TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA BATIK PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA DAN PENGUSAHA DALAM MENJALANKAN PERUSAHAAN (Studi pada PT. Lajuperdana Indah Unit Pabrik Gula Pakis Baru)

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lex Administratum, Vol. II/No.1/Jan Mar/2014

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA BANK DENGAN KONSUMEN DALAM PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

ABSTRACT. * Tulisan ini bukan merupakan ringkasan skripsi **

Lex et Societatis, Vol. III/No. 3/Apr/2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA ANTARA PT. JAVA PLASTIC MANUFACTURING DENGANPEKERJA DI KABUPATEN BOYOLALI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

Oleh: Putu Ayu Yulia Handari S. Suatra Putrawan Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SETELAH TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA SEPIHAK PADA HOTEL FOUR SEASONS RESORT BALI DI SAYAN

Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. OLEH : Prof. Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Oleh : Gunarto, SH, SE, Akt,MHum

BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR

2 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Ta

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KERJA ANTARA KARYAWAN DENGAN PT. KUSUMAHADI SANTOSA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA TERHADAP JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS DI PT DAYA SAKTI UNGGUL CORPORINDO KABUPATEN PACITAN

WANPRESTASI TERHADAP PELAKSANAAN KONTRAK KERJA OLEH KLUB TERHADAP PEMAIN SEPAK BOLA

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JURUS MENGHINDARI BIAYA PERKARA 1. Oleh: Agus S. Primasta, S.H. 2.

Perselisihan Hubungan Industrial

PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JURUS MENGHINDARI BIAYA PERKARA 1 Oleh: Agus S. Primasta, S.H. 2

PERSELISIHAN HAK ATAS UPAH PEKERJA TERKAIT UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) Oleh :

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA PT. TRICON BANGUN SARANA DI JAKARTA UTARA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PENAHANAN UPAH KEPADA PEKERJA YANG TIDAK DISIPLIN

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

NASKAH PUBLIKASI ASPEK HUKUM DALAM PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. TELKOM DENGAN PT. SANDHY PUTRA MAKMUR DALAM PENGGUNAAN TENAGA KERJA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH

BAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan tidak dimungkinkan terhadapnya. modal dan tanggungjawab sendiri, sedangkan bekerja pada orang lain maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak terjadi sengketa baik dalam kegiatan di

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPMEN NO. 92 TH 2004

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA BATIK PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Oleh: HERU RISYANTO C100130243 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA BATIK PT. DAN LIRIS DI SUKOHARJO Abstrak PT. Dan Liris adalah sebuah perusahaan tekstil terpadu (spinning, weaving, finishing, printing, garment). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik, Untuk mengetahui penerapan peraturan dalam perusahaan serta untuk mengetahui hak dan kewajiban antara pekerja dengan pengusaha, untuk mengetahui tentang tanggung jawab hukum jika salah satu pihak melakukan kesalahan. Metode penelitian bersifat normatif karena mengkaji hukum berdasarkan kaidah hukum dan asas dalam hukum dengan jenis penelitian deskriptif karena akan meguraikan secara menyeluruh dan sistematis tentang pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik PT. Dan Liris didahului dengan calon pekerja melamar pekerjaan ke PT. Dan Liris kemudian mengikuti tes calon pekerja, apabila diterima, kemudian melakukan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha, perjanjian terjadi pada saat kedua belah pihak menandatangani surat perjanjan kerja yang dibuat oleh pengusaha. Dari perjanjian itu maka timbul adanya hak dan kewajiban yang harus diselesaikan antara pekerja dengan pengusaha tersebut, pekerja harus melaksanakan kewajibannya sebagai pekerja dan menjalankan sesuai apa yang diperintahkan oleh pengusaha, sedangkan pengusah harus melaksanakan kewajibannya yaitu memberikan upah yang layak kepada si pekerja untuk melangsungkan hidupnya. Dari hak dan kewajiban itu ada akibat hukum apabila salah satu pekerja melakukan kesalahan. Kesalahan dapat didasarkan pada wanprestasi karena melanggar perjanjian dan Perbuatan Melawan Hukum karena melanggar peraturan yang telah ditentukan, oleh karena itu pihak yang melakukan kesalahan harus bertanggung jawab mengganti kerugian. Kata Kunci: perjanjian kerja, hak dan kewajiban, tanggung jawab hukum Abstract PT. Dan Liris is an integrated textile company (spinning, weaving, finishing, printing, garments). This study aims to find out the process of implementation of work agreements between workers and batik entrepreneurs, to know the application of the rules in the company and to know the rights and obligations between workers and employers, to know about the legal responsibility if one party made a mistake. The research method is normative because it examines the law based on the rule of law and the principle in law with the type of descriptive research because it will thoroughly and systematically describe the implementation of work agreement between workers and batik entrepreneurs. The results showed that the process of implementation of work agreements between workers with batik entrepreneurs PT. Dan Liris is preceded by a prospective worker applying for a job to PT. Dan Liris then follow the test of the prospective 1

worker, if accepted, then do the work agreement between the workers and the employer, the agreement occurs when both parties signed a work agreement made by the employer. From the agreement there arises rights and obligations to be settled between the worker and the employer, the worker must perform his duties as a worker and perform as instructed by the entrepreneur, while the entrepreneur must fulfill his duty of giving a decent wage to the worker to live his life. Of the rights and obligations there is a legal consequence if one of the workers made a mistake. Errors may be based on default for breach of Agreement and Unlawful Acts for violating pre-defined rules, therefore the offender shall be liable to indemnify. Keywords: employment agreements, rights and obligations, legal liability 1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan bermasyarakat setiap orang memiliki kepentingan terhadap orang lain, sehingga menimbulkan hubungan antara hak dan kewajiban. Setiap orang punya hak untuk diperhatikan oleh orang lain dan dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan kewajiban itu diatur dalam kaidah-kaidah hukum dengan bertujuan untuk menghindari terjadinya bentrokan berbagai kepentingan. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat itu disebut dengan perjanjian. 1 Pada dasarnya suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. 2 Menurut asas konsensualisme, suatu perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi obyek perjanjian. Sepakat adalah suatu persesuaian paham dan kehendak antara kedua pihak tersebut, apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu adalah juga yang dikehendaki 1 Ahmad Azhar Basyir, 2004, A sas-asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: UII Press, hal 11. 2 Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, hal 1. 2

oleh pihak yang lain meskipun tidaksejurusan tetapi secara timbal-balik kedua kehendak itu bertemu satu sama lain. 3 Menurut Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan (diwajibkan) oleh keputusan, kebiasaan dan undang-undang. Dengan demikian, setiap perjanjian diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan (di suatu tempat di suatu kalangan tertentu), sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan (norma-norma kepatutan) harus juga diindahkan. 4 Dalam suatu perusahaan terjadilah hubungan hukum antara pekerja dengan pengusaha dalam melaksanakan pekerjaan, dari situ maka terjadilah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha. Perjanjian kerja sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 dijelaskan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Memahami makna atau pengertian hubungan kerja menurut Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 harus menautkan makna (1) tenaga kerja, (2) pekerja/buruh, (3) pemberi kerja, (4) pengusaha, (5) perjanjian kerja, (6) upah, dan (7) hubungan kerja yang diatur dalam undang-undang tersebut. Dalam Pasal 1 angka 15 ditegaskan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dari situ maka timbulah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik PT. Dan Liris di Sukoharjo, dari perjanjian itu maka timbul adanya hak dan kewajiban yang harus diselesaikan antara karyawan dengan pengusaha tersebut, 3 Ibid., hal. 26. 4 Ibid., hal. 39. 3

dari hak dan kewajiban itu ada akibat hukum apabila salah satu pekerja melakukan kesalahan. Perjanjian di sini yang dimaksud adalah perjanjian dimana pihak calon pekerja PT. Dan Liris mengikatkan diri pada pihak perusahaan batik PT. Dan Liris selaku majikan untuk melaksanakan pekerjaan sebagai pekerja di PT. Dan Liris dengan menerima upah (imbalan). Yang dimaksud dengan si buruh dalam hal ini adalah pekerja PT. Dan Liris sedangkan si majikan adalah PT. dan Liris sendiri. Perjanjian pekerja termasuk dalam perjanjian perburuan sejati. Suatu perjanjian perburuaan sejati mempunyai sifat-sifat khusus sebagai berikut: (1) Ia menerbitkan suatu hubungan di peratas, yaitu suatu hubungan antara buruh dan majikan, berdasarkan mana pihak yang satu berhak memberikan perintah-perintah kepada pihak yang lain tentang bagaimana ia harus melakukan pekerjaannya; (2) Selalu diperjanjikan suatu gaji atau upah, yang lazimnya berupa uang, tetapi ada juga yang sebagian berupa pengobatan dengan percuma, kendaraan, makan, dan penginapan, pakaian dan lain sebagainya; (3) Ia dibuat untuk suatu waktu tertentu atau sampai diakhiri oleh salah satu pihak. 5 Dengan terciptanya perjanjian kerja pekerja ini dapat diketahui hak-hak dan kewajiban kerja pekerja dari para pihak. Dalam pelaksanaan dari hak dan kewajiban yang timbul tercipta suatu hubungan antara para pihak yang terkait adalah hubungan kerja. Hubungan kerja terdapat apabila seseorang (karyawan pekerja, atau pegawai) menyediakan keahlian dan tenaganya untuk orang lain (majikan atau pimpinan) sebagai imbalan pembayaran sejumlah uang. 6 Dari hak dan kewajiban itu ada akibat hukum yang harus di taati oleh masing-masing pihak dan apabilah salah satu pihak melakukan kesalahan tidak menjalankan kewajiban maka salah satu pihak itu harus bertanggung jawab. 5 Soebekti, 1988, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, hal 34. 6 Abdulkadir Muhammad, 1986, Hukum Perjanjian, Bandung: Penerbit Alumni, hal. 102. 4

2. METODE Metode penelitian menggunakan metode pendekatan normatif dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Sumber meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, dan studi lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara. Metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif yaitu metode dan teknik pengumpulan data dengan menganalisis data sekunder dipadukan dengan data primer yang diperoleh langsung di lapangan. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Pelaksanaan Perjanjian Kerja antara Pekerja dengan Pengusaha Batik PT. Dan Liris Sukoharjo PT. Dan Liris adalah sebuah perusahaan tekstil terpadu (spinning, weaving, finishing, printing, garment), yang didirikan oleh Putra Kasom Tjokrosaputro, Handoko dan Handiman Tjokrosaputo, dan sekarang tongkat kepemimpinan telah diserahkan kepada generasi ketiga Michelle Tjokrosaputro. Pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik PT. Dan Liris bisa terjadi apabila calon pekerja melamar pekerjaan ke PT. Dan Liris dan mengikuti segala proses yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan. Apabila pekerja sudah mengikuti segalah proses tersebut, maka calon pekerja yang dinyatakan lulus dalam seleksi diharuskan untuk mengikuti masa training dan masa percobaan. Sistem perjanjian kerja tersebut diberlakukan saat pekerja dinyatakan diterima sebagai pekerja tidak tetap atau training, masa training itu sendiri berlaku selama 3 (tiga) bulan sejak dibuatnya perjanjian kerja tersebut, sedangkan untuk masa percobaan berlaku selama 1 (satu) tahun setelah selesai masa training tersebut. Untuk dapat diangkat sebagai pekerja tetap, maka pekerja tidak tetap/training tersebut harus mengikuti masa training selama 3 (tiga) bulan dan 5

masa percobaan selama 1 (satu) tahun dan pekerja harus mau mentaati segala peraturan yang diberikan perusahaan yang termuat dalam perjanjian kerja tersebut. Begitu selesai masa training dan masa percobaan, maka pekerja tersebut langsung diangkat sebagai pekerja tetap serta tidak ada pekerja dengan sistem kontrak. Maksud dan tujuan diadakan masa training dan masa percobaan sebelum diangkat menjadi pekerja tetap adalah posisi/jabatan yang diberikan betul-betul sesuai dengan kondisi kemampuan pekeja, itulah antara lain perlunya diberikan masa training dan masa percobaan sebelum diangkat sebagai pekerja tetap, jadi perlu adanya pertimbangan yang betul-betul matang.untuk lebih jelasnya prosedur terjadinya perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha tersebut adalah sebagai berikut: (1) Calon pekerja mengisi daftar lowongan yang ada dengan mengajukan permohonan/surat lamaran pekerjaan ke PT. Dan Liris sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan seperti pendidikan minimal sma/smk, daftar riwayat hidup, foto copy ijasah terakhir, foto copy KK, foto copy KTP (3 lembar), pas foto 3x4 (5 lembar), SKCK asli yang masih berlaku; (2) Surat lamaran tersebut dibuat terulis dan dilampirkan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh PT. Dan Liris; (3) Pihak perusahaan mengadakan seleksi terhadap para pelamar yang telah memasukan surat lamaran tersebut; (4) Pelamar yang telah dinyatakan lulus dalam seleksi harus mengikuti masa training selama 6 (enam) bulan dan masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Dalam masa training pekerja tersebut berstatus sebagai karyawan tidak tetap, dalam perjanjian tersebut pekerja tidak tetap mempunyai kewajiban yang sama dengan pekerja yang sudah diangkat sebagai pekerja tetap sedangkan hak-haknya belum sepenuhnya dapat diberikan; dan (5) Setelah mengikuti masa training selama 6 (enam) bulan dan lolos dalam masa percobaan selama 1 (satu) tahun, maka pekerja tidak tetap tersebut dapat diangkat sebagai karyawan tetap. Dengan diangkatnya sebagai pekerja tetap makai ia telah dianggap menyatakan sanggup untuk menaati dan 6

melaksanakan dengan konsekuensi dan penuh dengan rasah tanggung jawab akan pasal-pasal yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Apabila pekerja melanggar salah satu poin dalam perjanjian kerja tersebut maka pihak perusahaan berhak memberi sanksi/mengeluarkan pekerja tersebut. Apabila pekerja sudah mengikuti segala proses tersebut, maka calon pekerja yang dinyatakan lulus dalam seleksi diharuskan untuk mengikuti masa training dan masa percobaan. masa training itu sendiri berlaku selama 3 (tiga) bulan sejak dibuatnya perjanjian kerja tersebut, sedangkan untuk masa percobaan berlaku selama 1 (satu) tahun setelah selesai masa training. Untuk dapat diangkat sebagai pekerja tetap, maka pekerja tidak tetap/training sersebut harus mengikuti masa training selama 3 (tiga) bulan dan masa percobaan selama 1 (satu) tahun dan pekerja harus mau mentaati segala peraturan yang diberikan perusahaan yang termuat dalam perjanjian kerja tersebut. Oleh karena itu perjanjian kerja antara PT. Dan Liris dengan pekerja harus dilakukan secara sukarela dan harus ditandatanggani oleh kedua pihak. Perjanjian kerja di PT. Dan Liris dilakukan dengan tertulis dibuat oleh pihak perusahaan dan disepakati bersama oleh pekerja/buruh dan perusahaan. Dengan terjadinya/terwujudnya perjanjian kerja tersebut pekerja harus melaksanakan tugasnya sebagai pekerja dan mentaati peraturan/tata tertib yang berlaku di perusahaan tersebut, serta terdapat hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu perusahaan pihak PT. Dan liris dan pihak pekerja, dimana hak-hak yang dipunyai oleh satu pihak merupakan kewajiban bagi pihak lainnya, demikian pelaksanaan perjanjian kerja yang telah terwujud yaitu dengan dilaksanakannya hak dan kewajiban secara timbal balik. 7

3.2. Penerapan Peraturan Perusahaan di PT. Dan Liris terhadap Pekerja, serta Hak dan Kewajiban Serikat Pekerja Peraturan perusahaan merupakan sebuah kebutuan dasar ketika usaha mulai berkembang dan mangaji orang sebagi pekerja. Pada Pasal 108 sampai Pasal 155 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur mengenai hal ini. Pengusaha yang memperkerjakan pekerja/buruh sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan Meteri atau pejabat yang ditunjuk. Jadi Setiap pekerja yang sudah dinyatakan lulus seleksi serta berhak mengikuti masa training selama 3 (tiga) bulan dan masa percobaan selama 1 (satu) tahun mempunyai kewajiban yang sama dengan pekerja yang sudah diangkat sebagai pekerja tetap sesuai dengan golongan atau pangkat mereka, yakni harus mentaati segala peraturan/tata tertib hak dan kewajiban yang sudah disebutkan dalam perjanjian kerja. 3.3. Sanksi Apabila Salah Satu Pekerja/buruh Melakukan Kesalahan Setiap pekerja yang melakukan kesalahan maka pekerja harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya tersebut, di PT. Dan liris ini untuk menegakkan, menaati, serta melaksanakan tata tertib, peraturan dan disiplin terhadap kerja, maka serikat pekerja bertanggung jawab sepenuhnya kepada perusahaan terhadap pekerja-pekerja yang menjadi anggotanya. Serikat pekerja dengan seluruh pekerja menyadari, menginsyafi dan membantu sepenuhnya agar dapat dijalankan sanksisanksi terhadap pekerja yang melakukan kesalahaan. Pekerja yang melakukan kesalahan kerja maka mendapatkan teguran langsung dari perusahaan yang disampaikan secara lisan terhadap pekerja tersebut, apabila pekerja tersebut melakukan kesalahan lagi maka pihak perusahaan akan memberikan surat peringatan pertama secara tertulis, surat peringatan yang kedua akan diberikan oleh pihak perusahaan kepada pekerja yang 8

menggulangi kesalahannya setelah diberikan peringatan yang pertama, Peringatan yang ketiga yaitu peringatan yang terakhir bagi pekerja setelah mendapatkan peringatan kedua tetap melakukan kesalahaan. Apabila pekerja tersebut tetap melakukan kesalahan sedangkan ia telah mendapatkan peringatan yang ketiga maka peringatan yang keempat adalah pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja tersebut. 3.4. Proses Penyelesaian Perselisihan antara Pekerja dengan Pengusaha di PT. Dan Liris Di sini pihak pekerja/buruh tidak melaksanakan tugasnya sebagai pekerja sesuai dengan yang sudah disepakti di perjanjian kerja, dan peraturan perusahaan, yaitu tidak melaksanakan tugasnya sebaik mugkin dan tidak dengan penuh tanggung jawab dalam bekerja serta sering melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak sering dilakukan, sering terlambat kerja mencapai 30 menit lebih tiga kali dalam 1 bulan, sering tidak masuk kerja tanpa adanya alasan yang jelas. Perselisihian hak tersebut harus di selesaikan melalui proses penyelesaian di luar pengadilan dan apabila proses penyelesaian di luar pengadilan tidak berhasil maka melalui proses penyelesaian hubungan industrial. Pertama, perselisihian di luar pengdailan sebagai berikut: (1) Penyelesaian secara Biparti. Penyelesaian hubungan industrial secara biparti wajib diupayakan, penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan biparti secara musyawarah untuk pencapai mufakat. Antara pengusaha dengan pekerja/ buruh atau pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh. Apabila penyelesaian secara biparti gagal maka penyelesaian hubungan industrial selanjutnya melalui mediasi, dan apabila dalam hal musyawarah dapat mencapai kesepakatan penyelesaian maka dinuat perjanjian bersama yang ditandatangani oleh para pihak yang berselisih; (2) Penyelesaian secara mediasi. Penyelesaian hubungan industri secara mediasi dilakukan oleh mediator yang berada di setiap kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota. Apabila mediasi itu tidak 9

berhasil maka perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui konsiliasi; (3) Penyelesaian melalui konsiliasi. Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang yang terdaftar pada kantor instasi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota. Dan apabila konsiliasi itu tidak berhasil maka perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase. Kedua, tanggung jawab hukum terhadap proses penyelesaian melalui pengadilan. (1) Penyelesaian melalaui arbitrase. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi peselisihan hak dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan. Penyelesaian perselisihian hubungan industrial melalui arbitarse dilakukan atas dasar kesepakatan para pihak yang berselisih; (2) Penyelesaian perselisihan di pengadilan hubungan industrial. Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihian hak dan perselisihan kepentingan merupakan putusan akhir dan bersifat tetap. Perselisihan tersebut dapat didasarkan atas wanprestasi karena pekerja melanggar kewajiban yang telah ditentukan dalam perjanjian dan perbuatan melawan hukum apabila pekerja melanggar peraturan-peraturan yang berlaku, sikap ketidak hati-hatian dalam bekerja dengan demikian maka pekerja harus bertanggung jawab. 10

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pertama, pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha batik PT. Dan Liris bisa terjadi apabila calon pekerja melamar pekerjaan ke PT. Dan Liris dan mengikuti segala proses yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan. Apabila pekerja sudah mengikuti segalah proses tersebut,,maka calon pekerja yang dinyatakan lulus dalam seleksi diharuskan untuk mengikuti masa training dan masa percobaan. masa training itu sendiri berlaku selama 3 (tiga) bulan sejak dibuatnya perjanjian kerja tersebut, sedangkan untuk masa percobaan berlaku selama 1 (satu) tahun setelah selesai masa training. Kedua, setiap pekerja yang sudah dinyatakan lulus seleksi serta berhak mengikuti masa training selama 3 (tiga) bulan dan masa percobaan selama 1 (satu) tahun mempunyai kewajiban yang sama dengan pekerja yang sudah diangkat sebagai pekerja tetap sesuai dengan golongan atau pangkat mereka, yakni harus mentaati segala peraturan/tata tertib hak dan kewajiban yang sudah disebutkan dalam perjanjian kerja. Ketiga, pekerja yang melakukan kesalahan kerja maka mendapatkan teguran langsung dari perusahaan yang disampaikan secara lisan terhadap pekerja tersebut, apabila pekerja tersebut melakukan kesalahan lagi maka pihak perusahaan akan memberikan surat peringatan pertama secara tertulis, surat peringatan yang kedua akan diberikan oleh pihak perusahaan kepada pekerja yang menggulangi kesalahannya setelah diberikan peringatan yang pertama, Peringatan yang ketiga yaitu peringatan yang terakhir bagi pekerja setelah mendapatkan peringatan kedua tetap melakukan kesalahaan. Apabila pekerja tersebut tetap melakukan kesalahan sedangkan ia telah mendapatkan peringatan yang ketiga maka peringatan yang keempat adalah pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja tersebut. 11

Keempat, perselisihan hubungan industrial diharapkan dapat diselesaikan melalui perundingan biparti dengan musyawarah mufakat, penyelesaian hubungan industrial secara biparti wajib diupayakan antara pengusaha dengan pekerja/buruh atau pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh. Apabila dalam hal musyawarah dapat mencapai kesepakatan penyelesaian maka dibuat perjanjian bersama yang ditandatangani oleh para pihak yang berselisih, dalam hal perundingan biparti gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui mekanisme mediasi atau konsuliasi. Apabila mediasi dan konsiliasi gagal, maka perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di pengadilan hubungan industrial. 4.2. Saran Pertama, hendaklah apabila pekerja melakukan kesalahan maka penyelesaiannya dengan melalu musyawarah/biparti terlebih dahulu, jangan langsung melalui penyelesaian hubungan industrial. Kedua, hendaknya bagi serikat pekerja di PT. Dan Liris mampu untuk menampung aspirasi dari pekerja di PT. Dan Liris khususnya dalam memperjuangkan hak-hak dan kewajiban hukum atas kesepakatan kerja yang dibuat antara serikat pekerja dengan pengusaha. Ketiga, bagi pekerja di PT. Dan Liris hendaknya dapat memanfaatkan adanya serikat pekerja untuk menyalurkan aspirasi dalam memperjuangkan haknya untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. 12

DAFTAR PUSTAKA Buku Azhar Basyir, Ahmad. 2004. Asas-Asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: UII Press. Muhammad, Abdulkadir. 1986. Hukum Perjanjian, Bandung: Penerbit Alumni. Rachmad Budiono, Abdul. 2009. Hukum Perburuan, Jakarta: PT Indeks. Soebekti. 1988. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa. Subekti. 2002. Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 13