Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2015

BUKU LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PUSAT PROMOSI KESEHATAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RAKONTEK 2017 OLEH SEKSI PROMKES

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

LAPORAN KINERJA SATU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

AKSELERASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SEMESTER II TAHUN 2016

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pendidikan & Promosi Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

2.1 Rencana Strategis

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

Transkripsi:

Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 Health Promotion ; any combination of health education and related organizational, political and economic intervention designed to facilitate behavioral and environment adaptation that will improve or protect health

DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I Gambaran Organisasi 1 BAB II Capain Kinerja 4 BAB III Gambaran Kinerja 10 BAB IV Penutup 34 ii

Kata Pengantar Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan Buku Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2014. Penyusunan Buku Kinerja Pusat Promosi Kesehatan merupakan bentuk kegiatan pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang bermanfaat dalam memberikan kepastian dan pengendalian keserasian pelaksanaan program yang sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2015 Mudah-mudahan Buku Kinerja ini bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman dalam perbaikan kinerja Pusat Promosi Kesehatan pada periode mendatang khususnya dalam tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2015-2019. Kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan dan terbitnya buku kinerja ini, kami ucapkan terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya. i

BAB I Gambaran Organisasi A.Visi dan Misi Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 1

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. B. Tujuan Peningkatan Perilaku Sehat & Peningkatan Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat C. Strategi Kegiatan 1. Melaksanakan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk pemerintah daerah. 2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. 2

3. Meningkatkan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat/dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi kesehatan. 4. Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat. 3

BAB II Capain Kinerja A. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Lintas sektor berperan penting dalam kesehatan, terutama untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Menyadari hal tersebut, Pusat promopsi Kesehatan mendiorong lintas sektor untuk mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan (Health in All Policy). Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan Presiden/Peraturan Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Jumlah Kebijakan Publik berwawasan kesehatan : 1. Penggalangan komitmen sektoral pusat, provinsi, daerah 2. Pengembangan strategi advokasi 3. Pelaksanaan advokasi kebijakan publik berwawasan kesehatan di 3 provinsi terpilih : Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat 4. Pemantapan advokasi pada daerah yang telah diadvokasi 5. Pembinaan teknis pada daerah yang telah diadvokasi 6. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan. 4

B. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS Dalam rangka mendukung pelaksanaan perilaku hidup sehat, diperlukan kebijakan PHBS di daerah. Kebijakan yang mendukung kesehatan/phbs/perilaku sehat adalah kebijakan mendukung kesehatan/phbs/perilaku sehat dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan Bupati/Walikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS 1. Pendekatan kepada pengambil keputusan di daerah 2. Penyusunan dan Pembentukan Pokjanal/Forum Perduli Kesehatan. 3. Pembinaan teknis pada Pokjanal/Forum Perduli Kesehatan. 4. Pemantauan dan evaluasi UKBM serta Desa dan Keluarahan Siaga Aktif. 5. Penggerakan masyarakat dalam rangaka peningkatan Rumah Tangga Ber-PHBS 6. Pembinaan Saka Bakti Husada dalam rangka Peningkatan PHBS 5

C. Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, masyarakat didorong untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di desa termasuk dana desa. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di desa adalah adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain : 1. Penggalangan komitmen dalam rangka SKB tentang dana desa Penyusunan standar pembiayaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. 2. Pertemuan Koordinasi dengan lintas sektor tentang intefrasi program menyangkut dana desa dan program keluarga sehat 3. Pembinaan teknis aparat desa terkait penggunaan dana desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan 4. Pengembangan buku saku perencanaan dan pelaporan penggunaan dana desa untuk UKBM 5. Pengembangan sistem perhitungan pembiayaan dana desa untuk UKBM 6

D. Dunia usaha yang Memanfaatkan CSR nya untuk Program Kesehatan Dunia usaha dan swasta juga memiliki kewajiban untuk turut serta dalam pembangunan kesehatan. Melihat peluang besar dari dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, Pusat promosi Kesehatan menggalang kemitraan dengan dunia usaha. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Dunia usaha yang Memanfaatkan CSR nya untuk Program Kesehatan 1. Penggalangan mitra potensial melalui sosialisasi program prioritas kepada dunia usaha 2. Penyusunan rencana kerja sama kemitraan dunia usaha dengan Kementerian Kesehatan 3. Pembinaan teknis pada mitra yang sudah menjalin kerja sama. Sosialisasi program prioritas kesehatan kepada Dunia Usaha 4. Pemantauan dan evaluasi pelaksaan kegiatan Perrjanjian Kerja Sama. 5. Penyusunan rencana kerja kemitraan dengan unit kerja program terkait 6. Melakukan pembinaan teknis pada mitra yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan Organisasi kemasyarakatan merupakan kelompok potensial untuk meningkatkan perilaku sehat masyarakat karena mereka memiliki 7

sumberdaya sampai di grass root. Pusat promosi Kesehatan menggalang peran serta ormas baik ormas keagamaan, kepemudaan, dan wanita untuk meningkatkan jangkauan akses informasi kesehatan dan pemberdayaan program kesehatan prioritas terhadap masyarakat luas. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah organisasi kemasyarakatan yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Organisasi kemasyarakat yang memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan 1. Mengembangkan pedoman peran serta ormas dalam mendukung peningkatan perilaku sehat. 2. Pemetaan organisasi kemasyarakatan dan pihak lain dalam mendukung peningkatan perilaku sehat 3. Sosialisasi program kerjasama peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan pihak lain 4. Penyusunan MoU, Perjanjian kerjasama dan pelaksanaan kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan dalam mendukung program kesehatan. 5. Bimbingan teknis pada ormas dan pihak-pihak lain yang sudah bekersama dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung program 8

6. Pemantauan dan evaluasi persan serta ormas dan pihak lain dalam peningkatan perilaku sehat Gambar 2.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2015 NO SASARAN STRATEGIS IKU TARGET 2015 REALISASI 2015 % CAPAIAN 1 Meningkatnya pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan kepada masyarakat Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan 3 4 133% 40% 44% 110% 10% 1% 10% 4 5 125% Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan 3 3 100% 9

BAB III Gambaran Kinerja Kegiatan Prioritas Pusat Promosi Kesehatan dalam mencapai indikator kegiatan Pusat Promosi Kesehatan A. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan 1. Penggalangan komitmen sektoral pusat, provinsi, daerah Upaya Pusat Promosi Kesehatan dalam meningkatkan indikator Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan memerlukan upaya upaya strategis untuk mendorong lintas lintas program baik di pusat maupun di daerah yang dapat mendorong produk kebijakan yang dibuat searah yang memperhatikan aspek kesehatan. Pada Tahun 2015 kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : a. Sosialisasi Pajak/cukai dalam rangka Penggalangan Komitmen dalam pengendalian tembakau (Pajak rokok, cukai rokok,peringatan kesehatan) Informasi penggunaan pajak rokok bagi kesehatan belum sepenuhnya tersosialisasikan dengan baik khususnya di daerah. Masih ditemukannya berbagai kegiatan penggunaan DBHCHT yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap rencana kerja anggaran maupun realisasi penggunaan anggaran DBHCHT dari beberapa daerah penerima masih menunjukkan ketidaktepatan daerah dalam mengalokasikan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan, seperti penggunaan DBHCHT dalam bidang kesehatan masih belum sesuai. Beberapa capaian yang cukup menggembirakan 10

adalah terbitnya beberapa regulasi terkait pengendalian tembakau, antara lain : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.07/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok yang menyebutkan bahwa penggunaan dana pajak rokok di bidang kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. (Hasil advokasi Pusat Promosi Kesehatan). Kebijakan tarif cukai yg baru melalui PMK No. 198/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor: 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau (hasil Advokasi Pusat Promosi Kesehatan bersama Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) serta surat Sesjen Kemkes, dan jejaring pemerhati pengendalian rokok yang menunjukkan peningkatan harga rokok sehingga masyarakat miskin terbatas membeli rokok Surat kawat dari Kementerian Dalam Negeri Nomor: T.900/2239/KEUDA tahun 2015 kepada Gubernur Se- Indonesia dan Bupati/Walikota Se-Indonesia untuk pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10% sesuai dengan amanah UU 36/2009. (Yang diedarkan pada saat pertemuan Penggalangan Komitmen dengan Pemda) Surat edaran Kementerian Perhubungan Januari 2015 untuk menjadikan transportasi umum sebagai kawasan 11

tanpa asap rokok sesuai dengan PP 109/2012. (Hasil advokasi jejaring, koordinasi dengan lintas sektor) Gambar 3.1 Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok b. Pengembangan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa PHW memiliki dampak positif yang besar. Hasil penelitian tersebut antara lain menyatakan bahwa peringatan bergambar lebih diperhatikan dari pada hanya teks/tertulis, lebih efektif untuk pendidikan bagi perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok dan untuk meningkatkan pengetahuan perokok tentang risiko kesehatan akibat merokok, serta adanya assosiasi peningkatan motivasi untuk berhenti merokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa peringatan bergambar memberikan efek 12

lebih lama dibanding peringatan teks/tertulis saja. Hal ini merupakan implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Gambar 3.1 Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok c. Pengembangan peringatan kesehatan bergambar pada iklan Dalam hal pencegahan, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menjauhkan anak dari akses rokok, perlindungan dari sasaran pemasaran industri rokok (dengan pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok), pemberian informasi yang benar tentang bahaya rokok (edukasi, peringatan kesehatan bergambar ) dan perlindungan dari terpapar asap rokok. 13

d. Koordinasi Pelaksanaan Penggalangan Komitmen dalam mendukung percepatan AKI dan AKB Peran promosi kesehatan dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangatlah penting, melalui upaya promosi kesehatan yang berkesinambungan akan tumbuh kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat akan penting nya perilaku sehat seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin, melahirkan di fasilitas kesehatan, ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi, ibu memberikan ASI kepada bayinya, dan ibu membawa bayinya untuk diimunisasi. e. Pelaksanaan Penggalangan komitmen dengan Pemerintah derah dalam Mendukung Percepatan AKI dan AKB Penggalangan komitmen ini bertujuan untuk : Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah dalam kegiatan dan pengadaan media promosi kesehatan serta pengadaan, distribusi dan penggunaan Buku KIA. Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah dalam pengadaan dan pemerataan penempatan fasilitas dan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk memberikan pelayanan KIA terutama dalam penanganan kedaruratan. Meningkatkan komitmen dari stakeholder dalam pengarusutamaan gender bidang KIA. Meningkatkan dukungan dari stakeholder dalam penggerakan masyarakat untuk mengaktifkan Posyandu dalam mendukung KIA. 14

Meningkatkan dukungan kebijakan tentang penempatan tenaga kesehatan khusus yang mempunyai kompetensi promosi kesehatan di Puskesmas. Meningkatkan dukungan stakeholder tentang kemitraan bidan dan dukun dalam meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan.g. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan kemitraan, intervensi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Meningkatkan keterpaduan, koordinasi dan sinkronisasi sumber daya dalam melaksanakan program KIA. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah pada ibu hamil dan remaja putri. Meningkatkan pemahaman petugas kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya pemberian imunisasi HB0 dan vitamin K pada bayi baru lahir. B. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS Upaya yang dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan untuk mencapai presentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS adalah mengintegrasikan dengan kegiatan yang ada dengan melibatkan pemerintah daerah antara lain : 15

a. Sosialisasi Pajak/cukai rokok dalam rangka Penggalangan Komitmen dalam Pengendalian Tembakau. Sosialisasi ini selain bertujuan dalam rangka Pengendalian Tembaku juga diintegrasikan dengan penggalangan komitmen Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan kebijakan PHBS khususnya tentang Perilaku Merokok. Sasaran kegiatan ini adalah pemegang kebijakan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. b. Pelaksanaan Penggalangan komitmen dengan Pemerintah derah dalam Mendukung Percepatan AKI dan AKB Pelaksanaan Penggalangan Komitmen dalam rangka Percepatan AKI dan AKB selain untuk mendorong Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan pada level provinsi menyangkut kebijakan AKI dan AKB, juga mendorong Kabupaten/Kota untuk mengeluarkan kebijakan PHBS seperti Kebijakan Pemberian ASI Eksklusif, Perlindungan dan Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Balita, Pelaksanaan PHBS pada 5 Tatanan, Pertolongan persalinan harus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan lain-lain. c. Pelaksanaan Advokasi Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan di 3 provinsi Terpilih Pertemuan ini juga diintegrasikan selain untuk mendorong Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan juga mendorong Kab./Kota untuk mengeluarkan kebijakan PHBS. Pertemuan ini dilakukan di Makassar dengan mengundang 34 Propinsi dan 100 Kab./Kota sebagai wilayah target dari Peningkatan KIA. 16

d. Implementasi Model Intervensi di Daerah Model Intervensi Promosi Kesehatan merupaka model promosi kesehatan yang implementasikan oleh daerah sesiao dengan spesifik lokal dan diharapkan keluarnya kebijakan PHBS atau sebagai implementasi dari Kebijakan PHBS yang telah dikeluarkan. Untuk tahun 2015, daerah sasaran (Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Batam) untuk melakukan kegiatan terkait model WPS dan PPIA untuk wilayah sasaran (Jawa Timur dan Jawa Barat) dalam bentuk kegiatan koordinasi, standarisasi, advokasi kepada lokasi tempat hiburan, orientasi peer educator, sosialisasi bagi kelompok sasaran dan monitoring dan evaluasi. Gambar 3.1 Pendekatan Kepada Pengambil Keputusan Di Daerah 17

a. Pendampingan melalui audiensi pada daerah yang sedang menyusun kebijakan terkait PHBS Kegiatan ini bertujuan sebagai pendampingan penyusunan kebijakan PHBS disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di tiap daerah yang melakukan audiensi dengan Pusat Promosi Kesehatan Gambar 3.2 Pelaksanaan Fasilitasi Penggalangan Kemitraan LintasSektor dan Daerah untuk Peningkatan Kebijakan Daerah dalam pembinaan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif C. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM Pada tahun 2015, kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian indikator Persentase Desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal 10% untuk UKBM lebih kearah peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan. Selain melakukan penguatan terhadap forum, kegiatan juga diarahkan untuk penggalangan komitmen untuk pembentukan Pokjanal/Forum peduli Kesehatan. Diharapkan dengan aktifnya 18

Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan, menjadi wadah masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa yang ditandai dengan adanya aktivitas yang didanai dari dana desa. a. Penggalangan Komitmen Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan Terselenggaranya pemberdayaan masyarakat sangat tergantung kepada komitmen dari Lintas Sektor, sehingga diperlukan upaya penggalangan komitmen khususnya dengan Pemerintah Daerah sebagai leading kelembagaan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini telah dilaksanakan baik ditingkat pusat dengan sasaran penguatan pokjanal tingkat pusat. b. Fasilitasi Penggalangan Komitmen Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan Kegiatan ini merupakan bentuk dari fasilitasi teknis dari pusat kepada daerah dengan sasaran 20 provinsi, dengan tujuan untuk memperoleh komitmen dari pemerintah daerah provinsi untuk melakukan penguatan dan pengaktifan pokjanal level provinsi serta mendorong terbentuknya Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan di kab./kota yang ditandai dengan adanya kelembagaan. Kegiatan ini diintegrasikan dengan kegiatan pertemuan penggalangan komitmen lintas sektor untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam pembinaan dan pementukan Pojanal/Forum Peduli Kesehatan. Sampai dengan tahun 2015, jumlah Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga 19

Aktif di daerah yang telah terbentuk yang ditandai dengan adanya kelembagaan berjumlah 158 Kabupaten/Kota dari total kabupaten 514. Sedangkan untuk level provinsi, yang telah terbentuk sebanyak 22 Propoinsi. c. Pemetaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di daerah Upaya yang dilakukan untuk pemetaan UKBM adalah dengan mengembangkan sistem UKBM dimana sistem ini dibuat sebagai bentuk pelaporan secara berjenjang dari level kabupaten/kota, propinsi dan pusat. Sistem ini terintegrasi dengan sistem komunikasi data (Komdat) dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. Alamat sistem. Setelah pengembangan sistem, upaya yang dilakukan adalah mensosialisasikan penggunaan sistem pada kegiatan sosialisasi sistem UKBM serta diintegrasikan dengan pertemuan perencanaan tingkat nasional maupun pertemuan koordinasi perencanaan di level propinsi. Alamat sistem pada http://komdat.promkes.go.id. d. Fasilitasi dan Pembinaan Teknis pada daerah yang telah terbentuk Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan Kegiatan ini diarahkan untuk melakukan pembinaan teknis pada daerah yang telah terbentuk Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Kegiatan ini diarahkan untuk membuat Rencana Aksi dari Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang diintegrasikan dengan pertemuan penyusunan rencana aksi Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Propinsi. 20

e. Fasilitasi Pembentukan Pokjanal Kabupaten/Kota dan menetapkan kebijakan koordinatuf khususnya untuk pembinaan UKBM dan PHBS Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan anggaran dekonsentrasi agar keluarnya kebijakan pemerintah kabupaten/kota uintuk melakukan pembinaan kepada UKBM dan kebijakan PHBS dengan sasaran SKPD kab/kota, Organisasi Profesi, Kelompok Peduli Kesehatan dan Pihak Lainnya. f. Pembinaan teknis pada pokjanal/forum peduli kesehatan yang telah terbentuk Peningkatan kelompok kerja operasional UKBM atau forum peduli kesehatan di level Provinsi dan Kab/Kota yang mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dengan lingkungan yang kondusif melalui pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan bersinergi dengan pemangku kepentingan, sehingga pada akhirnya target Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai. g. Pertemuan Penggalangan Komitmen Pembinaan Pokjanal/Forum Peduli Kesehatan untuk mendapatkan dukungan dari lintas sektor dan Kementerian Desa & PDTT dalam peningkatkan peran Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat pusat. Diharapkan kebijakan yang telah dibuat dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan 21

pengembangan pemberdayaan masyarakat dan pendorongan upaya pemanfaatan dana desa sebesar 10 % untuk UKBM. h. Pertemuan Koordinasi Pengalangan Komitmen Lintas Sektor Daerah. Peran lintas sektor di daerah khususnya BPMPD sangat besar dalam Pokjanal desa dan kelurahan siaga di tingkat provinsi. Dari pertemuan ini diketahui bahwa kelembagaan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga di tingkat Provinsi dan Kab/Kota sudah kuat. i. Mengoptimalkan kelembagaan yang sudah ada di desa. Optimalisai kelembagaan yang ada di desa dalam rangka operasionalisasi pemanfaatan dana desa sehingga seluruh aspek-aspek pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berlangsung optimal dengan tetap mengacu UU Desa dan turunannya. j. Perencanaan Dana Desa untuk Kegiatan UKBM. Mendorong kepala desa untuk meninjau kembali pengalokasian RPJMDes untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan tahun 2016 2) mendorong petugas puskesmas dan bidan desa dalam ikut serta dalam musrembangdes. 22

Gambar 3.3 Pembukaan Pertemuan Koordinasi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga oleh Menteri Kesehatan D. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan Pihak swasta sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan mempunyai peran yang sama dan secara berkesinambungan memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan. Peran swasta dalam pembangunan merupakan wujud dari UU Tahun 2007 pasal 74 bahwa Perseroan Terbatas mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menitikberatkan pada komunitas (community development) pelaksanaan Coorporate Social Responsibility (CSR). Program Kemitraan merupakan salah satu program yang telah dilaksanakan di Kementerian Kesehatan sejak 23

tahun 2011. Hingga tahun 2015 Kementerian Kesehatan telah bermitra dengan 39 Dunia Usaha yang bergerak dibidang farmasi, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, perbankan, pertambangan, transportasi, kecantikan, otomotif, multi produk, dll. a. Sosialisasi program prioritas kesehatan kepada Dunia Usaha Beberapa Dunia Usaha memandang program kemitraan ini sebagai upaya promosi produk, oleh sebab itu Kegitan ini pada prinsipnya merupakan penegaskan kembali tujuan program kemitraan bidang kesehatan. Melaui program Coorporate Social Responsibility (CSR) antara pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dengan dunia usaha akan mendorong dunia usaha untuk lebih peduli dan berperan dalam bidang Kesehatan yang akan berdampak mempercepat pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada pasal 74 mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan lebih menitikberatkan kepada komunitas (community development). Berdasarkan hal diatas maka Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi program prioritas pembangunan kesehatan (yang berisikan issue masalah kesehatan terkini, program intervensi, sasaran program, dan target yang akan dicapai) kepada mitra dunia usaha potensial. Pertemuan ini bertujuan agar mitra dunia usaha yang telah bermitra atau yang akan bermitra mengetahui permasalahan kesehatan yang dihadapi di Indonesia. Selanjutnya dunia usaha 24

tertarik untuk melanjutkan kerjasama dan memilih program yang menjadi ruang lingkup kerjasama. b. Penyusunan rencana kerja kemitraan dengan Dunia Usaha penyusunan rencana kegiatan diarahkan pada kegiatan yang pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan yang melibatkan lintas sektor serta sumber daya lokal. Selain itu dilingkungan kerja mitra dunia usaha itu sendiri kerja sama ini melahirkan juga egiatan inovatif seperti kewajiban Ber-PHBS bagi karyawan dan lingkungan perusahaan. Gambar 3.4 Pelaksanaan Penandatanganan MoU Kementerian Kesehatan dengan Dunia Usaha 25

c. Melakukan pembinaan teknis pada mitra yang sudah bekerja sama d. Pengembangan modul pelatihan CSR bagi pengelola Promkes. e. Memberikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang menjalankan program kemitraan/csr Bidang Kesehatan melalui CSR Award Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan apresiasi kepada Dunia Usaha yang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan yang selanjutnya akan diberikan penghargaan sebagai wujud apresiasi. Selain itu juga sebagai evaluasi upaya kemitraan khususnya program CSR Bidang Kesehatan. Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke 51, Kementerian Kesehatan akan memberikan penghargaan Mitra Bakti Husada kepada Dunia Usaha yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dengan menjalankan program CSR Bidang Kesehatan. Lomba ini terbuka bagi seluruh Dunia Usaha yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, yaitu sebanyak 39 Dunia Usaha. Penentuan pemenang dilakukan melalui penilaian oleh tim juri yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. 26

Gambar 3.5 CSR Award E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah organisasi kemasyarakatan yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan. Upay-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumalah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk kesehatan diantaranya adalah : Penggalangan Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak lainnya, Pemetaan Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak Lain dalam mendukung Peningkatan Perilaku Sehat, Sosialisasi Program Kerjasama Peningkatan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan dan Pihak Lain 27

Gambar 3.6 Pertemuan dengan Ormas Gambar 3.7 Target dan Capaian Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan 28

F. Jumlah Tema Pesan dalam KIE Kepada Masyarakat Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan merupakan suatu proses penyampaian pesan dan informasi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku seseorang maupum kelompok masyarakat umumnya lainnya menuju kearah yang lebih positif terkait upaya peningkatan derajat kesehatan agar tetap sehat, aktif, mandiri dan berdaya guna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jumlah tema KIE Kesehatan ini antara lain : a. Pengembangan Strategi Kampanye Kesehatan Kampanye kesehatan merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan individu maupun kelompok masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. b. Implementasi Kampanye Kesehatan Bentuk kegiatan ini adalah penyebarluasan informasi kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait isu isu penting kesehatan. Bentuk-bentuk kegiatan ini kampanye kesehatan ini anatara lain adalah : Poduksi dan penanyangan spot TV Tentang ASI Eksklusif durasi 30 Penayangan spot TV tentang P4K Ibu dan Bayi Sehat Selamat Penanyangan spot TV Imunisasi Rutin produksi Penanyangan spot TV Pengendalian Tembakau 29

Gambar 3.8 Spot Iklan Pengendalian Tembakau Produksi Spot TV Pengendalian HIV dan AIDS (PPIA) Produksi dan penayangan Spot TV Pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan, Penayang Spot TV Tentang Pengendalian PTM (Gula Garam Lemak/GGL Versi Keluarga) Penerbitan dan Pencetakan Majalah Interaksi 4 Edisi Penyelenggaraan Pameran Kesehatan pada Event-event Kesehatan Penyebaran Informasi kesehatan Melalui Situs Promosi Kesehatan Online 30

Gambar 3.9 website promosi kesehatan Pengembangan dan Penyebaran Informasi melalui berbagai media (facebook, twitter) Gambar 4.0 media sosial 31

Gambar 4.1 media sosial Peningkatan kaspasitas petugas promosi kesehatan melalui TOT Pelatihan Pengembangan Pesan dan Media Penyusunan Bahan Rancangan Permenkes Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Penyusunan Pedoman Teknis Promosi Kesehatan Penanggulangan HIV dan AIDS Workshop Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan Review Modul Pelatihan Promosi Kesehatan Pembuatan berbabagai media promosi kesehatan : - Pengembangan media Edukasi Video Keluarga Sehat - Pengembangan media Edukasi Keluarga Sehat - Pengadaan Material/Media Keluarga Sadar Kesehatan Produksi Radio Spot Keluarga Sehat - Produksi Video Informasi Tablet Tambah Darah Untuk Remaja - Produksi TV Spot Mengenai Indeks Standar Pencemaran udara 32

- Pengadaan Materi/Media Keluarga Sadar Kesehatan Melalui Produksi LED Keluarga Sehat - Poster Jajanan Sehat : 3000 lembar - Poster CTPS : 3000 lembar - Poster Yuk Konsumsi Gizi Seimbang : 3000 lembar - Poster Sekolah ku sehat prestasi ku meningkat : 3000 lembar - Leaflet CTPS : 5000 lembar - Leaflet Promkes sekolah :5000 lembar - Flyer Yuk Konsumsi Gizi Seimbang : 5000 lembar - Flyer Sekolah Ku Sehat prestasi Ku Meningkat : 5000 lembar - Flyer CTPS versi waktu-waktu CTPS : 5000 lembar - Stiker CTPS : 1000 lembar - Video Animasi Anak sekolah : 3000 lembar 33

BAB IV Penutup Secara umum, pencapaianan target kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan pada Tahun 2015 sudah memenuhi taget yang ditetapkan. Namun demikian pencapaian ini harus ditingkatkan untuk terus menjaga ritme capaian yang selaras dengan apa yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019. Demikian Buku Kinerja ini disusun sebagai instrumenh monitoring kinerja dan menjadi bahan acuan peningkatan kinerja dan refleksi capaian Pusat Promnosi Kesehatn di tahun-tahun yang akan datang. 34