BADAN STANDARDISASI NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

6 serta mengembangkan tumbuhnya persaingan yang sehat yang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 171KEPIBSN TENTANG PENETAPAN 18 (DELAPAN BELAS) STANDAR NASIONAL INDONESIA

: a. bahwa untuk memenuhi kepentingan perlindungan terhadap

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BSN) KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 89/KEP/BSN/4/2013 TENTANG PENETAPAN REVISI 5 (LIMA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR: 82/KEP/BSN/ TENTANG KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM LP-103-IDN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98. Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BAOAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PENETAPAN REVISI 12 (OUA BELAS) STANDAR NASIONAL INDONESIA

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Sosis ikan SNI 7755:2013

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

Bakso ikan SNI 7266:2014

Air mineral alami SNI 6242:2015

Siomay ikan SNI 7756:2013

Air mineral SNI 3553:2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2015

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Air demineral SNI 6241:2015

Pengemasan sidat atau belut hidup melalui sarana angkutan udara

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

BSN^ BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7/KEP/BSN/1/2016 TENTANG

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

BAB III BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 181KEPIBSN TENTANG PENETAPAN 6 (ENAM) STANDAR NASIONAL INDONESIA

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR: 921KEPIBSN TENTANG PENETAPAN 8 (DELAPAN) STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 07/MEN/2004 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN BENIH IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG

TARIF LINGKUP AKREDITASI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

Pengemasan kepiting hidup melalui sarana angkutan udara

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

Bsy) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 97/KEP/BSN/4/2017 TENTANG

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 110KEP/BSN/ 12/2008 /12/2005 TENTANG PENETAPAN 52 (LIMA PULUH DUA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

1 BAB I. PENDAHULUAN

Pengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

Ikan beku SNI 4110:2014

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 112 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.05/MEN/2009 TENTANG SKALA USAHA DI BIDANG PEMBUDIDAYAAN IKAN

Susu segar-bagian 1: Sapi

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN SNI SEBAGIAN PARAMETER UNTUK HANDUK SECARA WAJIB

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 238/KPts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN PUPUK AN-ORGANIK MENTERI PERTANIAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL NOVOR: 21KEPBSN 212007 TENTANG PENETAPAN 33 (TGA PULLH TGA) STANDAR NASONAL NDONESA KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kepentingan perlindungan terhadap konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, c serta mengembangkan tumbuhnya persaingan yang sehat yang berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, [ kesehatan, kelestarian fungsi lingkungan h dup, Rancangan Standar Nasional lndonesia (RSN) yang disusun oleh Panitia Teknis perlu ditetapkan menjadi Standar Vasional lndonesia b. bahwa Rancangan Standar Nasional lndonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah dikonsensuskan dan dinyatakan memenuhi persyaratan untuk ditetapkan menjadi Standar Nasional ndonesia; C c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Penetapan 33 (Tiga Puluh Tiga) Standar Nasional ndonesia; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 2. Keputusan Presiden Nomor 162lM Tahun 2002 tentang Pengangkatan Kepala Badan Standardisasi Nasional;

Memperhatikan : -2-1. Surat Direktur Mutu dan Pengolahan Hasil, Sekretaris Panitia Teknis Perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, Nomor: 265O/DPT.51P.540.05/\/1/05 tanggal 9 Juni 2005, Perihal: Penetapan Revisi SN Produk Perikanan 2. Surat Direktur Standardisasi dan Akreditasi selaku Ketua Panitia Teknis Perikanan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Has11 Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Nomor: B.687/P2HP2.2/PS.220//2006 tanggal 21 Maret 2006, Perihal : Perbaikan Persyaratan Mutu revisi SN Es Balok untuk Penanganan ikan; 3. Surat Direktur Standardisasi dan Akreditasi selaku Ketua Panitia Teknis Perikanan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Has11 Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Nomor: B.1944/P2HP2.2/PS.220N/2006 tanggal 13 Juli 2006, Perihal : Penetapan 20 (Dua Puluh) RSNl Perikanan Budidaya; MEMUTUSKAN: G Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL TENTANG PENETAPAN 33 (TGA PULUH TGA) STANDAR NASONAL NDONESA. PERTAMA : Menetapkan 6 (enam) Standar Nasional ndonesia sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Menetapkan 27 (dua puluh tujuh) Standar Nasional ndonesia pada lajur 2 sebagai revisi dari Standar Nasional ndonesia pada lajur 3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini

- 3 - KETGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 2007 KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL, NP. 680000200

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL NOMOR : 21/KEP/BSN/2/2007 TANGGAL : 20 Februari 2007 DAFTAR PENETAPAN 6 (ENAM) STANDAR NASONAL NDONESA c Nomor Nomor Standar 1 Judul Standar Nasional lndonesia urut Nasional ndonesia (2) (3) -- SN 01-7222-2006 Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran 1 1 ikan kerapu di laut i 1 2. 1 SNl 01-7252-2006 1 Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih 1 i 1 sebar SN~ 01-7253-2006 1 4. 1 SNl 01-7256-2006 1 Produksi ben~h 5. 6. --- - - --.- -- nduk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok ikan patin jambal (Pangesius djambal) kelas) benih sebar 1 SN 01-7257-2006 1 lnduk udang rostris (Litopenaeus stylirostr/s) kelas induk pokok - SN 01-7258-2006 Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL. ~-./MAN SUDARWO NP. 680000200

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL NOMOR : 21/KEP/BSN/2/2007 TANGGAL : 20 Februari 2007 DAFTAR 27 (DUA PULUH TUJUH) STANDAR NASONAL NDONESA HASlL REVlSl YANG DTETAPKAN WlENJADl STANDAR NASONAL NDONESA Nomor Standar Nasional ndonesia yang ditetapkan Standar Nasional ndonesia yang direvisi (1) 1. 2' (2) SN 01-2332.3-2006 SN 01-2339-1991 Cara uji mikrobiologi-bagian 3:Penentuan Standar metode pengujian mikrobiologi produk angka lempeng total (ALT) pada produk perikanan penentuan total aerobic plate count perikanan SN 01-2332.4-2006 Cara uji mikrobiologi-bagian 4: Penentuan Vibrio cholerae pada produk perikanan (3) SN 01-2341-1991 Standar metode pengujian mikrobiologi produk perikanan penentuan Vibrio cholerae SN 01-2332.5-2006 Cara uji mikrobiologi-bagian 5: ~~nentuan Vibrio firahaern~l~ticus pada Standar metode pengujian mikrobiologi produk produk perikanan perikanan penentuan Vbro parahaemolyticus 4. J. SN 01-2346-2006 SNl 01-2346-1991 Petunjuk pengujian organoleptik dan atau Standar metode pengujian kimia produk sensori perikanan petunjuk pengujian organoleptik Cara uji kimia-bagian 5: Penentuan kadar logam berat kadmium (Cd) pada produk perikanan Shll 01-2362-1991 Standar metode pengujian kimia-produksi perikanan penentuan logam berat (CD, Cu, Cn,Cr, Mg, Mn, Co, Ni, FE?, ca) SN 01-2354.6-2006 Cara uji kimia-bagian 6:Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk perikanan SN 01-2364-1991 Standar metode pengujian kimia- Produksi perikanan penentuan kadar merkuri SlVl 01-2354.7-2006 Cara uji kimia-bagian 7: Penentuan.kadar logam berat timbal (Pb) pada produk perikanan SN 01-2362-1991 Standar metode pengujian k~mia-produksi per~kanan penentuan logam berat (CD, Cu, Cn,Cr, Mg, Mn, Co, Ni, Fe, ca)

Nomor Standar Nasional ndonesia yang ditetapkan Standar Nasional lndonesia yang direvisi (1) 8. (2) SN 01-2372.3-2006 Cara uji fisika -Bagian 3: Penentuan kepekatan saus tomat dalam produk perikanan yang dikemas (3) SNl 01-2372.3-1991 Standar metode pengujian fisika-produksi perikanan /, 6 9' SN 01-2706.1-2006 Paha kodok (Rana spp) beku-bagian 1: Spesifikasi SN 01-2706.2-2006 lo Paha kodok (Rana spp) beku-bagian 2: Persyaratan bahan baku SN 01-2706-1992 Standar paha kodok beku SNl 01-2706-1 992 Standar paha kodok beku SN l 0 1-2706.3-2006 Paha kodok (Rana spp) beku-bagian 3: Penanganandan pengolahan Shll 01-2706-1992 Standar paha kodok beku SN 01-4103.1-2006 l2 Fillet nila (Tilapia sp) beku-bagian :Spesifikasi SN 01-4103-1996 Fillet nila merah beku 13' Shll 01-4103.1-2006 F~llet nlla (Tilapia sp) beku-bagian 2:Persyaratan bahan baku SN 01-4103-1996 Fillet nila merah beku i 0 SNl 01-4103.1-2006 la' Fillet nila (Tilapia sp) beku-bagian 3:Penanganan dan pengolahan 15' Shll 01-4872.1-2006 Es untuk penanganan ikan-bagian 1. Spesifikasi SN 01-4103-1996 Fillet nila merah beku -' SNl 01-4872-1 998 Es balok untuk penanganan ikan SN 01-4872.2-2006 l6 Es untuk penanganan ikan-bagian 2: Persyaratan bahan baku SN 01-4872-1 998 Es balok untuk penanganan ikan SNl 01-4872.3-2006 l7 Es untuk penanganan ikan-bagian 3: Penanganan dan pengolahan SNl 01-4872-1998 Es balok untuk penanganan ikan 181\1101-4853-2006 Pengemasan sidat atau belut hidup melalui SN 19-4853-1 998 Pengemasan sidat atau belut hidup (live eel) melalui Pengemasan ikan hias hidup melalui SN 19-4854-T998 Pengemasan ikan h~as hldup (ornamental fish) melalui sarana angkutan utlara

Nomor urut (1) 20. 21. 22. 23' 24. Standar Nasional ndonesia yang ditetapkan (2) SNl 01-4855-2006 Pengemasan ikan hidup melalui S~O -4856-2006 Pengemasan kepiting hidup melalui SN 01-4857-2006 Pengemasan (kura-kura atau peny" atau labi-labi hidup) melalui sarana angkutan udara SN 01-4858-2006 Pengemasan ikan segar melalui SN 01-4859-2006 Pengemasan ular hidup melalui Standar Nasional ndonesia yang direvisi (3) -- - SN 19-4855-1 998 Pengemasan ikan hidup (live fish) melalui SN 19-4856-1 998 Pengemasan kepiting (crab) hidup melalu~ SN 19-4857-1 998 Pengemasan kura-kura atau penyu atau labilabi (turtle) hidup melalui sarana angkutan udara SN 19-4858-1 998 Pengemasan ikan segar (fresh fish) melalui s,arana angkutan udara SN 19-4859-1 998 Pengemasan ular hidup (live snake) melalui 26. lnduk udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) SN 01-6143-2006 Benih udang windu Penaeus monodoll (Fabricius, 1798) kelas benih sebar lnduk udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas induk pokok (parent stock) SNl 01-6143-1999 Benih udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas benih sebar Produksi benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar Produksi benih udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas benih sebar KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL,

KETl GA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 0 Februari 2007 (&/ KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL, NP. 680000200 4i

LAMPRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL VOMOR : /KEP/BSN/2/2007 TANGGAL : Febr~~ari 2007 DAFTAR PENETAPAN 6 (ENAM) STANDAR NASONAL NDONESA / Nomor Nomor Standar ) UrUt 1 Nasional lndonesia ~ Judul Standar Nasional lndonesia ks""""\ w jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut SNl 01-7252-2006 Benih udang vaname (Litopenaeus vanname;) kelas benih sebar 3. SN 01-7253-2006 kelas induk pokok 4. SN 01-7256-2006 Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar 5. 6. SNl 01-7257-2006 SN 01-7258-2006 lnduk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok = Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan MKEPALA BADAN STANDARDSAS NASONAL, 9 /4! 'MAN SUDARWO '%d - * NP. 680000200

Nomor urut Standar Nasional ndonesia yang ditetapkan - - Standar Nasional lndonesia yang direvisi (1) 20. 21 22. 23' 24 (2) SNl 01-4855-2006 Pengemasan ikan hidup melalui SN 01-4856-2006 Pengemasan kepiting hidup melalui SN 01-4857-2006 Pengemasan "*e atau labl-labi hidup) melalui sarana angkutan udara (kura-kura atau penyu SN l 01-4858-2006 Pengemasan ikan segar melalui SlVl 01-4859-2006 Pengemasan ular hidup melalui (3) SN 19-4855-1998 Pengemasan ikan hidup (live fish) melalui SN 19-4856-1998 Pengemasan kepiting (crab) hidup melalui SN 19-4857-1 998 Pengemasan kura-kura atau penyu atau labilabi (turtle) hidup melalui sarana angkutan udara SN 19-4858-1 998 Pengemasan ikan segar (fresh fish) melalui SN 19-4859-1 998 Pengemasan ular hidup (live snake) melalui lnduk udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) - 26. SN 01-6143-2006 Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar lnduk udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas induk pokok (parent sfock) SNl 01-6143-1 999 Benih udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas benih sebar 27. - SN 01-6144-2006 Produksi benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar - - SNl 01-6144-1999 Produksi benih udang windu (Penaeus monodon Fabricius) kelas benih sebar - & KEPALA BADAN STAhDARDSAS NASONAL, SUDARWO