JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP LINGKAR PINGGANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

12. Roemling C, Qaim M. Obesity trends and determinants in Indonesia. Appetite. 2012;58(3): doi: /j.appet

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT) DAN TEBAL LIPAT KULIT (TLK) PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN LATIHAN FISIK TERHADAP NAFSU MAKAN PADA INDIVIDU OVERWEIGHT ATAU OBESITAS YANG MENDAPATKAN KONSELING GIZI TENTANG LOW CALORIE DIET

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP MEMORI PADA KEADAAN DEHIDRASI. (Studi Perbandingan dengan Air Mineral)

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

PERBEDAAN KETEBALAN LEMAK ABDOMINAL SEBELUM DAN SESUDAH SENAM AEROBIK HIGH IMPACT PADA WANITA DI SANGGAR SENAM BENGAWAN SPORT SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

SKRIPSI. Komang Dhyanayuda P.

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP MASSA OTOT TUBUH PADA WANITA USIA MUDA

SKRIPSI. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI. Oleh : AYU RIESKY NIM.

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP PENURUNAN BMI (BODY MASS INDEX) DAN OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA MUDA

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN PENGUKURAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

PERBEDAAN RETENSI MEMORI PASCA PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA DENGAN MEDIA CERAMAH DAN VIDEO PADA WANITA USIA SUBUR

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB IV METODE PENELITIAN

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

PENGARUH REHIDRASI DENGAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP WAKTU REAKSI (Studi Perbandingan dengan Air Mineral) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KOPI TERHADAP KELELAHAN OTOT PADA SPRINT 100 METER LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

PERBEDAAN EFEK PEREGANGAN AKUT SELAMA 15 DAN 30 DETIK TERHADAP KEKUATAN KONTRAKSI OTOT BICEPS BRACHII. Oleh : RUDY TANUDIN

PERBEDAAN WAKTU REAKSI TANGAN ANTARA CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN BELA DIRI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

PERBEDAAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

Pengaruh Pemberian Edukasi Gaya Hidup terhadap Peningkatan Pengetahuan Karyawan Obesitas di Universitas X

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Senam aerobik, persentase lemak subkutan.

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak. abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH SEPATU BERHAK WEDGE DAN NON-WEDGE TERHADAP GAIT DAN KESEIMBANGAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran Umum

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PERBEDAAN PILATES EXERCISES

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Studi Strata-1 Kedokteran Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

SKRIPSI EFEK TAI-CHI QIGONG TERHADAP MOBILITAS FUNGSIONAL LANSIA YANG DIUKUR MENGGUNAKAN TIMED-UP AND GO TEST

BAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

Pengaruh Latihan Tari Legong Terhadap Kebugaran Fisik Mahasiswi Semester VI dan VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP PERSENTASE LEMAK DAN MASSA TULANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP Widoasti Putri Utami 1, Darmawati Ayu Indraswari 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar belakang: Obesitas telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, baik di kalangan anak, remaja, maupun dewasa yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu olahraga yang dianjurkan untuk mencegah obesitas adalah aktivitas aerobik yaitu lari. Selain lari, terdapat olahraga lain yang dapat dilakukan yaitu latihan otot inti. Tujuan: Membandingkan pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan two group pre and post test design. Sampel yang terdiri dari 26 orang dibagi menjadi 2 kelompok: lari 30 menit dan lari 30 menit ditambah latihan otot inti yang dilakukan selama 8 minggu. Persentase lemak dan massa tulang akan dikukur menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA). Persentase lemak dan massa tulang sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan selisih kedua intervensi dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil bermakna jika p < 0,05. Hasil: Persentase lemak pada kelompok latihan kombinasi menunjukkan hasil yang signifikan dengan p= 0,013. Pada kelompok latihan lari tidak didapatkan hasil yang signifikan dengan p= 0,649. Selisih antara kedua kelompok didapatkan hasil signifikan dengan p= 0,07. Pada massa tulang didapatkan hasil yang tidak signifikan dikedua kelompok dengan p= 0,102. Kesimpulan: Latihan kombinasi aerobik ditambah latihan otot inti efektif menurunkan persentase lemak tetapi tidak meningkatkan massa tulang. Kata Kunci: Obesitas, lari, latihan otot inti, latihan kombinasi, BIA (bioelectrical impedance analysis), persentase lemak tubuh, massa tulang ABSTRACT COMPARISON OF THE EFFECT BETWEEN REGULAR RUNNING WITH REGULAR RUNNNING PLUS CORE TRAINING ON BODY FAT PERCENTAGE AND BONE MASS OF MEDICAL STUDENTS OF UNDIP Background: Obesity has become the main health problem worldwide in children, teen, adult and is influenced by genetic and environmental factors. One of the recommended exercises to prevent obesity is aerobic training such as running. Core training is another form of exercise to do. Purpose: to compare the effect of regular running to combination of regular running and core training on body fat percentage and bone mass. Method: This research is experimental with two groups pre and post test design. Twenty six participants were divided into two groups: 30 minutes running and 30 minutes running with core training. The body fat percentage and bone mass were measured by bioelectrical impedance analysis (BIA). The body fat percentage and bone mass before and after intervension were analyzed using Wilcoxon test, while the difference between intervension were analyzed using Mann-Whitney 1886

test. Significance is determined by p value of <0.05 Result: Body fat percentage in the combination training group is significant (p= 0,013) but the running only group shows no significant result with p= 0,649. The difference between both groups is significant (p= 0,07). The bone mass in both groups shows no significant result with p= 0,102. Conclusion: An 8- week combination training program is effective to reduce body fat percentage but does not increase bone mass. Keywords: Obesity, running, core training, combination training, BIA (bioelectrical impedance analysis), body fat percentage, bone mass PENDAHULUAN Obesitas telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia baik di kalangan anak, remaja maupun dewasa yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik serta faktor lingkungan. Obesitas merupakan faktor risiko berbagai macam penyakit kronis seperti diabetes, dislipidemia, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain. Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) telah menetapkan obesitas sebagai epidemi global karena peningkatan prevalensinya yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. 1,2 Angka kejadian obesitas meningkat dua kali lipat di seluruh dunia sejak tahun 1980. Lebih dari 1,5 miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m 2 dan setidaknya 500 juta dari mereka menjadi obesitas klinis dengan IMT lebih dari 30 kg/m 2. 2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa 21,7% orang dewasa Indonesia mengalami kegemukan (termasuk obesitas), dan perempuan memiliki prevalensi yang lebih tinggi (26.9%) dibandingkan lakilaki (16.3%). 3 Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka obesitas, seperti berolahraga secara rutin, perubahan gaya hidup serta mengatur pola diet sehari-hari. Salah satu olahraga yang dianjurkan adalah aktivitas aerobik yaitu lari. 4 Lari dihubungkan dengan penurunan berat badan dan massa lemak. Selain itu, lari juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah serta meningkatkan kebugaran. 5,6 samping olahraga lari, terdapat olahraga lain yang dapat membantu mempercepat penurunan berat badan yaitu latihan otot inti. Banyak gerakan di dalam latihan otot inti seperti plank, sit up, squat dan lain sebagainya. Olahraga ini merupakan bagian dari latihan kekuatan (strength training). 7 Obesitas dapat diukur berdasarkan berat badan dan indeks masa tubuh seseorang dengan menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA). Namun persentase massa lemak juga dapat digunakan untuk melihat suatu obesitas. 8 Selain untuk menurunkan berat badan, olahraga juga dapat meningkatkan massa tulang. Tingginya aktivitas fisik dikaitkan 1887 Di

dengan meningkatnya massa otot, kepadatan mineral tulang dan komposisi tubuh. Kebiasaan berolahraga pada usia muda akan memberikan efek positif pada massa tulang dan membantu mencegah osteoporosis karena penuaan. 9,10 Penelitian mengenai perbandingan lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih jelas mengenai perbandingan lari rutin biasa dengan lari rutin ditambahkan dengan latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan two group pretest and post-test design. Penelitian dilakukan di lapangan olah raga Universitas Diponegoro Semarang pada bulan Maret-Mei 2016. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu wanita berusia 20-22 tahun, memiliki indeks massa tubuh 18-24,9 kg/m 2, sehat pada saat penelitian, dan bersedia diikutsertakan dalam penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini yaitu memiliki penyakit respirasi, kardiovaskuler dan muskuloskeletal. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 13 orang. Kelompok pertama adalah kelompok yang melakukan lari rutin selama 30 menit kemudian ditambah latihan otot inti yang terdiri dari gerakan plank yang dilakukan sebanyak 2 set masing-masing selama 30 detik, sit-up yang dilakukan 2 set dengan repetisi sebanyak 12 kali, squat yang dilakukan 2 set dengan repetisi sebanyak 12 kali. Kemudian utnuk masing-masing latihan otot inti antara set pertama dan set kedua diberi waktu istirahat selama 15 detik. Kelompok kedua adalah kelompok yang melakukan laru rutin selama 30 menit tanpa latihan otot inti. Kedua kelompok melakukan perlakuan satu minggu dua kali selama 8 minggu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah olahraga lari dan latihan otot inti. Variabel terikatnya adalah persentase lemak dan massa tulang. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti dari sampel penelitian. Data tersebut diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk. Karena diperoleh data dengan distribusi tidak 1888

normal, maka dilakukan uji beda menggunakan uji statistik non-parametrik tes Wilcoxon. Bila distribusi datanya normal, diuji beda dengan menggunakan statistik uji parametrik T berpasangan. HASIL Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Variabel Rerata +- SB Median (min-maks) P Usia 0,474 Perlakuan 1 21 (20 22) Perlakuan 2 21 (20 22) BMI 0,058 Perlakuan 1 20,65 ± 1,93 Perlakuan 2 22,3 ± 2,27 Keterangan : Uji Mann-Whitney; Uji t tidak berpasangan p>0,05 : data distribusi normal Tabel 1 menunjukkan usia pertengahan subjek penelitian adalah 21 tahun. Kemudian rerata BMI subjek perlakuan 1 adalah 20,65 ± 1,93 dan subjek perlakuan 2 adalah 22,3 ± 2,27. Tabel 2. Perbandingan Persentase Lemak Pretest dan Posttest Berdasarkan Kelompok Perlakuan Persentase Lemak Perlakuan 1 Perlakuan 2 P Sebelum 22,8 (12,7 28,6) 23,2 (10,1 27,2) 1,000 Sesudah 21,5 (10,8 26,6) 21,9 (8,6 27,7) 0,427 P 0,013* 0,649 Selisih -1,9 (-3 1,94) -1,1 (-1,8 2,5) 0,007* Keterangan : * Signifikan p < 0,05; Uji Mann-Whitney; Uji Wilcoxon Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada persentase lemak antara sebelum perlakuan 1 dan sesudah perlakuan 1 (p= 0,013). Sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada persentase lemak antara sebelum perlakuan 2 dan sesudah perlakuan 2 (p= 0,649). Selisih pretest dan posttest masing-masing kelompok didapatkan hasil berbeda bermakna (p= 0,007) 1889

Tabel 3. Perbandingan Massa Tulang Pretest dan Posttest Berdasarkan Kelompok Perlakuan Masa Tulang Perlakuan 1 Perlakuan 2 P Sebelum 2,4 (2,4 2,5) 2,4 (2,4 2,5) 1,000 Sesudah 2,5 (2,4 2,6) 2,5 (2,4 2,6) 1,000 P 0,102 0,102 Selisih 0 (0 0,2) 0 (0 0,2) 1,000 Keterangan : Uji Mann-Whitney; Uji Wilcoxon Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada massa tulang antara sebelum perlakuan 1 dan sesudah perlakuan 1. Demikian pula pada kelompok perlakuan 2, tidak terdapat perbedaan bermakna pada massa tulang antara sebelum dan sesudah perlakuan 2. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang. Sampel penelitian ini adalah 26 mahasiswi Fakultas Kedokteran Undip yang memenuhi kriteria inklusi. Dari ke-26 mahasiswi tersebut dibagi menjadi 2 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 13 orang. Kelompok pertama adalah kelompok yang melakukan lari rutin selama 30 menit kemudian ditambah latihan otot inti yang terdiri dari gerakan plank yang dilakukan sebanyak 2 set masing-masing selama 30 detik, sit-up yang dilakukan 2 set dengan repetisi sebanyak 12 kali, squat yang dilakukan 2 set dengan repetisi sebanyak 12 kali. Sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang melakukan lari rutin selama 30 menit saja. Kelompok yang melakukan lari selama 30 menit ditambah latihan otot inti mengalami penurunan signifikan pada persentase lemak dibanding kelompok perlakuan yang melakukan lari selama 30 menit saja. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa lari yang dikombinasikan dengan latihan otot inti dapat mempengaruhi komposisi tubuh seseorang, salah satunya menurunkan persentase lemak tubuh. 6,11 Lemak merupakan salah satu bahan yang dibakar saat berolahraga selain glukosa. Ketika sedang berolahraga, terjadi proses lipolisis di mana trigliserida yang tersimpan dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid/ffa) untuk kemudian menghasilkan energi. 12 1890

Kelompok dua yaitu kelompok yang hanya melakukan lari 30 menit saja menunjukkan hasil yang tidak signifikan, meskipun terjadi penurunan persentase lemak antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bayak faktor antara lain diet yang tidak terkontrol, frekuensi latihan yang kurang, serta kurangnya motivasi sampel untuk melakukan lari selama 30 menit dengan maksimal. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pola diet sehari-hari mempengaruhi perubahan komposisi tubuh. Oleh karena itu, asupan makanan selama melakukan latihan dapat mempengaruhi hasil analisis penelitian. 13 American College of Sport Medicine merekomendasikan minimal 30 menit latihan fisik dengan intensitas sedang 5 kali seminggu, atau 20 menit latihan fisik yang lebih berat 3 kali satu minggu. 14 Sedangkan pada penelitian ini hanya dilakukan perlakuan sebanyak 2 kali satu minggu. Analisis pada kedua kelompok tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Massa tulang tidak meningkat meskipun telah diberi perlakuan selama 8 minggu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis latihan dan frekuensi latihan yang diberikan kepada sampel serta kurangnya motivasi sampel untuk melakukan baik lari 30 menit maupun lari 30 menit ditambah latihan otot inti dengan maksimal. Menurut Rockville tahun 2004 latihan yang dapat meningkatkan massa tulang adalah latihan beban (weight-bearing) yang meningkatkan kekuatan otot seperti lari, melompat, lompat tali, dan lain-lain. Latihan beban (weight-bearing) adalah latihan yang membuat kaki menopang seluruh beban tubuh melebihi beban kesehariannya seperti berdiri. Latihan beban yang paling ideal tersebut adalah latihan yang melibatkan seluruh kelompok otot contohnya senam, basket, voli, aerobik, dan sepak bola. Latihan yang memiliki banyak variasi gerakan seperti latihan kekuatan (strength training) atau senam aerobik meningkatkan massa tulang lebih tinggi daripada latihan yang memiliki variasi gerakan yang terbatas seperti lari. 15 Menurut National Institutes of Health Osteoporosis and Related Bone Diseases National Resource Center, frekuensi latihan yang direkomendasikan adalah latihan setiap hari dengan durasi 30 menit. 9 Penelitian ini hanya dilakukan 2 kali per minggunya karena keterbatasan sampel. Hal ini mungkin merupakan salah satu penyebab massa tulang tidak meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lari saja selama 30 menit tidak dapat menurunkan persentase lemak dan meningkatkan massa tulang secara 1891

signifikan. Sedangkan lari rutin selama 30 menit yang dikombinasikan dengan latihan otot inti dapat menurunkan persentase lemak secara signifikan tetapi tidak dapat meningkatkan massa tulang. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti dengan jumlah sampel dan kriteria sampel yang berbeda. Kemudian perlu dilakukan perlakuan terhadap diet sehari-hari sampel. Selain itu, dapat dilakukan jenis latihan lain yang lebih berat atau jenis latihan yang sama tetapi ditambahkan frekuensi latihan setiap minggunya. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis juga berterima kasih kepada dr. Darmawati Ayu Indraswari, M.Si.Med selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah, Dra. Endang Kumaidah, M.Kes selaku ketua penguji, dr. Erie B.P.S Andar, Sp.BS, PAK(K) selaku penguji, serta keluarga dan teman-teman yang senantiasa memberikan doa dan dukungan sehingga penulisan hasil karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. DAFTAR PUSTAKA 1. Shabana, Hasnain S. Obesity, More than a Cosmetic Problem. Current Knowledge and Future Prospects of Human Obesity Genetics. Biochem Genet. 2015. doi:10.1007/s10528-015-9700-2. 2. James WP. Obesity-a modern pandemic: the burden of disease. Endocrinol Nutr 2013;60 Suppl 1:3-6 3. Riset Kesehatan Dasar. 2013:119-121. 4. Kuk JL, Ardern CI, Church TS, Hebert JR, Sui X, Blair SN. Ideal weight and weight satisfaction: association with health practices. Am J Epidemiol. 2009;170(4):456-463. doi:10.1093/aje/kwp135. 5. Christensen JR, Faber A, Ekner D, Overgaard K, Holtermann A, Søgaard K. Diet, physical exercise and cognitive behavioral training as a combined workplace based intervention to reduce body weight and increase physical capacity in health care workers - a randomized controlled trial. BMC Public Health. 2011;11(1):671. doi:10.1186/1471-2458-11-671. 6. Willis LH, Slentz C a., Bateman L a., et al. Effects of Aerobic and/or Resistance Training on Body Mass and Fat Mass in Overweight or Obese Adults. J Appl Physiol. 2012;(September 2012):1831-1837. doi:10.1152/japplphysiol.01370.2011. 1892

7. Sifa C. Strength Training ( Latihan Kekuatan ) Oleh : Faizal Chan, PORKES FKIP Universitas Jambi. Cerdas Sifa, Ed No1 Mei Agustus 2012. 2012;(1):1-8. 8. Gupta N, Balasekaran G, Victor Govindaswamy V, Hwa CY, Shun LM. Comparison of body composition with bioelectric impedance (BIA) and dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) among Singapore Chinese. J Sci Med Sport. 2011;14(1):33-35. doi:10.1016/j.jsams.2010.04.005. 9. Bethesda. Exercise for Your Bone Health. Natl Institutes Heal Osteoporos Relat Bone Dis Natl Resour Cent. 2015;(May):1-2. 10. Gómez-Cabello, A. A, I., González-Agüero, A., Casajús, J. A., Vicente-Rodríguez G. Effects of training on bone mass in older adults: A systematic review. Sport Med. 2012;42(4):301-325. doi:10.2165/11597670-000000000-00000. 11. Sanal E, Ardic F, Kirac S. Effects of aerobic or combined aerobic resistance exercise on body composition in overweight and obese adults: gender differences. A randomized intervention study. Eur J Phys Rehabil Med. 2013;49 12. Kuo C-HU of T, Harris, Brennan; The College of William and Mary K and H. Abdominal fat-reducing outcome of exercise training: Fat burning versus hydrocarbon source redistribution. Can J Physiol Pharmacol. 2015. 13. Paulo S, Claro R, Buonani C, Silva EP, Santos VR. Effect of combined aerobic and resistance training in body composition of obese postmenopausal women. 2015:61-67. 14. Len Kravitz. High Intensity Interval Training. Am Coll Sport Med. 2014. 15. Suominen H. Muscle training for bone strength. Aging Clin Exp Res. 2006;18(2):85-93. 1893