BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk memberi hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir / mengurangi faktor-faktor yang dapat mengganggu (Arikunto,2003). Dalam eksperimen ini dibentuk dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang akan diberi teknik latihan asertif. Kelompok kedua disebut kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi teknik latihan asertif. Kelompok kontrol berfungsi sebagai pembanding untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tampak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam eksperimen ini kedua kelompok diberikan tes awal (pre test) sebelum dilakukan layanan bimbingan kelompok, dan tes akhir (post test) sesudah dilakukan layanan bimbingan kelompok. Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Layanan Bimbingan Konseling Perilaku Asertif Pretest Kelompok Eksperimen Postest Kelompok Kontrol Postest 20
3.2. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Identifikasi variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas (variabel independen) diartikan sebagai variabel yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel terikat (variabel dependen) diartikan sebagai variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen), maka yang menjadi variabel bebas dan terikat adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (variabel independen) : Layanan bimbingan kelompok 2. Variabel terikat (variabel dependen) : Perilaku asertif 3.3 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional digunakan untuk menghindari kesalahpahaman atau perbedaan persepsi mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari kesesatan dalam mengartikan data. Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Layanan bimbingan kelompok Layanan bimbingan kelompok adalah kegiatan layanan pemberian informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa menyusun rencanna dan keputusan yang tepat. 21
2. Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi yang menyangkut ekspresi yang tepat, jujur, terbuka, mempunyai sikap yang tegas, positif dan mampu bersikap netral serta dapat mengutarakan akan sesuatu objektif tanpa menyinggung perasaan. 3.4. Subyek Penelitian Subyek yang diambil dalam penelitian ini adalah 12 siswa kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. Subjek diambil melalui hasil data dari penyebaran skala perilaku asertif dan diketahui siswa yang memiliki perilaku asertif rendah dan sangat rendah berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 6 siswa sebagai kelompok kontrol dan 6 siswa sebagai kelompok eksperimen. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data akan dipergunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert, yang terdiri dari item yang bersifat favourable dan unfavourable. Setiap item diberikan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS) dengan penilaian sebagai berikut: Tabel 3.1. Cara Penilaian Skala Pernyataan Skor item favourabel Skor iten unfavourable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 Adapun alasan menggunakan metode skala adalah stimulusnya berupa pertanyaan dan pernyataan (item-item) yang tidak langsung mengungkapkan 22
atribut yang akan diukur, mekan dengan mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan dan respon subyek juga tidak diklarifikasikan sebagai jawaban benar atau salah karena semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh sungguh (Azwar, 2008). Penggunaan Skala Likert sebagai metode pengumpulan data disebabkan karena skala dianggap memiliki data ordinal dan terdiri dari empat alternatif jawaban sehingga memberi peluang bagi responden untuk jawaban item item favourable dan unfavourable serta item dengan pilihan tengah yang diharapkan dapat mengungkapkan responden subyek dengan sebenar benarnya. Penggunaanskala Likert dalam pemberian skor dengan alasan skala likert merupakan skala yang berisi tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan melalui opsi jawaban yang disediakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku asertif. Skala ini digunakan untuk mengukur perilaku asertif, yang disusun berdasarkan pada aspek-aspek yang dikemukakan Alberti dan Emmons. Aspekaspek tersebut antara berusaha mencapai tujuan, pengungkapan diri, menghormati dan tidak mengganggu hak, jujur dan terbuka, langsung, tidak membeda-bedakan orang dan menguntungkan semua pihak, bertanggung jawab secara sosial, penolakan, menghargai pujian dan menerima kritikan dari, menyapa dan memberi salam kepada. Tabel 3.2. Kisi-kisi Perilaku Asertif No Aspek Indikator No Item Jumlah Favorable Unfavor able 1 Berusaha 1.Mempunyai 1,4 3,5 4 23
mencapai tujuan pandangan yang aktif tentang dirinya. 2. Menerima keterbatasnnya 3. Mengenali diri 2 Pengungkapan diri 1.Merasa bebas menyatakan tentang dirinya 2.Merasa bebas menyatakan perasaannya 3 Menghormati 1.Menghorma dan tidak ti pembicaraan mengganggu hak 2.Memberika n kesempatan mengutarakan pendapat 4 Jujur dan 1.Bicara jujur terbuka terhadap orang 2.Mampu berkomunikasi secara terbuka 5 Langsung 1.Memngung kapkan rasa ketidaksenanga n 2.Mengekspre sikan pendapat pribadi 6 Tidak membedabedakan orang dan menguntungkan semua pihak 7 Bertanggung jawab secara sosial 1.Dapat menerima keterbatasan 2.Menyayangi 1.Menjalanka n hak pribadinya 2.Menerima dan memberi umpan balik 8 Penolakan 1.Berani berkata tidak apabila tidak sesuai dengan 9,14 2,16 4 19,23 10,24 4 8,13 12,21 4 28,32 17,22 4 35,40 6,18 4 20,29 25,30 4 15,36 26,33 4 24
9 Menghargai pujian dan menerima kritikan dari 10 Menyapa dan memberi salam kepada orang diri 2.Berani menolak permintaan 1.Menerima pujian dari 2.Menerima kritikan dari 1.Memulai pembicaraan dengan orang 2.Menunjukk an keakraban dengan orang 7,11 27,38 4 31,34 37,39 4 Jumlah 20 20 40 3.6 Pelaksanaan Uji Coba Instrumen Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2013 dan 31 Agustus 2013 kepada siswa kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. Skala perilaku asertif peneliti bagikan kepada siswa kelas X yang berjumlah 39 siswa. Setelah skala perilaku asertif dibagikan dapat dilihat hasilnya yang mempunyai perilaku asertif yang rendah sebanyak 11 siswa dan seorang siswa sangat rendah. 3.6.1. Validitas Validitas ini mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan itemitem suatu alat ukur dapat melaksanakan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang tidak menghasilkan data 25
yang relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan tes yang memiliki validitas rendah. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Syaifudin Azwar, 2006). Suatu alat ukur atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Anastasi mengatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika hasilnya positif. Validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu uji validitas item dan korelasi antar faktor. Uji validitas item dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan masing-masing pernyataan yang tertera dalam skala. Penguji ini dilakukan dengan cara membandingkan alpha perfaktor dengan alpha item deleted setiap pertanyaan. Bila alpha perfaktor lebih besar dari alpha if item deleted maka item dinyatakan gugur. Setelah dilakukan perhitungan pertama, item item yang tidak valid (gugur) dihilangkan kemudian item-item yang valid dihitung kembali, sampai mendapatkan hasil item valid secara keseluruhan.dalam penelitian ini penguji akan menggunakan penguji validitas item dibantu program SPSS (Statistical for Social Science) Versi 11.5 for Windows. Berdasarkan hasil uji validitas item untuk skala perilaku sertif, diperoleh item-item yang telah dinyatakan valid dalam tabel 3.4. Adapun item yang tidak valid yaitu nomor 1,2,3 dan 4. Tabel 3.3 Jumlah Item Valid untuk Skala Perilaku Asertif 26
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1 Berusaha mencapai tujuan 4 3,5 3 2 Pengungkapan diri 9,14 16 3 3 Menghormati dan tidak 19,23 10,24 4 mengganggu hak 4 Jujur Dan terbuka 8,13 12,21 4 5 Langsung 28,32 17,22 4 6 Tidak membeda-bedakan orang 35,40 6,18 4 dan menguntungkan semua pihak 7 Bertanggung jawab secara sosial 20,29 25,30 4 8 Penolakan 15,36 26,33 4 9 Menghargai pujian dan 7,11 27, 38 4 menerima kritikan dari orang 10 Menyapa dan memberi salam 31,34 37,39 4 kepada Jumlah 18 18 36 3.6.2. Perhitungan Realibilitas Se validitas maka perlu dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2000). Uji reliabilitas mengikuti standar (Azwar, 2000), dikatakan reliabel apabila Alpha Cronbach > 0,7. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sedangkan, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti reliabilitas semakin rendah. Untuk melihat apakah reliabel, maka peneliti menggunakan standar reliabel menurut Azwar (2000) sebagai berikut : α < 0,7 : Tidak Reliabel 0,7 α < 0,8 : Cukup 0,8 α < 0,9 : Baik 0,9 α < 1,0 : Sangat Baik 27
Berdasarkan hasil uji coba intrumen, skala perilaku asertif memiliki nilai reliabilitas 0,9876 dan termasuk dalam kategori baik. 3.7 Teknik Analisa Data Untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan perilaku asertif siswa kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru, melalui layanan bimbingan kelompok akan dilakukan pengolahan data dengan teknik uji Mann Whitney dan untuk analisis hasil penelitiannya menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical for Social Science) versi 11.5 for Windows 28