BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan memang memiliki daya tarik bagi penduduk dari luar kota untuk tinggal dan bekerja mencari nafkah. Banyaknya lapangan pekerjaan yang ditawarkan menjadi magnet yang dengan sendirinya menarik para job hunter dari berbagai daerah untuk memberanikan diri mengadu nasib di Jakarta. Urbanisasi yang terjadi di Jakarta kemudian meningkatkan laju pertumbuhan populasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jakarta, pada kurun waktu 1990-2000 persentase laju pertumbuhan penduduk berada pada angka 0,17% 1. Jika dibandingkan dengan kurun waktu berikutnya yaitu tahun 2000-2010, persentase laju pertumbuhan penduduk meningkat menjadi 1,41%. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta kemudian dibarengi pula dengan meningkatnya kebutuhan moda transportasi yang berfungsi sebagai sarana mobilitas masyarakat Jakarta. Sarana dan prasarana transportasi yang ada saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat Jakarta, baik itu secara kualitas maupun kuantitas. Permasalahan-permasalahan yang muncul karena kurang terpenuhinya kebutuhan transportasi antara lain; kemacetan, kecelakaan lalu lintas, pelanggaran rambu-rambu lalu lintas, dll. Hal-hal tersebut kemudian memunculkan ide untuk membuat sarana transportasi alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat Jakarta tidak hanya secara aman namun juga nyaman, salah satunya MRT Jakarta. 1 Bersumber dari https://bps.go.id/linktabelstatis/view/id/1268 yang diakses pada tanggal 11/03/2015 pada pukul 15.45 WIB. 1
Pembangunan MRT Jakarta akan melewati beberapa titik konsentrasi di Jakarta dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan. Proyek MRT Jakarta yang dilaksanakan di Senayan akan dilewati oleh transition zone dan launching shaft, tepatnya mulai dari Sisingamangaraja sampai Patung Pemuda Membangun. Transition zone merupakan suatu area panjang yang digunakan sebagai transisi dari elevated station menuju underground station, sedangkan launching shaft merupakan area yang dibangun guna peletakan dan perangkaian dari TBM (Tunnel Boring Machine). Patung Pemuda Membangun itu sendiri merupakan salah satu objek bersejarah yang ada di DKI Jakarta. Pengerjaan patung ini dimulai pada Juli 1971 dan setelah selesai dibuat kemudian diresmikan pada Maret 1972. Pembangunan Patung Pemuda Membangun ini diprakarsai oleh tim patung dari Biro ISA (Insinyur Seniman Arsitektur). Tujuan dari pembangunan patung ini adalah untuk mendorong semangat membangun dari para pemuda maupun dari orang-orang yang berjiwa muda. Patung Pemuda Membangun akan dilewati oleh transition zone dan akan dipersiapkan pula untuk launching shaft TBM (pada bagian bawah patung), oleh karena itu patung tersebut secara langsung akan terkena dampak dari pengerjaan proyek MRT. Pemerintah DKI Jakarta tidak memperkenankan adanya relokasi patung, maka guna mengantisipasi dampak dari proses pembangunan MRT dibuatlah suatu struktur perkuatan pondasi yang terbuat dari baja yang disebut sebagai metode underpinning. Metode underpinning ini dibuat supaya Patung Pemuda Membangun dapat tetap berdiri pada posisinya meskipun pada bagian bawah dari patung sedang berlangsung pengerjaan proyek MRT. Pada laporan kali ini, penyusun akan membahas mengenai metode underpinning yang diterapkan pada Patung Pemuda Membangun. Metode underpinning yang dilaksanakan pada patung ini bersifat sementara (temporary) karena di akhir pengerjaannya struktur tersebut akan dibongkar dan kemudian patung akan ditumpu oleh box culvert. Box culvert itu sendiri merupakan suatu 2
struktur konstruksi berupa terowongan yang berbentuk balok memanjang yang digunakan untuk ruang lewatnya kereta MRT. Di dalam laporan ini akan dibahas hal-hal meliputi metode pelaksanaan, perhitungan struktural untuk balok dan kingpost, dan analisis perhitungan dengan SAP2000 terhadap balok penyangga Patung Pemuda Membangun. 1.2 Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan ini antara lain sebagai berikut. a. Mendeskripsikan latar belakang yang mendasari dilakukannya proteksi Patung Pemuda Membangun dengan metode underpinning. b. Menganalisis komponen-komponen struktur underpinning dari Patung Pemuda Membangun. c. Menganalisis proses desain dan perhitungan dari pembuatan temporary underpinning method sebagai proteksi dari Patung Pemuda Membangun. d. Menganalisis perlakuan struktur proteksi terhadap beban yang diterimanya dengan menggunakan perhitungan yang didasarkan pada SNI. 1.3 Rumusan Masalah Pada penyusunan laporan magang ini, penyusun merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut. a. Apa latar belakang yang mendasari dilakukannya proteksi Patung Pemuda Membangun dengan metode underpinning? 3
b. Bagaimana metode kerja yang dilakukan dan apa saja material yang digunakan dalam pembuatan struktur underpinning dari Patung Pemuda Membangun? c. Bagaimanakah perhitungan dan gambar dari struktur proteksi dengan metode underpinning pada Patung Pemuda Membangun? d. Bagaimanakah hasil yang diperoleh dari analisis perilaku struktur setelah menerima beban dan bagaimana hasil cek kapasitas struktur menurut SNI? 1.4 Batasan Masalah Metode underpinning merupakan suatu metode konstruksi pada bangunan existing dengan maksud untuk memberikan struktur tambahan pada bagian bawah dari bangunan tersebut sebagai penyokong maupun sebagai perkuatan. Pada kasus underpinning yang terdapat pada Patung Pemuda Membangun, proses yang ditinjau mulai dari pemasangan kingpost, pembuatan kerangka balok baja, hingga dibuat kembali pondasi baru di bawah patung. Karena terdapat beberapa tahapan proses konstruksi, maka penyusun menetapkan batasan masalah dalam laporan ini yang akan dibahas sebagai berikut. a. Underpinning method yang akan dibahas pada laporan ini terbatas pada metode yang dilaksanakan pada Patung Pemuda Membangun yang bersinggungan dengan pengerjaan proyek MRT Jakarta. b. Analisis yang dilakukan dengan SNI 03-1729-2002 terbatas pada struktur proteksi utama yaitu B1, B2, B3, dan Kingpost. 4
c. Analisis yang dilakukan tidak termasuk menganalisis sambungan, angkur, angle bracket, maupun hal-hal yang berkaitan dengan daya dukung tanah terhadap struktur. d. Perhitungan dan shop drawing yang disertakan dalam laporan ini hanya meliputi konstruksi struktur untuk metode underpinning pada Patung Pemuda Membangun. e. Penyusun tidak menganalisis mengenai struktur pondasi baru yang nantinya akan dipasang pada bagian bawah patung. 1.5 Manfaat yang Diharapkan Beberapa manfaat yang diharapkan dari penyusunan laporan ini dijabarkan sebagai berikut. a. Menjadi referensi bagi permasalahan yang berkaitan dengan metode underpinning dalam hal konstruksi proteksi terhadap bangunan existing yang terkena dampak dari suatu pekerjaan proyek konstruksi. b. Sebagai sarana bagi penyusun maupun pembaca dalam pemahaman lebih lanjut mengenai metode underpinning dan penerapannya di lapangan, terutama dalam hal proteksi Patung Pemuda Membangun di proyek MRT Jakarta. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang Sistematika penulisan laporan ini terbagi ke dalam beberapa bab dan sub-bab. Garis besar penulisan laporan magang ini akan disampaikan sebagai berikut. a. BAB I: Pendahuluan. Bab ini terdiri dari; Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penulisan Laporan Magang. 5
b. BAB II: Tinjauan Pustaka. Bab ini berisikan berbagai pendapat dari ahli dan dasar-dasar teori yang berasal dari buku maupun jurnal yang dibutuhkan dalam penulisan laporan. c. BAB III: Informasi Umum dan Sistem Organisasi Instansi. Bab ini berisi tentang segala macam informasi mengenai perusahaan tempat mahasiswa melakukan proses magang dan data organisasi dari perusahaan tersebut. d. BAB IV: Metode Kerja dan Analisis Struktur Dengan SNI 03-1729-2002 Bab ini berisi tentang analisis dan tinjauan lebih lanjut mengenai struktur underpinning yang diterapkan pada Patung Pemuda Membangun meliputi material bahan, metode kerja, dan analisis struktur dengan SNI 03-1729- 2002. e. BAB V: Kesimpulan dan Saran. Bab yang terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis dan saran yang diberikan terhadap permasalahan yang ada. 6