III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Konsumsi madu di Indonesia kurang lebih 10 gr/kapita/tahun, namun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 1 No. 1. September 2013 (29 36)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk yang dihasilkan. Perlebahan juga merupakan komponen penting di dalam strategi

Lampiran 1 Investasi, Penyusutan, dan Bunga Modal Peternakan Madu Odeng

III. METODOLOGI. 3.4 Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

II. BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

BAB IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

KUESIONER PETANI PAKKAT

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

KONTRIBUSI HUTAN RAKYAT TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

11 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Maret sampai bulan April 2012 (Gambar 2). Gambar 2. Peta lokasi penelitian di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. B. Alat dan Objek Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kuisioner, kalkulator, dan kamera, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terdiri dari anggota Kelompok Karya Tani Sejahtera yang membudidayakan lebah madu di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

12 C. Batasan Penelitian Batasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Produk lebah madu yaitu produk hasil beternak lebah madu yang dimanfaatkan oleh petani lebah berupa madu dan koloni lebah. 2. Pembibitan lebah madu adalah kegiatan memperbanyak koloni lebah madu dari hasil budidaya dan atau dari hasil pemburuan masyarakat. 3. Produksi madu adalah produk madu yang diperoleh dari usaha budidaya lebah madu dalam satuan kilogram. 4. Koloni lebah madu merupakan kumpulan lebah madu yang diperoleh dari usaha budidaya lebah madu dan atau dari hasil pemburuan masyarakat. 5. Luas lahan adalah lahan yang dimiliki oleh masyarakat yang digunakan sebagai tempat usaha budidaya lebah madu. 6. Analisis kelayakan usaha budidaya lebah madu adalah suatu upaya untuk mengetahui apakah usaha lebah madu menguntungkan selama periode dua tahun berdasarkan dari umur ekonomis stup/glodok yang digunakan. D. Jenis Data Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer merupakan data pokok yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Data yang diambil yaitu: a. Data umum rumah tangga mencakup nama, umur, pekerjaan, pendidikan, dan jumlah anggota keluarga dan mata pencaharian. b. Potensi ekonomi masyarakat seperti luas lahan, jenis lahan dan jenis usaha yang dimiliki petani.

13 c. Biaya variabel mencakup seluruh biaya operasional yang habis dipergunakan selama satu kali produksi yang terdiri dari biaya perlengkapan pengemasan, biaya tenaga kerja dan biaya angkutan madu. d. Biaya tetap mencakup biaya investasi yang dikeluarkan pada awal produksi. Biaya tersebut berupa biaya perlengkapan koloni yang terdiri dari koloni lebah, stup lebah (super), bingkai sarang (frame), pondasi sarang, dan standar/tiang besi. Peralatan kerja yang terdiri dari pengungkit, pisau madu, ekstraktor, tong/drum plastik, alat pertukangan, pakaian kerja, dan sarung tangan. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data baku pelengkap untuk mendukung penelitian ini. Data tersebut berupa data monografi desa, data lokasi penelitian antara lain letak geografis, topografi, iklim, dan keadaan ekonomi masyarakat serta data lain yang berhubungan dengan penelitian. E. Pengambilan Data 1. Data Primer Pengambilan data primer dilakukan dengan metode: a. Observasi adalah pengamatan secara langsung objek yang diteliti dengan melihat kondisi lingkungan, meliputi pakan lebah di sekitar tempat budidaya serta pengamatan terhadap seluruh kegiatan peternakan dan pembenihan lebah madu di desa tersebut untuk melihat potensi ekonomi masyarakat.

14 b. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan dengan metode tanya jawab secara langsung terhadap petani lebah madu untuk memperoleh data rumah tangga, potensi ekonomi masyarakat, biaya variabel, dan biaya tetap. 2. Data Sekunder Pengambilan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka yaitu mengumpulkan semua literatur yang diperlukan dan sesuai dengan penelitian. Selain itu data juga diambil dari instansi terkait seperti dinas kehutanan, kantor kelurahan setempat, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian. F. Penentuan Responden Penentuan responden petani lebah madu yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode sensus penduduk. Sensus penduduk merupakan salah satu teknik penentuan responden yang dipilih karena jumlah dari populasi yang ada kurang dari 100 orang. Metode ini dipilih karena jumlah populasi anggota kelompok karya tani yang membudidayakan lebah madu sebanyak 23 responden sehingga penentuan responden dilakukan pada seluruh anggota kelompok karya tani yang membudidayakan lebah madu. Menurut Arikunto (2002): 1. Jika subjek > 100 orang, sampel yang diambil 10-15% dari total subjek. 2. Jika subjek < 100 orang, sampel yang diambil keseluruhan dari subjek yang ada atau sensus.

15 G. Analisis Data Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan masyarakat di Dusun Sidomukti menggunakan analisis Return Cost Ratio (R/C Ratio) atau dikenal dengan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dan analisis BEP (Break Event Point) atau titik impas produksi dimana pengusaha tidak mengalami kerugian dan tidak juga mengalami keuntungan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis menggunakan R/C Ratio dan BEP selanjutnya akan dijelaskan secara kuantitatif agar lebih mudah untuk disimpulkan dengan tingkat kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga dapat diambil kesimpulan apakah usaha budidaya lebah madu tersebut layak atau tidak layak untuk dikembangkan. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam analisis menggunakan R/C Ratio dan BEP yaitu: a. Harga jual (Py) adalah harga yang ditetapkan oleh petani lebah pada saat penjualan berlangsung yang dihitung dengan satuan untuk koloni Rp/stup atau Rp/glodok dan madu Rp/Kg. b. Jumlah barang terjual (Y) adalah jumlah unit koloni ataupun madu yang terjual pada tahun 2010-2011. c. Total penerimaan (R) adalah jumlah total dari penjualan madu ataupun koloni lebah madu yang dikalikan dengan harga jual dan belum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan.

16 d. Total biaya variabel (TVC) adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tingkat produksi koloni ataupun produksi madu (biaya operasional). e. Total biaya tetap (TFC) adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan walaupun tingkat produksi koloni ataupun produksi madu nol (biaya investasi). f. Total biaya yang dikeluarkan (C) adalah jumlah total yang dikeluarkan selama produksi koloni ataupun produksi madu dengan menjumlahkan total biaya tetap (TFC) dan total biaya variabel (TVC). g. Total produksi (Q) adalah jumlah total koloni ataupun madu yang diproduksi pada tahun 2010-2011. 1. R/C Ratio Semakin tinggi R/C Ratio maka semakin menguntungkan dan layak suatu usaha (Puspita, 2011). Secara matematika, rumus yang digunakan adalah: R = Py. Y C = TFC + TVC Keterangan : R = total penerimaan (Rp) C = total biaya produksi (Rp) Py = harga jual barang (Rp/unit) Y = jumlah barang terjual (Unit) TFC = biaya tetap (Rp) TVC = biaya variabel (Rp).

17 Kriteria: Jika R/C > 1 maka usaha layak untuk dilaksanakan. Jika R/C < 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. 2. Break Even Poin (BEP) Analisis ini digunakan untuk mengetahui titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan total cost (Chandra, 2011). Secara sederhana, rumus ini dapat dituliskan sebagai berikut: 1. BEP dalam unit produksi. Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa besar BEP produksi, sehingga diketahui berapa jumlah unit yang di produksi agar petani tidak mengalami kerugian dan tidak juga mengalami keuntungan. Keterangan: C Py = total biaya produksi (Rp) = harga jual. 2. BEP dalam rupiah. Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa besar BEP harga produk, sehingga diketahui berapa harga jual yang harus ditetapkan agar petani tidak mengalami kerugian dan tidak juga mengalami keuntungan. Keterangan: C Q = total biaya produksi (Rp) = total produksi.