KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON. oleh

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON. Diane Elizabeth De Yong NRP:

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

DAFTAR PUSTAKA Buku, tugas Akhir dan Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dan kecenderungan perkembangan kawasan di perkotaan khususnya

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

KKPP Perumahan & PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN BERTUMPU MASYARAKAT

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

RPJMD Kabupaten Tebo

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN SARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH. (Studi Kasus: Kawasan Kaligawe, Semarang) Oleh Agustina Rahmawati. Nim :D2A Jurusan: Administrasi Publik

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana strategis tahun untuk masing-masing Bidang Pembangunan di Kabupaten Numfor adalah sebagai berikut: Kelembagaan Daerah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

dimana permasalahan perkotaan semakin mencuat ke permukaan. bertemu, melakukan transaksi perdangangan dan jasa. Tempat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

Transkripsi:

KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON oleh DIANE ELIZABETH DE YONG 3208201830

Latar Belakang PENDAHULUAN Bangsa Portugis membangun benteng tahun 1588 dan diberi nama Nuestra Senhora da Anunciada. Bangsa Belanda merebut Kota Ambon dari kekuasaan Portugis dan menduduki benteng, namanya menjadi Kasteel Nieuw Victoria yang artinya kemenangan Belanda dari Portugis. Kasteel merupakan peninggalan sejarah yang tetap dilestarikan, sekarang menjadi markas Detasemen Kavaleri Kodam XVI Pattimura. Ada kelompok-kelompok masyarakat yang berdiam di sekitar benteng. Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar bagi pembentukan Kota Ambon. Pasca konflik permukiman berubah menjadi kawasan kumuh tidak mendukung kasteel sebagai peninggalan sejarah.

POTENSI KAWASAN Kawasan merupakan peninggalan bersejarah yang terletak di tengah kota, berpotensi sebagai pariwisata Kawasan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sejarah dan budaya Kota Ambon Lingkungan kawasan merupakan pusat kegiatan perekonomian yang cukup tinggi Letak geografis kawasan berdekatan dengan Pelabuhan Yos Sudarso dan Terminal Mardika Ambon Ada permukiman yang merupakan bagian dari kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria

PERUMUSAN MASALAH Saat ini kawasan tersebut dalam keadaan kumuh dan kurang berkembang serta cenderung mengalami degradasi kualitas permukiman. PERTANYAAN PENELITIAN Faktor-faktor apa yang menyebabkan degradasi kualitas permukiman di kawasan Kasteel Nieuw Victoria?

Tujuan Penelitian Mendapatkan konsep revitalisasi permukiman kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria yang mampu mengarahkan dan mengembalikan pertumbuhan sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat Sasaran Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria. 2. Menentukan kriteria penanganan terhadap faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon. 3. Merumuskan konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Permukiman Agenda 21 Indonesia (1977), menjelaskan bahwa dalam pengembangan permukiman perlu diciptakan iklim kehidupan yang sehat secara lingkungan, ekonomi, sosial budaya dan politik, untuk meningkatkan kualitas kehidupan bagi semua orang. Silas (1985), suatu permukiman hendaknya memenuhi aspek fisik dan aspek non fisik, yaitu : a. Aspek fisik, meliputi : letak geografis, lingkungan alam dan binaan, sarana dan prasarana lingkungan b. Aspek non fisik, meliputi : politik, ekonomi, sosial, budaya 2. Teori Konservasi Piagam Burra oleh ICOMOS Australia (International Charter for the Conservation and Restoration of Monuments and Sites), yang ditetapkan pada tanggal 19 Agustus 1979 di Burra, Australia Selatan, dan revisi terakhir 26 November 1999, memberikan panduan untuk konservasi dan pengelolaan tempat-tempat warisan budaya. Silas (1996), menyatakan bahwa di dalam pelaksanaan konservasi, ada beberapa prinsip yang mendasari, yaitu : a. Konservasi harus selalu bersifat ekonomis. b. Menonjolkan kekhasan fisik kawasan, baik pola dan tatanan berbagai bangunan dan perumahan yang ada, maupun dalam bentuk rumah yang diusahakan kembali seasli mungkin. c. Keterkaitan dengan bagian kota lainnya terutama kawasan bisnis. d. Melibatkan penduduk setempat sebanyak dan sedalam mungkin. e. Pemerintah harus memberikan komitmennya secara penuh.

KAJIAN PUSTAKA 3. Pengertian Revitalisasi Menurut Danisworo (1988), Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduruan/degradasi. Berdasarkan Departemen Kimpraswil (2005), definisi revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan yang mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota Menurut Hanan (2001), revitalisasi bertujuan untuk : 1. Menghidupkan kembali kawasan pusat kota yang memudar atau menurun kualitas lingkungannya. 2. Meningkatkan nilai ekonomis kawasan yang strategis. 3. Merangsang pertumbuhan daerah sekitarnya. 4. Mendorong peningkatan ekonomi lokal dari dunia usaha dan masyarakat. 5. Memperkuat identitas kawasan 6. Mendukung pembentukan citra kota.

RANGKUMAN TEORI Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka indikatorindikator yang dapat diteliti adalah sebagai berikut : Indikator yang menunjukan permukiman yang baik adalah : - Kondisi bangunan - Kondisi prasarana - Kondisi sarana - Kondisi sosial, ekonomi Indikator yang menunjukan pada eksistensi kawasan peninggalan sejarah adalah : -Terjaganya nilai budaya - Obyek konservasi Indikator upaya revitalisasi kawasan adalah : - Partisipasi masyarakat - Potensi kawasan - Budaya masyarakat

METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data - Survey - Wawancara - Kuesioner Teknik Penentuan Populasi dan Sampel - Populasi adalah jumlah rumah yang terdapat di permukiman pada kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon. - Sampel random sampling digunakan untuk mengambil sampel masyarakat sebagai objek eksplorasi informasi Teknik Analisa Data - Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi kualitas menggunakan analisis faktor. - Mengidentifikasi potensi, permasalahan serta penyebab terjadinya degradasi kualitas permukiman melalui penilaian terhadap aspek-aspek permukiman oleh masyarakat menggunakan analisis deskriptif. - Merumuskan konsep revitalisasi permukiman menggunakan analisis triangulasi.

VARIABEL Kondisi Bangunan Ketersediaan Sarana - Pembagian ruang - Sarana Ibadah - Kepadatan bangunan - Sarana pendidikan - Kepadatan hunian - Sarana kesehatan - Ruang terbuka K etersediaan Prasarana - Air bersih Potensi Kawasan - Drainase - Kasteel Nieuw Victoria - Persampahan - Boulevard Victoria - Sanitasi lingkungan - Kondisi jalan Budaya masyarakat - Adat istiadat yang berlaku di Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat - Tingkat pendidikan - kegiatan kemasyarakatan - Tingkat partisipasi masyarakat - Tingkat keamanan - Kelompok sosial - Pekerjaan - Pendapatan

GAMBARAN WILAYAH STUDI Kependudukan Berdasarkan hasil Registrasi Penduduk Tahun 2008 tercatat jumlah penduduk di Kawasan Kasteel Nieuw Victoria 1.110 jiwa, yang membentuk 216 KK Pekerjaan

GAMBARAN WILAYAH STUDI

GAMBARAN WILAYAH STUDI

ANALISA Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Kualitas Permukiman di Kawasan Kasteel Nieuw Victoria Untuk menentukan faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon, telah dilakukan survei dan pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran kuisioner. Hasil kuisioner diolah dengan program SPSS, diperoleh 5 faktor : Faktor 1 terdiri dari variabel pembagian ruang, kepadatan bangunan, kepadatan hunian, ruang terbuka hijau. Untuk selanjutnya diberi nama Faktor keterbatasan lahan permukiman. Faktor 2 terdiri dari variabel air bersih, drainase, persampahan, sanitasi lingkungan, kondisi jalan, sarana ibadah, sarana kesehatan, sarana ekonomi. Untuk selanjutnya diberi nama Faktor rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana permukiman. Faktor 3 terdiri dari variabel sarana pendidikan, tingkat pendidikan, adat istiadat dan kebudayaan. Untuk selanjutnya diberi nama Faktor rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Faktor 4 terdiri dari variabel pekerjaan, pendapatan, keberadaan kelompok jaringan usaha, cinderamata khas budaya. Untuk selanjutnya diberi nama Faktor rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Faktor 5 terdiri dari variabel tingkat partisipasi masyarakat, tingkat keamanan, keberadaan organisasi sosial, Kasteel Nieuw Victoria sebagai kawasan peninggalan sejarah. Untuk selanjutnya diberi nama Faktor rendahnya partisipasi masyarakat

ANALISA Kriteria penanganan faktor penyebab degradasi kualitas permukiman Keterbatasan Lahan Permukiman - Pengendalian pengembangan permukiman untuk mengurangi kepadatan melalui partisipasi masyarakat dan penetapkan peraturan pemerintah. - Optimalisasi keberadaan dan fungsi permukiman dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas bangunan Kurangnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana Permukiman - Memperbaiki drainase, persampahan, menyediakan ruang terbuka - Meningkatkan kualitas sarana prasarana permukiman melalui partisipasi masyarakat sebagai pengguna - Menjalin kerja sama dengan LSM atau akademis untuk mengelola sampah

KRITERIA PENANGANAN FAKTOR PENYEBAB DEGRADASI KUALITAS PERMUKIMAN Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat - Menyediakan akses informasi kepada masyarakat tentang dampak lingkungan, melalui sosialisasi. - Meningkatkan ketrampilan masyarakat dengan memberikan penyuluhan informasi usaha ekonomi kecil. Rendahnya Tingkat Pendapatan Masyarakat - Menyediakan bantuan modal usaha di bidang kerajinan tangan khas Kota Ambon oleh pemerintah dan swasta - Pemerintah menyediakan akses informasi dan memfasilitasi jalur pemasaran. - Melakukan kerjasama dengan pihak swasta, akademis & LSM dalam melakukan pelatihan Rendahnya Partisipasi Masyarakat - Meningkatkan partisipasi masyarakat dlm mengelola lingkungan. - Optimalkan peran norma masyarakat sbg pendekatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

Konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan sebagai kawasan peninggalan sejarah. Mengoptimalisasikan fungsi lahan permukiman yang ada dengan membatasi pembangunan rumah baru yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk mengurangi kepadatan dengan melakukan pendekatan terhadap partisipasi masyarakat. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman dengan penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat dan perbaikan sarana dan prasarana yang tersedia pada kawasan permukiman. Penyediaan akses informasi kepada masyarakat dan menjalin kerja sama dengan pihak swasta, akademisi, LSM dan lembaga terkait untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang pengelolaan lingkungan demi peningkatan pengetahuan masyarakat. Pemberdayaan kualitas sumberdaya manusia dengan menciptakan kemitraan yang berkelanjutan memberikan bantuan modal usaha bagi masyarakat yang penggunaannya diawasi oleh masyarakat dan pemerintah. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan melalui kegiatan pendampingan dari pihak LSM dan akademisi dan mengoptimalisasikan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sebagai pendekatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan kerja bakti melalui pemberian sanksi adat bagi yang melanggar.

KESIMPULAN Faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria terdiri atas lima faktor yaitu : Faktorketerbatasan lahan permukiman, Faktor kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, Faktor rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, Faktor rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, Faktor tingkat partisipasi masyarakat Kriteria Penanganan yaitu : (1) Pengendalian pengembangan permukiman untuk mengurangi kepadatan melalui partisipasi masyarakat dan menetapkan peraturan pemerintah, (2) Meningkatkan kualitas sarana prasarana permukiman melalui partisipasi masyarakat sebagai pengguna, (3) Meningkatkan ketrampilan masyarakat dengan memberikan penyuluhan informasi usaha ekonomi kecil, (4) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan Konsep revitalisasi adalah (1) Mengoptimalisasikan fungsi lahan permukiman yang ada dengan membatasi pembangunan rumah baru yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk mengurangi kepadatan dengan melakukan pendekatan terhadap partisipasi masyarakat, (2) Peningkatan kualitas lingkungan permukiman dengan penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat dan perbaikan sarana prasarana yang tersedia pada permukiman.

REKOMENDASI Menyusun model revitalisasi permukiman kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon menitikberatkan pada vitalitas dan stabilitas ekonomi, integrasi antar ruang, kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan, serta konservasi aset warisan budaya Membentuk organisasi yang mengelola langsung revitalisasi. Melalui organisasi ini dibangun kesepakatan dan kerja sama antar kelompok dan perseorangan yang berperan serta tahapan pelaksanaan kegiatan di masa depan.

TERIMA KASIH