hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. I. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Demam mungkin merupakan tanda utama penyakit yang paling tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Penetapan Kadar Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

optimal merupakan keberhasilan dari zat gizi yang tersedia dan yang dibutuhkan oleh tubuh sedangkan ketidakseimbangan diantaranya menyebabkan

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, spesies merupakan tanaman obat dan 4500 spesies diantaranya

UJI ANALGETIK INFUSA HERBA SIDAGURI (Sida rhombifolia L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR Swiss DENGAN METODE RANGSANG KIMIA SKRIPSI

UJI EFEK ANTIPIRETIK FRAKSI N-BUTANOL EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA (L.) MIER) PADA TIKUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Demam merupakan suatu gejala adanya gangguan kesehatan, terjadi kelainan pada sistem pengaturan suhu tubuh, sehingga suhu tubuh meningkat melebihi batas normal. Peningkatan suhu tubuh diawali dengan aktivasi sel-sel sistem imun tubuh menghasilkan suatu zat pirogen endogen yang memacu pelepasan prostaglandin secara berlebihan di hipotalamus sebagai pusat regulasi suhu tubuh, dan mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh (Ashadi, 2000; Guyton, 2000). Demam umumnya tidak berbahaya akan tetapi bila demam dengan suhu yang sangat tinggi dapat membahayakan kesehatan, dan upaya untuk menurunkan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna bahkan mungkin akan berbahaya. Dalam menurunkan demam diperlukan pengobatan yang rasional. Pengobatan yang rasional memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme regulasi suhu tubuh, penyebab demam dan pengetahuan tentang tata cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh serta efek samping maupun efek toksik yang ditimbulkan obat (Kadang, 2000). Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan demam, di antaranya adalah dengan obat-obat yang berkhasiat sebagai antipiretik untuk mengurangi dan menghilangkan demam, namun banyak obat-obat antipiretik yang mempunyai efek samping berbahaya, antara lain: reaksi hipersensitivitas, nekrosis hati, dan 1

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol (Wilmana, 1995; Tan & Rahardja, 2002). Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber alam. Tanaman obat telah digunakan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan penggunaan tanaman obat adalah mudah diperoleh dan bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan rumah, murah dan dapat diramu sendiri di rumah (Departemen Kesehatan RI, 1991). Sebagian tanaman obat memiliki efek samping yang oleh masyarakat diduga lebih kecil dibandingkan obat modern, akan tetapi bahan aktif yang terkandung di dalam obat alam, belum banyak diketahui baik kepastian maupun konsistensinya, oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian untuk memenuhi persyaratan data ilmiah tentang khasiat obat tradisional (Mahatma dan Mulyono, 2005). Tanaman yang digunakan secara empiris untuk antipiretik adalah daun dewa, daun asam jawa, daun jinten, batang brotowali, sawi tanah dan daun putri malu. Di antara bermacam tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat, salah satunya yang cukup terkenal dan banyak digunakan oleh masyarakat kita adalah tanaman sidaguri (Sida rhombifolia Linn.). Tanaman ini sering digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan bermacam-macam penyakit, yaitu daunnya sebagai obat kulit gatal, cacing, bisul, penurun panas atau antipiretik, diaforetik; akarnya sebagai obat sariawan, obat bengkak, 2

digigit serangga berbisa (Mardisiswoyo dan Radjakmangun, 1971; Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991; Departemen Kesehatan RI, 1995). Sejauh ini penelitian terhadap tanaman sidaguri belumlah banyak dilakukan, antara lain: Uji efek antiinflamasi ekstrak herba sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) pada tikus putih (Agustina, 2001) dan uji efek antidiare ekstrak herba sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) pada mencit (Hatyanti, 2002). Pada penelitian ini digunakan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri untuk melihat efek dari fraksi etil asetat daun sidaguri dalam menurunkan demam. Ekstraksi dilakukan secara perkolasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Tujuan dari proses fraksinasi adalah untuk memisahkan senyawa yang diinginkan dari senyawa lain yang terkandung di dalam daun sidaguri. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya tentang uji efek antipiretik ekstrak daun sidaguri pada tikus putih yang telah didemamkan, di mana ekstrak daun sidaguri dengan dosis 2 g/kg BB dapat menurunkan demam sebesar 3,41 % (Fenny, 2004). Untuk mengetahui efek antipiretik dari daun sidaguri, digunakan metode yang berdasarkan pengukuran efek antipiretik yang diukur melalui rektal, sebagai hewan coba digunakan tikus putih jantan galur wistar usia 2-3 bulan, dengan penginduksi demam adalah pepton 5%, dan sebagai pembanding digunakan paracetamol. Pepton dapat digunakan sebagai media nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Efek antipiretik paracetamol melalui mekanisme efek 3

sentral seperti pada salisilat yaitu bekerja di pusat pengatur suhu dan menurunkan suhu tubuh demam kembali normal. Bakteri merupakan pirogen yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh sehingga pepton yang tidak mempunyai sifat toksik sangat potensial bila digunakan sebagai pemicu panas (Departemen Kesehatan RI, 1995). Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) secara oral mempunyai efek antipiretik pada tikus putih yang telah didemamkan. 2. Apakah ada korelasi antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) dengan peningkatan efek antipiretik yang ditimbulkannya. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk membuktikan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) yang diberikan secara oral mempunyai efek antipiretik pada tikus putih yang telah didemamkan, dan ada korelasi antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) dengan peningkatan efek antipiretik yang ditimbulkannya. Hipotesis penelitian ini adalah: Pemberian fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) secara oral mempunyai efek antipiretik pada tikus putih yang telah didemamkan. Dan ada korelasi antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sidaguri 4

(Sida rhombifolia Linn.) dengan peningkatan efek antipiretik yang ditimbulkannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap tanaman daun sidaguri (Sida rhombifolia Linn.) sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan melalui ujiuji pendahuluan lain, dapat dikembangkan formulasi ke arah Obat Herbal Terstandar. 5