BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran dengan metode konvensional sebagai kelas control. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Transkripsi:

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang digunakan pada proses belajar mengajar di mana materi kegiatannya berhubungan erat dengan pengalaman nyata di luar sekolah. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual terdiri atas lima tahapan, yaitu: pertama, contact phase, di mana tahap ini dikemukakan masalah yang ada disekitar siswa yang berkaitan dengan materi makanan dan kesehatan. Kedua, curiosity phase, dalam tahap ini dikemukakan pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan keingintahuan siswa. Ketiga, elaboration phase, dalam tahap ini dilakukan eksplorasi pembentukan dan pemantapan konsep. Keempat, nexus phase, disebut juga tahap dekontekstualisasi yang artinya masalah yang sama diberikan dalam konteks yang berbeda di mana memerlukan konsep pengetahuan yang sama untuk memecahkannya. Kelima, tahap evaluasi (evaluation phase), dalam tahap ini dilakukan evaluasi pembelajaran secara keseluruhan. 2. Media powerpoint adalah media pembelajaran yang menggunakan salah satu program (software) untuk membuat media presentasi pembelajaran audiovisual berbasis komputer. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan

35 presentasi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Dalam penelitian ini materi pembelajaran tentang makanan dan kesehatan disajikan dengan format presentasi yang mengandung elemen visual berupa warna, huruf dan animasi teks. Sedangkan gambar digunakan dalam memperlihatkan contoh bahan makanan, piramida makanan dan penyakit yang disebabkan kekurangan/kelebihan zat gizi. 3. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan proses belajar mengajar. Menguasai konsep berarti siswa dapat menyebutkan, menjelaskan, menginterpretasi dan mengerti dengan konsep yang dipelajari. Kemampuan penguasaan konsep yang dimiliki siswa diukur dengan menggunakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang memenuhi kategori ranah penguasaan konsep mulai dari C1, C2, C3, dan C4 sebanyak 20 soal. Terdapat empat indikator yang diukur antara lain: (1) Mengelompokkan jenis makanan berdasarkan kandungan zat makanan, vitamin dan mineralnya. (2) Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. (3) Menjelaskan penyakit atau kelainan yang diakibatkan oleh kekurangan dan kelebihan zat makanan vitamin dan mineral. (4) Menyusun menu seimbang berdasarkan piramida makanan. Pengukuran kemampuan ini dilakukan pada saat tes awal dan tes akhir. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendekatan kontekstual berbantuan powerpoint terhadap hasil belajar siswa pada konsep makanan dan

36 kesehatan. Namun pada kenyataannya di sekolah tidak memungkinkan dilakukannya pengambilan sampel secara acak terkait dengan perbedaan penguasaan konsep pada subkonsep alat pencernaan makanan. Dengan demikian, metode yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 2009: 114). 2. Desain Penelitian Desain penelitian diartikan sebagai penggambaran mengenai hubungan antar variabel, pengumpulan data dan analisis data sehingga di ketahui bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada. Karena metodenya quasy experimental maka penelitian di desain dengan nonequivalent control group design seperti berikut ini O1 X1 O2 O3 X0 O4 Keterangan : O1 = tes awal kelompok eksperimen O3 = tes awal kelompok kontrol O2 = tes akhir kelompok eksperimen O4 = tes akhir kelompok kontrol X1 = kelas eksperimen dengan perlakuan berupa pendekatan kontekstual dengan media powerpoint X0 = kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional menggunakan media powerpoint C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep seluruh siswa kelas VIII di SMP Labschool Percontohan UPI tahun ajaran 2010/2011, yaitu kelas 8A, kelas 8B dan kelas 8C. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penguasaan konsep siswa kelas 8B dan kelas 8C. Kelas 8B dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 26 orang, sedangkan kelas 8C dijadikan kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

37 sampling, yaitu memilih sampel yang cocok berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan tersebut adalah kelas yang memiliki penguasaan konsep yang sama pada subkonsep alat pencernaan makanan. D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP swasta di kota Bandung yang merupakan mitra UPI. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Sekolah ini dipilih untuk penelitian karena mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan mendukung untuk penelitian salah satunya ialah ketersediaan infokus yang digunakan untuk menampilkan slide presentasi menggunakan powerpoint di depan kelas. Selain itu kondisi siswa juga mendukung berjalannya penelitian karena siswa berasal dari masyarakat kota yang biasa dihadapkan pada berbagai ragam makanan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah, sehingga pengetahuan tentang makanan yang baik akan membantu mereka dalam memilih makanan yang sehat dan seimbang. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa tes objektif atau pilihan ganda. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa mengenai makanan dan kesehatan. Instrumen lain yang digunakan adalah angket. Angket digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa tentang pembelajaran makanan dan kesehatan yang menggunakan pendekatan kontekstual dangan media powerpoint.

38 1. Soal Objektif Pilihan Ganda Tes tertulis digunakan pada tes awal dan tes akhir. Penggunaan tes awal dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan awal yang dimiliki siswa mengenai konsep makanan dan kesehatan sedangkan pada tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa mengenai materi makanan dan kesehatan yang telah diberikan. Instrumen penelitian yang akan digunakan sebelumnya dilakukan pertimbangan (judgement) terlebih dahulu oleh beberapa dosen ahli. Instrumen penelitian yang akan diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Adapun jenjang kognitif yang dapakai meliputi C1, C2, C3, C4 karena siswa masih berada pada tingkat SMP. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas agar mendapatkan data yang valid dan reliable sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan dan dapat dipercaya (Arikunto, 2009:86). Selain itu dilakukan analisis butir soal (item analysis) untuk memperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan dengan menguji taraf kesukaran dan daya pembeda untuk setiap soal. 2. Angket Angket yang digunakan berupa isian tanggapan Ya atau Tidak. Pernyataannya disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran pada siswa tersebut. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket dan Nomor Angket Indikator No. Angket Respons terhadap konsep makanan dan kesehatan 1,4,9 Respons terhadap pendekatan kontekstual 3-11 Respons siswa terhadap media power point 2, 4-10 Respons siswa terhadap pendekatan konsep 6

39 Instrumen penelitian ini langsung diberikan kepada siswa pada saat penelitian tanpa diuji coba atau dilakukan judgement terlebih dahulu. Adapun pengolahannya dilakukan dengan analisis kuantitatif dengan melihat berapa persen siswa menjawabnya. Angket berfungsi untuk menjaring respon siswa mengenai proses belajar dengan pendekatan kontekstual menggunakan powerpoint dan menjaring respon siswa tentang pengaruh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menggunakan powerpoint terhadap penguasaan konsep. F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi literatur, telaah kurikulum KTSP dan survey pendahuluan. Kemudian merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar dan menentukan hipotesis penelitian. b. Membuat skenario pembelajaran sebagai acuan untuk kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen dan pendekatan konsep di kelas kontrol. c. Membuat slide presentasi menggunakan program powerpoint untuk pembelajaran makanan dan kesehatan di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

40 d. Menyusun instrumen penelitian yaitu soal tes berupa pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan konsep tentang makanan dan kesehatan. Menyusun angket yang digunakan untuk menjaring respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menggunakan media pembelajaran berupa powerpoint. e. Judgement instrumen penelitian kepada beberapa dosen ahli dalam bidang gizi, untuk diminta pertimbangannya dalam hal ketepatan konsep makanan dan kesehatan, dan juga kepada dosen ahli dalam bidang pendidikan untuk diminta pertimbangannya dalam hal jenjang kognitif soal sesuai dengan karakteristik siswa SMP. Hal ini dilakukan agar instrumen layak digunakan, dalam rangka mengukur penguasaan konsep siswa terhadap konsep makanan dan kesehatan, sebelum dan sesudah diberi pembelajaran baik dengan pendekatan kontekstual ataupun pendekatan konvensional. f. Revisi instrumen penelitian bersama dosen pembimbing untuk menentukan instrumen yang akan direvisi sebelum digunakan dalam uji coba. g. Melakukan uji coba pada soal objektif sebagai instrumen penelitian. h. Mengolah data hasil uji coba soal tes dan menentukan soal mana yang akan dipakai dalam pengambilan data. i. Angket tidak melalui tahap uji coba dan judgement.

41 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan tes awal di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang makanan dan kesehatan pada manusia. b. Memberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan kontekstual dengan media powerpoint di kelas eksperimen. Sedangkan di kelas kontrol menggunakan pendekatan konsep. Adapun medianya menggunakan media powerpoint yang sama. Konsep yang di kaji ialah subkonsep makanan dan kesehatan pada manusia. c. Memberikan tes akhir pada kedua kelas untuk mengetahui penguasaan konsep tentang makanan dan kesehatan pada manusia setelah dilakukan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda. d. Memberikan angket untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan media powerpoint 3. Tahap Penarikan Kesimpulan a. Membandingkan skor tes awal kelas kontrol dan eksperimen Tahap analisis data yang pertama kali dilakukan adalah membandingkan nilai tes awal kelas kontrol dan eksperimen melalui uji hipotesis. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah nilai tes awal tersebut berbeda signifikan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis analisis data selanjutnya setelah didapat tes akhir. b. Menghitung dan menguji hipotesis dengan statistik parametrik

42 Statistik parametrik digunakan karena hasil uji prasyarat menggunakan uji homogenitas dan uji normalitas menunjukan data kedua kelas homogen dan normal. Uji hipotesis dilakukan dengan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t karena sampel berjumlah 26 siswa. c. Menafsirkan hasil analisis data dalam bentuk pembahasan Data yang telah selesai dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bentuk pembahasan dan jawaban pertanyaan penelitian. Isi dari pembahasan meliputi keterkaitan hasil analisis data dengan teori-teori yang relevan serta analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh saat penelitian berlangsung. G. Analisis Uji coba Instrumen Sebuah tes yang dinyatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis (Arikunto, 2009: 57-58). Untuk itu, sebelum instrumen yang telah dipertimbangkan oleh ahli diujikan, instrumen diuji coba terlebih dahulu terhadap siswa yang telah mendapat materi tentang makanan dan kesehatan. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan ANATES yang dikembangkan oleh Karno To dan Yudi Wibisono untuk diketahui tingkat kesukarannya, daya pembeda, validitas serta reliabilitasnya. Rekapitulasi hasil analisis dengan ANATES dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing. Instrumen yang tidak memenuhi syarat tidak dipakai atau diperbaiki. Adapun cara lain yang bisa dipakai, yaitu dengan menggunakan rumusrumus sebagai berikut:

43 a. Validitas Menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar rxy = ( ΣΧ)( ΣΥ ) 2 2 ( ΣΧ) ΝΣΥ ΝΣΧΥ 2 { ΝΣΧ }{ ( ΣΥ ) } 2 Keterangan rumus validitas instrumen: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Y = junlah skor total seluruh siswa pada tets N = jumlah seluruh siswa X = skor tiap siswa pada item tersebut Y = skor total tiap siswa XY = koefisien korelasi = validitas item Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai Kriteria 0,00-0,19 sangat rendah 0,20-,39 rendah 0,40-0,59 cukup 0,60-0,79 tinggi 0,80-1,00 sangat tinggi Sumber : Arikunto, S (2009:75) b. Reliabilitas Rumus menentukan reliabilitas, yaitu: r k.r20 = k k 1 [ 1 Σpq] S 2 keterangan rumus reliabilitas instrumen: r k.r20 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah soal/item p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)

44 S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q c. Taraf kesukaran Rumus untuk menentukan taraf kesukaran yaitu: Ρ = Β JS Keterangan : P = indeks kesukaran B = jumlah siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah yang menjawab benar untuk setiap soal JS = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai Kriteria 0,00-0,30 sukar 0,31-0,70 sedang 0,71-1,00 mudah Sumber : Arikunto, S (2009:210) b. Daya Pembeda Rumus untuk menentukan daya pembeda yaitu: Β D = J Α A ΒΒ J B Keterangan : D = daya pembeda B A = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk setiap soal B B = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk setiap soal J A = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi J B = jumlah seluruh siswa dari kelompok rendah

45 Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai Kriteria 0,00-0,20 jelek 0,21-0,40 cukup 0,41-0, 70 baik 0,71-1,00 baik sekali Sumber : Arikunto, S (2009:218) H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen penelitian, yaitu berupa soal tertulis pilihan ganda, dilaksanakan di kelas yang telah mendapatkan pembelajaran mengenai makanan dan kesehatan. Berdasarkan analisis dari uji coba ini dimungkinkan beberapa item soal tidak dipakai, direvisi, atau dipakai. Instrumen hasil belajar berupa 32 soal pilihan ganda diuji cobakan pada 24 siswa. Berdasarkan rekapitulasi analisis dari ANATES diketahui bahwa instrumen tersebut memiliki validitas tinggi (0,63) dan reliabilitas tinggi (0,77). Dengan mempertimbangkan daya pembeda, tingkat kesukaran, korelasi, dan signifikansi korelasi yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, maka ditetapkan 20 soal dipakai untuk penelitian dan sisanya dibuang. Berikut rekapitulasi hasil analisis uji coba Instrumen penelitian dengan menggunakan ANATES. Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji coba Instrumen Penelitian Butir Daya Tingkat Soal Pembeda (%) Kesukaran Korelasi Signifikan Korelasi Keterangan 1 50 Sangat Mudah 0.43 Sangat Signifikan direvisi 2 16.67 Mudah 0.386 Signifikan dipakai 3 83.33 Sedang 0.618 Sangat Signifikan dipakai 4 33.33 Sangat Mudah 0.444 Sangat Signifikan direvisi 5 16.67 Sangat Mudah 0.229 - dibuang 6 50 Sedang 0.303 - dibuang 7 16.67 Sangat Mudah 0.202 - dibuang 8 33.33 Sangat Mudah 0.444 Sangat Signifikan direvisi

46 Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji coba Instrumen Penelitian (lanjutan) Butir Daya Tingkat Soal Pembeda(%) Kesukaran Korelasi Signifikan Korelasi Keterangan 9 33.33 Sedang 0.267 - dibuang 10 83.33 Sedang 0.621 Sangat Signifikan dipakai 11 33.33 Mudah 0.359 Signifikan dipakai 12 33.33 Sukar 0.348 Signifikan dipakai 13 66.67 Sedang 0.535 Sangat Signifikan dipakai 14 50 Sedang 0.391 Signifikan dipakai 15 50 Mudah 0.455 Sangat Signifikan dipakai 16 50 Sangat Mudah 0.373 Signifikan direvisi 17 16.67 Sangat Mudah 0.245 - dibuang 18 33.33 Sukar 0.31 Signifikan dipakai 19 33.33 Sedang 0.232 - dibuang 20 66.67 Sedang 0.393 Signifikan dipakai 21 83.33 Sedang 0.66 Sangat Signifikan dipakai 22 16.67 Sedang 0.226 - dibuang 23 33.33 Sedang 0.281 - dipakai 24 66.67 Sedang 0.583 Sangat Signifikan dipakai 25 66.67 Sedang 0.554 Sangat Signifikan dipakai 26 33.33 Sangat Sukar 0.235 - dibuang 27 50 Sukar 0.339 Signifikan dipakai 28-16.67 Sukar -0.14 - dibuang 29 50 Sedang 0.354 Signifikan dipakai 30 16.67 Sukar 0.17 - dibuang 31 0 Sedang -0.075 - dibuang 32 33.33 Sedang 0.237 - dibuang Adapun kriteria soal dipakai adalah soal yang memiliki validitas signifikan tinggi, daya pembeda tinggi, dan tingkat kesukaran mudah, sedang dan sukar. Apabila validitas signifikan tinggi, daya pembeda tinggi tetapi tingkat kesukaran sangat mudah atau sangat sukar maka soal direvisi. Sedangkan soal yang dibuang adalah soal yang tidak memenuhi persyaratan sebagai soal yang layak digunakan dalam penelitian, misalnya validitas signifikan rendah, daya pembeda rendah dan tingkat kesukaran sangat mudah, atau sangat sukar.

47 I. Teknik Pengolahan Data Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul data diberi skor dan dianalisis. Teknik analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengolah skor hasil tes Pengolahan nilai tes dalam bentuk pilihan ganda menggunakan rumus: S = B N X 100 Keterangan: S = nilai yang diperoleh B = skor/jumlah jawaban yang benar N= banyak butir soal (Arikunto, 2006) 2. Uji prasyarat Setelah diperoleh nilai dari semua siswa pada kedua kelas maka untuk menentukan uji hipotesis penelitian adalah terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Untuk itu dilakukan tahapan sebagai berikut: a. Uji Homogenitas Untuk melakukan uji homogenitas ditentukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005:250). 1) Menghitung besarnya variansi dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005: 261)

48 Keterangan: Vb = Variansi terbesar Vk = Variansi terkecil 2) Menentukan F dari tabel dengan dk pembilang (n yang variansinya terbesar) dan dk penyebut (n yang variansinya terkecil). 3) Menentukan homogenitas dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel berdasarkan nilai df pada taraf kepercayaan 95%. Karena F hitung F daftar maka variansi tersebut tidak homogen. b. Uji normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ 2 ), dengan langkahlangkah: 1) Mencari nilai rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) Rata-rata ( ) = Standar deviasi (S) = 2) Menentukan rentang (r) r = data terbesar data terkecil 3) Menentukan rumus banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n di mana n = banyaknya data 4) Menghitung panjang kelas (p)

49 p = 5) Membuat tabel observasi dan ekspektasi data penelitian z = 6) Menghitung nilai 7) Menentukan nilai dari daftar (Sudjana, 2005 :273) daftar = 8) Penentuan normalitas Jika < daftar maka data berdistribusi normal Jika daftar maka data tidak berdistribusi normal c. Uji perbedaan dua rata-rata Karena hasil analisis data dari kedua kelas pada saat tes awal berdistribusi normal dan homogen digunakan uji t, karena sampel penelitian berjumlah 26 orang. Rumus ini digunakan dengan pertimbangan sampel kurang dari tiga puluh orang sampel (n 30), adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

50 Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n 1 + n 2-2) dengan taraf signifikan (0.05) ( Sudjana, 2005). d. Menentukan Gain Ternormalisasi (N-gain) Peningkatan kemampuan siswa dengan pembelajaran yang telah dilakukan dapat diketahui dengan penentuan gain skor ternormalisasi atau n- gain dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: T 1 T 2 Is = nilai tes awal = nilai tes akhir = skor maksimal Tabel 3.6 Interpretasi N-gain Kategori N-gain Interpretasi 0,00-0,29 Rendah 0,30-0,69 Sedang 0,70-1,00 Tinggi (Hake dalam Meltzer, 2003) d. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara: (1) Analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan rumus: Persentase respon = T g = I 2 T T S 1 1 jumlah siswa yangmenjawab x100 jumlah seluruh siswa

51 Hasil persentase perhitungan kuantitatif ini ditafsirkan sebagai berikut: 0% : Tidak satupun 1%- 30% : sebagian kecil 31%- 49 % : Hampir setengahnya 50% : Setengahnya 51%-80% : Sebagian besar 81%-99% : Hampir seluruhnya 100% : Seluruhnya (Koentjaraningrat, 1990)

52 f. Alur Penelitian Studi Pendahuluan Penyusunan Proposal Merancang dan Menyusun Instrument Judgement Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument Hasil Revisi Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Powerpoint Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep Berbaantuan Powerpoint Pengumpulan Data Analisis Data dan Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian