BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

ANALISIS PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah. bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

SKRIPSI. Oleh : PURNOMO NIM: B

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DIJAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB I PENDAHULUAN. Harga pada perekonomian biasanya tidak lepas dari faktor permintaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya disusun untuk satu tahun. Di samping itu, anggaran merupakan alat kontrol atau pengawasan terhadap baik pengeluaran maupun pendapatan belanja dimasa yang akan datang. Memang perlu disadari, bahwa setiap struktur pemerintahan menuntut suatu sistem keuangan yang dapat menjamin kelancaran pemerintahan dan pembangunan, khususnya dalam tugas pemerintah sebagai unit pelaksana ekonomi yang menyediakan barang-barang publik yang manfaatnya sangat luas dan dapat dinikmati oleh banyak orang (Suparmoko: 2003). Dewasa ini hampir setiap pemerintah ikut campur tangan dalam kegiatan Ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah memberi konsekuensi bahwa pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk membiayai kegiatannya, karena membutuhkan aparat, investasi, sarana dan prasarana, pemerintah harus mengeluarkan biaya untuk mencapai tujuan pembangunan. Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahun tercatat dalam anggaran Pendapatan dan Belanja daerah. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan fiskal, Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di hadapkan pada kondisi yang sulit dan dilematis. Di 1

2 satu sisi seiring dengan kompleknya kadar permasalahan justru dibutuhkan untuk menciptakan stabilitas guna mempercepat usaha pembangunan perekonomian nasional. Disisi lain, APBD dihadapkan pada suatu kondisi ekonomi yang sulit, berkaitan dengan keterbatasan mobilisasi sumber-sumber pembiayaan. Dengan demikian, pemerintah menghadapi permasalahan perekonomian yang komplek dan harus diselesaikan dengan anggaran yang terbatas. APBD juga dihadapkan pada tantangan yang berat baik pada posisi penerimaan maupun pengeluaran, dan pembiayaan anggaran. Namun APBD justru diharapkan mampu berperan dalam menciptakan stimulasi fiskal bagi bergeraknya roda perekonomian masyarakat. Hal ini berarti, diperlukan pengeluaran pemerintah yang cukup besar untuk penciptaan dan perluasan lapangan pekerjaan produktif, pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama di bidang pendidikan, kesehatan, serta pengadaan subsidi bagi beberapa jenis komoditi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua pendapatan daerah dan semua belanja daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dalam satu tahun anggaran tertentu. Pemungutan semua penerimaan daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD. Demikian pula semua pengeluaran daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD. Dengan berlakunya Undang-Undang No. 32 tahun

3 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, membawa konsekuensi terhadap penyediaan sumber-sumber keuangan daerah yang sebanding dengan banyaknya kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Pemberian otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk membuat rencana keuangannya sendiri dan membuat kebijakankebijakan yang dapat berpengaruh pada kemajuan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro, 2004). Dengan adanya Otonomi Daerah yang ditetapkan oleh pemerintah sangat mempengaruhi besarnya APBD, karena setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang diperlukan daerah tersebut. Perkembangan penerimaan APBD di kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terlebih lagi setelah adanya Otonomi Daerah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan APBD di kabupaten Sukoharjo tahun 1986-2010.

4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian Latar belakang yang dikemukakan penulis di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut, bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita terhadap peneriman APBD di kabupaten Sukoharjo tahun 1986-2010. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita terhadap penerimaan APBD di kabupaten Sukoharjo pada tahun 1986-2010. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah (PAD,Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita terhadap penerimaan APBD di kabupaten Sukoharjo pada tahun 1986 sampai dengan tahun 2010. E. Metode Penelitian 1. Alat dan model Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini,adapun metode yang digunakan adalah model Error correction model ( ECM). (Gujarati,2003), yang diformulasikan sebagai berikut:

5 DAPBD t = γ 0 + γ 1 D PAD t + γ 2 D JP t + γ 3 D PP t + γ 4 D PDRBK t Dimana: + γ 5 DL PAD t - 1 + γ 6 D JP t-1 + γ 7 D PP t-1 + γ 8 D PDRBK t-1 + γ 9 ECT + ut Keterangan ECT = PAD t-1 + JP t - 1 + PP t-1 + PDRBK t-1 APBD t-1 APBD t PAD t JP t PP t PDRBK t ECT ut D t : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah : Pendapatan Asli Daerah : Jumlah Penduduk : Pengeluaran Pemerintah : Produk Domestik Regional Bruto : Error Correction Term : Residual : Perubahan : Periode waktu Untuk menguji persamaan regresi dari model diatas maka digunakan beberapa pengujian sebagai berikut: Uji validitas asumsi klasik Untuk memperkuat signifikansi dari koefisien yang diperoleh bahwa tidak ada penyimpangan terhadap asumsi klasik, maka dilakukan uji ekonometrika antara lain:

6 a. Multikolinearitas Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti di antara satu atau lebih variabel independen dalam model. Dalam kasus terdapat multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model. Dengan demikian, bila tujuan dari penelitian adalah mengukur arah besarnya pengaruh variabel independen secara akurat, masalah multikolinearitas penting untuk diperhitungkan. Disini akan digunakan uji Klein (Gujarati, 2003; Ramanathan, 1995). b. Heterokesdatisitas Heterokesdatisitas terjadi apabila variasi tidak konstan atau berubah-ubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen,dapat dilakukan dengan uji white (Gujarati, 2003) c. Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini, atau masa datang dengan demikian autokorelasi merupakan masalah khusus dari data time series. Autokorelasi akan menyebabkan estimasi nilai variasi tidak terlalu rendah, dan karenanya menghasilkan estimasi yang terlalu tinggi. Bahkan ketika estimasi nilai variasi tidak terlalu rendah, maka estimasi nilai variasi dari koefisien regresi mungkin akan terlalu rendah, dan karenanya uji t dan uji F menjadi tidak valid lagi atau

7 menghasilkan konklusi yang menyesatkan. Dapat dilakukan dengan uji Breusch - Godfrey (Gujarati, 2003, Johnston dan Di Nardo, 1997) d. Uji normalitas U t Asumsi normalitas gangguan atau error penting sekali sebab uji eksistensi model (uji F ) maupun uji validitas pengaruh variabel independen (uji t ), dan estimasi nilai variabel dependen mensyaratkan hal ini, apabila asumsi ini tidak terpenuhi, baik uji F maupun t, dan estimasi nilai variabel dependen menjadi tidak valid (Gujarati, 2003) e. Uji spesifikasi model Uji Spesifikasi model pada dasarnya di gunakan untuk asumsi tentang linieritas model, sehingga sering disebut uji lineritas model. disini akan digunakan uji Ramsey Reset, yang terkenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of specification error (Gujarati, 2003). Uji statistik a. Uji validitas pengaruh Untuk menguji validitas pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dugunakan uji t, uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi.

8 b. Uji F Untuk menguji eksistensi model yang dipakai dalam analisis regresi, uji F ini untuk mengetahui apakah model penduga yang telah dibentuk merupakan model yang tepat sebagai estimator dari fungsi APBD. c. Interpretasi koefisien determinasi majemuk (R²) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kebaikan dari model penduga yaitu menunjukkan seberapa besar variasi dari variabel independent yang mempengaruhi variabel dependent. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari instansi terkait. Peneliti memperoleh data dari biro pusat statistik (BPS) kabupaten sukoharjo dari tahun 1986-2010. F. Sistematika Penulisan adalah: Adapun sistematika pembahasan pada penulisan laporan penelitian ini BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

9 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan penelitian terdahulu serta kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV: HASIL DAN ANALISIS Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran penelitian.