FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

Asnita Bungaria Simaremare, Rosdiana T Simaremare Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

Kata kunci : Perilaku konsumsi makanan manis, perilaku gosok gigi, kejadian karies gigi

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA. Ratna Umi Nurlila Dosen STIKES Mandala Waluya Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

Vol. X Nomor 2 April Jurnal Medika Respati ISSN :

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN WAKTU, TEKNIK MENGGOSOK GIGI DAN YANG DIKONSUMSI DENGAN KEJADIAN KARIES GIG SDN

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sakinah 1*, Herlina 2 1 STIKes Prima Prodi IKM 2 Akademi Keperawatan Prima Jambi * Koresponden penulis: sakinah_dewi2@yahoo.com ABSTRAK Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Penyakit ini terjadi karena demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam organis. Karies gigi bersifat kronis sebagian besar penderita mempunyai potensi mengalami gangguan seumur hidup. Namun demikian penyakit ini sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencana program kesehatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, perilaku menggosok gigi dan peran orang tua dengan pencegahan karies gigi pada murid kelas satu SDN 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil kota Jambi Tahun 2014. Populasi dalam penelitian adalah seluruh orang tua murid kelas satu di sekolah dasar negeri 74/IV Jambi berjumlah 53 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mempergunakan teknik Total Sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2014, bertempat di Sekolah Dasar Negeri 74/IV. Analisis data menggunakan analisis Univariat dan Bivariat. Hasil analisis univariat didapatkan hasil (50,9%) responden tidak mencegah karies gigi, (69,8%) responden memiliki pengetahuan kurang baik, (64,2%) responden berperilaku kurang baik dalam menggosok gigi dan (60,4%) responden dengan peran orang tua kurang baik. Sedangkan d hasil analisis bivariat menunjukkan ada bubungan antara pengetahuan dengan pencegahan karies gigi p= value (0,001), perilaku menggosok gigi dengan pencegahan karies gigi p-value = 0,006 dan peran orang tua dengan pencegahan karies gigi p-value = 0,007. Ada hubungan pengetahuan, perilaku menggosok gigi dan peran orang tua dengan pencegahan karies gigi pada murid kelas satu SDN 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil kota Jambi Tahun 2014. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku menyikat gigi, Peran Orangtua PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan terpadu, terintergrasi, berkesinambungan, dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha kesehatan gigi sekolah (Kemenkes RI,2012). Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Namun demikian penyakit ini sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencana program kesehatan (Sariningsih, 2012). Sebagai pencegahan agar gigi sulung anak tidak berlubang, perlu perawatan sendiri yang dilakukan oleh orang tua dan anak di rumah. Dengan bimbingan orang tua, anak dibiasakan untuk menyikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Sesudah makan siang, anak dibiasakan berkumur-kumur dengan air. Hal ini akan sangat mengurangi terjadinya karies (lubang pada gigi) dan menjaga agar gusi menjadi sehat (Ssigupta, 2004). Menurut penelitian Nursanti (2008) pada murid SDN No 28/VIII Kelurahan Pulau Temiang Kabupaten 97

Tebo diketahui bahwa keteraturan menyikat gigi yang paling banyak adalah berkategori kurang baik yaitu 70 orang (77%) dan hanya 21 orang yang berkategori baik (23%). Menurut data dari Pengurus Besar PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) menyebutkan bahwa sedikitnya 89 persen penderita gigi berlubang adalah anak-anak usia di bawah 12 tahun. Murid SD merupakan kelompok anak yang termasuk rentan terhadap karies gigi karena masa pertumbuhan gigi tetap yakni umur 6-12 tahun, disamping itu karies gigi pada murid SD juga dalam kategori dangkal yang masih bisa dilakukan perawatan penambalan dan pencegahan agar tidak terjadi akibat karies gigi lebih lanjut (Depkes, 2004). Menurut data yang diperoleh dari dinas Kesehatan kota Jambi dari 20 Puskesmas Sekota Jambi, pada tahun 2012 jumlah penderita karies gigi adalah 5280 kasus, dan pada tahun 2013 jumlah penderita karies gigi adalah 5202 kasus. Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi tertinggi ketiga setelah Pulpitis (6970), dan Nekrosis Pulpa (9723). Tabel 1. Distribusi Murid Kelas 1 dan persentase penderita karies berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi tahun 2013-2014 No Nama Sekolah Murid Kelas I Murid Yang Menderita Karies % 1. SDN 77/IV 67 58 86,56 2. SDN 35/IV 37 31 83,78 3. SDN 105/IV 19 14 73,68 4. SDN 74/IV 62 57 91,93 5. SDN 177/IV 29 20 68,96 6. SDN 199/IV 13 7 53,84 7. SDN 58/IV 36 25 69,44 8. SDN 200/IV 27 18 66,66 9. SDN 75/IV 10 5 50 10. SDN 138/IV 43 21 48,83 11. SDN 156/IV 11 8 72,72 12. SDN 19/IV 71 40 56,33 13. SDN 76/IV 39 22 56,41 14. SD IT A.Dahlan 89 74 83,14 15. SD Xaverius 2 177 81 45,76 16. MIS Darussalam 79 62 78,48 17. SD Tunas Abadi 7 4 57,14 18. MIS Nururrodiah 36 21 58,33 19. MIT Muhajirin 7 3 42,85 20. SD Insan Madani 14 4 28,57 JUMLAH 873 576 65,99 Sumber : Data Penjaringan UKS Puskesmas Kebun Handil Tahun 2013-2014 Berdasarkan uraian pada tabel 1 diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan pencegahan karies gigi pada murid SD 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014. 98

METODE PENELITIAN Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan karies gigi pada murid kelas satu Sekolah Dasar Negeri 74/IV di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil kota Jambi tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah studi Cross Sectional (Notoatmodjo,2010) yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan karies gigi pada murid kelas satu sekolah Dasar Negeri 74/IV di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini yaitu orang tuamurid kelas satu di SDN 74/IV wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil kota Jambi yang berjumlah 53 orang. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling (Arikunto, 2005), dimana seluruh populasi dijadikan sampel,adalah orang tua murid kelas I SDN 74/IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Dengan PencegahanKaries Gigi di Sekolah Dasar Negeri 74/IV di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014 Karies Gigi Tidak Pengetahuan p-value n % n % n % Kurang Baik 24 64,9 13 35,1 37 100 Baik 2 12,5 14 87,5 16 100 26 49,1 27 50,9 53 100 0,001 Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), diperoleh p=value (0,001) < α=0,05 ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan karies gigi di Sekolah Dasar Negeri 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Novaliza (2011) yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status karies gigi. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut peneliti pengetahuan tentang karies gigi berhubungan dengan pencegahan karies gigi. Usaha yang dilakukan dengan meningkatkan upaya promotif berupa penyuluhan karies gigi. Dalam meningkatkan pengetahuan ini bisa melalui penyuluhan secara langsung dan dapat pula melakukan penyuluhan secara tidak lansung yaitu melalui leaflet dan poster, dimana pesan yang disampaikan dalam penyuluhan tersebut adalah bagaimana cara melakukan pencegahan, dampak dari karies gigi serta bagaimana cara penanggulangannya. 99

Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Perilaku Menggosok Gigi dengan Pencegahan Karies gigi di sekolah dasar negeri 74/IV di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Tahun 2014 Perilaku Menggosok Gigi Tidak Karies Gigi p-value n % n % n % Kurang Baik 22 64,7 12 35,3 34 100 Baik 4 21,1 15 78,9 19 100 26 49,1 27 50,1 53 100 0,006 Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), diperoleh p=value (0,006) < α=0,05 ini menunjukkan ada hubungan antara perilaku dengan pencegahan karies gigi di Sekolah Dasar Negeri 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014. Cara menggosok gigi yang baik merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan merupakan perilaku kesehatan yang kegiatannya selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini termasuk dalam upaya preventif untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rida (2009) perilaku menjaga kebersihan gigi dilakukan sebatas apa yang diketahui saja, sehingga banyak responden yang melakukan upaya pencegahan karies gigi tetapi dengan cara yang kurang benar. Perilaku kurang baik yang ditunjukkan oleh anak dalam upaya pencegahan karies gigi antara lain kebiasaan anak mengkonsumsi makanan manis dan tidak diakhiri dengan menggosok gigi atau setidaknya berkumur dengan air putih. Sehingga banyak anak yang mengalami karies gigi pada usia dini. Upaya yang dilakukan memberikan penyuluhan/informasi dan memberikan contoh sehingga informasi yang lebih menetap dalam berperilaku yang baik dapat diterapkan. Upaya preventif meliputi upaya pengadaan menggosok gigi masal, Program gosok gigi masal di sekolah diperlukan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan guru-guru SD. Guru harus diberikan petunjuk mengenai cara menggosok gigi yang baik dan benar, sehingga dapat melakukan pengawasan pada saat tenaga kesehatan tidak hadir di sekolah. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Orang Tua dengan Pencegahan Karies Gigi di Sekolah Dasar Negeri 74/IV di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Tahun 2014 Peran Orang Tua Tidak Karies Gigi n % N % N % p-value Kurang Baik 21 65,6 11 34,4 32 100 0,007 Baik 5 23,8 16 76,2 21 100 26 49,1 27 69,2 53 100 100

Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), diperoleh p=value (0,007) < α=0,05 ini menunjukkan ada hubungan antara peran orang dengan pencegahan karies gigi di Sekolah Dasar Negeri 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014. Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi anak. Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan gigi. Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah 10 tahun (Novaliza, 2011). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hutabarat (2009) Peran orangtua ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid dan peran orang tua ada hubungannya dengan status pengalaman karies, status periodontal dan oral hygiene murid. Upaya yang dilakukan orang tua diharapkan lebih meningkatkan perannya dalam upaya mencegah karies gigi pada anak terutama ketika anak dalam lingkungan rumah dalam pengawasan orang tua, memberikan contoh dalam menggosok gigi yang benar, mengawasi jajan anaknya, memeriksakan gigi anaknya setiap 6 bulan kedokter gigi atau puskesmas, menyediakan pasta gigi berfluoride. SIMPULAN Tingkat pengetahuan kurang baik (69,8%), perilaku menggosok gigi yang buruk (64,2%), peran orang tua yang tidak memberi contoh (60,4%) dan responden yang tidak mencegah (50,9%): Ada hubungan pengetahuan p=value (0,001), perilaku menggosok gigi dengan p=value (0,006) dan peran orang tua p=value (0,007) dengan pencegahan karies gigi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi 2005. Manajemen Penelitian dan Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Depkes RI,2004. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi dan mulut Anakanak dan Ibu Hamil.Yogyakarta: Fitra Maya. Hutabarat N. 2009. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kota Medan.Tesis USU Medan. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pemetaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia.Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Notoadmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Novaliza, 2011.Hubungan Pengetahuan Dukungan Orang tua dan Cara Menyikat Ggi dengan Status Karies Gigi Pada Siswa SMP/MTs di Wilayah Kerja Puskesmas Pelawan Kabupaten Sarolangun. Jambi. SkripsiSTIKES HI. Nursanti, 2008.Hubungan Faktor Karies Gigi dengan Karies Gigi Sulung Pada Murid SDN 28/VIII Kelurahan Pulau Temiang Kecamatan Tebo Jambi. Skripsi STIKES HI. Rida, Agustina. 2009 Hubungan Pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi dengan status karies gigi Pada Anak Usia 12 Tahun keatas di SD Wilayah Kerja Puskesmas Paal X Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.Skripsi STIKES HI. SCIENTIA JOURNAL No.2 Vol.3 Desember 2014 101

Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi anak Sejak Usia Dini. Jakarta: Penerbit Elex Media. Srigupta A. A., 2004 Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. SCIENTIA JOURNAL No.2 Vol.3 Desember 2014 102