BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam mendidik anak- anak secara

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu menginginkan dan mendambakan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari

sebagai makhluk sosial maka manusia akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang individu, karena individu tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIF SISWA DENGAN INTERAKSI SOSIAL. (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma masyarakat tentang pendidikan luar biasa saat ini sudah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP PERGAULAN ANTAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR SISWA SEMESTER AKHIR DENGAN HASIL UJIAN AKHIR NASIONAL SISWA KELAS VI SD NEGERI 13 SUNGAI KAWAT. Dwi Cahyadi Wibowo 1

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. menurut Silberman dalam Sagala 2014:5, pendidikan merupakan suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya seseorang juga melayani kebutuhan orang lainserta menumbuhkan rasa harga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan belajar dalam keluarga adalah merupakan lingkungan belajar yang pertama bagi anak untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong,

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara sadar atau disengaja yang bertujuan untuk menambah pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak-anak. Kata remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pertemanan atau persahabatan yaitu hubungan "akrab" antara sesorang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia tidak terlepas dari manusia yang lain. Secara kodrati manusia selalu dan harus hidup bersama dengan orang lain. Hidup bersama ini berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi, situasi dan kegiatan hidup dalam proses interaksi sosial. Interaksi social demikian dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Interaksi tersebut dapat terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya atau antara individu yang satu dengan individu yang lain atau antara individu dengan kelompok. Di dalam interaksi sosial ini terjadi kegiatan saling memberi dan saling menerima atau saling membantu, melengkapi dan menyempurnakan satu dengan yang lain. Perkembangan intelektual atau kognitif seseorang akan mempengaruhi sikapnya. Semakin tinggi perkembangan intelektual atau kognitif seseorang akan semakin baik pula sikap yang diperlihatkan dalam interaksi sosialnya. Atau dengan kata lain, seseorang akan memperlihatkan sikap yang positif atau baik terhadap objek, berdasarkan penilaian terhadap objek itu berguna atau berharga baginya. Di sekolah, siswa dibina mengembangkan sikap secara baik. Bila siswa memiliki sikap yang baik dengan sendirinya suasana pergaulan di 15

sekolah maupun di kelas, akan menjadi baik. Sebaliknya bila siswa memiliki sikap negatif, maka suasana pergaulan yang diciptakan menjadi kurang atau tidak menyenangkan. Sikap siswa dalam pergaulan antar sesama dalam satu jurusan yang mengarah pada hal positif dan interaksi yang baik memberikan suatu harapan akan adanya penyesuaian diri siswa yang baik. Namun seringkali pengalaman memperlihatkan hal yang berbeda. Ada saja penyimpangan yang dapat mempengaruhi proses komunikasi antar pribadi, sehingga menjadi kurang efektif. Sikap siswa dalam pergaulan dengan sesamanya terkadang kurang diterima atau saling bertentangan sehingga dapat menghambat proses penerimaan sikap siswa yang satu dengan siswa yang lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, faktor tingkat kemampuan akademik antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Faktor tersebut dapat menciptakan kelompok-kelompok kecil dalam pergaulan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan adanya persaingan di tingkat kemampuan akademik dapat menimbulkan persaingan yang kurang sehat bahkan saling merendahkan satu sama lain, meremehkan dan saling mengejek antara satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan permusuhan yang pada gilirannya kelompok siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah merasa tersingkir dan terisolir sehingga mengalami kesulitan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Terciptanya kelompok kecil ini dapat memberi pengaruh yang kurang baik terhadap suasana pergaulan diantara mereka, terutama 16

pergaulan antara siswa yang berlangsung dalam kelas. Kurang harmonisnya suasana pergaulan yang tercipta seperti ini dapat mengakibatkan terhambatnya proses interaksi antara satu dengan yang lainnya akan mengakibatkan permusuhan di antara siswa/siswi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. Data awal yang diperoleh peneliti melalui kegiatan pengamatan awal selama berada di SMA Negeri 1 Kupang menunjukkan adanya gejala hubungan yang kurang harmonis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, kekurang harmonisan hubungan tersebut diperlihatkan dengan terbentuknya kelompok-kelompok siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kelompok-kelompok siswa tersebut memperlihatkan adanya persaingan antar kelompok yang satu dengan yang lainnya sehingga timbullah usaha untuk saling bersaing, saling meremehkan, dan saling mengejek antara satu dengan yang lainnya. Realita yang terjadi di atas dapat menyebabkan relasi yang kurang harmonis dalam pergaulan dan dapat menimbulkan persaingan diantara siswa/siswi di sekolah yang dapat menimbulkan usaha untuk saling meremehkan dan permusuhan di antara mereka. Hal ini juga terlihat pada siswa/siswi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui hasil pengamatan peneliti ketika melakukan PPL di sekolah tersebut dan wawancara peneliti dengan wali kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. Keadaan inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh 17

Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Antar Siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah ada pengaruh sikap siswa terhadap pergaulan antar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap pergaulan antar siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Para guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para guru agar dapat memberikan pemahaman tentang sikap yang benar bagi para siswa, agar siswa/siswi tidak memilih dan membedakan teman dalam bergaul. b. Konselor Hasil penelitian ini sebagai masukan yang berharga bagi konselor agar dapat melakukan pembimbingan dan pendampingan 18

bagi para siswa sehingga dapat bersikap positif dalam memilih teman bergaul. c. Para siswa Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para siswa agar dapat bersikap dan bergaul secara wajar terhadap sesama teman sekelas dan tidak menganggap rendah antara sesama teman. D. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel penelitian; Variabel dalam penelitian ini dibedakan atas variabel bebas dan variabel terikat. Terkait topik penelitian ini, maka Sikap sebagai variabel bebas (X) dan pergaulan antar siswa merupakan variabel terikat (Y) 2. Populasi dan Sampel a. Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kupang Tahun Ajaran 2013/2014 b. Sampel : Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 46 orang. 3. Lokasi Penelitian; Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kupang 4. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu dari Maret sampai April 2014. 19

E. Penegasan Konsep Penegasan konsep penelitian perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi para pembaca sehingga terhindar dari penafsiran yang keliru tentang topik penelitian ini. Adapun konsep-konsep dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan, meliputi: 1. Sikap Poerwardaminta (1978:944) mendefinisikan secara harafiah sikap sebagai Perbuatan yang berdasarkan pendirian. Menurut Allport, (dalam Aswar, 1988:3) sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu, Menurut Sarwono (1984:20) sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu respon tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli tentang sikap, maka peneliti menyimpulkan bahwa sikap adalah kecendrungan untuk melakukan suatu respon dengan cara tertentu baik positif atau setuju maupun dengan cara negatif atau tidak setuju. Berdasarkan pendapat para ahli tentang sikap, maka peneliti menyimpulkan bahwa sikap yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecendrungan para siswa kelas XI IPA 1 pada SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk menunjukkan respon baik positif maupun negatif terhadap pergaulan antar siswa, di dalam kelas maupun di luar kelas. 20

Aspek-aspek yang mendasari sikap siswa dalam penelitian ini terdiri dari aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi. 2. Pergaulan antar siswa Kata pergaulan berasal dari kata gaul. Eileen & Petrina (2004:9), mengemukakan bahwa gaul adalah proses yang berlanjut dan tidak ada matinya dalam membina hubungan dengan orang lain. Menurut Gunarsa (1988:36) secara umum pergaulan dapat diartikan sebagai suatu hubungan persahabatan antara dua individu atau lebih. Selanjutnya Gunarsa memberikan pengertian pergaulan sebagai : Suatu hubungan yang meliputi tingkah laku individu. Ini berarti pergaulan senantiasa melibatkan dua individu atau lebih dalam suasana interaksi atau hubungan timbal balik. Sedangkan menurut Mulyaningsih (2007:2) pergaulan adalah hubungan timbal balik antara dua individu atau lebih yang berlangsung dalam suasana yang akrab dan harmonis. Berdasarkan pendapat para ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa pergaulan adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain. Sehubungan dengan itu yang dimaksudkan dengan pergaulan dalam penelitian ini adalah interaksi timbal balik antara siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berlangsung dalam suasana yang akrab dan harmonis. 21

Aspek-aspek yang mendasari dalam penelitian ini terdiri dari aspek kesadaran, aspek penyesuaian, dan aspek penerimaan yang dapat mempengaruhi pergaulan antar siswa. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Penelitian Arikunto (2006:65) menyatakan bahwa Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perlunya anggapan dasar dalam penelitian adalah: a. Agar ada dasar pijak yang kokoh bagi masalah yang akan diteliti b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa anggapan dasar atau postulat merupakan titik tolak dan dasar pijak atau pedoman kerja yang kuat untuk mempertegas variabel, guna menentukan dan merumuskan hipotesis dalam penelitian. Dengan demikian anggapan dasar dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Pergaulan antar siswa di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor b. Salah satu faktor yang mempengaruhi pergaulan siswa di sekolah adalah sikap siswa sendiri. c. Semakin baik atau positif sikap siswa, semakin baik dan harmonis pula pergaulan antara siswa-siswi yang ada di sekolah, sebaliknya 22

semakin tidak baik atau negatif sikap siswa, semakin tidak baik dan tidak harmonis pula pergaulan antar siswa-siswi yang ada di sekolah. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Sebagaimana dikatakan oleh Nasir dalam Sisilia (2010:13) bahwa Hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal merupakan dasar kerja dan panduan dalam verifikasi. Arikunto (2006:73) merumuskan bahwa berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu; Hipotesis Nol (Ho) menyatakan tidak adanya pengaruh antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Sedangkan Hipotesis kerja (Ha) menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya pengaruh antara dua variabel. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka rumusan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Hipotesis Nol (Ho) Rumusan hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah: Tidak ada pengaruh sikap terhadap pergaulan antar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. 23

b. Hipotesis Kerja (Ha) Rumusan hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh sikap terhadap pergaulan antara siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014.