utuh, dan seimbang tersebut sesuai nilai-nilai kehidupan agama islam sehingga mampu tampil sesuai dengan jati dirinya sebagai seorang muslim sejati Pendidikan terpadu yang dilakukan tidak semata-mata berorientasi pada pengembangan ranah kognitif, tetapi juga pengembangan ranah afektif dan psikomotor secara seimbang, tidak semata-mata pada ilmu keagamaan (kauli) tetapi juga,.mu pengetahuan umum dan kemasyarakatan (kauni). t.dak hanya menekankan seg, teroitis tetap, juga ap.ikasinya dalam kehidupan sehan-han, tidak hanya menekankan seg, akademik tetapi.juga ketramcilan fungsional sesuai bakat dan minatnya untuk bekal kehidupan mandiri di masyarakat. Dengan demikian, secara teontis model pendidikan di pondok pesantren dapat ditarik sebagai salah satu kajian lebih lanjut dalam menelaah model-mode, pendidikan terpadu yang bempaya mengintegrasikan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah dalam satu kesatuan yang utuh. Secara praktis model pendidikan terpadu di pondok pesantren ini dapat dijadikan salah satu mode, alternatif dalam kerangka pendidikan pada umumnya. Dalam kaitannya dengan pembinaan bakat dan minat, satu hal implikasi menarik untuk dicermati adalah pentingnya indenttfikasi awal terhadap baka, dan minat siswa, per.unya penyediaan program pembinaan kegiatan yang beragam sehingga mampu mengakses keragaman bakat dan mina, siswa, serta perlunya

140 pembinaan intensif dari pembimbingyang profesional. Dengan demikian mampu membuka peluang yang lebih besar bagi munculnya prestasi-prestasi unggul sesuai dengan bakat dan minatnya..^0sbsvx - v h *' "V* " 1 * /. ti