BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pengajaran, anak belajar dan dididik melalui gerak, selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berberfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidkan dalam arti luas berarti susatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Telaga Biru, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani juga merupakan bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara neuromuskuler, intelektual, dan emosional. Pendidikan jasmani disekolah pada hakekatnya mempunyai arti, peran dan fungsi yang amat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan suatu masyarakat yang sehat dan dinamis. Hal ini dapat dimengerti karena peserta didik disekolah adalah kelompok masyarakat yang sedang tumbuh dan berkembang serta memiliki kerawanan yang memerlukan pembinaan dan bimbingan. Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah selama ini berorientasi pada pembelajaran yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik secara mendetail dari cabang olahraga yang diajarkan. Tuntutan yang demikian yang selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks 1

2 pendidikan secara umum. Lingkungan belajar diatur agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif pada siswa. Pembelajaran olahraga seringkali mengalami kendala seperti kurangnya sarana dan prasarana, keterbatasan guru dalam membuat model pembelajaran yang inovatif serta kurangnya dukungan dari sekolah karena masih banyak mata pelajaran yang penting khususnya mata pelajaran yang diujikan di ujian nasional. Gaya pembelajaran penjas saat ini mengharuskan siswa lebih aktif. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, dan materi serta cara penyampaian yang bersifat menarik dan menyenangkan harus disesuaikan agar siswa memahami pembelajaran yang akan diajarkan. Siswa dapat menguasai keterampilan, pengetahuan, mengembangkan apresiasi, mengembangkan kondisi fisik, dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. Untuk dapat berolahraga secara benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Didalam kurikulum pendidikan Indonesia menempatkan mata pelajaran Penjaskes sebagai mata pelajaran yang wajib diajarkan di setiap satuan pendidikan. pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak.

3 Gaya pembelajaran penjas yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. pembelajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Ada macam-macam gaya mengajar dalam penjas, diantaranya : Gaya komando (Commmad), gaya latihan (Practice), gaya timbal balik (Resiprocal), gaya evaluasi diri (Shelf check), gaya inklusi (Inclusion), gaya penemuan terpadu (Guided discovery), gaya penemuan konvergen, gaya penemuan mandiri/produksi (Divergen), gaya program rancangan individu siswa (Individual Programme), gaya inisiasi siswa, gaya melatih diri (shelf teaching). Dalam pendidikan jasmani di ajarkan berbagai macam kegiatan olahraga, salah satunnya adalah cabang olahraga atletik. Olahraga atletik adalah gabungan dari berbagai jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik adalah olahraga yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kegiatan alami manusia. Atletik adalah salah satu unsur dari pedidikan jasmani dan kesehatan yang merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

4 2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa. 4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. (Adang Suherman, 2000 : 23). Cabang olahraga atletik terbagi menjadi 3 kategori, yaitu atletik lari, atletik lempar, dan atletik lompat. Kategori olahraga lompat, dibagi menjadi beberapa macam, seperti lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, dan lompat ganda. Dalam penelitian ini saya mengambil penelitian tentang lompat jauh untuk siswa SMP, karena cabang olahraga atletik yang sering digunakan dalam pembelajaran jasmani yang dilakukan adalah lompat jauh. Tujuan lompat jauh adalah melakukan lompatan sejauh mungkin dengan tehnik yang benar. Gaya dalam lompat jauh adalah bentuk tubuh atau badan saat melayang di udara. Teknik lompat jauh dibagi menjadi empat bagian yaitu: awalan, tumpuan atau tolakan, saat melayang diudara, dan mendarat. Pada lompat jauh ada beberapa macam gaya yaitu: gaya jongkok (ortodock), gaya menggantung (shepperhang), dan gaya berjalan di udara (walking in the air). Gaya jongkok merupakan gaya tertua dalam lompat jauh, gaya jongkok paling mudah dilakukan karena pelompat hanya melakukan gerakan

5 menekuk kedua kaki saat melayang diudara (seperti gerakan jongkok) jadi lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana badan atau tubuh seperti jongkok diudara. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 30 april 2016 yang dilakukan di SMP Negeri 23 Semarang, Di SMP ini mempunyai sarana dan pra sarana yang lengkap, lapangan yang luas dan bisa dipakai buat macam-macam olah raga dari basket, futsal, handball. Ada juga lapangan atletik yang terletak di samping lapangan tersebut. Di SMP Negeri 23 Semarang yang diajar 2 guru penjas. Proses pembelajarannya diawali dengan di bariskannya siswa di tengah lapangan.kemudian diawali dengan berdoa dan guru mengabsensi siswa. Setelah itu guru memberikan materi-materi yang akan diajarkan. Siswa disuruh pemanasan dan di mulai dengan berlari mengelilingi lapangan. Setelah itu siswa di bariskan lagi untuk melakukan pemanasan statis dan dinamis, guru memberikan pemanasan khusus pada siswa, fungsi nya untuk menghindari cidera saat melakukan gerakan inti. Guru memulai materi dengan menjelaskan secara detail inti dari macam-macam olah raga atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok. Guru memulai dengan memberi contoh mempraktikan atau mendemonstrasikan dan semua siswa mengamati, dan dibagi 2 kelompok putra dan putri mencoba satu persatu. Setelah mencoba satu persatu itu ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, ada satu kelompok siswa yang duduk di samping lapangan menunggu giliran mencoba, guru bisa mengetahui siswa-siswa mana yang melakukan dengan baik dan yang masih salah. Kemudian siswa dikumpulkan untuk dievaluasi satu persatu mengenai kendala dan masalah yang dihadapi

6 setelah melakukan lompat jauh gaya jongkok. Siswa disuruh melakukan pendinginan dan diakhiri dengan berdoa. Sebagian siswa kelas VII sangat menyukai pelajaran penjas, bisa dilihat dari absensi siswa yang selalu berangkat setiap pelajaran penjas. Di SMP Negeri 23 Semarang memiliki siswa yang memiliki fisik yang bugar. Olahraga atletik sendiri disana khususnya lompat jauh memiliki potensi yang basar. Tetapi dari observasi yang saya amati dikelas VII pada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok masih ada siswa yang kurang maksimal, sehingga membuat siswa tidak dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran terlihat masih kurang. Masih ada beberapa siswa sangat sulit untuk melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok. Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ini masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah 70 pada standart nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Ada beberapa kemungkinan ketidak tuntasan pembelajaran, mungkin dari siswa yang kurang aktif dalam mengerti materi yang diajarkan, mungkin juga cara pembelajaran yang kurang bisa dimengerti banyak siswa. Untuk meningkatkan pembelajaran dapat menggunakan gaya mengajar resiprokal. Karena gaya mengajar resiprokal merupakan suatu gaya mengajar yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman suatu topik menurut Agus s suryobroto(2001:53). Dalam kaitan kepentingan penelitian pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sangat penting dilakukan untuk perkembangan siswa. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui: Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal Terhadap Hasil

7 Belajar Siswa Kelas VII Pada Pembelajaran Atletik Lompat Jauh Gaya Jongkok Di SMP Negeri 23 Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran terlihat masih kurang. 2. Ada beberapa siswa belum benar melakukan lompat jauh gaya jongkok. 3. Hasil belajar olahraga atletik lompat jauh gaya jongkok masih ada yang kurang, yang belum mencapai nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti memperkirakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi metode pembelajaran lompat jauh. Agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh gaya mengajar resiprokal terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok untuk siswa SMP Negeri 23 Semarang. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Adakah pengaruh yang signifikan dari gaya mengajar resiprokal pada lompat jauh gaya jongkok di SMP Negeri 23 Semarang? 2. Apakah ada perbedaan hasil siswa pada kelas yang menggunakan gaya mengajar resiprokal dengan gaya mengajar konvensional dari

8 pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok di SMP Negeri 23 Semarang? 3. Apakah penggunaan gaya mengajar resiprokal ini menjadikan siswa menjadi aktif dalam pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok di SMP Negeri 23 Semarang? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan gaya mengajar resiprokal terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok di SMP Negeri 23 Semarang. 1.6 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini ada beberapa manfaat yang peneliti dapat ambil, baik secara praktis maupun secara teoritis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan pembelajaran dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

9 2) Sebagai masukan bagi guru menerapkan model pembelajaran resiprokal serta mampu menciptakan hasil belajar praktik yang baik. 3) Dapat mengembangkan kualitas pembelajaran kearah yang lebih baik. b. Bagi Siswa 1) Dapat melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok 2) Meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Peneliti 1) Sebagai pengalaman untuk mengembangkan model pembelajaran. 2) Sebagai bahan skripsi untuk mencapai gelar sarjana pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.