SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI NYAMUK MENGGUNAKAN POHON KEPUTUSAN (STUDI KASUS: NYAMUK ANOPHELES BETINA ASAL ORIENTAL DI INDONESIA)

dokumen-dokumen yang mirip
BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

JENIS - JENIS NYAMUK YANG TERTANGKAP DI PEKON WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Sistem Pakar Deteksi Mutu Telur Ayam Ras Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

TUGAS AKHIR. Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadyah Malang. Oleh:

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Rataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 2009

Proses Penularan Penyakit

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

BAB I PENDAHULUAN. Nyamuk merupakan penyebab dan pembawa beberapa jenis penyakit seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

By: Sulindawaty, M.Kom

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH NYAMUK DENGAN METODE PENGOBATAN HERBAL. Naskah Publikasi. diajukan oleh Wayan Suardita

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,

Troubleshooting PC dengan Sistem Pakar

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

nyamuk bio.unsoed.ac.id

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK IDENTIFIKASI JENIS DAN PENYAKIT PADA BUNGA MAWAR

MENGENAL SISTEM PAKAR

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGETAHUI JENIS HEWAN AVERTEBRATA DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS ANDROID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ADENIUM (KAMBOJA JEPANG)

IDENTIFIKASI FILARIASIS YANG DISEBABKAN OLEH CACING NEMATODA WHECERERIA

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

---Sistem Pakar--- By Anjik Sukmaaji

Analisis Nyamuk Vektor Filariasis Di Tiga Kecamatan Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

REPRESENTASI RULE DENGAN TEKNIK INFERENSI FORWARD CHAINING UNTUK SISTEM PAKAR PEMELIHARAAN BIBIT IKAN LELE

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. distribusinya kosmopolit, jumlahnya lebih dari spesies, stadium larva

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

IDENTIFIKASI DAN KEPADATAN NYAMUK CULEX SPP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KUCING MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

ABSTRAK. Kata kunci : Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), larvisida, Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOLEKSI REFERENSI NYAMUK DI DESA JEPANGREJO, KECAMATAN BLORA, KABUPATEN BLORA. Dewi Marbawati*, Zumrotus Sholichah*

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

II. TINJAUAN PUSTAKA. malaria berasal dari bahasa Itali Mal = kotor, sedangkan Aria = udara udara yang kotor.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor Berbasis Android

PENERAPAN FUZZY MOORA PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

Transkripsi:

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI NYAMUK MENGGUNAKAN POHON KEPUTUSAN (STUDI KASUS: NYAMUK ANOPHELES BETINA ASAL ORIENTAL DI INDONESIA) Suwanto Sanjaya 1, Fadhilah Syafria 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau Email: suwantosanjaya@uin-suska.ac.id 1, fadhilahsyafria2102@uin-suska.ac.id 2 ABSTRAK Penelitian ini mengusulkan pengembangan sistem pakar indentifikasi nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia. Metode yang digunakan untuk penarikan kesimpulan pada penelitian ini menggunakan pohon keputusan (decision tree). Metode tersebut digunakan karena buku kunci identifikasi nyamuk memiliki aturan-aturan seperti pohon keputusan. Forward chaining digunakan untuk menelusuri pohon keputusannya. Penelitian ini dilakukan untuk membantu laboran dalam mengidentifikasi nyamuk di Laboraturium Entomologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Variabel uji yang digunakan adalah bentuk morfologi tubuh nyamuk berdasarkan buku kunci identifikasi nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian, decision tree dapat digunakan sebagai metode untuk menarik kesimpulan sistem pakar identifikasi nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia. Kata kunci: Anopheles, forward chaining, pohon keputusan, sistem pakar ABSTRACT This research purposes the expert system development for identification of the female Anopheles mosquito oriental origin in Indonesia. We used decision tree as inference method. The method used because the book of Anopheles identification key have rules such as decision tree. We used forward chaining as search method of decision tree. This research conducted to assist in identifying the mosquito at the Laboratory of Health Entomology, Veterinary Medicine Faculty, Bogor Agricultural University. The variables that used are the morphology of the mosquito based on the book of female Anopheles identification key oriental origin in Indonesia. The result showed that the decision tree can be used as inference method of the expert system for identification of the female Anopheles mosquito oriental origin in Indonesia. Keywords: Anopheles, decision tree, expert system, forward chaining PENDAHULUAN Nyamuk merupakan serangga terbang yang bertubuh kecil yang termasuk ke dalam ordo diptera (memiliki dua sayap). Ordo diptera adalah salah satu ordo-ordo terbesar yang menyusun kelas Heksapoda (serangga). Tercatat hampir 3000 spesies dan subspesies nyamuk yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari gurun, daratan dibawah permukaan laut atau bahkan di pegunungan yang mencapai ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut. Menurut Depkes (1987) dalam Hadi dan Soviana (2010), dari 2960 jenis nyamuk yang dilaporkan, dimana 457 jenis diantaranya terdapat di wilayah indonesia yang terdiri dari 80 spesies Anopheles, 82 spesies Culex, 125 spesies Aedes dan 8 spesies Mansonia. Sisanya sebagai anggota dari genera yang tidak penting dalam penularan penyakit. Beberapa spesies dapat hidup di tempat yang beriklim panas sepanjang tahun, dan sebagian lainnya dapat beradaptasi di suhu udara yang rendah (dingin). Sebagian besar nyamuk lebih suka hidup di daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi seperti di Indonesia (Andiyatu 2005). Nyamuk memiliki kekhasan pada probosisnya yang panjang dan ramping (terdiri dari labium dan stilet) serta selalu lebih panjang dibandingkan dengan toraks. Hampir seluruh bagian tubuh nyamuk baik kepala, toraks dan abdomen-nya ditutupi oleh sisik, yang berkisar dari putih sampai kehitaman atau putih pucat. 266

Sanjaya et al./sistem Pakar Identifikasi Nyamuk Warna tubuh secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh adanya warna dari integumen yang tersembunyi diantara sisik-sisik. Warna, bentuk dan panjang dari sisik ini sangat penting untuk kunci identifikasi dalam membedakan nyamuk. Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam identifikasi jenis nyamuk, namun hampir semua penelitian adalah penelitian di bidang medis dan biologi. Diantaranya adalah penelitian yang berjudul Identifying Canadian Mosquito Species Throught DNA barcode (Cywinska 2006), Identification of Five Species of the Anopheles Dirus Complex from Thailand Using Allele Specific Polymerase Chain Reaction (Walton 1999), dan Pembedaan Jenis Kelamin Aedes Aegepty (Diptera: Culicidae) Berdasarkan Morfometri Sayap (Gafur 2006). Namun, ada juga penelitian di bidang ilmu komputer mengenai identifikasi jenis nyamuk yaitu identifikasi nyamuk di kelurahan Sawojajar Malang (Lestari dan Dyah 2010), namun pada penelitian ini bidang ilmu komputer hanya digunakan untuk pemetaan penyebaran jenis nyamuk dengan menggunakan GIS (Geographic Information System), sedangkan untuk proses identifikasi terhadap nyamuk tetap dilakukan secara manual. Melihat kurangnya penelitian mengenai identifikasi jenis nyamuk di bidang ilmu komputer juga menjadi faktor pendukung peneliti untuk membuat sistem pakar untuk mendeteksi jenis nyamuk. Labaratorium Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan adalah salah satu laboratorium yang melakukan riset dan identifikasi serangga kesehatan yang salah satunya nyamuk yang ada di Institut Pertanian Bogor. Salah satu kegiatan laboran di laboratorium ini adalah melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis nyamuk. Seperti dijelaskan sebelumnya, tercatat lebih dari tiga ribu spesies nyamuk. Untuk dapat melakukan identifikasi, dapat menghabiskan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena tidak semua laboran, bahkan pakar di laboratorium tersebut sekalipun mampu mengingat ciri-ciri nyamuk yang sangat banyak. Untuk mengurangi waktu identifikasi nyamuk, maka peneliti tertarik untuk membuat suatu sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis nyamuk. Sistem pakar ini nantinya diharapkan bukan hanya mengurangi waktu identifikasi, tetapi juga dapat membantu kerja laboran di laboratorium Entomologi dan Entomolog dalam mengidentifikasi jenis nyamuk dengan memindahkan kepakaran atau ilmu tentang identifikasi nyamuk ke dalam sistem pakar terkomputerisasi. Memindahkan kepakaran disini bukan untuk mengganti kedudukan seorang pakar, tetapi untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Pada penelitian ini, jenis nyamuk yang akan diidentifikasi adalah jenis nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles berperan dalam penularan berbagai jenis penyakit, seperti penyakit malaria, kaki gajah, penyakit kuning, demam berdarah dan lainnya. Peran nyamuk Anopheles sebagai vektor sangat penting karena bila mengandung stadium gamesotit kemudian menggigit manusia maka manusia dapat terinfeksi. oleh karena itu mengenali sifat-sifat umum nyamuk Anopheles menjadi penting untuk diketahui. Hal ini berkaitan dengan kepentingan kita dalam mengendalikan populasi nyamuk tersebut Indonesia dilewati oleh garis weber, dimana garis ini membagi fauna-fauna di Indonesia menjadi jenis Oriental dan Australia. Nyamuk Anopheles di Indonesia juga terbagi mejadi dua, yaitu Anopheles asal Oriental dan Anopheles asal Australia. Anopheles asal Oriental banyak ditemukan di Indonesia bagian barat, sedangkan Anopheles asal Australia banyak ditemukan di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti melakukan identifikasi untuk jenis nyamuk Anopheles asal Oriental, karena penelitian berpusat di Labaratorium Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana daerah Kota Bogor terletak di Indonesia bagian barat. Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli (Marimin 2009). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode inferensi Decision Tree untuk melakukan penarikan kesimpulan. Decision Tree adalah suatu metode penarikan kesimpulan dengan cara mengubah data-data pengetahuan menjadi pohon keputusan (decision Tree) dan aturan-aturan keputusan (Andriani 2013). Keuntungan utama dari decision tree yaitu tree dapat menyederhanakan proses akuisi pengetahuan. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 266 272 267

Penelurusan tree yang digunakan pada penelitian ini merupakan suatu forward chaining tree. Pada forward chaining tree penelusuran informasi dilakukan secara forward (kedepan). Dimana penulusuran dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk menarik suatu kesimpulan. Adapun masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan suatu sistem pakar yang dapat mengidentifikasi jenis nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia menggunakan Metode Decision Tree dan penelusurannya dengan pendekatan Forward Chaining. Agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengidentifikasi jenis nyamuk hanya berdasarkan anggota tubuh nyamuk (morfologi khusus) 2. Pengidentifikasian dilakukan pada nyamuk betina 3. Nyamuk betina yang diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem terdiri dari jenis nyamuk Anopheles asal oriental di Indonesia 4. Lokasi penelitian di laboratorium entomologi kesehatan IPB 5. Pengguna untuk sistem ini adalah Laboran dan Entomolog. 6. Menggunakan metode Decision Tree sebagai representasi aturannya (rule) dan penelusurannya dengan pendekatan Forward Chaining. Tujuan penelitian yang diinginkan adalah merancang suatu sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis nyamuk berdasarkan anggota tubuh nyamuk Anopheles asal oriental di Indonesia dengan menggunakan Metode Decision Tree dan penelusurannya dengan pendekatan Forward Chaining. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data morfologi nyamuk anopheles betina asal Oriental yang berasal dari buku kunci identifikasi nyamuk (Singgih 2003). Secara garis besar langkah-langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Mulai Identifikasi Masalah Pencarian Sumber Pengetahuan Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Pengembangan Mesin Inferensi Implementasi Pengujian Apakah sudah mewakili Human Expert? Ya Selesai Tidak Gambar 1. Metodologi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa sistem lama diperlukan untuk mengetahui prosedur-prosedur awal dalam kasus yang sedang diteliti, agar dapat dibuatkan sistem baru yang diharapkan akan menyempurnakan sistem yang lama. Pada sistem lama dalam mengidentifikasi jenis nyamuk Anopheles betina asal oriental selama ini dilakukan secara manual. Nyamuk-nyamuk Anopheles yang akan diteliti dilihat melalui mikroskop. Selanjutnya pakar/ahli entomolog akan melihat ciri-ciri morfologi pada nyamuk tersebut dengan bantuan buku kunci identifikasi nyamuk di Indonesia. Kegiatan semacam itu dapat menimbulkan permasalahan yaitu membutuhkan waktu identifikasi yang lama dan kesulitan dalam identifikasi karena pakar harus melihat buku kunci identifikasi yang cukup tebal untuk membantu proses identifikasi. 268

Sanjaya et al./sistem Pakar Identifikasi Nyamuk Setelah menganalisa sistem lama, maka tahapan dapat dilanjutkan dengan menganalisa sistem yang baru. Sistem baru yang akan dibangun adalah sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis Anopheles betina asal oriental di Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti berusaha memindahkan kepakaran dari pakar entomologi dan parasit dalam mengidentifikasi nyamuk ke dalam suatu sistem terkomputerisasi. Beberapa data yang dibutuhkan untuk memulai pembuatan sistem ini dimasukkan ke dalam analisa data sistem seperti data nyamuk dan morfologinya sebagai ciri-ciri pembeda dari nyamuk-nyamuk Anopheles tersebut. Langkah selanjutnya adalah membuat basis pengetahuan. Basis pengetahuan disini adalah basis pengetahuan nyamuk dan basis pengetahuan ciri-ciri morfologi nyamuk Tahap selanjutnya adalah akuisisi pengetahuan. Berdasarkan proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan, diperoleh data nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia beserta ciri-ciri morfologinya. Selanjutnya hasil akuisisi dikodekan untuk memudahkan dalam proses representasi pengetahuan. Pada penelitian ini basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan kaidah berbasis rule. Berdasarkan data nyamuk dan ciri-ciri morfologinya dapat disimpulkan menjadi 46 rule. Pohon keputusan (decision tree) yang dibentuk dapat dilihat pada Gambar 2. Dari hasil akuisisi diperoleh fakta, informasi dan strategi penalaran untuk B01 B05 B02 A05 B06 A01 B03 A06 B07 A02 B04 B08 B26 A03 A04 B09 B12 A26 B27 A07 B10 B13 B14 B28 B35 A08 B11 A11 A12 B15 B16 B29 B30 B36 B42 A09 A10 A13 A14 B17 B22 A27 A28 A29 B31 B37 B40 B43 B45 A15 B18 A21 B23 A30 B32 A35 B38 A39 B41 A42 B44 A45 B46 B19 B21 B24 B25 A31 B33 A36 B39 A40 A41 A43 A44 A46 A47 A16 B20 A19 A20 A22 A23 A24 A25 A32 B34 A37 A38 A17 A18 A33 A34 Gambar 2. Pohon Keputusan Identifikasi Nyamuk Anopheles Betina Asal Oriental di Indonesia Anopheles. Dari basis pengetahuan langkah selanjutnya adalah menyusun motor inferensi dengan penalaran menggunakan rule forward chaining yang dimulai dari data ciri morfologi terlebih dahulu dan selanjutnya diikuti dengan penarikan kesimpulan jenis nyamuk yang teridentifikasi. memecahkan persoalan. Pada sistem ini digunakan teknik Forward Chaining, yaitu dengan mengetahui berbagai fakta mengenai ciri-ciri morfologi nyamuk anopheles betina asal oriental di Indonesia kemudian menuju kesimpulan jenis nyamuk Anopheles yang sedang di identifikasi. Data input berupa data Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 266 272 269

jenis nyamuk Anopheles dan data ciri morfologi nyamuk Anopheles betina asal oriental di indonesia kemudian dilakukan pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir yaitu kesimpulan termasuk ke dalam jenis apa nyamuk Anopheles yang sedang di identifikasi. Cara pelacakannya diawali dengan pengkodean masing-masing fakta masukan. Kode hanya diberikan kepada suatu fakta, yaitu jika salah satu fakta masukan sudah diisikan oleh pengguna. Proses pencocokan kode masukan terhadap jenis nyamuk yang juga sudah dikodekan terus berlangsung sampai pada akhirnya ada kesesuaian kombinasi masukan dengan kombinasi kode jenis nyamuk. Bila tercapai kesesuaian maka akan dipanggil kesimpulan berkode tertentu yaitu jenis nyamuknya. Jenis nyamuk itulah yang merupakan output dari sistem. Tahap selanjutnya adalah implementasi. Pada tahap implementasi, pohon keputusan direpresentasikan menggunakan XML. Hasil antarmuka yang digunakan dalam proses penalaran dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Antarmuka Proses Penalaran Tahap selanjutnya adalah pengujian. Pengujian dilakukan terhadap rule yang dibentuk. Rule yang diuji adalah sebagai berikut: 1. R-1 : IF NOT B01 AND B02 THEN A01 Hasil pengujian: - Pertanyaan 2 (ID:B02, PARENT:B01) Apakah Panjang palpi 3/4 panjang proboscis? Jawaban (ID:A01) Brevipalpis 2. R-2 : IF NOT B01 AND NOT B02 AND B03 THEN A02 - Pertanyaan 2 (ID:B02, PARENT:B01) Apakah Panjang palpi 3/4 panjang proboscis? - Pertanyaan 3 (ID:B03, PARENT:B02) Apakah Segmen abdomen ke IV berwarna pucat? Jawaban (ID:A02) Palmatus 3. R-3 : IF NOT B01 AND NOT B02 AND NOT B03 AND B04 THEN A03 - Pertanyaan 2 (ID:B02, PARENT:B01) Apakah Panjang palpi 3/4 panjang proboscis? - Pertanyaan 3 (ID:B03, PARENT:B02) Apakah Segmen abdomen ke IV berwarna pucat? - Pertanyaan 4 (ID:B04, PARENT:B03) Apakah Permukaan prescutellum terdapat bulu-bulu pendek, halus dan meluas sampai batas posterior? Jawaban (ID:A03) Insulaeflorum 4. R-15 : IF B01 AND NOT B05 AND NOT B06 AND B07 AND NOT B08 AND NOT B12 AND NOT B14 AND B16 AND B17 THEN A15 - Pertanyaan 2 (ID:B05, PARENT:B01) Apakah Panjang proboscis 1,4 kali panjang palpi? - Pertanyaan 3 (ID:B06, PARENT:B05) Apakah Femur belakang memiliki sisiksisik putih di bagian ujungnya dan sisiksisik hitam sebelum ujungnya? - Pertanyaan 4 (ID:B07, PARENT:B06) Apakah Pada costa dan urat 1, terdapat lebih kecil atau sama dengan 3 nodanoda pucat? 270

Sanjaya et al./sistem Pakar Identifikasi Nyamuk - Pertanyaan 5 (ID:B08, PARENT:B07) Apakah Terdapat noda pucat pada jumbai urat 5.1 5.2 atau 5.2 6? - Pertanyaan 6 (ID:B12, PARENT:B08) Apakah Palpi memiliki gelang-gelang pucat? - Pertanyaan 7 (ID:B14, PARENT:B12) Apakah Tarsus ke 5 kaki belakang berwarna putih seluruhnya? - Pertanyaan 8 (ID:B16, PARENT:B14) Apakah Sternit abdomen segmen ke VII memiliki sikat yang terdiri dari sisik gelap? - Pertanyaan 9 (ID:B17, PARENT:B16) Apakah Bagian tengah dari sternit-sternit abdomen tanpa sisik putih? Jawaban (ID:A15) Barbumbrosus 5. R-47 : IF B01 AND NOT B05 AND NOT B06 AND NOT B07 AND NOT B26 AND NOT B27 AND NOT B35 AND NOT B42 AND NOT B45 AND NOT B46 THEN A47 - Pertanyaan 2 (ID:B05, PARENT:B01) Apakah Panjang proboscis 1,4 kali panjang palpi? - Pertanyaan 3 (ID:B06, PARENT:B05) Apakah Femur belakang memiliki sisiksisik putih di bagian ujungnya dan sisiksisik hitam sebelum ujungnya? - Pertanyaan 4 (ID:B07, PARENT:B06) Apakah Pada costa dan urat 1, terdapat lebih kecil atau sama dengan 3 nodanoda pucat? - Pertanyaan 5 (ID:B26, PARENT:B07) Apakah Pada persambungan tibia-tarsus kaki belakang ada gelang pucat yang lebar? - Pertanyaan 6 (ID:B27, PARENT:B26) Apakah Tarsus ke 5 kaki belakang berwarna putih? - Pertanyaan 7 (ID:B35, PARENT:B27) Apakah Femur dan tibia berbercak bintik-bintik pucat? - Pertanyaan 8 (ID:B42, PARENT:B35) Apakah Tarsus kaki depan tidak bergelang atau dengan gelang sempit? - Pertanyaan 9 (ID:B45, PARENT:B42) Apakah Gelang pucat di ujung palpi panjangnya sekurang-kurangnya 3x panjang gelang gelap di bawahnya? - Pertanyaan 10 (ID:B46, PARENT:B45) Apakah Gelang pucat subapical panjangya 1/3 atau kurang dari gelang gelap subapical? Jawaban (ID:A47) Indefinitus Hasil pengujian memperlihatkan bahwa output yang dihasilkan sesuai dengan pohon keputusan yang dibuat. KESIMPULAN Metode Decision Tree dapat diterapkan pada sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia. Berdasarkan penelusuran forward chaining, sistem ini dapat menghasilkan analisa jenis-jenis nyamuk Anopheles betina asal oriental di Indonesia berdasarkan ciri marfologi yang dimiliki. Untuk pengembangan selanjutnya perlu diperluas batasan penelitian, yaitu memperluas jenis nyamuk yang akan diidentifikasi, yaitu mengidentifikasi jenis nyamuk anopheles betina secara keseluruhan (nyamuk Anopheles asal oriental dan nyamuk Anopheles asal Australia di Indonesia). Bahkan jika bisa hingga keseluruhan jenis nyamuk hingga tingkat genus. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Labaratorium Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Usman, Hani Zulfia Zahro dan semua pihak yang telah membantu penelitian ini sehingga penelitian ini dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Andiyatu. 2005. Fauna Nyamuk di Wilayah Kampus IPB Darmaga dan Sekitarnya Serta Potensinya Sebagai Penular Penyakit. [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 266 272 271

Andriyani, Anik. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Decision Tree dalam Pemberian Beasiswa Studi Kasus BSI Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SENTIKA 2013). ISSN:2089-9815. Cywinska, A., dkk. 2006. Identifying Canadian Mosquito Species Trought DNA Barcodes. Journal of Medical and Veterinary Entomology. Gafur, Abdul. 2006. Pembedaan Jenis Kelamin Aedes Aegepty (Diptera: Culicidae) Berdasarkan Morfometri Sayap. Journal of Bioscientiae Volume 3, Halaman 39 46. Hadi UK, Soviana, Susi. 2010. Ektoparasit Pengenalan, identifikasi, dan pengendaliannya. IPB Press. Bogor. Lestari, Bekti Dyah, dkk. 2010. Identifikasi Nyamuk di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. http://elibrary.ub.ac.id/ handle/123456789/28422. Tanggal akses 1 Mei 2013. Marimin. 2009. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. IPB Press. Bogor. Singgih HS, 2003. Kunci Bergambar Identifikasi Nyamuk Betina Sampai ke Tingkat Genus Di Indonesia. FKH- IPB.Bogor. Walton, C., dkk. 1999. Identification of Five Species of the Anopheles Dirus Complec from Thailand, Using Allele Specific Polymerase Chain Reaction. Journal of Medical and Veterinary Entomology. 272