Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Glen Stewart Timu, Nurida Finahari, Gatot Subiyakto, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 16-22

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS VOLUME AIR RADIATOR TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA MOTOR DIESEL CHEVROLET

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH PEMAKAIAN MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN JENIS DAIHATSU HIJET

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Efisiensi Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Engine Control Module pada Kendaraan Bus Mercedes-Benz OH 1526

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

BAB II LANDASAN TEORI

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

Mesin Diesel. Mesin Diesel

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL


Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

TERMODINAMIKA SIKLUS KERJA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH 350 HP, 400 RPM (KAJIAN TEORITIS) Aloysius Eddy Liemena *) Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN CETANE PLUS DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMANSI MOTOR DIESEL

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

Transkripsi:

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 PENGARUH JUMLAH SEKAT FILTER UDARA SEBAGAI UPAYA PERFORMANCE MESIN DIESEL MENINGKATKAN Ahmad Rifai 1), Toni Dwi Putra ), Muhammad Agus Sahbana 3) ABSTRAK Penambahan jumlah udara pada proses pembakaran diyakini akan dapat meningkatkan performance dari suatu mesin. Salah satunya dengan mengurangi jumlah sekat pada filter udara. Udara yang masuk ke ruang bakar terlebih dahulu akan di saring melalui filter udara agar selalu terjaga kebersihannya. Hal ini tentu saja merupakan suatu hambatan yang menghalangi udara yang akan masuk kedalam ruang bakar. Dengan pengurangan sekat pada filter udara tersebut maka hambatan yang ada akan semakin berkurang dan udara yang ada untuk proses pembakaran akan terpenuhi sehingga akan terjadi pembakaran yang sempurna. Dengan demikian penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah sekat filter udara sebagai upaya meningkatkan performance mesin diesel. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang menguji jumlah 153 sekat, 144 sekat dan 135 sekat. Dari setiap jumlah sekat dilakukan pengujian menggunakan variasi putaran mesin. Pada jumlah sekat filter udara 153 sekat konsumsi bahan bakar lebih hemat,dan efisiensi juga lebih tinggi. Pada jumlah sekat filter udara 144 sekat, konsumsi bahan bakar,putaran output mesin dan daya engine akan meningkat pula. Pada jumlah sekat filter udara 135 sekat, konsumsi bahan bakar akan menjadi lebih boros tetapi putaran output dan daya engine juga meningkat dengan efisiensi lebih rendah. Kata kunci : Filter udara, performance dan sekat. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kelancaran yang dibutuhkan manusia adalah kelancaran dalam perjalanan melalui sarana transportasi, baik melalui darat, laut maupun udara. Sejauh ini sarana tersebut menggunakan peralatan mekanis yang digerakan oleh daya yang dihasilkan oleh pembakaran dari sejumlah bahan bakar tertentu. proses pembakaran tersebut mendorong piston turun dan naik menjadi gerak translasi. Dari gerak translasi menghasilkan gerak rotasi pada poros engkol. Idealnya putaran mesin pada sarana angkutan tersebut stabil, tetapi pada kenyataannya suatu angkutan dioperasikan setiap hari dan putaran mesin tidak selalu stabil. Ketidakstabilan putaran tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh filter udara pada mesin diesel. Hal ini dapat mengurangi kelancaran perjalanan dan juga dapat menimbulkan masalah pada kemampuan mesin jika terjadi pada waktu yang cukup lama. Pada kenyataan saat ini tingkat mobilitas manusia mencapai taraf yang cukup tinggi, sehingga akan selalu berhubungan dengan sarana angkutan dengan konsekuensi menggunakan mesin dan menghidupkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam hal ini putaran mesin kemungkinan tidaklah stabil, sehingga mengurangi kemampuan mesin khususnya kendaran yang harganya masih relatif murah. Dilihat dari sisi teknis, ketidakstabilan putaran mesin dapat di atasi sebelum melakukan perjalanan yaitu dapat melakukan pengontrolan terhadap bagian bagian yang mempengaruhi putaran mesin, salah satunya adalah filter udara pada mesin diesel. Penelitian ini mempunyai tujuan adalah untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah sekat filter udara sebagai upaya meningkatkan performance mesin diesel TINJAUAN PUSTAKA Mesin Diesel Bekerja Ketika gas dikompresi, suhunya meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles; mesin diesel menggunakan sifat ini untuk menyalakan bahan bakar. Udara disedot ke dalam silinder mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin menggunakan busi. Pada saat piston memukul bagian paling atas, bahan bakar diesel dipompa ke ruang pembakaran dalam tekanan tinggi, melalui nozzle atomising, dicampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran di atas mengembang, mendorong piston ke bawah dengan tenaga yang kuat dan menghasilkan tenaga dalam arah vertikal. Rod penghubung menyalurkan gerakan ini ke crankshaft yang dipaksa untuk berputar, menghantar tenaga berputar di ujung pengeluaran crankshaft. Scavenging (mendorong muatan-gas yang habis terbakar keluar dari silinder, dan menarik udara segara kedalam) mesin dilaksanakan oleh ports atau valves. Untuk menyadari kemampuan mesin diesel, penggunaan turbocharger untuk mengkompresi udara yang disedot masuk sangat dibutuhkan; intercooler untuk mendinginkan udara yang disedot masuk setelah kompresi oleh turbocharger meningkatkan efisiensi. Komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang membatasi kecepatan mesin mengontrol pengantaran bahan bakar. Mesin yang menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai ini melalui Elektronik Control Modul (ECM) atau Elektronik Control Unit (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima kecepatan signal mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang ), 3) Staf Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang 6

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 mengatur kecepatan mesin. Mesin diesel tidak dapat beroperasi pada saat silinder dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala di dalam silinder untuk memanaskan silinder sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin. Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat mempersulit pemompa bahan bakar untuk menyalurkan bahan bakar tersebut ke dalam silinder dalam waktu yang efektif, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit, meskipun peningkatan dalam bahan bakar diesel telah membuat kesulitan ini menjadi sangat jarang. Tipe Mesin Diesel Ada dua kelas mesin diesel: dua-stroke dan empat-stroke. Banyak mesin diesel besar beroperasi dalam dua-stroke cycle. Mesin yang lebih kecil biasanya menggunakan empat stroke cycle Pengukuran dan Perhitungan Performance atau unjuk kerja dari suatu motor bahan bakar adalah suatu indikasi tingkat keberhasilan mesin berubah energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi kerja mekanis. Dibawah ini diutarakan variabel-variabel yang berhubungan dengan performance suatu mesin. a. Torsi Efektif (Te) Torsi efektif dihasilkan dari pengukuran dengan menggunakan Dinamometer. Te = P. I (kg m ) (VEDC Malang) P = Beban (kg) I = Panjang Lengan Alat (0,47 m) b. Daya Efektif (Ne) Te. n Ne= ( Ps).(Wiranto Aris Munandar) 716, Te = Torsi efektif (Kg.m) n = Putaran (rpm) c. Keseimbangan In put dan Out put Ql = Fh. Qc (kcal/jam) Qc = Nilai Kalor rendah bahan bakar = 10000 kcal/kg Fh = Pemakaian Bahan Bakar (kg/jam) d. Efisiensi Thermal efektif 63,5. Ne x100% Ql Ne = Daya Efektif (Ps) Ql = Neraca Kalor (kcal/kg) η = te e. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Efektif (Fe) Pemakaian bahan bakar atau fuel consumption specific adalah perbandingan antara bahan bakar yang terbakar dengan tenaga yang dihasilkan oleh mesin. Dinyatakan dengan persamaan : Fh Fe= ( kg / jam Ps) (Teknik Otomotif, Drs Ne Daryanto) Keterangan: Fh = Pemakaian Bahan Bakar (kg/jam) Ne = Daya efektif (Ps) Penelitian Terdahulu Pada engine, untuk mengasilkan power (expansion), sejumlah fuel yang diinjeksikan kedalam cylinder dibakar. Untuk proses pembakaran fuel ini diperlukan sejumlah oksigen (O ), yang diambil dari udara disekelilingnya. Oksigen yang terkandung didalam udara hanya 1% dari volume udara. Gambar 1. Komposisi Udara di Alam Sumber : Komatsu Diesel Engine Oleh karena itu pula dalam proses pembakaran pada mesin diesel diperlukan jumlah serta kualitas udara yang cukup agar hasil pembakaran yang sempurna dan power yang dihasilkan juga akan meningkat. Bila bahan bakar dan udara dimasukan bersama didalam suatu ruangan dengan temperatur tinggi dan tekanan tinggi, molekul-molekul bahan bakar terlepas dari gabungannya dan mengurai menjadi atom-atom carbon (C) dan atom-atom hydrogen (H). Kemudian atom-atom dengan cepat bereaksi dengan atom-atom oxygen (O ) membentuk gas carbon dioksida (CO ) dan air H O (uap air pada temperatur tinggi). C n H n + 3 / no nco + nh O Reaksi ini dinamakan pembakaran (combustion). Jika semua molekul karbon dan hydrogen didalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen, proses ini dinamakan pembakaran sempurna (complete combustion). Namun, jika ada kekurangan oksigen, atau molekul-molekul karbon gagal bertemu dengan molekul-molekul oksigen sebelum pembakaran sempurna terjadi, terbentuk carbon monoksida (CO) daripada carbondioksida (CO ), atau molekul-molekul carbon (C) tetap bebas dan tidak bergabung (bereaksi) dengan molekul-molekul oksigen. Pembakaran seperti ini disebut pembakaran tidak sempurna (incomplete combustion). 7

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 Gas karbondioksida dan uap air masing-masing membentuk suatu ikatan molekul yang kuat yang tidak membahayakan manusia, tetapi carbon monoksida merupakan suatu ikatan molekul tidak stabil, yang kemudian bereaksi dengan oksigen untuk membentuk gas karbon dioksida, sehingga hal ini sangat membahayakan. Gas karbon monoksida ini tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga tidak bisa dilihat, sekalipun ada dalam gas buang (exhaust). Molekul-molekul karbon bebas muncul dalam bentuk partikel-partikel karbon (soot), dan bercampur dengan gas buang membentuk asap hitam (black smoke), sehingga mengotori keadaan udara sekitarnya. Salah satu keunggulan dari mesin diesel adalah pembentukan gas karbon monoksida lebih kecil dibanding dengan engine bensin. Jadi, untuk menjamin pembakaran sempurna dari bahan bakar, perlu mengetahui suatu jumlah oksigen yang cocok untuk pembakaran bahan bakar tadi, dengan kata lain, kita memerlukan udara yang cukup (termasuk didalamnya oksigen). Banyaknya udara minimum yang dibutuhkan untuk pembakaran suatu jumlah bahan bakar dengan sempurna disebut udara teoritis (theoretical air). Jika memungkinkan untuk mendapatkan pembakaran sempurna dari bahan bakar dengan theoretical air, semua bahan bakar yang dialirkan keruang bakar harus menjadi karbon dioksida dan uap air; tidak ada karbon monoksida atau karbon bebas, dan semua oksigen yang disupply kedalam ruang bakarpun digunakan dengan sempurna,sehingga tidak ada oksigen yang tersisa. Gambar. Excess Air Ratio Sumber : Komatsu Diesel Engine Pada proses pembakaran dalam engine diesel, untuk membakar bahan bakar sempurna secara teori diperlukan udara seberat 14.5 kali berat bahan bakar. Tetapi, jika hanya theoretical air yang dimasukan keruang bakar, molekul-molekul bahan bakar tidak punya cukup waktu untuk bertemu oksigen sebelum terjadi pembakaran sempurna karena waktu pembakaran sangat singkat (pendek). Sehingga akan menghasilkan pembakaran tidak sempurna. (Sebagai contoh, jika kecepatan engine 1800 rpm, waktu untuk satu langkah pembakaran mendekati 1/60 detik). Untuk mencegah pembakaran tidak sempurna seperti ini, udara yang diperlukan harus lebih banyak dari pada theoretical air. Excess air ratio menunjukan berapa kali jumlah udara actual yang disupply keruang bakar lebih besar dari pada theoretical air. Sebagai contoh, jika 18 liter udara yang disupply untuk 1 gram bahan bakar, dan theoretical air adalah 14.5 gram, excess air ratio adalah 1.5. Pada suatu engine, ukuran dari silinder adalah tetap, sehingga jumlah udara yang dapat masuk dengan sendirinya adalah tetap. Dengan demikian hubungan antara jumlah fuel yang diinjeksikan dan excess air ratio adalah sebagai berikut. Jika lebih bahan bakar yang diinjeksikan, excess air ratio jadi lebih kecil Jika kurang bahan bakar yang diinjeksikan, excess air ratio jadi lebih besar Untuk mendapatkan suatu pembakaran yang sempurna dari 1 gram bahan bakar, hasil kalkulasi dari reaksi pembakaran bahwa diperlukan udara sebanyak 14.5 gram. Jadi, theoretical air adalah 14.5 gram untuk pembakaran setiap 1 gram bahan bakar. Bila dikonversikan kedalam volume udara,pada kondisi normal, sama dengan 1 liter udara. Dengan kata lain, dalam prakteknya untuk mendapatkan horsepower yang efektif pada engine diesel untuk mesin konstruksi, udara yang diperlukan sampai 9 kali lebih besar dari berat bahan bakar yang diinjeksikan keruang bakar pada keadaan full load. Atau, pada beban engine maksimum (maximum torque) berat udara yang diperlukan adalah 1.5 sampai.0 kali berat udara teoritis yang diperlukan untuk membakar sejumlah berat bahan bakar maksimum yang diinjeksikan kesilinder pembakaran. Excess Air Ratio = Berat udara aktual Berat bahan bakar yang diinjeksikan x 14,5 Juga,excess air sangat diperlukan untuk kerja engine, tujuannya adalah: Pembakaran bahan bakar selama engine bekerja tetap sempurna, sehingga menghasilkan power yang optimum pada semua kondisi kerja engine. Excess air menyerap panas hasil pembakaran juga,sehingga temperatur exhaust gas relatif rendah (sebagai peredam). Gambar 3. Udara Sebagai Bahan Untuk Pembakaran di Engine. Sumber : Komatsu Diesel Engine METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah melakukan Esprimental melalui uji laboratorium untuk mengetahui hasil percobaan dari variasi sirip pada filter udara terhadap performance mesin diesel. Adapun langkah langkah yang ditempuh melalui : 1. Alat dan uji Coba. Filter udara yang digunakan dalam penelitian 3. Pengambilan data 4. Analisis data 5. Kesimpulan 8

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 Metode Analisis Data Data yang diperoleh akan dimasukkan pada grafik. Grafik ini akan dijadikan acuan untuk mengetahui variasi jumlah sekat filter udara terhadap putaran output dan performance yang dihasilkan mesin. Diagram Alir Penelitian Adapun Diagram alir penelitian sebagai berikut : dengan sekat 135 atau paling kecil kenaikan efisiensi lebih merata atau lebih stabil dari pada jumlah sekat 144 dan 153. Hal ini karena udara yang masuk kedalam ruang bakar lebih banyak karena tidak adanya hambatan yang besar dan juga bahan bakar yang dipakai jumlahnya lebih banyak. Oleh karena itu diperlukan jumlah udara dan bahan bakar yang sesuai yang akan membuat efisiensi yang ada akan lebih tinggi dan performance engine akan lebih baik lagi. Tetapi juga dapat kita lihat bahwa pada jumlah sekat filter udara 144 sekat efisiensi juga cenderung mengalami kenaikan yang disebabkan karena jumlah udara yang masuk sesuai dengan jumlah bahan bakar yang tersedia. Hubungan konsumsi bahan bakar (Q) terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara Gambar 1. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan efisiensi efektif dan efisiensi indikator (ŋ) terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara. Gambar. Grafik hubungan konsumsi bahan bakar solar (Q) terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa pemakaian bahan bakar dengan menggunakan sekat filter udara yang jumlahnya lebih sedikit yaitu 135 sekat pemakaian bahan bakarnya lebih boros karena untuk mengimbangi jumlah udara yang ada dan masuk kedalam ruang bakar karena tenaga meningkat pasti akan diikuti dengan pemakaian bahan bakar yang meningkat juga. Dan juga pemakaian bahan bakar untuk sekat yang lebih banyak akan cenderung konstant dan lebih hemat. Hubungan putaran output mesin (rpm) terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara Gambar 1. Grafik hubungan efisiensi efektif dan efisiensi indikator terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara Dari analisa grafik 1. dapat kita lihat bahwa efisiensi yang dihasilkan oleh filter udara dengan jumlah sekat paling banyak atau normal yaitu 153 buah adalah tertinggi. Hal ini dikarenakan pemakaian bahan bakar yang digunakan proses pembakaran lebih irit. Sementara itu pada jumlah sekat lebih sedikit yaitu 144 dan 135 efisiensinya lebih sedikit karena pemakaian bahan bakar lebih boros. Pada penggunaan filter udara Gambar 3. Grafik hubungan antara putaran output mesin (rpm) terhadap putaran input mesin pada pengujian variasi jumlah sekat filter udara 9

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwa putaran output mesin terbesar adalah pada jumlah sekat dengan variasi sedang yaitu 144 sekat. Hal ini disebabkan pada jumlah sekat tersebut adalah kondisi yang paling tepat dimana tenaga yang ada seimbang antara jumlah bahan bakar yang terbakar dengan jumlah udara yang masuk sehingga pembakaran efektif. Pada jumlah sekat yang lebih sedikit tentu saja udara yang masuk akan lebih banyak sehingga membuat putaran mesin juga tinggi dari pada jumlah sekat filter uadara 153 yang putaran mesinnya paling rendah. Sedangkan pada jumlah sekat filter udara 153 putaran outputnya cenderung lebih stabil karena konsumsi bahan bakar yang stabil juga. KESIMPULAN Setelah melakukan percobaan pada mesin Chevrolet LUV KB 0 tahun 1978 di laboratorium teknik mesin Universitas Widyagama Malang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada jumlah sekat filter udara 153 buah menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat rata rata (41.66 ml) dibandingkan jumlah sekat 144 (49.58 ml) dan 135 (58.75 ml) dan efisiensi tinggi rata- rata (1.36 %). Pada jumlah sekat filter udara 144 sekat, terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar (49.58 ml ), putaran output mesin (155.6 rpm) dan daya engine (5.1 HP). 3. Pada jumlah sekat filter udara 135 sekat, konsumsi bahan bakar akan menjadi lebih boros rata rata (58.75 ml) dan efisiensi lebih rendah rata- rata (0.97 %) DAFTAR PUSTAKA Daryanto.1991. Motor Bakar Untuk Mobil,.Rineka Cipta. Jakarta Frans, M-Step. 1991.Motor Diesel.PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Jakarta Plant People Development.1999.Mesin Diesel.PT Pamapersada Nusantara.Jakarta. Spuller, Andar Simatupang.1998. Dasar Otomotif, VEDC, Malang Motor Wiranto, Aris Munandar. 1983.Penggerak Mula Motor Bakar Torak, ITB, Bandung Winata,Indra Candra.008.Skripsi Filter Udara Mesin Bensin.Universitas Petra.Jakarta http://www.pikiranrakyat.com/cetak/006/04006/1/otokir/utama0 1.htm http://www.motorera.com/ http://www.hillmanimages.com/ http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?p= 813&sid=d5e5cfb81c07dea306c3656abe71 6a#813 10

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10 1