BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

Naskah Publikasi. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi.

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah. keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FARDHANA ADI SUSILO J

BAB I PENDAHULUAN. yang abnormal, gerakan tak terkendali, dan kegoyangan saat. dengan sifat dari gangguan gerakan yaitu spastic, athetoid,

Karina Eka Ratnasari, Nur Susanti Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan

PENATALAKSANAAN BOBATH EXERCISE PADA KONDISI CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DI YAYASAN SAYAP IBU YOGYAKARTA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

BAB I PENDAHULUAN. membesarkan anak tersebut. Perintah kepada kedua orang tua untuk menjaga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh: AYUNINGTYAS SITADESI SETIAWAN J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIC ATHETOID QUADRIPLEGI DI PNTC KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku. Tipe ini

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI UNTUK PENDERITA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI DI PNTC KARANGANYAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua.

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. serebelum sehingga menyebabkan keterbatasan aktivitas. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

REHABILITASI STROKE FASE AKUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada ketidakmampuan untuk mengendalikan fungsi motorik, postur/ sikap dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Penerimaan Orang Tua ( Parents Acceptance)

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

DEWI TRI MAULITA J

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

PELAKSANAAN NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY DIPLEGI TYPE SPASTIK DI PNTC KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP NEUROLOGI DALAM PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

LAPORAN STATUS KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan. kemajuan teknologi saat ini, diharapkan dapat mewujudkan

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

DIPLEGI. Diajukan. Jurusan Fisioterapi. Oleh : DYAH PUTRIANI J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI ATAKSIA DI PEDIATRIC NEURODEVELOPMENTAL THERAPY CENTRE (PNTC) KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP NEUROLOGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi diperlukan manusia Indonesia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Menyelesaikan Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Rehabilitasi pada perdarahan otak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena itu mereka termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (Miller, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

KEMAMPUAN BERJALAN PADA CEREBRAL PALSY

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

MANFAAT METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK ATHETOID HEMIPLEGI DEXTRA DI PNTC KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ada beberapa bentuk metode atau tipe latihan yang dapat diaplikasikan oleh pasien stroke diantaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ramot Arif Banamtuan Pembimbing Dr. Catharina Dian, SpA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Laennec di tahun 1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

PENGARUH PEMBERIAN HOME PROGRAM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL DUDUK PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGI NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerebral Palsy adalah gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,di dalam susunan syaraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. Walaupun lesi serebral bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012). William Little, yang pertama kali mempublikasikan kelainan ini pada tahun 1843, menyebutkan dengan istilah Cerebral Diplegia, sebagai akibat dari prematuritas atau asfiksia neonatorum. Pada waktu itu, kelainan ini dikenal sebagai penyakit dari Little. Sigmund Freud menyebut kelainan ini dengan istilah Infantil Cerebral Paralysis, sedangkan Sir William Osler pertama kali memperkenalkan istilah Cerebral Palsy. Nama lainnya adalah Static Encephalopathies of Childhood (Hendy, Soetjiningsih. 2014) Cerebral Palsy merupakan salah satu gangguan yang muncul dari akibat permasalahan neurologis yang kerap dialami oleh anak bayi. Tercatat jumlah kelahiran anak dengan cerebral palsy adalah 2-25/1000 di dunia. Tetapi 10 kali 1

2 sering ditemukan pada bayi premature dan lebih sering ditemukan pada bayi yang masih sangat kecil (Menkes.2009). Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2003 memperkirakan jumlah anak penyandang cacat di Indonesia sekitar 7-10% dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagian besar anak penyandang cacat atau sekitar 292.250 anak berada di masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan orang tua dan keluarga. Pada umumnya mereka belum mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya (Depkes.2011). Klasifikasi Cerebral Palsy berdasarkan derajat kecacatannya, Cerebral Palsy dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Yaitu ringan, sedang, dan berat. Sedangkan klasifikasi berdasarkan topografi Cerebral Palsy dikelompokkan menjadi Monoplegiea, Hemiplegia, Paraplegia, Triplegia, Diplegi dan Quadriplegia. Kemudian berdasarkan Fisiologi Kelainan Gerak pengklasifikasian ini berdasarkan pada gejala dari kelainan yang tampak yaitu Spastic, Dyskenia, Ataxia dan campuran (Yuhanani,Arianda Mukti. 2011). Salah satu penanganan yang tepat untuk gangguan di Cerebral Palsy yaitu dengan terapi rutin di fisioterapi. Fisioterapi berperan dalam meningkatkan kemampuan fungsional agar penderita mampu hidup mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Menurut World Conferedation for Physical Therapy (WCPT), organisasi fisioterapi internasional menyimpulkan bahwa, Fisioterapi

3 (Physical Therapy) merupakan salah satu profesi kesehatan yang menyediakan perawatan (treatment) untuk mengembangkan, memelihara, dan memaksimalkan gerak dan fungsi gerak dalam kehidupan seseorang, terutama saat terjadi gangguan gerak dan fungsi gerak akibat cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya (Putriani,2013). Salah satu pendekatan fisioterapi yang telah dikembangkan untuk menangani kondisi CP adalah neuro developmenttreatment. NDT atau Bobath yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha Bobath pada tahun 1997(Za,2012). NDT merupakan suatu metode latihan untuk merangsang respon mekanisme neuromuskuler melalui stimulasi propioseptor. Dengan teknik-teknik inhibisi spastisitas, stimulasi dan fasilitasi pada NDT akan mengatasi pola gerak abnormal,normalisasi tonus dan fasilitas gerak yang normal (Saputri. 2013). Mikrosefali adalah kasus malformasi congenital otak yang palingsering dijumpai. Ukuran otak pada kasus ini relatife amat kecil, dank arena pertumbuhannya terhenti maka ukuran tengkorak sebagai wadahnya pun juga kecil (sebenarnya nama yang lebih tepat adalah mikroensefalus). Perbandingan berat otak terhadap badan yang normal adalah 1 : 30, sedangkan pada kasus mikrosefalus, perbandingannya dapat menjadi 1 : 100. Bila kasus bisa hidup sampai usia dewasa, biasanya berat otaknya hanya kurang dari 900 gram (bahkan ada yang hanya 300 gram (Gandhi, Bass. 2013).

4 Otak mikrosefali selalu lebih ringan, dapat serendah 25% otak normal. Jumlah dan kompleksitas girus korteks mungkin berkurang. Lobus frontalis adalah yang paling parah, serebelum sering kali membesar tak seimbang.pada mikrosefali akibat penyakit perinatal dan postnatal dapat terjadi kehilangan neuron dan glosis korteks serebri. Mikrosefali paling parah cenderung terjadi pada bentuk yang diwariskan resesif. Penderita anakmemperlibatkan dahi yang landai ke belakang dan telinga yang besar tak sebanding. Perkembangan motorik sering kali baik, tetapi retardasi mental secara progresif makin nyata dan sering kali berat (Deviinatalia, 2014). Dari evidance di atas, maka penulis menyusun proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul Penanganan Fisioterapi pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang terjadi pada kondisi Cerebral Palsy sangatlah kompleks untuk proses pertumbuhan kedepannya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcehpalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta?

5 2. Apakah metode NDT dapat mengontrol spastisitas otot anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta? 3. Apakah metode NDT dapat meningkatkan tonus otot anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta? 4. Apakah metode NDT dapat meningkatkan kemampuan fungsional anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta? C. Tujuan Penulisan Dari penulisan rumusan masalah yang dikemukakan penulis ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogjakarta. 2. Untuk mengetahui apakah metode NDT dapat mengontrol spastisitas otot anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta.

6 3. Untuk mengetahui apakah metode NDT dapat meningkatkan tonus otot anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta. 4. Untuk mengetahui apakah metode NDT dapat meningkatkan kemampuan fungsional anak pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus di Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta. D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah 1. Bagi Penulis : Untuk memperoleh dan memperluas wawasan serta mengetahui dalam pelaksanaan fisioterapi pada kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus. 2. Bagi Fisioterapis : Untuk mendapatkan metode yang tepat dan bermanfaat dalam melakukan penanganan pada pasien kondisi Cerebral Palsy Spastic Quadriplegi et Causa Microcephalus. 3. Bagi Pembaca : Dengan membaca makalah yang dibuat oleh penulis ini semoga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca.