BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN PEMASANGAN ALAT PENGHAMBAT JALAN POLISI TIDUR DI JALAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SIYASAH SYAR IYYAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi baik. Sistem perilaku tersebut dalam Islam disebut istilah muamalah. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga harus terjadi interaksi antarsesama manusia untuk memenuhi kebutuhan yang mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. diberikannya akal kepada manusia. Dengan akal itulah manusia dapat berpikir sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MUZA>RA AH BAB II. A. Pengertian Muza>ra ah. Secara etimologis muza>ra ah adalah kerjasama dibidang pertanian

mukha>barah terhadap tradisi bagi hasil sistem bawon di Desa Krembangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

Transkripsi:

63 BAB IV STUDI KOMPARASI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM ANTARA DESA NGEPUNG KECAMATAN LENGKONG DAN DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENURUT PERPEKSTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara Desa Ngepung Kecamatan Lengkong dan Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk. 1. Analisis Dari Pelaksanaan Akad Perolehan bagi hasil ladang pesanggem tidak akan menyalahi atau mengingkari perjanjian karena antara penggarap dan pemilik menjalankan kewajiban dan tugas masing-masing yang telah disepakati melalui perjanjian kerjasama, antara Perhutani dengan petani penggarap, sebagaimana firman Allah dalam surat al-maidah ayat 1 berikut:.. ÏŠθà)ãèø9$$Î/ (#θèù ρr& (#þθãψtβ#u š Ï%!$# $yγ ƒr' tƒ Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.. Sebagaimana akad yang digunakan pihak Perhutani dan petani penggarap di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong dan Desa Sugihwaras Kecamatan 63

64 Ngluyu Kabupaten Nganjuk, boleh dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Akan tetapi ada syarat yang berkaitan dengan tanah yang membuat akad perjanjian menjadi tidak boleh, yaitu faktor kesuburan tanah yang terjadi di Desa Ngepung, yang sebagian besar lahan yang dikelolakan sebagai lahan pesanggem merupakan lahan yang tandus dan kurang subur, sehingga menyebabkan hasil dari pertanian itu tidak sepadan dengan biaya perawatan dan pemeliharaan, sehingga perjanjian ini tidak bisa menguntungkan pihak-pihak yang bekerjasama. Sebagaimana disebutkan dalam hadist ك نا ا ك ث ر ا ه ل ال م د ي ن ة ح ق لا و ك ان ا ح د ن ا ي ك ر ي ا ر ض ه, ف ي ق و ل : ه ذ ه ال ق ط ي ع ة ل ي و ه ذ ه ل ك, ف ر ب م ا ا خ ر ج ت ذ ه و ل م ت خ ر ج ذ ه ف ن ه اه م الن ب ي ص لى االله ع ل ي ه و س ل م. ) رواه البخاري ( Kami adalah penduduk anshar yang paling banyak kebunnya, ada salah seorang dari kami menyewakan tanahnya, kemudian dia berkata: sebidang tanah ini untukku dan sebidang tanah ini untukmu, maka terkadang satu bidang mengeluarkan tanaman(berhasil) dan sebidang yang lain tidak mengeluarkan tanaman (gagal), maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam melarang mereka. (H.R Bukhori) 1 2. Analisis Dari Ketentuan Waktu, Jenis Pekerjaan dan Pembayaran Bagi Hasil. Perolehan bagi hasil dibayarkan ketika saat panen, sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan diawal. Mengenai ketentuan waktu, jenis pekerjaan dan pembayaran bagi hasil telah dibahas pada bab ketiga. 1 Musthafa Abdul Qadir Atha, Sarh Ibnu Bathal ala Shahih Bukhari, (Libanon :Darul Kutub Al Ilmiyah 2003), 388.

65 1. Syari at mengesahkan praktek kerjasama dalam pertanian karena kehidupan sosial saling menerima dan mendapatkan bantuan sesama manusia. Namun, syari at juga memberikan rukun dan syarat. Syarat orang yang berakad dan yang berkaitan dengan objek akad, yaitu: Syarat Muza>ra ah Adapun syarat-syarat muzaraah menyangkut, a. Orang yang berakad b. Benih yang ditanam c. Lahan yang akan dikerjakan d. Hasil yang akan dipanen e. Objek akad dan f. Jangka waktu berlakunya akad. 2 Untuk orang yang melakukan akad diisyaratkan adalah orang yang berakal, pendapat lain dari kalangan ulama golongan Hanafi menambahkan salah satu atau keduanya bukan orang yang murtad. Akan tetapi, Imam Abu Yusuf dan Muhammad Asy-Syaibani tidak menyetujui syarat tambahan 2 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008, 158.

66 tersebut, karena menurut mereka akad muza>ra ah boleh dilakukan antara orang muslim dengan orang non-muslim sekalipun dengan orang murtad. 3 Syarat yang menyangkut benih juga harus jelas, sehingga (sesuai dengan kebiasaan tanah) benih itu harus jelas dan akan menghasilkan. Sedangkan untuk syarat tanah adalah. a. Menurut adat kalangan petani, lahan itu bisa dikelola dan menghasilkan. Jika lahan tersebut adalah lahan tandus dan kering sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian, maka akad tersebut tidak sah. b. Batas-batas lahan tersebut jelas. c. Lahan itu diserahkan sepenuhnya kepada petani untuk dikelola, apabila disyaratkan pemilik lahan ikut mengelola lahan maka akad muza>ra ah tidak sah. 4 Kecuali bila terdapat syarat-syarat dalam akad. Sesuai dengan sabda Rasullullah saw yang berbunyi: 3 Masjfuk Zuhdi, 1997, Masail Fiqhiyah, cet. 10, Jakarta: Toko Gunung Agung, hal. 130. 4 Ibid, 131

67 Artinya: orang-orang muslim itu sesuai dengan syarat mereka dan apabila membuat hukum harus sesuai dengan kebenaran. 5 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian lapangan, bahwa dalam praktek pembayaran bagi hasil ladang pesanggem dari waktu dan pembayaran upahnya hukumnya diperbolehkan. Karena sudah ditentukan kapan suatu pekerjaan itu dilakukan, dan akad sudah disepakati diawal perjanjian. Dinilai dari jenis pekerjaannya, petani merupakan pekerjaan yang halal dan telah dilakukan oleh para sahabat pada zaman Nabi Muhammad. Pemilik lahan membutuhkan jasa dari petani untuk mengelola lahan, sehingga kerjasama ini membutuhkan jasa dari petani untuk mengerjakan lahan, sehingga ada hubungan tolong menolong antara pemilik lahan dan petani, sebagaimana firman Allah dalam Surat al-maidah ayat 2: Èβ uρô ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# n?tã (#θçρuρ$yès? Ÿωuρ ( 3 uθø) G9$#uρ Îh É9ø9$# n?tã (#θçρuρ$yès?uρ Artinya : dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. 3. Analisis dari Maslahah dan Mudharatnya Islam tidak membolehkan para pengikutnya untuk mencari sesuatu sesuka hatinya dengan jalan apapun yang dimaksud. Tetapi Islam memberikan tt), 186 5 Jalaludin Abdur Rahman Bin Abi Bakar Asy Syuyuti, Al Jami us Sagir, Juz II, (Darul Fikr,

68 suatu garis pemisah antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam mencari sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan menitikberatkan pada kemaslahatan umum. Semua segala cara usaha yang merugikan adalah tidak dibenarkan dan semua yang mendatangkan manfaat dengan saling relamerelakan, ikhlas, adil, dan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat adalah dibenarkan. Pengelolaan bagi hasil memberikan manfaat bagi petani dan pemilik lahan sehingga diharapkan bisa membantu ekonomi dan kebutuhan huidupnya. Sedangkan dari segi mudharatnya, dalam pelaksanaan pembagian bagi hasil di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk terletak pada kondisi kesuburan tanah yang menjadikan hasil dari pertanian tidak menguntungkan cenderung merugikan petani dan pemilik tanah, sehingga pengelolaan lahan yang terjadi di Desa Ngepung merupakan hal yang tidak sah karena tidak mencapai tujuan dari kerjasama yang dilakukan. B. Perspektif Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Bagi Hasil Lahan Pesanggem antara Desa Ngepung Kecamatan Lengkong dan Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk. Dalam Islam telah ditentukan beberapa rukun dan syarat muza>ra ah yang harus dipenuhi ketika melakukan akad muza>ra ah. Berdasarkan

69 pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa rukun dan syarat muza>ra ah menurut hukum Islam adalah Rukun Muza>ra ah 1. Pemilik lahan, yaitu orang yang memiliki lahan pertanian untuk digarap oleh petani penggarap. 2. Petani Penggarap, yaitu orang yang menyediakan tenaga untuk menggarap lahan pertanian. 3. Objek akad, yaitu manfaat lahan dan hasil kerja petani. 4. Ijab dan Qabul Syarat-syarat Adapun syarat dari Muza>ra ah ada yang menyangkut orang yang berakad, benih yang akan ditanam, lahan yang akan di kerjakan, hasil yang akan dipanen, objek akad dan dan yang menyangkut jangka waktu berlakunya akad. Untuk orang yang melakukan akad disyaratkan keduanya adalah orang yang berakal, sedangkan untuk syarat yang menyangkut lahan pertanian adalah ;

70 1. Menurut adat dari kalangan petani, tanah itu harus bisa diolah dan menghasilkan, Jika lahan tersebut tandus atau kering sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi lahan pertanian, maka akad tersebut tidak sah. 2. Batas-batas lahan itu jelas. 3. Lahan tersebut diserahkan sepenuhnya oleh petani untuk diolah. Apabila disyaratkan bahwa pemilik lahan juga ikut untuk mengelola maka akad Muza>ra ah tersebut tidak sah. Sedangkan syarat untuk hasil pertanian adalah, 1. Pembagian hasil panen untuk petani dan pemilik harus jelas. 2. Hasil itu benar-benar milik bersama orang yang berakad, tanpa ada pengkhususan. 3. Pembagian panen itu ditentukan setengah, seperempat, atau sepertiga sejak awal akad, sehingga tidak terjadi perselisihan dikemudian hari. 4. Penentuannya tidak boleh berdasarkan jumlah tertentu secara mutlak, seperti satu kwintal untuk pekerja atau satu karung, kerena kemungkinan jumlah hasil panen kurang dari itu atau dapat juga jauh melampaui jumlah itu. 6 Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa praktek bagi hasil ladang pesanggem di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong dan Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk telah sesuai dengan hukum Islam. Namun di Desa Ngepung ada satu syarat yang tidak dipenuhi 6 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 158

71 yaitu tanah yang subur dan menghasilkan, sehingga akad yang terjadi di Desa Ngepung Kecamatan Lengkong menjadi tidak boleh.