BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak usia dini memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan masa Golden Age adalah masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki anak. Karena pada masa ini perkembangan dan pertumbuhan anak berkembang dengan sangat pesat. Anak lebih mudah menyerap apa saja melalui apa yang ia lihat dan dengar. Kualitas anak dimasa yang akan datang ditentukan dengan stimulus yang anak dapatkan selama masa keemasan ini. Sebab itulah masa masa ini adalah masa penting anak yang tidak dapat diulang dan tidak boleh terlewatkan begitu saja. Pada dasarnya pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dan pemberian rangsangan secara optimal dengan menekankan pada seluruh aspek perkembangan anak. Hal ini sejalan dengan Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14 yang meyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Sebagai seorang pendidik di pendidikan anak usia dini harus mampu merancang pembelajaran yang menarik dan memberikan pengalaman yang berharga untuk 1

2 anak. Menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan setiap aspek perkembangan anak agar anak siap memasuki jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Ada enam aspek perkembangan yang harus dikembangkan di PAUD, yaitu aspek nilai nilai agama dan moral, aspek sosial emosional, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek fisik motorik. Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan adalah perkembangan kognitif anak. Susanto (2014:47) menyatakan bahwa kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Berarti kognitif adalah pikiran yang membutuhkan penalaran dari otak, pemahaman, pengetahuan dan pengertian. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif berarti akan memudahkan anak mengetahui kemampuan umum yang lebih luas dan mampu memecahkan masalah yang ia hadapi. Secara sederhana perkembangan kognitif anak usia dini terdiri atas dua bidang yaitu logika-matematika dan sains. Berhitung termasuk dalam bidang logika-matematika yang meliputi kemampuan dalam membandingkan, mengurutkan, mengelompokkan, menghitung dan berfikir dengan menggunakan logika. Keterampilan berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika dan kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Kemampuan berhitung permulaan menurut Susanto (2014:98) adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke

3 tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Sejalan dengan pendapat Sriningsih (2008:63) mengungkapkan bahwa kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5 sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung permulaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal berhitung seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan keterampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang juga merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan berhitung maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih lanjut. Mengacu kepada pendidikan yang lebih lanjut, pada kenyataannya paud-paud kelompok b mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki sekolah dasar akan berpacu mengajarkan anaknya untuk berhitung agar dapat diterima dengan mudah disekolah dasar tanpa memperhatikan tingkat capaian perkembangan kognitif anak. Seharusnya anak terlebih dahulu diperkenalkan konsep angka sebagai kemampuan dasar berhitung bagi anak. Menurut PERMENDIKNAS nomor 58 tahun 2009, idealnya tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia 5 6 tahun adalah membilang dengan benda-benda 1 20, menyebutkan urutan bilangan 1 20, memasangkan lambang bilangan dengan benda 1 20, meniru lambang bilangan dengan benda 1

4 10, mampu membedakan 2 kumpulan benda sama jumlahnya, tidak sama jumlahnya, banyak dan sedikit jumlahnya. Pengalaman penulis mengajar saat PPL, masih banyak anak kelompok TK B yang masih belum mengenal angka 1 20. Terutama anak yang sebelumnya belum pernah mengikuti pembelajaran (TK A). Dari 30 anak yang berada di kelas kelompok B hanya 13 anak yang kemampuan dasar berhitungnya mulai berkembang. Hal ini terlihat dari sebagaian anak dapat menyebutkan angka 1 20 namun ia belum dapat menunjukkan angka yang ia sebutkan. Anak hanya menghafal urutan bilangan 1 20 tanpa mampu mengidentifikasi angka tersebut. Anak belum mampu menuliskan angka yang terhitung pada gambar, menghubungkan lambang bilangan dengan konsep bilangan serta menyebutkan hasil penjumlahan dan pengurangan dengan benda. Anak terlihat kurang antusias saat berlangsungnya pembelajaran. Penulis juga melihat saat pembelajaran guru mengajar secara konvensional tanpa menggunakan media yang menjadikan pembelajaran menjadi menarik. Sehingganya anak terlihat bosan dan kurang antusias. Hal tersebut terjadi karena anak belum merasa mampu mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Anak merasa bosan dan kurang rileks sehingga pembelajaran tidak mampu terterima dengan baik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di PAUD harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Jangan hanya monoton dan membuat anak menjadi bosan dan tidak tertarik dengan kegiatan berhitung. Guru harus memilih model, metode dan media pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan berhitung pada anak usia dini.

5 Dunia anak adalah dunia yang penuh warna dan keceriaan. Anak akan lebih mudah menyerap pembelajaran yang diberikan melalui lagu lagu, dan tampilan tampilan yang menarik. Jika pengenalan dasar berhitung dilakukan dengan menyenangkan dan tidak membosankan maka hal ini akan membuat anak menyukai pembelajaran matematika terutama kemampuan dasar berhitung. Didukung oleh penelitian sebelumnya dalam jurnal Ni Kadek Ayu Mekarningsih dkk (Volume 3 no 1-tahun 2015) mengenai penggunaan media audiovisual bahwa hasil pembahasan di dalam jurnal tersebut menyatakan dengan penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak dengan peningkatan 80,26 %. Berdasarkan hasil penelitian di atas, saya ingin melakukan penelitian dengan penggunaan media audiovisual untuk melihat apakah penggunaan media audiovisual mampu memberikan pengaruh terhadap kemampuan berhitung selain daripada meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini guru dituntut harus bisa mengoperasikan komputer guna mampu merancang pembelajaran yang lebih bervariasi. Penulis berpendapat bahwa guru harus mampu membuat media pembelajaran berbasis komputer dengan menampilkan media audiovisual. Media audiovisual berarti media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Media ini menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi. Guru harus mampu membuat tampilan-tampilan animasi yang menarik dan penuh warna dalam memperkenalkan konsep dan bentuk-bentuk berhitung sehingga anak akan dengan sangat mudah menyerap dan mengingat sesuai dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Pada saat pembelajaran

6 berlangsung, guru menampilkan sebuah video yang berisi tentang konsep dasar perhitungan. Menampilkan benda dan terdengar suara dari video tersebut sebanyak benda yang mucul. Dengan demikian anak akan mampu mengenal konsep bilangan dan mampu menyerap konsep dari berhitung. Dengan penggunaan media audiovisual, diharapkan akan berpengaruh terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Audiovisual Terhadap Kemampuan Berhitung Permulaan Pada Anak Usia Dini Kelompok B di TK SALSA T.A. 2015 / 2016 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Anak hanya mampu membilang namun belum mampu menunjukkan angka yang ia sebutkan 2. Anak belum mampu menuliskan angka sesuai dengan jumlah gambar. 3. Penggunaan media yang kurang bervariasi, seperti penggunaan media audiovisual 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu mengembangkan kemampuan berhitung anak kelompok

7 B dalam mengenalkan konsep berhitung permulaan dengan media audiovisual di TK SALSA tahun ajaran 2015/2016. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah ada pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini kelompok B di TK SALSA tahun ajaran 2015/2016 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini kelompok B di TK SALSA tahun ajaran 2015/2016 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini yaitu sumbangan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan dasar berhitung anak.

8 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru, sebagai bahan masukan untuk terus mengembangkan kemampuan dasar berhitung anak melalui media audiovisual b. Bahan masukan sekaligus pemikiran bagi lembaga PAUD, tenaga pendidik dan orangtua untuk berperan dalam membantu meningkatkan kemampuan dasar berhitung anak. c. Manfaat kepada pembaca sebagai bahan referensi dan perbandingan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang dikaji d. Manfaat bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengalaman selama penelitian ini dilakukan.