BAB 1 PENDAHULUAN. bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang wajib dikuasai oleh siswa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan metode yang kreatif agar. siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru.

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Haerini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung adanya peserta didik dengan lingkungnnya, media menghasilkan keseragaman pengamatan, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, dan media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Dewasa ini penggunaan media yang kreatif dan inovatif sangatlah diperlukan dengan tujuan agar pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami dengan mudah. Guru sering kali mengeluh, banyak siswa motivasi belajarnya rendah walaupun guru sudah berusaha menggunakan berbagai metode. Penerapan media permainan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, kenikmatan yang intensif, bebas dari ketegangan atau kedukaan. Seseorang belajar banyak tentang kehidupan baik itu

2 belajar kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan menyadari arti akan eksistensi dirinya (Rahmawati, 2009). Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media permainan kartu domino pantun. Dalam permainan ini siswa dapat berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Permainan kartu domino pantun ini dapat menjadi sumber belajar atau media belajar karena permainan ini bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran, yaitu pembelajaran menulis pantun. Rahmawati (2009) mengatakan banyak guru merasa kurang berhasil mengajarkan pantun dengan hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan saja. Karena sampai saat ini sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan menulis pantun sesuai dengan syarat pantun, siswa juga merasa jenuh dan kesulitan dalam merangkai kata-kata sehingga sulit untuk menyenangi pantun apalagi untuk menulis pantun. Tradisi pantun yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Khairi yaitu tradisi berbalas pantun pada masyarakat Betawi dan masyarakat Minang dalam upacara pernikahan akan hilang jika tidak dipupuk sejak dini, salah satunya yaitu melalui pembelajaran pantun di sekolah. Seperti yang kita ketahui fenomena pantun di masyarakat saat ini lebih kepada pantun kontemporer yang tidak terikat oleh aturan dan syarat-syarat pantun.

3 Seperti contoh dibawah ini: Buah mangga Buah kedondong Ngerujak yuk! Pohon kelapa Pohon durian Pohon cemara Pohon palem Pohonnya tinggi-tinggi bo! Pada contoh pantun diatas terlihat bahwa pantun-pantun tersebut tidak memiliki isi pantun. Jenis pantun seperti itu sangat dikenal di masyarakat saat ini sebagai plesetan atau lelucon saja. Contoh diatas dapat dikatakan bukan pantun karena tidak memiliki ciri-ciri dan syarat pantun, yaitu jumlah kata tiap baris 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Melalui media permainan kartu domino pantun, diharapkan dapat meluruskan kembali bagaimana menulis pantun sesuai dengan syarat pantun. Media permainan kartu domino pantun juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran menulis pantun, karena dengan media permainan kartu domino pantun ini siswa akan bermain sambil belajar, siswa tidak akan merasa jenuh karena dilakukan melalui permainan. Melalui permainan ini akan memudahkan siswa untuk belajar dan berlatih menyusun sampiran dan isi pantun. Adapun penelitian mengenai kemampuan siswa dalam menulis pantun dilakukan sebelumnya oleh Erna Fitriyah (2010) Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Sesuai dengan Syarat-Syarat Pantun Siswa Kelas VII MTs Al Hidayah Malang Dengan Menggunakan Daftar

4 Kosakata. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa media daftar kosakata dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Berdasarkan data-data yang sudah dicapai pada siklus I dan siklus II, siswa sudah mampu menulis pantun secara utuh dan tepat sesuai dengan syarat pantun dengan menggunakan media daftar kosakata. Media daftar kosakata dapat menjadi inspirasi bagi siswa, dengan bukti siswa mampu menulis pantun dengan utuh dan tepat sesuai dengan syarat pantun. Tema yang sudah dipilih dan syarat-syarat pantun yang telah ditentukan membantu siswa untuk menuangkan gagasanya menjadi pantun yang utuh dan tepat sesuai dengan syarat pantun Setelah melihat penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang media yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis pantun sesuai dengan syarat pantun. Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu media permainan kartu domino pantun. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna Fitriyah yaitu menggunakan media sebagai alat atau perantara yang dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pantun. Beberapa hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Erna Fitriyah dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pada penelitian Erna Fitriyah, siswa berlatih menulis pantun dengan mendaftar kosakata yang telah dibuat oleh peneliti, kemudian siswa merangkai kosakata yang terdapat pada daftar kosakata menjadi pantun yang utuh dengan tema yang sesuai, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti

5 lakukan yaitu menggunakan kartu domino pantun yang dilakukan melalui permainan dengan mengadaptasi permainan kartu domino. dalam penelitian ini dirasa lebih menyenangkan bagi siswa karena siswa akan belajar sambil bermain. Siswa tidak hanya duduk mendengarkan penjelasan guru tentang materi pantun yang diajarkan, tetapi siswa berinteraksi langsung dengan siswa lainnya dan guru, sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dan bosan. Dengan demikian siswa akan mudah memahami pengertian pantun, jenis dan bentuk pantun, serta dapat berlatih menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun. Berdasarkan hal tersebut media permainan kartu domino pantun dapat menjadi alternatif bagi guru dalam mengatasi keterbatasan media dalam pembelajaran menulis pantun. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO PANTUN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII D dan VII E SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011) 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini adalah: 1. kesulitan siswa dalam memahami cara menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun;

6 2. kesulitan siswa dalam menentukan sampiran dan isi pantun yang sesuai dengan syarat pantun; 3. kesulitan siswa dalam mengklasifikasikan jenis-jenis pantun berdasarkan fungsinya; 4. sulitnya menentukan media pembelajaran yang tepat dalam menunjang pembelajaran menulis pantun bagi siswa SMP. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan media kartu domino pantun pada siswa kelas VII D dan VII E SMP Negeri 29 Bandung 1.4 Rumusan Masalah penelitian ini. Berdasarkan penjelasan di atas, berikut rumusan masalah dari 1. Adakah hasil kemampuan siswa dalam menulis pantun sebelum menggunakan media permainan kartu domino pantun pada kelas kontrol dan kelas eksperimen? 2. Adakah hasil kemampuan siswa dalam menulis pantun sesudah menggunakan media permainan kartu domino pantun pada kelas eksperimen?

7 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis pantun kelas kontrol dan eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan media permainan kartu domino pantun? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. kemampuan siswa dalam menulis pantun sebelum menggunakan media permainan kartu domino pantun; 2. kemampuan siswa dalam menulis pantun sesudah menggunakan media permainan kartu domino pantun; 3. mengetahui perbedaan antara kemampuan menulis pantun kelas kontrol dan eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan media permainan kartu domino pantun. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi siswa, guru, dan peneliti. 1. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam menulis pantun dan mengklasifikasikan jenis-jenis pantun sesuai dengan syarat pantun 2. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat memperkaya sumber belajar berupa media pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siswa

8 3. Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru yang nantinya bisa diaplikasikan dalam penggunaan media pembelajaran pada proses mengajar di kelas 1.7 Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah, berikut definisi istilah-istilah tersebut. 1. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Proses menulis sebagai suatu cara berkomunikasi atau hubungan antara penulis dan pembaca. 2. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. 3. Menulis pantun adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif terhadap pantun. Terampil menulis pantun dapat mempermudah meringkas kalimat yang panjang, tanpa harus kehilangan makna atau arti sebuah kalimat yang ditulis panjang-panjang.

9 4. Kuasi Eksperimen adalah pre experimental design yang seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu 5. Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima. Pengirim disini maksudnya adalah pengajar atau guru sedangkan penerima adalah siswa. Dengan kata lain media pembelajaran merupakan alat bantu guru sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran. 6. Fungsi media pembelajaran yaitu dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran karena taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana ke berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. 7. Permainan kartu domino pantun adalah suatu media pembelajaran yang mengadaptasi dari permainan kartu domino. Bedanya dalam permainan domino nilai kartu ditentukan dengan bulatan sedangkan

10 pada permainan kartu pantun ini nilai kartu ditentukan oleh rangkaian sampiran dan isi pantun yang harus ditebak. Permainannya yaitu menyusun atau menebak sampiran atau isi yang sesuai dengan kartu yang telah dikeluarkan. Kolom domino yang ditebak yaitu bagian kolom bawah, misalnya kolom bawah itu berisi sampiran maka siswa harus mencari kartu yang kolom atasnya berisi isi pantun yang sesuai dengan sampiran pada kolom tersebut, begitu pula sebaliknya. Kemudian diikuti oleh pemain lainnya dengan menyambung kartu pantun dengan rangkaian kata yang bersesuaian sehingga membentuk suatu pola yang tidak terputus. Penurunan kartu dilakukan terus hingga kartu pantun habis hingga tidak ada lagi kartu yang dapat diturunkan.

11