BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI KEJADIAN NABIRE BANJIR DI NABIRE TANGGAL 07 MARET 2017 I. INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN LOKASI TANGGAL 07 Maret 2017 DAMPAK Telah terjadi hujan lebat sekitar pukul 06.00 11.00 WIT di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya. Kota Nabire dan sekitarnya Hujan lebat yang terjadi (± 5 jam) tersebut menyebabkan banjir dan beberapa genangan air di sekitar ruas jalan di Kota Nabire (Sumber : www.nabire.net/) II. DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 80.7 mm Hujan Lebat III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR 1. Matahari 2. ENSO (El Nino South Osciilation) 3. MJO (Madden Julian Oscillation) KETERANGAN Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 07 Maret 2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Selatan (BBS). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBS dibandingkan dengan di deaerah BBU. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBS yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan awan awan konvektif di daerah BBS. Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 07 Maret 2017 yang bernilai + 0.08 dan data SOI tanggal 07 Maret 2017 yang bernilai - 1.9, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 07 Maret 2017, menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi dan potensi hujan cukup rendah di wilayah Benua Maritim Indonesia, terutama di bagian timur. Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 07 Maret 2017 yang berada di kuadran IV, sehingga mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
4. SST (Sea Surface Temperature) Data model analisis SST tanggal 07 Maret 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat berkisar 28 30 C. Analisis anomali SST bernilai positif (0) (+1.0) C di BADAN METEOROLOGI sekitar perairan Nabire. DAN Kondisi GEOFISIKA ini menunjukkan potensi penguapan BALAI BESAR METEOROLOGI yang DAN cukup GEOFISIKA tinggi sehingga WILAYAH kadar uap V air tersedia cukup banyak di STASIUN sekitar METEOROLOGI wilayah tersebut. NABIRE 5. Badai Tropis 6. Pola Tekanan Udara 7. Pola Arus Angin (Streamline) 8. Kelembaban Relatif 9. Indeks Labilitas Udara 10. Citra Satelit Adanya Tropical Cyclone BLANCHE di perairan sebelah utara Australia. Pusat tekanan rendah 998 Hpa, dengan kecepatan angin maksimal mencapai 40 knot. TC BLANCHE secara langsung tidak mempengaruhi curah hujan di wilayah Nabire karena bergerak menjauhi wilayah Papua secara keseluruhan. TC BLANCHE bergerak ke arah barat daya. Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 07 Maret 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 4 (empat) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan. Berdasarkan peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik, yang menyebabkan terjadi pola shearline tepat diatas wilayah Nabire. Selain itu adanya daerah tekanan rendah (Low Pressure) di samudera pasifik & adanya TC BLANCHE di perairan sebelah utara Australia, yang dapat berperan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat. Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 18.00 & 00.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 60-80%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan dari level bawah hingga level tinggi cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian banjir perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Nabire. Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 07 Maret 2017 pukul 18.00 dan 00.00 UTC di wilayah Nabire yaitu : Indeks Labilitas Pukul 18.00 UTC Pukul 00.00 UTC K. Indeks 40 40 LI (Lifted Indeks) -3-2 SI (Showalter Indeks) -2-1 Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif kuat. Nilai L.Indeks berkisar antara -3 s/d -2 yang mengindikasikan udara labil & kemungkinan potensi terjadi hujan dan guntur. Nilai Showalter Indeks yaitu -2 & -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 06 Maret 2017 yang diambil mulai 20.50 s/d 01.20 UTC (05.40 s/d 10.20 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal tebal (awan hujan) tepat diatas wilayah Nabire. Terlihat kumpulan awan konvektif tersebut bergerak masuk ke wilayah Nabire berasal dari arah barat area pergunungan perbukitan di Nabire. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-56) s/d (-62) 0C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 20.50 UTC.
IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa : Hujan yang terjadi di wilayah kota Nabire dan sekitarnya diakibatkan karena kondisi SST yang cukup hangat. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Indeks Nino 3.4 (+0.08), menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi Adanya pusat tekanan rendah, pola shearline tepat diatas wilayah Nabire yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat. Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 60-80%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian banjir, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif diatas wilayah Nabire Kondisi atmosfer yang labil. V. PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terutama pada sore dan malam hari. VII. PERINGATAN DINI NIHIL LAMPIRAN Gambar 1. Gerak Semu Matahari & Track MJO tanggal 07 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 07 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 3. Analisa streamline Jam 12.00 & jam 00.00 tanggal 07 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au & bmkg.go.id/)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 20.50 & 01.20 UTC tanggal 07 Maret 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 5. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pada jam 18.00 & 00.00 UTC tanggal 07 Maret 2017 (Sumber : 202.90.199.54/wrf/) Gambar 6. Analisa SST & Anomali SST tanggal 07 Maret 2017 (Sumber : bmkg.go.id/)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA