Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa, Popi Fauziati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara proporsi dewan komisaris independen,

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan yang berada pada

ABSTRAK. Kata kunci: kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan hipotesis. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

ABSTRACT. Keywords: Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), firm size, and Cash Effective Tax Rate (CETR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan High-Intellectual

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

Rice Yolanda, Dwi Fitri Puspa, Ethika Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan (size), nilai perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia berjumlah 143 perusahaan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

Transkripsi:

PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2013 Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa, Popi Fauziati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : alfred.amril2001@gmail.com ABSTRACT The aim of this research to examine the effect of earnings management and corporate governance to corporate tax aggressiveness. The independent variable is used in this study is earning management measured by discretionary accrual (DA) and corporate governance that measured using independent commissioners and institutional ownership while the dependent variable in this study is tax aggressiveness that measured using effective tax rate (ETR). Population in this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2011 to 2013. The samples selected using purposive sampling method. Data used in this research is secondary data from website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. The results show that earning management is not significantly influence to tax aggressiveness, independent commissioners and institutional ownership significantly influence the tax aggressiveness. Keyword : tax aggressiveness, earning management, independent commissioners and institutional ownership Pendahuluan Pajak merupakan suatu penerimaan yang sangat diharapkan pemerintah untuk membantu menjalankan roda pemerintahan, namun bagi perusahaan dan pemilik perusahaan pembayaran pajak merupakan biaya yang dapat mengurangi keuntungan dari suatu perusahaan. Menurut Mangoting (1999) dalam Yoehana (2013) menyatakan bahwa pajak merupakan biaya bagi perusahaan, sehingga perusahaan melakukan usaha-usaha atau strategi-strategi tertentu agar dapat menekan biaya pajak. Strategi yang dilakukan perusahaan merupakan bagian dari tax planning agar dapat meminimalkan pajak terutang untuk mencapai laba yang optimal. Menurut Sari dan Martani (2010), pemilik perusahaan lebih suka bertindak lebih agresif dalam perpajakan. Chen et al. (2010) juga menyatakan bahwa perusahaan cendrung melakukan agresivitas pajak untuk meminimalkan biaya pajak agar meningkatnya laba bersih perusahaan. Menurut Frank et.al (2008), agresivitas pajak

merupakan tindakan merancang atau memanipulasi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion. Scott (2009) menyatakan bahwa motivasi pajak merupakan salah satu motivasi manajemen melakukan manajemen laba. Pajak merupakan beban yang harus ditanggung perusahaan. Manajer mengolah laba atau melakukan praktik manajemen laba agar dapat menekan beban pajak penghasilan perusahaan. Badertscher et al.(2008) melakukan penelitian untuk mendeteksi praktek manajemen laba pada laba sebelum pajak perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa perusahaan cendrung mengelola laba sebelum pajak sebagai upaya manajemen mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan. Corporate Governance merupakan faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan. Surya dan Yustiavandana (2006) mengatakan penerapan corporate governance yang baik menjadi penting bagi perusahaan untuk menekan potensi konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik perusahaan. Dengan menerapakan corporate governance yang baik maka tercipta pengawasan terhadap kegiatan manajer sehingga dapat menekan tindakan agresivitas yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sartori (2009) mengatakan penerapan good corporate governance pada perusahaan akan mencegah manajer melakukan agresivitas pajak dan memberikan dampak yang positif terhadap kepatuhan pajak. Timothy (2010) menyatakan bahwa corporate governance dapat menekan tingkat agresivitas pajak oleh karena itu semakin bagusnya penerapan corporate governance pada perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan melakukan agresivitas pajak. Pada penelitian ini untuk melihat pengaruh corporate governance terhadap agresivitas pajak diproksikan oleh komposisi komisaris independen, kepemilikan institusional. Suyanto dan Supramono (2012) mengatakan ada kecenderungan semakin besar proporsi komisaris independen dalam susunan dewan komisaris maka pengawasan terhadap kinerja manajemen semakin kuat. Sehingga perilaku agresif pajak dari manajemen dapat berkurang. Khurana dan Moser (2009) menjelaskan bahwa konsentrasi kepemilikan institusional akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan. Konsentrasi short-term shareholder institusional yang besar akan meningkatkan kebijakan pajak agresif tetapi sebaliknya konsentrasi kepemilikan longterm shareholder yang besar maka akan

mengurangi tindakan kebijakan pajak yang agresif. Gunadi (2013) mengatakan beberapa tahun terakhir ini Ditjen Pajak tidak pernah mampu memenuhi target penerimaan pajak untuk mengisi pundi-pundi APBN. Ketidakberhasilan Ditjen Pajak diduga karena celah peraturan perpajakan juga masih banyak, yang membuat wajib pajak dapat menghindari kewajiban membayar pajak. Wajib pajak selalu mencari celah dari peraturan perpajakan untuk mengsyiasati agar pajak yang dibayarkan dapat sekecil mungkin. Berikut data realisasi dan target penerimaan pajak tahun 2011-2013 : Tabel 1.1 Realisasi dan target penerimaan pajak tahun 2011-2013 Realisasi Target Pencapaian Tahun (Rp. Triliun) (Rp. Triliun) (%) 2011 873.82 878.65 99.45 2012 980.17 1,011.7 96.88 2013 1,040.32 1,139.32 91.31 Sumber : data Kementerian Keuangan (diolah) Dari penjelasan diatas maka judul peneliti ini yaitu pengaruh manajemen laba dan corporate governance terhadap agresivitas pajak. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2013. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap agresivitas pajak? 2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap agresivitas pajak? LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menyatakan teori agensi sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Agen memiliki informasi yang cukup tentang segala sesuatu kegiatan perusahaan sedangkan principal tidak memiliki informasi yang cukup. Ketidakseimbangan informasi yang dimiliki antara prinsipal dan agen mendatangkan asumsi bahwa agen dapat bertindak untuk memaksimalkan keuntungan sendiri dengan cara menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal.

Agresivitas Pajak Perusahaan Defenisi agresivitas pajak yang dikemukakan Frank et.al (2008), agresivitas pajak merupakan tindakan merancang atau memanipulasi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion. Menurut Chen et al. (2010) keuntungan melakukan agresivitas pajak yaitu pajak yang dibayar perusahaan kepada negara dapat berkurang, sehingga pemilik/pemegang saham dapat menikmati keuntungan perusahaan yang lebih besar, keuntungan bagi manajer untuk mendapatkan bonus/reward atas keuntungan yang besar didapatkan oleh pemilik/pemegang saham. Sedangkan kerugian perusahaan dari tindakan ini adalah penerimaan sanksi dari pemerintah atas tindakan agresivitas pajak dan turunnya nilai saham akibat investor mengetahui manajer melakukan tindakan agresivitas pajak dan pada pemerintah dapat menurunkan pendapatan negara pada sektor pajak (Suyanto dan Supramono, 2012). Manajemen Laba Scott (2009) mendefenisikan manajemen laba sebagai tindakan manajer memilih kebijakan akuntansi atau tindakan yang mempengaruhi pendapatan dalam pelaporan keuangan. Manajemen laba merupakan tindakan mementingkan kepentingan pribadi manajer untuk memaksimalkan utilitas dan kesejahteraannya dalam menjalankan kontrak dengan prinsipal. Informasi perusahaan yang memadai dimiliki manajer dimanfaatkan agar tindakan manajemen laba dapat dilakukan. Motivasi manajemen melakukan manajemen laba berdasarkan teori akuntansi positif yang dikemukakan oleh Watts & Zimmerman (1978), yaitu: Hipotesis Bonus Plan, Debt To Equity Hypothesis dan Political Cost Hypothesis. Scott (2009) menambahkan ada beberapa motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba yaitu motivasi pajak, pergantian CEO, penawaran saham perdana, motivasi pasar modal. Corporate Governance Komite Cadbury (1992) dalam Surya dan Yustiavandana (2006) mendefenisikan corporate governance sebagai sebuah sistem pengendalian perusahaan serta mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan tercapainya keseimbangan antara kekuatan kewenangan agar menjamin kelangsungan eksistensi dan pertanggungjawaban kepada stakeholder. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) menjelaskan bahwa penerapan prinsip corporate

governance harus dijalankan dengan baik pada setiap aspek bisnis serta jajaran perusahaan. Prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah independesi, akuntabilitas, transparansi, responsibilitas, kewajaran dan kesetaraan. Unsur-unsur corporate governance terdiri atas komisaris, pemegang saham, direksi, manajer, komite audit, karyawan, auditor internal, auditor eksternal, dan para stakeholder lainnya. Komisaris Independen Surya dan Yustiavandana (2006) mengatakan keberadaan komisaris independen menjadi penting dalam susunan dewan komisaris karena terdapat benturan kepentingan yang mengakibatkan terabaikannya kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder pada kegiatan perusahaan Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak berhubungan langsung dengan manajemen, pemegang pengendali serta bebas dari hubungan bisnis perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Komisaris independen memiliki peran yang sama dengan komisaris yaitu menjamin terlaksananya strategi perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya akuntabilitas (Surya dan Yustiavandana, 2006) Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 menjelaskan bahwa Jumlah minimal komisaris independen dalam susunan dewan komisaris pada perusahaan adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusi adalah dimana kepemilikan saham dimiliki pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Kepemilikan institusional dilihat dari proporsi saham yang dimiliki oleh investasi institusi. Shleifer dan Vishney (1986) dalam Annisa dan Kurniasih (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusi menjalankan tugas untuk memantau, mendisplinkan dan mempengaruhi manajer untuk dapat selalu fokus dalam menjalankan bisnis perusahaan dan menghindari manajer mementingkan diri sendiri. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Manajemen laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Suyanto dan Supramono (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signigfikan tindakan manajemen laba terhadap agresifitas pajak.

Putri (2014) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan tindakan manajemen laba terhadap agresivitas pajak perusahaan. Dari penelitian terdahulu maka dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut H 1 : manajemen laba berpengaruh siggnifikan terhadap agresivitas pajak. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak. Hasil penelitian yang dilakukan Timothy (2010), Suyanto dan Supramono (2012) dan Putri (2014) memberikan bukti bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan komisaris independen terhadap agresifitas pajak. Sabrina dan Soepryanto (2013) membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan komisaris independen terhadap tindakan pajak agresif. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis kedua yaitu : H 2 : komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Penelitian yang dilakukan Khurana dan Moser (2009) memberikan bukti bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara kepemilikan institusi terhadap agresivitas pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sabrina dan Soepryanto (2013) mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemilikan institusi terhadap tindakan pajak agresif. Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan hipotesis ketiga yaitu : H 3 : kepemilikan institusi berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode pengamatan 2011-2013. Metode Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteriakriteria tersebut yaitu : 1. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI dalam periode pengamatan tahun 2011-2013. 2. Perusahaan yang memiliki keuntungan berturut-turut dari tahun 2011-2013. 3. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan keuangannya. 4. Perusahaan yang memiliki informasi tentang pengukuran variabel manajemen

laba, corporate governance dan agresivitas pajak pada penelitian ini. NDAit : non discretionary accrual perusahaan Ait-1 : total aset perusahaan Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran. Agresivitas pajak Agresivitas pajak adalah tindakan merancang atau memanipulasi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak menggunakan cara tergolong atau tidak tergolong ilegal (tax evasion). Pada penelitian ini pengukuran yang dilakukan dalam melihat agresivitas pajak perusahaan yaitu dengan menggunakan rumus effective Tax Rate (ETR) (Frank et al. 2009). Manajemen Laba Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk mengolah laba sesuai dengan keinginan manajer. Pada penelitian ini untuk mengukur manajemen laba menggunakan nilai discretionary accrual (DA). Penggunaan discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan modified jones model (Dechow et. al.1995). Discretionary accrual (DA) dihitung dengan rumus : DAit = TA/Ait-1 - NDAit Keterangan : DAit : discretionary accrual perusahaan TAit : total accrual perusahaan Komisaris independen Surya dan Yustiavandana (2006) menyatakan bahwa komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang mengawasi setiap kebijakan direksi yang diambil dalam menjalankan perusahaan. Komisaris independen merupakan proksi dari penerapan corporate governance. Pada penelitian ini komisaris independen diukur dengan membagi jumlah komisaris independen dengan total dewan komisaris perusahaan. Komisaris independen pada penelitian ini dilambangkan dengan KOM. Kepemilikan institusional Shleifer dan Vishney (1986) dalam Annisa dan Kurniasih (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusi memiliki peran memantau, mendisplinkan dan mempengaruhi manajer. Kepemilikan institusional merupakan proksi dari penerapan corporate governance pada perusahaan. Kepemilikan institusional diukur dengan menghitung jumlah saham yang dimiliki institusi dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Khurana dan Moser,2009). Menganalisis pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan

analisis regresi berganda. Analisis data pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ETR it = α + β 1 DA it + β 2 KOM it + β 3 INST it + e it Keterangan: ETRit : agresivitas pajak. DAit : discreationary accruals. KOM it : proporsi komisaris independen. INST it : kepemilikan institusi. a : konstanta. β 1, 2dan3 : koefisien regresi masing-masing variabel. e : eror terms. ANASISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 2013. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan metode purposive sampling jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini dari tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 67 perusahaan. Dalam mendapatkan hasil yang valid dilakukan uji outlier dan mendapatkan hasil 7 perusahaan memiliki data ekstrim dan outlier serta dihapuskan agar tidak mengganggu pada saat melakukan pengolahan data lebih lanjut. Sehingga jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini menjadi 60 perusahaan. Statistik Deskriptif Pengujian statistik deskriptif bertujuan untuk menguji berapa nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Std. N Min Max Mean Penelitian Deviasi ETR 180 0.10 0.51 0.2489 0.04379 - - DA 180 0.99 0.43382 0.98 0.0569 KOM 180 0.20 0.50 0.3628 0.05068 INST 180 0.32 0.98 0.7045 0.18945 Sumber : data sekunder yang diolah SPSS 16.0 Pada tabel deskriptif 4.2 dapat diketahui bahwa variabel agresivitas pajak dengan pengukuran menggunakan nilai effective tax rate (ETR) memiliki nilai minimum 0.10 dan nilai maksimum 0.51. Nilai rata-rata ETR 0.2489 dan standar deviasi 0.04379. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata beban pajak perusahaan sampel penelitian tahun pengamatan 2011-2013 sebesar 24.89 % dari laba sebelum pajak perusahaan. Variabel manajemen laba yang diproksikan dengan nilai discretionary accrual (DA) mendapatkan nilai minimum sebesar -0.98 dan maksimum 0.99. Nilai rata-

rata dari DA -0.0569 dan memiliki nilai standar deviasi 0.43382. Hal ini mengindikasikan pada periode pengamatan perusahaan sampel penelitian melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan laba yang dilaporkan. Variabel dewan komisaris independen (KOM) mendapatkan nilai minimum 0.20 dan nilai maksimum 0.50. Nilai rata-rata dari KOM sebesar 0.3628 dari total keseluruhan dewan komisaris dan memiliki nilai standar deviasi sebesar 0.05068. Hal ini menunjukan bahwa susunan dewan komisaris pada perusahaan sampel penelitian pada periode pengamatan rata-rata sebanyak 36.28 % dari total keseluruhan dewan komisaris dan memenuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah yang mengatur batas minimal dewan komisaris independen berjumlah 30 % dari total keseluruhan dewan komisaris. Pada variabel kepemilikan saham institusi (INST) memiliki nilai minimum 0.32 dan nilai maksimum 0.98. Nilai rata-rata kepemilikan saham institusi bernilai 0.7045 dengan nilai standar deviasi 0.18945. Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Menguji data terdistribusi normal atau tidak menggunakan alat uji Kolmogorov- Smirnov (KS) dengan pengamatan nilai residual. Jika nilai Asymp. (2-tailed) > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data telah terdistribusi normal. Berikut adalah hasil pengujian normalitas pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil pengujian dengan uji One-sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 180 Normal Mean.0000000 Parameters a Std..04287436 Deviation Most Extreme Differences Absolute.100 Positive.100 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z 1.336 Asymp. Sig. (2-tailed).056 a. Test distribution is Normal. Sumber : data sekunder diolah SPSS 16.0 Dari tabel 4.3 diatas dapat kita lihat bahwa nilai Asymp. (2-tailed) > 0.05 dengan nilai Asymp. (2-tailed) 0.056 lebih besar dari alpha (α) sebesar 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi dengan normal. Hasil Uji Multikolonieritas Agar terbebas dari masalah mulitkolonieritas dilakukan pengujian

menggunakan alat uji person correlation. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Di dalam model tidak terdeteksi gejala multikolinearitas bila nilai koefisien korelasi yang diperoleh berada dibawah 0,80. Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan person correlation. Berikut tabel hasil pengolahan uji multikolonieritas : Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolonieritas Keterangan Koefisien Cut Off Kesimpulan ETR-DA 0.0812 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas ETR-KOM -0.1378 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas ETR-INST 0.1273 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas DA-KOM 0.0658 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas DA-INST 0.1210 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas KOM- INST 0.1472 0.80 Tidak terjadi Multikolonieritas Sumber : data sekunder yang diolah Eviews 3.0 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa variabel agresivitas pajak, manajemen laba, komisaris independen dan kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien korelasi dibawah 0.80. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut terbebas dari masalah multikolonieritas. Hasil Uji Autokorelasi Uji Durbin-Watson digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Berikut hasil pengolahan uji auto korelasi pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Hasil Pengujian autokorelasi Koefisie n Probabili ty Kesimpula n Durbi n- Watso n 1.4152 0.03754 Tidak terjadi autokorela si Sumber : data sekunder yang diolah Eviews 3.0 Dari hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.415206. Hasil tersebut menunjukan bahwa - 2 1.415206 +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi dan tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat dilaksanakan. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji White.

Berikut hasil pengolahan data dengan uji White : Tabel 4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Sumber : data sekunder yang diolah Eviews 3.0 Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji White diperoleh nilai probability observasi R-squared sebesar 0.726235. Nilai probability Obs*R-squared 0.726235 > 0.05, maka disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam model regresi pada penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis dan Pembahasannya Hasil pengujian hipotesis menggunakan program pengolahan data Eviews 3 berikut hasilnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Ket Keterangan Manajemen laba, komisaris independen,kepe milikan institusional Koefisien Regresi Obs* R- square Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Probability DA 0.0118 0.3151 d 0.726 2 Prob Kesimpulan Tidak Signifikan Kesimpulan Hipotesis Ditolak KOM -0.1414 0.0293 Signifikan Diterima INST 0.0329 0.0589 Signifikan Diterima. Kesimpulan 0.05 Tidak terjadi heteroskedastisit as R 2 0.0468 F Prob 0.0375 Sumber : hasil data sekunder diolah menggunakan Evews 3.0 Dari tabel hasil uji regresi diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 0.0468 atau 4.68 %. Hasil ini menunjukan bahwa 4.68 % agresivitas pajak dipengaruhi oleh variabel manajemen laba, komisaris independen dan kepemilikan institusional. Sedangkan 95.32 % agresivitas pajak dipengaruhi variabelvariabel lain yang tidak merupakan variabel independen pada penelitian ini. Dari hasil uji statistik F, diperoleh nilai F- Prob sebesar 0.0375. Hasil uji statistik F dengan nilai probability 0.0375 lebih kecil dari alpha 0.05 dengan ini dapat menjelaskan bahwa keseluruhan model regresi sudah layak untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh manajemen laba terhadap agresivitas pajak perusahaan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.7 diatas, manajemen laba yang ukur dengan nilai discretionary accrual (DA) memiliki nilai koefisien sebesar 0.0118 dan nilai signifikannya 0.3151 dengan tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hasil ini menunjukan bahwa nilai signifikan 0.3151 lebih besar dari alpha 0.05 sehingga hipotesis pertama (H1)

ditolak dan dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan Putri (2014) yang menemukan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Suyanto dan Supramono (2012) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan manajemen laba terhadap agresivitas pajak. Pengaruh komisaris independen terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4.7 diatas, komisaris independen memiliki nilai koefisien -0.1414 dengan nilai signifikan 0.0293. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.0293 < alpha sebeasar 0,05 maka hipotesis kedua (H2) diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Hasil ini memberikan bukti bahwa komisaris independen dalam susunan dewan komisaris memberikan kontribusi agar manajer tidak melakukan agresivitas pajak. Semakin besar rasio komisaris independen dalam susunan dewan komisaris akan memperkecil kemungkinan terjadinya agresivitas pajak perusahaan. Komisaris independen sebagai pihak yang mengawasi dan memberikan petunjuk serta arahan kepada pengelola perusahaan atau manajemen memiliki peran menjamin terlaksananya strategi perusahaan, mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan, serta terlaksananya akuntabilitas dalam menentukan kebijakan sehingga tidak terjadi benturan kepentingan dan merugikan stakeholder. Pengawasan dari komisaris independen membuat manajemen lebih transparan dalam pengungkapan informasi perusahaan sehingga kegiatan agresivitas pajak dapat diminimalkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto dan Supramono yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh yamg negatif dan signifikan komisaris terhadap agresivitas pajak dan penelitian yang dilakukan Timothy (2010) yang mendapatkankan hasil bahwa komisaris independen signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan serta penelitian yang dilakukan Putri (2014) yang menyatakan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan.

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga pada tabel 4.7 diatas, kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien 0.0329 dengan nilai signifikan 0.0589. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan kepemilikan institusi 0.0589 < alpha sebesar 0,10 maka hipotesis ketiga (H3) diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Hal ini menunjukan bahwa kepemilikan saham mayoritas yang dimiliki institusi dalam susunan komposisi pemegang saham perusahaan dapat mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan yang akan diambil terkait agresivitas pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurana dan Moser (2009) yang mendapatkan hasil kepemilikan institusional berpangaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sabrina dan Soepryanto (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh sigfinikan terhadap tindakan pajak agresif. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Sehingga hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini ditolak. Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Dengan kata lain hipotesis kedua (H2) pada penelitian ini diterima. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Sehingga hipotesis ketiga (H3) pada penelitian ini diterima. Keterbatasan penelitian dan Saran Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan yang melekat dalam penyusunan penelitian ini. Berikut beberapa keterbatasan dalam penelitian ini serta saran untuk penelitian selanjutnya : 1. Penelitian menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan selain perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian seperti perusahaan jasa keuangan dan non keuangan. 2. Penelitian ini mengukur variabel agresivitas pajak menggunakan proksi effective tax rate (ETR). Untuk penelitian

selanjutnya disarankan menggunakan proksi lain dalam mengukur agresivitas pajak seperti menggunakan proksi cash effective tax rate (CETR) yang digunakan oleh Chen et.al (2010) atau menggunakan proksi book-tax difference. 3. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah manajemen laba dan corporate governance yang diukur menggunakan komisaris independen dan kepemilikan institusional. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan variabel lain untuk melihat pengaruhnya terhadap agresivitas pajak seperti leverage, ukuran perusahaan, corporate sosial responsibility (CSR) serta menggunakan proksi komite audit, kepemilikan manajerial atau kualitas auditor dalam mengukur corporate governance. DAFTAR PUSTAKA Annisa, N,A., dan Kurniasih, L. 2012. Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance. Jurnal Akuntansi & auditing,8(2) : 95-189. Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., and Shevlin, T. (2010). Are Family Firm More Tax Aggressive Than Non-Family Firm?. Journal of Financial Economic, 95 : 41-61 Frank, M., Lynch, L.,and Rego, S. (2009). Tax Reporting Aggressiveness and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. The Accounting Review, 84(2) : 467-496. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP Gunadi, Henderi. (2013). Uang Pajak Jangan dibajak. Detiknews.com Jensen, M., and Meckling, W. (1976). Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economic, 3 : 305-360 Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Tentang Komisaris Independen. Khurana, I., K., dan Moser, W,. J. (2009). Institutional Ownership and Tax Aggressiveness. www.ssrn.com Putri, Lucy Tania Yolanda. (2014). Pengaruh Likuiditas, Manajemen Laba dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak perusahaan. Skripsi. Tidak dipublikasikan Sabrina, Anita dan Soepryanto, Gatot. (2013). Analisis Karakteristik Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Tesis. Tidak dipublikasikan. Scott, William, R. 2009. Financial Accounting Theory. International Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sari, D. K., dan Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Agresif. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Sartori, N. (2009). Corporate Governance Dynamics and Tax Compliance. International Trade and Business Law Review, 2009, U of Michigan Law & Economics, SJD Working Paper No. 1361895. Surya, I., dan Yustiavandana, I. (2006). Penerapan good corporate Governance mengesampingkan hakhak istimewa demi kelangsungan usaha. Penerbit Kencana,Depok. Suyanto, K.,D., dan Supramono, (2012). Likuiditas, Leverage, Manajemen laba, Komisaris Independen, terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 16(2) : 167 177. Timothy, Yeung Chi Kwan. (2010). Effects of corporate governance on tax aggressiveness. Thesis. HongKong Baptist University. www.ssrn.com Watts, Ross L. and Jerold L. Zimmerman. (1978). Toward a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards. The Accounting Review. 53 : 112-134. Yoehana. (2013). Analisis Pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak. Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi. Tidak dipublikasikan.