BAB IV FAKTOR KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI H. OEMAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I Pendahuluan I-1

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dituntut untuk melakukan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

VII. TATA LETAK PABRIK

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB VII TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai eksistensi buruh Batak

USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN Tujuan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Kereta Api Indonesia adalah sebuah perusahaan yang dikelola oleh

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. perlunya penerapan strategi pelayanan perusahaan yang tepat. Perkembangan dunia yang

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan industri merupakan suatu jalur kegiatan untuk

Gamba Sampul adalah hasil modifikasi dari gambar yang diambil dari

BAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan kondisi ekonomi Indonesia. satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa pelayanan pengiriman

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. lembah, sungai, saluran irigasi, jalan kereta api atau rintangan lainnya sehingga

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. daerah lain. Sungai Bengawan Solo yang melintasi Gresik menghubungkan. jamannya untuk mempermudah hubungan perdagangan.

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN I.1

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

TATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut terbesar di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENERAPAN TEORI LOKASI INDUSTRI PT PETROJAYA BORAL PLASTERBOARD, GRESIK

BAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

BAB II. SEJARAH PABRIK PENYAMAKAN KULIT HADJIE DJAELAN & Co. DAN PERKEMBANGAN TOPOGRAFI KAMPUNG KEMASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV FAKTOR KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI H. OEMAR A. Faktor Internal Keberhasilan H. Oemar Ungkapan pekerjaan bagi orang Gresik adalah bagian dari ungkapan kebebasan, karenanya pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan keterpaksaan. Bagi orang Gresik lebih baik bekerja sendiri dari pada ikut orang lain. Etos kerja inilah yang sangat mewarnai cara kerja orang Gresik yang diwariskan kepada anak-anaknya hingga turun temurun. Terdapat moto dalam menjalani pekerjaan yaitu lebih baik jadi pedagang dari pada pegawai, anggapan orang Gresik sebagai pegawai akan diperintah, tetapi jika menjadi pedagang mereka bebas mengatur usahanya dan tidak selalu tergantung pada waktu, dalam arti tidak ada keterpaksaan dalam menjalankan pekerjaannya. 1 Penanaman cara bekerja inilah yang menjadi faktor timbulnya masyarakat menjadi pedagang dan pengrajin di Gresik. Kelima anak dari H. Oemar juga tidak lepas dari etos kerja bahwa pekerjaan bukanlah sebuah keterpaksaan, sehingga mereka bekerja dengan senang dan ikhlas akhirnya membawa mereka menjadi pengusaha yang sukses dan terkenal dalam penyamakan kulit di Gresik. Sejak lama H. Oemar sudah menyiapkan kelima anaknya untuk meneruskan usahanya sendiri bukan untuk bekerja di pabriknya orang asing. Sehingga mereka bisa mengemban amanat yang telah diberikan oleh orang tuanya untuk mengembangkan usaha perkulitan di 1 Oemar Zainuddin, Kota Gresik 1896-1916 Sejarah Sosial Budaya dan Ekonomi (Jakarta: Ruas, 2010), 16. 56

57 Gresik. Masyarakat menganggap rendah bagi pekerja pabrik. Mereka menyaksikan jika pekerjaan pabrik harus bergelut dengan lumpur, batu kapur dan oli. Gambaran ini mengasosiasikan sebagai pekerjaan kasar. Sebab ini juga penduduk asli yang bersedia bekerja di MKI (Morrison Knudsen International) relatif sedikit, diantaranya adalah Syamsudin Noer, Afghon Andjasmoro, Zubairi Salim, dan Zakaria Anshor. 2 Ketidak tertarikan Mereka dengan pekerjaan pabrik disebabkan adanya anggapan yang sudah tertanam bahwa pekerjaan yang patut menjadi referensi adalah berdagang, memiliki usaha kerajinan atau pertambakan. Jenis pekerjaan ini lebih disukai karena mencerminkan kebebasan, otonom dan mandiri, begitu pula yang telah dilakukan kelima anak H. Oemar sehingga mereka sukses menjalankan usaha penyamakan kulit di Gresik, karena hal ini praktis tidak ada ikatan-ikatan yang membatasi gerak seorang pedagang, atau pengrajin. Karena pekerjaan ini menjadi pola acuan utama maka pekerjaan buruh atau karyawan kurang mendapat apresiasi. Menjadi karyawan merupakan pekerjaan yang penuh keterpaksaan karena harus selalu menuruti orang lain. Anggapan ini menguat karena belum ada profesi organisasi bisnis besar yang menganut pola jenjang karir. 2 Realita seperti itu terjadi pada saat pabrik Semen Gresik awal di buka di MKI, lemahnya tenaga kerja lokal (Gresik) dalam proyek besar ini bukan karena tingkat gaji yang di tawarkan, padahal gaji yang ditawarkan cukup besar, contoh saja untuk seorang juru gambar sudah mendapatkan gaji rp 1.300,- per bulan. Padahal standart hidup minimum saat itu berkisar Rp 200,- perbulan. Beras masih seharga Rp 2,-, sedangkan hem merek Arrow, baju pria yang cukup mahal seharga Rp 40,-. Jelas Nampak gaji bukanlah sebuah tawaran utama untuk orang Gresik. Dikutib dari LSPU Indonesia.

58 Hubungan yang sangat erat antara agama dan ekonomi di Gresik, terutama dalam menjalankan aktivitas perdagangan dan home industry yang tumbuh saling mendukung. Masyarakat Gresik khususnya keluarga H. Oemar menghargai pekerjaan sebagaimana ketaatan dalam menjalankan ibadah agama. Ketika tiba waktu sembahyang, mereka melepaskan pekerjaannya untuk menunaikan ibadah. Keterangan ini juga memberikan dampak sosial untuk tidak bekerja di suatu pabrik, masyarakat Gresik menganggap pelaksaaan proyek di pabrik dilakukan oleh orang asing, hal ini menyebabkan kecurigaan yang mempunyai proyek bukan orang Indonesia. Apalagi para pekerja asing seringkali menghabiskan waktu luangnya dengan kebiasaan mereka, seperti minum-minuman keras di bar yang dibangun khusus untuk pekerja asing. Fakta ini memperkuat persepsi yang sudah berkembang sebelumnya bahwa proyek itu memang milik orang asing. Sehingga sebagian masyarakat yang masih berfikir tradisional, berfikir lebih baik ikut sesama orang Jawa (kerja di industri rumah tangga milik pribumi) dari pada ikut wong londo (orang asing). 3 Faktor pendidikan yang diberikan oleh H. Oemar yaitu kerja keras, ulet, disiplin serta hati-hati dalam mengambil tindakan tertanam kepada lima anaknya, sehingga mereka mampu melebarkan sayap pabrik penyamakan kulit hingga keluar Jawa setelah H. Oemar menyerahkan usaha kepada anakanaknya pada tahun 1896. Penunjang kemajuan juga didapat kepada kelima 3 Lembaga studi dan Pengembangan Etika Usaha Indonesia (Instute for the study advancement of business Etchis), Semen Gresik dan Perkembangan Masyarakat: tinjaun Sejarah, Lspeu Indonesia. 26.

59 saudara ini yaitu pengajaran penulisan dan membaca yang di ajarkan langsung oleh seorang guru agar tidak tertinggal dengan anak-anak lainnya. Pengajaran yang diajarkan tidak hanya menulis dan membaca, akan tetapi juga diajarkan cara pembukuan, hal ini berhasil dalam menunjang kemajuan yang diperoleh kelima saudara dalam menjalankan roda pabrik penyamakan kulit yang berada di Gresik. Penggunaan bahasa dalam keseharian di Gresik menggunakan bahasa Jawa ngoko dipakai apabila berbicara dengan seseorang yang dianggap lawan bicaranya sudah akrab, sedangkan bahasa Jawa kromo digunakan untuk berbicara kepada yang lebih tua seperti anak kepada ayah, pelayan kepada majikan. Bahasa Jawa ngoko membuat hubungan perdagangan menjadi mudah, karena bahasa ini membuat masyarakat Gresik berbicara tidak kaku, sehingga komunikasi antar pedagang dan pembeli terjalin baik karena keakraban dengan bahasa Jawa Ngoko yang digunakan dalam sehari-hari. Hal ini berimbas pada kelancaran dalam berdagang serta kemudahan mendapatkan informasi terkait harga kulit menjadi mudah. Pemahaman dan kedekatan bahasa yang digunakan dalam keseharian tidak memerlukan waktu panjang untuk memajukan usaha kelima saudara ini. dalam kurun waktu dua tahun usahanya berkembang hingga keluar Gresik seperti Tuban, Surabaya hingga Malang dan Blitar. Komunikasi dan kepercayaan yang terjalin baik antar pedagang dan pembeli akhirnya saling memberi kemudahan seperti sistem angsur dalam pembayaran pembelian kulit, ini tidak terjadi disekitar Gresik tapi hingga Malang yang melakukan pembayaran melalui angsuran.

60 B. Faktor Eksternal Mobilitas Sosial-Ekonomi Kota Islam Gresik Lokasi kota Gresik diapit sungai besar yaitu Bengawan Solo dan Brantas, keduanya merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan langsung ke Mojokerto (Mojopahit) dan satunya langsung menghubungkan ke Solo. Jalinan komunikasi ini membuat masyarakat Gresik mampu menghidupkan kota Gresik sebagai kota perdagangan. Kedatangan pedagang dari Arab dan Cina mewarnai perdagangan yang ada di Gresik, hal ini membuat masyarakat Gresik khususnya kampung Kemasan yang lokasinya juga tidak terlalu jauh dari pelabuhan harus mempunyai produk sendiri yang mampu bersaing dengan pedagang asing. Pada akhirnya pada tahun 1896 berdiri pengusaha penyamakan kulit milik keluarga H. Oemar untuk bersanding dan bersaing dalam perdagangan. Masyarakat Gresik khususnya kampung Kemasan tidak memungkinkan jika untuk bertani karena kondisi tanah yang tidak mendukung untuk bertani karena mengandung unsur kapur yang tinggi. Selain itu kondisi sekelilingnya bermata pencarian sebagai pedagang dan pengrajin. Sehingga jika ingin bertani sangat sulit untuk bisa berkembang dan berhasil. Letak pabrik kulit yang didirikan oleh keluarga H. Oemar sangat strategis. Pabrik ini dekat dengan pelabuhan Gresik, hanya sekitar satu kilo meter untuk pergi kepelabuhan, sehingga untuk pengiriman kulit ke Batavia dan kebeberapa kota yang menggunakan kapal lebih mudah untuk menjangkaunya dan lebih murah untuk biaya kuli pengangkatan dari pelabuhan menuju lokasi pabrik penyamakan kulit.

61 Pabrik penyamakan kulit juga dekat dengan pasar. Pasar merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang menjual belikan dagangannya, dari sini banyak orang-orang yang berjualan terutama berbahan baku kulit membeli kulit kepada keluarga H. Oemar. Kemajuan ekonomi kota Islam Gresik juga ditopang kemajuan transportasi yang berkembang, tidak hanya menggunakan kapal akan tetapi dengan kemajuan eranya bisa menggunakan kereta api, stasiun kereta api Gresik terletak di Kebungson. Selain kereta api kemajuan ekonomi Gresik juga didukung kemudahan mendapatkan informasi melalui telegraf. Awalnya telegraf hanya difungsikan untuk pemerintah saja, akan tetapi dengan kemajuan ekonomi kota Gresik akhirnya telegraf tidak hanya untuk pemerintah saja, tetapi juga masyarakat termasuk keluarga H. Oemar. Selain itu, untuk pengiriman uang para pengusaha bisa menggunakan jasa kantor pos, pengiriman dijamin akan keamanan melalui kantor pos sehingga para pengusaha mendapatkan kemudahan dalam memajukan usahanya. Dibangunnya jalan yang dikenal dengan Grote Postweg, jalan raya lintas Jawa yang dibangun oleh Marsekel Deandels terentang dari Anyar sampai Panarukan serta melintasi Gresik mengubah perekonomian Jawa serta Gresik. hal ini berimbas pada kemudahan dalam pengiriman barang melewati darat. Sebagai kota dagang yang melayani perdagangan antar pulau dan internasional, komunitas yang tumbuh menjadi plural. Kapal-kapal dari beragam penjuru pulau dan benua, sebagian penumpangnya hidup dan menetap di Gresik. seperti halnya kota-kota pelabuhan di Nusantara, mereka

62 yang tinggal berasal dari Arab, Cina dan Bugis, mereka terkenal dengan bangsa-bangsa dengan etos kehidupan pengembara. Pertumbuhan komunitas ini mendapatkan denyut perkembangannya karena jaringan transportasi kapal laut antar pulau di Nusantara yang semakin berkembang melibatkan pedagang dan kapal antar benua, termasuk dari Eropa. Iklim yang memang sudah lama berkembang di daerah Gresik sebagai pedagang, membuat masyarakat harus mempunyai produk untuk dijual demi kebutuhan sehari-harinnya. Kedatangan bangsa ini membuat masyarakat Gresik bersaing dalam berdagang. Persaingan perdagangan ini yang membuat tumbuh sebagai masyarakat pengrajin dengan mengedepankan kwalitas barang hingga berkembang pada tahun 1890 M tumbuh pengusaha kulit kulit di Gresik dan terkenal hingga membuka cabang di Solo untuk melebarkan sayap usahanya.