BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB II LANDASAN TEORI

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian masyarakat berdampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha untuk memenuhi kebutuhan, mengharuskan manusia. berhubungan dengan manusia lainnya, tentunya yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis saling tergantung satu sama lain. mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan atau membatalkan niatnya

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB IV ANALISIS DATA

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PE DAHULUA. keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

PELAKSANAAN AKAD RAHN DALAM LAYANAN GADAI DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG KALIGARANG-SEMARANG (TINJAUAN MANAJEMEN DAKWAH)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB I PENDAHULUAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Definisi gadai sendiri. terdapat dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kreditatau bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

A. Latar Belakang Masalah

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN. ikut islam disebut seorang muslim. Islam sebagai agama Allah yang telah. individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar hukum gadai. 1 Perum pegadaian tidak pernah lepas dari masalah kredit. Besarnya jumlah kredit yang diberikan akan sangat mempengaruhi dalam menentukan keuntungan dalam suatu pegadaian. 2 Gadai termasuk kepada penggolongan hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan yang mana selalu tertuju kepada orang lain yang dalam hal ini yaitu terhadap benda bergerak. Gadai ini merupakan suatu perjanjian yang memerlukan adanya suatu perbuatan yaitu penyerahan kepemilikan terhadap barang yang digadaikan, atau jaminan terhadap suatu barang. Penyerahan ini dilakukan oleh debitur ataupun orang ketiga yang atas nama debitur kepada kreditur atau penerima jaminan atau gadai. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu guna memperoleh sejumlah uang dari barang yang dijaminkan dan kemudian akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan 1 Y. Sri Susilo dan Sigit Triabadi dan A. Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2000), cet. ke I, 1h. 179 2 Kasmir, Managemen Perbankkan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke II, h. 71

2. Nilai jumlah pinjaman tergantung dari nilai barang yang digadaikan 3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali. 3 Perum pegadaian yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 103 Tahun 2000 adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1969 Tentang Pegadaian yang diberi tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan usaha dan menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai. Sedangkan tujuan dan maksud penggadaian adalah : a. Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai dan jasa di bidang keuangan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. b. Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tak wajar. Pegadaian bertugas memberi kredit secara hukum gadai kepada masyarakat yang membutuhkan dana pinjaman diwajibkan menyerahkan harta kepada kantor cabang pegadaian disertai pemberian hak untuk melakukan penjualan lelang bila setelah waktu perjanjian kredit habis, nasabah tidak menebus barang tersebut. Hasil lelang digunakan untuk melunasi pokok pinjaman disertai bunga ditambah dengan biaya lelang. Sisa dikembalikan kepada nasabah pemilik barang semula. 4 Di samping itu, kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan karena tidak ada yang lebih penting bagi perusahaan kecuali menempatkan masalah pelayanan nasabah sebagai salah satu komitmen bisnisnya. 5 373 3 Ibid, h. 253 4 Faried wijaya, Lembaga-Lembaga Keuanngan dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, April 1999), cet. ke I, h. 5 Mukti Sumarni, Managemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta : Uberty, 2002), cet. ke II, h. 64

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1244 mengatakan debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga, bila dia tidak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepat waktu dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh suatu hal yang tidak terduga, yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya, walaupunpun tidak ada itikat buruk padanya. 6 Sebagian umat Islam di Indonesia yang mampu mensyukuri nikmat Allah itu mulai memanfaatkan peluang tersebut dengan mendukung berdirinya bank syariah, asuransi syariah, dan reksadana syariah dalam bentuk menjadi pemegang saham, menjadi penabung dan nasabah, menjadi pemegang polis, menjadi investor, dan sebagainya. Lebih dari itu banyak pula yang secara kreatif mengembangkan ide untuk berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah bukan bank lainnya seperti: modal ventura, leasing, dan pegadaian. Dari pengalaman mendirikan bank syariah dan asuransi syariah, serta reksadana syariah, diperlukan pengkajian yang mendalam terlebih dahulu, sehingga dengan demikian untuk berdirinya pegadaian syariah pun diperlukan pengkajian terhadap berbagai aspeknya secara luas dan mendalam pegadaian syariah. Dalam Fiqih Muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Rahn menurut bahasa berarti penahanan dan penetapan. 7 Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-quran yang berbunyi : Artinya: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. al- Muddatstsir : 38). 8 6 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2005), cet. ke XXXI, h. 324 7 Wahbah Zuhaili, al-fiqhu al-islami wa Adillatuhu, juz 6 (Damaskus : Dar al-fikr, 1984), cet. ke III, h. 4207 534 8 Departemen Agama RI, al-quran dan Terjemahan, (Jakarta : PT. Tiga Serangkai, 2007), cet. ke XIV, h.

Adapun menurut istilah adalah perjanjian menahan sesuatu barang sebagai tanggungan hutang 9. Landasan hukum rahn atau landasan pinjam meminjam dengan jaminan (barang) Allah SWT berfirman sebagai berikut : Arinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan pers aksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-baqarah : 283) 10 Ayat tersebut di atas bermakna bahwa Allah SWT memerintahkan orang yang melakukan suatu transaksi dengan orang lain, sedang bersamanya tidak ada juru tulis, maka hendaklah dia memberikan suatu barang sebagai jaminan (gadai) kepada orang yang memberikan hutang kepadanya upaya merasa tenang dalam melepaskan utangnya tersebut. Selanjutnya hendaklah peminjam menjaga uang atau barang-barang hutangan itu agar tidak hilang atau dihamburkan tanpa ada manfaat. Pegadaian syariah Ahmad Yani merupakan salah satu pegadaian yang berada di Kota Pekanbaru yang menerapkan prinsip-prinsip pegadaian syaiah. Seluruh urusan administrasi dan pelaksanaan gadai berdasarkan syariat Islam. Oleh karena itu, banyak masyarakat Kota Pekanbaru yang menggadaikan harta benda melalui pegadaian syariah Ahmad Yani. 9 Masyfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta : CV. Masagung, 1988), cet. ke II, h. 153 10 Departemen Agama RI, op.cit, h. 14

Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dalam sebuah penelitian ilmiah dengan Judul: Pelaksanaan Gadai Syariah (Rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Ditinjau Dari Perspektif Fiqih Muamalah. B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus kepada permasalahan yang diteliti, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu : pelaksanaan gadai syariah ( rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani ditinjau dari perspektif Fiqih Muamalah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru? 2. Bagaimana tinjauan fiqih muamalah terhadap pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru? b. Untuk mengetahu tinjauan fiqih Muamalah terhadap pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru? 2. Manfaat Penelitian a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi Strata Satu (S 1) di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

b. Sebagai sumbangsih pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam penelitian hukum Islam terutama yang berkaitan dengan kegiatan mu amalah yaitu pelaksanaan gadai pada lembaga pegadaian syariah. c. Sebagai kontribusi pemikiran dalam bentuk karya ilmiah kepada pihak-pihak terkait baik itu pemerintahan, masyarakat maupun lingkungan rumah, bahkan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. E. Metode Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahannya maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Metode tersebut dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut : 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field risearch) yang mengambil lokasi penelitian di Perum Pegadaian Syariah yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Kota Pekanbaru. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan Perum Pegadaian Syariah Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. b. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan gadai syariah ( rahn) di perum pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. 3. Populasi dan sampel Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang pimpinan cabang dan 7 orang pegawai Perum Pegadaian Syariah Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. Karena populasi sedikit maka penulis menjadi seluruhnya menjadi sampel dengan tehnik total sampel.

4. Sumber Data a. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden yaitu pegawai perum pegadaian syariah Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui, buku-buku kitab fiqih serta literatur lain yang berhubungan dengan penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu pegadaian syariah cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. b. Wawancara Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara mengadakan tanya jawab dengan responden (pimpinan dan karyawan Perum Pegadaian Syariah Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru) tentang permasalahan yang akan diteliti. 6. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu data yang sudah terkumpul diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori berdasarkan persamaan jenis data yang kemudian data tersebut diuraikan lalu dibandingkan antara satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti. 7. Metode Penulisan a. Deskriptif, yaitu menggambarkan masalah-masalah yang dibahas berdasarkan data yang diperoleh kemudian dianalisa. b. Deduktif, yaitu mengemukakan data-data yang bersifat umum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dianalisa dan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

c. Induktif, yaitu, mengemukakan data-data yang bersifat khusus yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dianalisa dan ditarik kesimpulan yang bersifat umum. F. Sistematika Penulisan Agar penelitian ini terarah dan sistematis, maka pembahasan pada skripsi nantinya dibagi menjadi lima bab, setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang dapat penulis gambarkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN dalam bab ini membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN dalam bab ini membahas sejarah, visi dan misi, struktur organisasi pegadai dan jenis-jenis produk pegadaian BAB III TINJAUAN TOERITIS dalam bab ini membahas pengertian gadai (rahn), landasan hukum rahn, rukun dan syarat gadai, barang yang boleh di gadaikan atau dijaminkan, hak dan kewajiban pihak yang berakad dan fatwa MUI DSN tentang gadai. BAB IV PELAKSANAAN GADAI SYARIAH ( RAHN) DI PERUM PEGADAIAN CABANG AHMAD YANI DITINJAU DARI PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH pada bab ini akan membahas pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru dan tinjauan fiqih Muamalah terhadap pelaksanaan gadai syariah (rahn) di Perum Pegadaian Cabang Ahmad Yani Kota Pekanbaru. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN