BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan aset dan potensi pariwisata. Sumatera Barat yang terletak

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB V PENUTUP. 1. Citra Sport Event signifikan mempengaruhi Citra Destinasi wisatawan. terhadap Citra Destinasi di Puncak Lawang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. potensi untuk dijadikan sebagai objek wisata bahari.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau kendaraan pribadi. Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah sektor yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian suatu nagara,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berbagai teknologi penunjang yang mumpuni dan banyaknya fasilitas-fasilitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB V PENUTUP. Penelitian ini akan merangkum, membahas dan mengetahui hubungan antara variabel

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para pelanggannya. Lovelock & Wirtz (2011:27) mengatakan bahwa sektor jasa

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet saat ini menjadi sangat pesat, Ramadhani (2003),

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemasaran yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota perjuangan, pusat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Jasa di bidang Pariwisata merupakan sektor paling dominan di

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENGANTAR. merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal di Indonesia. Kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

Data Kungjungan Wisatawan Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang perekonomian suatu negara. Ini diakibatkan oleh pola pikir dan perilaku banyak orang yang menganggap bahwa berwisata itu bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan tersier, tetapi sudah merupakan kebutuhan primer atau dengan kata lain berwisata pada saat ini sudah termasuk kepada kebutuhan yang pokok, seperti halnya kebutuhan untuk makan dan minum, papan dan sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief Yahya berusaha untuk menaikan kunjungan wisata asing ke Indonesia. Mengupayakan, pariwisata yang merupakan kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer. Beliau juga mengibaratkan seperti handphone. "Pariwisata tidak hanya terpengaruh oleh perekonomian dari dalam negeri, namun dari luar negeri juga. Bila luar negeri memiliki pendapatan lebih dari 10.000 USD, itu potensi besar buat kita. Tetapi kalo dibawah 10.000 USD itu jangan terlalu banyak promosi, mereka juga gak akan datang karena wisata masih menjadi kebutuhan tersier dan bagaimana untuk menjadikan wisata ini sebagai kebutuhan primer dan tak bisa lepas." ucap Arief Yahya 1

Banyak orang tidak akan memperhitungkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkannya untuk memperoleh suatu kepuasan, termasuk biaya yang cukup tinggi untuk menikmati suatu perjalanan wisata. Untuk itu, akhir-akhir ini banyak negara di belahan dunia berlomba-lomba untuk membenahi sektor pariwisatanya dan mengajak sebanyak mungkin wisatawan untuk berkunjung ke negaranya untuk menikmati keindahan destinasi-destinasi wisata dengan berbagai cara promosi yang dapat menarik minat berkunjung ke negaranya. Menurut Yoeti (2008:27) dalam Priyanto et al, (2015) kegiatan pariwisata merupakan sektor nonmigas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara. Salah satu negara yang saat ini sangat gencar melakukan promosi wisata untuk menarik wisatawan ke negaranya adalah Indonesia. Ini terlihat dari peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia yang semakin lama semakin meningkat. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari tahun 2014 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: 2

Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Bulan 2014 2015 Peningkatan (%) Januari 753.079 785.973 4,37 % Februari 702.666 843.928 20,10 % Maret 765.607 841.071 9,86 % April 726.332 801.873 10,40 % Mei 752.363 852.388 13,29 % Juni 851.475 872.385 2,46 % Juli 777.210 877.584 12,91 % Agustus 826.821 911.704 10,27 % September 791.296 920.128 16,28 % Oktober 808.767 877.798 8,54 % November 764.461 835.408 9,28 % Desember 915.334 986.519 7,78 % Sumber: Ditjen Imigrasi & BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) Dari banyak provinsi yang ada di Indonesia, salah satu provinsi yang sangat potensial untuk dikembangkan sektor pariwisatanya adalah Sumatera Barat. Sumatera Barat terkenal akan keindahan alamnya dan juga warisan kekayaan sejarahnya yang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Dan di Sumatera Barat sendiri banyak sekali daerah-daerah unggulan pariwisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Kota Sawahlunto. Kota Sawahlunto merupakan kota kecil yang dikelilingi oleh daerah perbukitan. Kota yang memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. (Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sawahlunto). Sawahlunto juga merupakan kota kecil yang dihuni oleh berbagai macam suku dan agama yang hidup berdampingan dengan damai. Saat ini Kota Sawahlunto giat dalam meningkatkan pengembangan di sektor pariwisata, ini sesuai dengan visi Kota Sawahlunto, yaitu Sawahlunto 3

Tahun 2020 menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Untuk mewujudkan visi tersebut berbagai upaya dilakukan untuk menarik wisatawan demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto, misalnya menjadikan Puncak Cemara sebagai objek wisata, yang mana dulu Puncak Cemara hanya digunakan sebagai tempat untuk bersantai tanpa ada fasilitas penunjang, seperti adanya toilet umum, spot untuk berfoto, tempat- tempat duduk, kantin makan, pengaturan area parkir yang rapi, lampu penerangan, area bermain untuk anak- anak, monumen kesetiaan. Dari sini kita bisa melihat bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto bersama Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto membaca peluang untuk menjadikan Puncak Cemara sebagai objek wisata. Namun menurut pengamatan peneliti, Pemerintah Kota Sawahlunto, Dinas Pariwisata, pihak pengelola objek wisata, serta masyarakat kurang aktif dalam hal pemeliharaan objek wisata yang tersedia. Sehingga objek wisata yang ada terkadang banyak fasilitasnya yang rusak seperti yang terjadi di Cinema 4 Dimensi yang berlokasi di samping bangunan pasar Kota Sawahlunto. Ketika banyak pengunjung yang sudah datang harus mengantre berjam- jam dikarenakan banyak kursi di bioskop yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau dapat dikatakan kursi Cinema 4 Dimensi mengalami kerusakan. Sehingga menyebabkan kekecewaan dari wisatawan yang ingin berkunjung karena harus mengantre cukup lama untuk menonton film di Cinema 4 Dimensi. Hal serupa juga terjadi pada kereta wisata, karena rusaknya kereta wisata menyebabkan berhentinya pengoperasian kereta wisata yang sebenarnya banyak diminati oleh wisatawan. 4

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan terjadi pada objek wisata Waterboom, Kandi dan Cinema 4 Dimensi. Objek wisata yang terdaftar pada tahun 2014 dan 2015 yaitu: (1) Waterboom, (2) Kandi, (3) Museum Gudang Ransoem, (4) Museum Kereta Api, (5) Info Box, (6) Desa Wisata Rantih, (7) Kereta Wisata, (8) Cinema 4 Dimensi, (9) Puncak Cemara. Data kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kota Sawahlunto pada tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: 5

Tabel 1.2 Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Sawahlunto Tahun 2014 No Bulan Waterboom Resort Kandi Gudang Ransoem Info Box Museum KAI Wisata Rantih Kereta Wisata 4 Dimens i Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Tiket Masuk Wahana Masuk Wahana 1 Januari 10.403 1.240 10.495 6.082 1.124 1.081 437 300 287 713 24.840 2 Februari 5.164 630 4.765 3.199 974 804 228 500 242 352 13.029 3 Maret 6.662 723 5.713 3.775 1.022 589 300 400 89 769 15.544 4 April 7.057 850 5.566 2.983 667 864 372 800 100 569 15.995 5 Mei 12.156 1.329 11.636 7.760 2.184 1049 818 600 _ 1.104 29.547 6 Juni 16.405 1.688 14.607 7.337 964 778 511 550 _ 955 34.770 7 Juli 19.409 2435 38.025 10.710 1162 1271 1155 300 _ 2031 63.353 8 Agustus 16.498 2.229 22.636 8.670 1.045 929 336 258 _ 1.504 43.206 9 September 4.095 378 2.818 934 671 393 269 238 _ 415 8.899 10 Oktober 5.526 617 4.192 1.735 829 643 241 300 606 12.337 11 November 4.690 416 4.148 1.678 1427 911 285 412 _ 381 12.254 12 Desember 10.274 1075 8.035 3006 1.656 1.452 705 700 _ 868 23.690 Ttiket masuk 297.46 4 Jumlah semua tiket 118.33 13.610 132.636 57.86 13.725 10764 5657 5358 718 10267 368.94 9 9 3 Sumber: Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto Jumlah 6

Tabel 1.3 Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Sawahlunto Tahun 2015 No Bulan Waterboom Kandi MGR MKA Info Cemara Rantih 4 Dimensi Jumlah Tiket Wahana Tiket Masuk Tiket Wahana Tiket Masuk Box 1 Januari 911 10.884 3.895 8.920 1.529 487 1.127 2.033 351 558 25.889 2 Februari 298 3.814 1.416 3.697 1.257 306 668 4.013 512 243 14.510 3 Maret 426 4.767 1.251 3.177 1.029 364 769 5.046 478 338 15.963 4 April 400 5.118 2.056 3.825 1.255 618 893 4.342 256 425 16.732 5 Mei 766 9.319 6.658 14.149 2.967 753 1.315 4.233 376 466 29.354 6 Juni 670 8.620 4.150 9.403 1.202 152 686 5.213 243 332 20.638 7 Juli 2.656 26.806 18.183 50.431 2.413 1.195 2.317 4.211 2.438 1.567 89.811 8 Agustus 377 6.375 1.765 4.732 1.718 433 1.139 2.138 312 418 15.127 9 September 364 4.950 758 2.922 1.326 236 535 2.456 521 259 10.749 10 Oktober 321 4.472 818 2.877 1.720 410 742 2.234 645 171 11.037 11 November 306 4.701 972 3.871 2.061 567 1.128 4.690 200 522 17.740 12 Desember 762 11.237 3.071 7.841 2.466 1.036 1.619 5.002 251 672 33.957 Tiket Masuk 301.507 Jumlah Semua 8.257 101.063 44.993 115.845 20.943 6.557 12.938 45.611 6.583 5.971 368.761 Tiket Sumber: Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto 7

Dari tabel kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kota Sawahlunto kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan pada objek wisata Waterboom, Kandi, dan Cinema 4 Dimensi. Seperti yang telah peneliti uraikan tadi, pemeliharaan terhadap sarana yang dilakukan kurang maksimal sehingga terjadi kerusakan pada sarana yang ada pada objek wisata tersebut. Hal ini lah yang menurut peneliti menyebabkan jumlah kunjungan wisata berkurang karena adanya informasi- informasi yang diberikan oleh wisatawan yang pernah berkunjung kepada teman,kerabat, saudara, dan lain- lain bahwa objek wisata tersebut kurang maksimal pemeliharaannya. Fenomena inilah yang dapat dikatakan dengan istilah WOM (Word of Mouth). Menurut Lovelock (2001) dalam Hasan (2010:152) WOM merupakan bentuk pujian, rekomendasi, dan komentar pelanggan sekitar pengalaman mereka atas layanan jasa dan produk yang betul- betul mempengaruhi keputusan pelanggan atau perilaku pembelian mereka. Jadi, wisatawan yang pernah berkunjung akan berkata objek wisata yang pernah dikunjungi itu apakah bagus atau tidak kepada teman, kerabat, saudara, dan lainlainnya. Sedangkan untuk objek wisata yang mengalami kenaikan jumlah wisatawan bisa disebabkan karena pemeliharaan dari pengelola objek wisata yang baik, sehingga jumlah wisatawan meningkat karena adanya rekomendasi dari teman atau kerabat yang mengatakan kalau objek wisata tersebut tepat untuk dikunjungi sebagai pengisi waktu liburan. Namun, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi minat kunjungan wisata seseorang, seperti adanya postingan- postingan tentang objek wisata di media sosial, blog, website, dan lain- lain atau dapat dikatakan adanya review atau ulasan dari wisatawan yang pernah berkunjung ke objek wisata di Kota Sawahlunto melalui media elektronik. Ini termasuk kepada WOM yang berbasis tekhnologi. Hal ini ini biasa disebut dengan istilah e-wom (electronic- Word of Mouth). E-WOM sendiri dapat diartikan sebagai pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan potensial, aktual, atau mantan pelanggan mengenai sebuah produk atau 8

perusahaan yang dibuat tersedia untuk banyak orang dan lembaga melalui internet (Hennig- Thurau et al, 2004 dalam Chen dan Wu, 2012). Jadi dapat dikatakan bahwa minat kunjungan wisata itu dapat dipengaruhi oleh teman atau kerabat yang memberikan rekomendasi secara lisan maupun rekomendasi yang berbasis elektronik. Berdasarkan fenomena yang terjadi sesuai uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh WOM (Word of Mouth) dan E-WOM (Electronic- Word of Mouth) terhadap Minat Kunjungan Wisata ke Kota Sawahlunto. 1.2 Rumusan Masalah Dari hasil uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh WOM ( Word of Mouth ) terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto? 2. Bagaimana pengaruh e-wom ( electronic- Word of Mouth ) terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh WOM ( Word of Mouth ) terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto. 2. Untuk mengetahui pengaruh e-wom ( electronic- Word of Mouth ) terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto. 9

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Akademik Memberikan pemahaman tentang pengaruh WOM dan e-wom terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto. 2. Manfaat Praktikal a. Bagi pihak Pemerintah Kota, Dinas Pariwisata dan pengelola objek wisata, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengambilan keputusan terhadap temuan penelitian dari pengaruh WOM dan e-wom terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto. b. Bagi Mahasiswa, dengan adanya pengaruh WOM dan e-wom terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto serta outputnya maka dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan juga memperdalam ilmu tentang WOM, e-wom dan minat kunjungan wisata. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk mencegah terjadinya perluasan pembahasan dan kerancuan pembahasan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu pada pengaruh WOM (Word of Mouth) dan e-wom (electronic- Word of Mouth) terhadap minat kunjungan wisata ke Kota Sawahlunto. 10

1.6 Sistematika Penelitian Secara umum sistematika penelitian ini terdiri dari beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penelitian. Bab II : Tinjauan Literatur Bab ini berisikan landasan teori, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan kerangka konseptual. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisikan desain penelitian, populasi dan sampel, sumber data, metode pengumpulan data, operasional variabel dan teknik analisis data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisikan gambaran umum profil responden, analisis data dan pembahasan. Bab V : Penutup Bab ini berisikan kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian dan saran. 11

12