2015 PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Terbukti pada perhelatan sea games 2015 timnas

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga permainan yang di gemari oleh seluruh masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 03 Edisi Juni 2015,

2015 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS YO-YO INTERMITTENT RECOVERY TEST

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

PROFIL DAYA TAHAN AEROBIK POSISI GUARD, FORWARD, DAN CENTER ATLET BOLA BASKET KABUPATEN INDRAMAYU E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada akhirnya akan diperoleh jiwa dan raga yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

ANALISIS KAPASITAS KERJA MAKSIMAL ( ) ATLET PUTRI BOLAVOLI SIDOARJO JAYA PADA USIA TAHUN

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching

KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL ( VO2 Max) ATLET PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) CABANG OLAHRAGA SEPAK TAKRAW KALIMANTAN BARAT 2014

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaid Muksin, 2014

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

S, 2015 PROFIL VO2MAX DAN PROFIL MENTAL TOUGHNESS PENDAKI PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

PENGARUH MODEL LATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN SEPAKBOLA USIA TAHUN

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAKS ANTARA SISWA TERLATIH DENGAN SISWA TIDAK TERLATIH

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya olahraga membutuhkan kondisi fisik yang baik agar seseorang dapat melakukan aktivitas dan mencapai prestasi dalam setiap cabang olahraganya masing-masing. Salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga yaitu daya tahan Kardiorespirasi. Menurut Antorin, K. dkk. (2000, hlm. 3) Daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang intens dan berkesinambungan dengan melibatkan sekelompok otot besar. Ketahanan kardiorespirasi ini termasuk unsur kondisi fisik yang paling penting. Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobic dan anaerobik. Selama berolahraga pada umumnya, dibutuhkan ketahananan aerobic untuk melakukan gerakan-gerakan eksplosif yang membutuhkan ledakan energi. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobic dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO 2 max). Menurut Mackenzie, B. (2005, hlm. 1) VO 2 max is the maximum amount of oxygen in millilitres, one can use in one minute per kilogram of body weight. Menurut Welsman JR. dalam Agni, F. (2014, hlm. 7) VO 2 max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena VO 2 max ini dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO 2 max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. Carling, Reilly dan William (2009, hlm. 107) mengungkapkan bahwa The maximal oxygen uptake is the highest value of VO 2 attained during exercise maksudnya adalah penyerapan oksigen maksimal (VO 2 max) adalah nilai tertinggi volume oksigen yang dicapai selama latihan. Mackenzie (2005, hlm. 1) Those who are fit have higher VO2max values and can exercise more intensel than those who are not as well

2 conditioned, maksudnya adalah seseorang yang dalam keadaan fit memiliki nilai VO 2 max lebih tinggi dan dapat berolahraga lebih intens dibandingkan dengan mereka yang tidak dalam kondisi yang baik. VO 2 Max merupakan salah satu indikator daya tahan kardiorespirasi atau daya tahan paru jantung. Artinya semakin besar nilai VO 2 Max maka daya tahan kardiorespirasi juga akan baik. Daya tahan kardiorespirasi yang baik akan berdampak pada kesehatan yang prima. Dalam permainan bola basket pertandingan dilakukan dalam waktu yang tidak singkat, yaitu 4 x 10 menit. Pemain dengan VO 2 Max yang bagus akan memiliki kelebihan untuk tidak mudah lelah dan dapat bermain dengan baik selama pertandingan. Metode untuk mengukur besarnya nilai VO 2 Max seseorang diantaranya menggunakan metode tes dan pengukuran melalui laboratorium dan melalui tes lapangan. Tes laboratorium memiliki nilai akurasi yang tinggi karena sebelum tes dilaksanakan, kalibrasi dilakukan untuk pendeteksian suhu, kelembaban maupun ketinggian tempat. The calibration procedure must be specific to the method measuring the volume (Gore C.J. 2000, hlm. 119) maksudnya adalah prosedur dalam melakukan kalibrasi harus sesuai dengan metode pengukuran volume. The analyzers must be calibrated prior to any testing an at regular intervals over the expected physiological range of measurement (Gore C.J. 2000 hlm. 120). Gas Analyzer yang terdapat dalam laboratorium harus dilakukan kalibrasi sebelum melakukan tes agar data sesuai dan tidak terjadi kesalahan. Namun untuk melakukan tes ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tidak semua orang memiliki alat tes ini dibandingkan menggunakan tes lapangan. Tes lapangan biasanya menggunakan alat-alat yang sederhana dan mudah dilakukan. Salah satu tes VO 2 Max yang dapat digunakan di lapangan adalah bleep test. Bleep test biasanya digunakan untuk mengukur VO 2 Max seseorang dan tingkat kebugaran seseorang. Dengan Bleep Test kita dapat melakukan tes dalam kelompok besar, artinya dalam satu waktu kita dapat mengetes beberapa orang. Tes ini sering dilakukan di luar ruangan, sehingga kondisi

3 lingkungan dapat mempengaruhi hasil. Tes ini menggunakan audio, kaset perlu di kalibrasi yang melibatkan timing interval satu menit dan membuat penyesuaian dengan jarak antara penanda. Pada zaman modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah semakin baik dan canggih. IPTEK telah banyak berperan dalam peningkatan kualitas hidup seseorang, khususnya dalam pembelajaran dan prestasi olahraga. Teknologi, khususnya dalam pengumpulan dan teknik analisa data yang diolah oleh komputer, akan membantu para atlet dan pelatih dalam mencapai target dengan cepat dan tepat. Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) sudah memiliki laboratorium yang di dalamnya terdapat alat untuk mengetahui VO 2 Max seseorang, yaitu Cardio Pulmonary Exercise Test (CPET) atau Gas Analyzer. Alat tersebut sudah digunakan oleh beberapa klub yang mengikuti event, seperti PORDA, PON, SEA GAMES dan lainnya. Dengan menggunakan kemajuan teknologi tersebut dapat membantu untuk mengetahui VO 2 Max seseorang dengan akurasi yang tinggi. Dengan memperhatikan dan menganalisa kondisi diatas, penulis merasa tertarik meneliti untuk mengetahui perbandingan nilai VO 2 Max melalui Laboratorium Test menggunakan Gas Analyzer dan Field Test dengan menggunakan Bleep Test pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Bumi Siliwangi UPI. Maka penelitian ini berjudul Perbandingan Hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 Max) Menggunakan Laboratorium Test Dan Field Test Pada Pemain Bola Basket.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada pemain bola basket? 2. Bagaimana hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Ingin mengetahui hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) pada pemain bola basket. 2. Ingin mengetahui hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket. 3. Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan hasil Aerobic Maximal Capacity (VO 2 max) menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) pada pemain bola basket. D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain: 1. Pelatih Sebagai pedoman dan perbandingan hasil dalam melakukan tes VO 2 Max terhadap atletnya.

5 2. Praktisi Olahraga Penelitian ini menjadi bahan pembelajaran bagi olahragawan untuk memahami perbandingan hasil VO 2 Max menggunakan Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) dan menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. 3. Peneliti Setelah melakukan penelitian, peneliti akan mengetahui peran penting VO 2 max dalam aktivitas olahraga khususnya olahraga bola basket dan juga menjadi rujukan tambahan dalam mengetahui perbandingan yang dihasilkan dari Laboratorium Test (Gas Analyzer) dan Field Test (Bleep Test) dalam melakukan tes VO 2 Max. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti ambil adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini penulis menuliskan masalah yang terjadi pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penulis harus menuliskan atau menceritakan bagaimana tema atau masalah yang akan dibahas melalui point-point berikut: A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS Pada bagian ini, peneliti membandingkan, masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang

6 sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/ pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis. Untuk itu pada bagian ini harus membahas tentang teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu mengenai penelitian yang akan dilakukan. Adapun cara penulisan dalam bab II adalah sebagai berikut : A. Permainan Bola Basket 1. Posisi Pemain Basket B. Kondisi Fisik 1. Pengertian Kondisi Fisik 2. Komponen Kondisi Fisik 2.1.Kekuatan (Strength) 2.2.Kelentukan (Flexibility) 2.3.Kecepatan (Speed) 2.4.Daya Tahan (Endurance) 2.4.1. Daya Tahan Kardiorespirasi C. Volume Oksigen Maksimal (VO 2 Max) 1. Faktor Yang Mempengaruhi VO 2 Max D. Gas Analyzer E. Field Test 1. Bleep Test 2. Aturan Pelaksanaan Bleep Test F. Penelitian Terdahulu G. Posisi Teoretis H. Hipotesis 3. BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah

7 analisis data yang dijalankan. Untuk itu dalam bab metode penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana cara-cara penelitian yang akan dilakukannya melalui tahapan-tahapan berikut: A. Desain Penelitian B. Partisipasi C. Populasi Dan Sampel D. Instrument Penelitian E. Prosedur penelitian 4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun cara penulisannya adalah sebagai berikut : A. Hasil Penelitian B. Pengolahan dan Analisis Data C. Diskusi Temuan 5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Jadi dalam bab ini penulis menyimpulkan penelitiannya dari awal permasalahan sampai dilakukanya penelitian. Adapun cara penulisannya adalah sebagai berikut : A. Simpulan B. Implikasi dan Rekomendasi