MAKALAH. Mengenal Tuli dan Komunikasinya

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS KATEGORI KOMUNIKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR TA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil pembahasan dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PENEGAKKAN HUKUM DAN PENYANDANG DISABILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR PELAKSANAAN PERDA NOMOR 3 TAHUN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS di KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV PENUTUP. KPU RI terkait fasilitasi penyandang Difabel. Perbaikan dalam. enggannya Difabel berpartisipasi saat pemilu. Perbaikan di KPU Kota

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

CATATAN PROSES & REKOMENDASI WORKSHOP PARALEL TEMU INKLUSI Aksesibilitas untuk Semua

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

www. psld. uin-suka.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia Hal 4

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

LESSON LEARNED PENGIMPLEMENTASIAN UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2016 DI TINGKAT PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota di Indonesia tengah mengalami perkembangan populasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 9 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ada kecacatan. Setiap manusia juga ingin memiliki tubuh dan alat indera yang

BAGI PENYANDANG DIFABEL DI GUNUNGKIDUL

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan terhadap pokok permasalahan pada. penelitian ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN. Sosialisasi KTSP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

BAB I PENDAHULUAN. asasi manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai upaya maksimalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Transportasi ini dikenal dengan nama Transjogja. Perencanaan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. seperti tunarungu dan tunawicara. Tunarungu dan tunawicara merupakan

PERLINDUNGAN HAK ANAK

RABU, 20 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Pembangunan Inklusi yang Memberdayakan, Sebuah Refleksi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menghormati,

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan

Logo sebagai Komunikasi Visual dari Identitas Organisasi Difabel Tuli

BAB III PENUTUP. penyandang disabilitas tuna rungu maka dapat disimpulkan bahwa;

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penyandang Cacat di Jakarta Tahun 2008

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

: Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan bagi pekerja penanggulangan bencana.

Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkebutuhan khusus. Permasalahan pendidikan sebenarnya sudah lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB IV PENUTUP. penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas penonton non-tuli (MM Kine

Belajar yang Efektif dan Kreatif

Marsono Peneliti Madya Pusat Inovasi Pelayanan Publik

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK

PROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

PENANGANAN TERHADAP anak dengan disabilitas (anak berkebutuhan khusus) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH 1

PEMENUHAN HAK BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN SEMARANG MELALUI IMPLEMENTASI CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILLITIES

MAKALAH INDIVIDUAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. TENTANG MANAJEMEN SDM GLOBAL: KEBERAGAMAN SDM YAMAHA MOTOR Co. Ltd

BAB IV PEMBERDAYAAN REMAJA DISABILITAS

1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunarungu ialah Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Australia Awards Indonesia

Capacity Building Workshop on Supporting Employability of Persons with Disability

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Peningkatan Kapasitas Aparat Penegak Hukum dalam Pemenuhan Hak atas Peradilan yang Fair bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia Hotel Jogjakarta Plaza, 5-8 Oktober 2015 MAKALAH Mengenal Tuli dan Komunikasinya Oleh: Adhi Kusumo Bharoto Laboratorium Riset Bahasa Isyarat Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Apa yang Anda ketahui tentang Tuli? Apa pandangan Anda terhadap mereka?

Beberapa kesalahpahaman tentang Tuli Tuli sama sekali takdapat mendengar Semua Tuli bisa membaca bibir Semua Tuli dapat membaca dan menulis Tuli takdapat belajar dan bekerja karena takdapat berbicara dengan baik

Tuli dari Perspektif Sosial- Budaya Tuli BUKAN CACAT, BUKAN PULA DIFABEL atau DISABILITAS FISIK atau PSIKOSOSIAL melainkan sebuah kelompok minoritas linguistik, pengguna bahasa isyarat Tuli adalah pernyataan kultural sebagai identitas budaya Tuli

Budaya Tuli

Setiap Budaya memiliki: Bahasa Sejarah Sistem nilai Tata perilaku Sistem kepercayaan Tradisi Sistem kemasyarakatan Perjuangan Kesenian

Pengguanaan Bahasa dalam Kebudayaan Tuli Bahasa yang digunakan oleh orang-orang dalam budaya Tuli Bahasa asli, tidak berdasarkan bahasa lisan Juru bahasa bahasa isyarat sebagai jembatan komunikasi antara orang-orang dengar dengan orang-orang Tuli Kebanyakan tuli berisyarat satu sama lain, tidak mempertimbangkan tingkat pendidikan mereka. tidak setiap Tuli memiliki kemampuan bahasa isyarat yang sama. Bahasa isyarat tidak UNIVERSAL Dialek bahasa isyarat yang menunjukan daerah asal penggunanya masih digunakan dalam kebudayaan Tuli (Kolok, Jakarta, Tarakan, Yogyakarta,dst).

Faktor dasar yang sangat penting terhadap perlindungan hak asasi Tuli: Pengakuan dan penggunaan bahasa isyarat, termasuk pengakuan untuk menghormati dan menghargai kultur dan identitas Tuli. Sistem pendidikan bilingual bagi individu Tuli. Aksesibilitas dalam segala aspek kehidupan dan informasi. Juru bahasa dalam setiap kegiatan

Situasi Tuli di Indonesia Tidak semua Tuli mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan Masih banyak Tuli yang terisolasi Sering mendapatkan perlakuan diskriminasi Kelompok yang termarjinalkan Sangat kurangnya akses terhadap informasi, hukum, pekerjaan, dan kesehatan

Kebutuhan dalam pemenuhan hak Tuli Penggunaan bahasa isyarat sejak dalam keluarga Akses bahasa isyarat dan penanda visual dalam sarana dan prasarana publik (lalu lintas, rumah sakit, transportasi umum, dsb) Pendampingan hukum yang aksesibel Juru bahasa dalam segala bidang

Komunikasi Tuli yang terdapat di Indonesia saat ini Tuli menggunakan isyarat Tuli menggunakan oral Tuli tidak menggunakan isyarat dan oral (kebiasaan menggunakan gestur, home-sign)

Etika berinteraksi dengan Tuli Cara mendapat perhatian/memanggil Tepukan (cara dan bagian fisik tertentu) Lambaikan (cara dan posisi tertentu) Jarak komunikasi tidak terlalu dekat. Tanyakan terlebih dahulu, apakah Tuli tersebut menggunakan bahasa isyarat, oral, atau tulisan. Langsung berbicara dengan Tuli, bukan dengan juru bahasanya (juru bahasa isyarat seolah tak terlihat).

Sebagian besar Tuli tidak dapat berpartisipasi dalam sistem Yudisial Republik Indonesia, kecuali diakomodasikan sesuai kebutuhan masingmasing.

Akomodasi yang sesuai dengan karakteristik individu Tuli ketika berhadapan dengan hukum Juru bahasa bahasa isyarat Tuli-dengar Juru bahasa bahasa isyarat dengar Juru bahasa indonesia lisan dengar Media komunikasi yang akesesibel berupa layar teks dan gambar

Juru bahasa bahasa isyarat Tuli-dengar Akomodasi sesuai karakteristik individu Tuli: Tuli menyampaikan dengan bahasa yang komplek/rumit Tuli menyampaikan dengan bahasa daerah dan variasi dialek Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) Tuli tidak mahir berbahasa Indonesia (lisan atau menulis atau keduanya)

Contoh variasi dan dialek Bahasa Isyarat Jakarta dan Bahasa isyarat Yogyakarta Putih Bohong Polisi Budaya Keberadaan juru bahasa tuli: Meski beda bahasa, mereka saling menangkap pengertian dan maksud (Mutual Intelligibility)

Tuli menyampaikan dengan bahasa yang komplek/rumit Juru bahasa dengar saja kurang efektif karena faktor: Lahir dari negara lain atau bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua Kurangnya dukungan keluarga (tidak mengerti bahasa isyarat) Kekerasan berulang-ulang Diskriminasi Ketidakcocokan pendidikan Tinggal di desa (terisolasi)

Akomodasi juru bahasa bahasa isyarat Tuli dengar efektif bagi yang berkarakteristik seperti: Kemampuan Bisindo yang kurang maju Keterbatasan bersosialisasi dalam komunitas Tuli Keterbatasan pendidikan Tantangan kognitif (Tuli dewasa memiliki kemampuan seperti anakanak) Bahasa yang terlambat diperoleh (melewati umur krusial 0-5 tahun) anak tuli lahir dalam lingkungan keluarga dengar dan tidak memiliki kemampuan bahasa isyarat.

Juru bahasa bahasa isyarat dengar Akomodasi sesuai karakteristik individu Tuli: Tuli yang menggunakan bahasa isyarat dan mengenal baik dengan juru bahasa Tuli yang tidak bisa berbahasa lisan

Juru bahasa indonesia lisan dengar Akomodasi sesuai karakteristik individu Tuli: Tuli yang memiliki kesulitan mendengar (Hard of Hearing) Faktor usia Sudah memiliki pengalaman mendengar sebelum menjadi tuli Tuli yang tidak bisa berbahasa isyarat dan berkecimpung dalam masyarakat dengar Tidak pernah bertemu komunitas tuli Bersekolah di sekolah umum

Materi pendukung berupa layar teks Akomodasi sesuai karakteristik individu Tuli: Tuli yang tidak bisa berbahasa isyarat ataupun berbahasa lisan, tetapi bisa membaca dan menulis dengan baik. Notulen dibutuhkan Teknologi dibutuhkan

Beberapa masalah yang dihadapi dalam situasi di Indonesia Pusat Layanan Juru bahasa isyarat yang baru berkembang: Baru berdiri tahun 2014 SDM juru bahasa sesuai yang ada dalam data Pengaturan jadwal juru bahasa dinegosiasi Belum memiliki sertifikat (berdasarkan rekomendasi tuli) Berbasis DKI

Beberapa masalah yang dihadapi dalam situasi di Indonesia Kontroversi antara BISINDO dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) Keterbatasan SDM volunteer yang aktif berkecimpung dalam komunitas Tuli, anggota keluarga yang bisa berbahasa isyarat,dsb.

rekomendasi Akomodasi juru bahasa isyarat sangat penting Baik tim Tuli-dengar maupun dengar seusai kebutuhan Bekerja sama dengan organisasi Tuli seperti Gerkatin di daerah masing-masing untuk membuat suatu program Bekerja sama dengan komunitas Tuli DIY Deaf Art Community (DAC) Malang Aksi Arek Tuli (Akartuli)

Beberapa contoh isyarat Alfabet a-z di seluruh dunia

Isyarat jari (Bisindo)

Dialog dasar memperkenalkan diri A A-D-H-I B

Terima kasih Untuk kita semua -- setiap keragaman manusia-- mari kita bersama-sama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan antar sesama. Karena hal itu, kita mendapatkan kehormatan dan kebahagiaan dalam hidup kita.