2015 PENERAPAN MOD EL TRANSFORMASI LIRIK LAGU NARATIF D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PEND EK

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supraini Rezkita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelajaran Bahasa Indonesia secara garis besar bertujuan untuk membentuk siswa terampil berbahasa, yaitu terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.tarigan (2008, hlm. 1) mengatakan bahwa ketarampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan tersebut berhubunganerat sekali dengan tiga keterampilan lainnya. Berbahasa dengan baik berarti menguasai keterampilan berbahasa. Di antara keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan berbahasa yang tidak dikuasai oleh setiap orang adalah keterampilan menulis. Alwasilah (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. v) menyatakan bahwa menulis termasuk keterampilan produktif, yaitu keterampilan mencipta dan menyajikan bahasa. Keterampilan ini hanya bisa diperoleh melalui latihan-latihan yang ketat dengan penguasaanpenguasaan konsep tertentu. Hal tersebut sama dengan apa yang dikemukakan oleh Tarigan (2008, hlm. 2) bahwa setiap manusia hanya bisa memperoleh dan mengembangkan keterampilan menulis dengan menguasai konsep-konsep teoretis tertentu, disertai dengan latihan-latihan yang sudah pasti jatuh-bangun dalam mencapai penguasaan keterampilan tersebut. Dari kedua pendapat tersebut dapat dimaklumi mengapa tidak semua orang dapat menulis dengan baik. Dalam dunia akademik kegiatan menulis merupakan tuntutan bagi setiap orang untuk dikuasai.keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan memengaruhi pembaca. Tarigan (2008, hlm. 25) mengungkapkan kemajuan suatu bangsa dan negara dapatdiukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Oleh karena itu, penguasaan keterampilan menulis menjadi hal yang sangat penting. Namun, pada kenyataannya kemampuan menulis siswa-siswa sekolahmasih belum menggembirakan. Dalam artikel yang ditulis Alwasilah (2007, hlm. 121) diungkapkan bahwa tradisi Indonesia lebih berbudaya ucap-

2 dengar dibanding baca-tulis. Fenomena ini pun menjadi permasalahan dalam pembelajaran menulis di mana siswa akhirnya kurang mendapatkan latihan yang cukup. Guru lebih banyak memberikan teori daripada praktik. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis dapat diasah melalui pembelajaran sastra. Penyampaian materi sastra dalam mata pelajaran bahasa Indonesia akan bermanfaat karena sastra merupakan materi autentik yang berharga sebagai pemerkaya bahasa/budaya dan menumbuhkan kepekaan sosial/moral. Selain itu, sastra juga dapat menerampilkan kemampuan berbahasa, meningkatkan cipta dan rasa, menumbuhkan kepekaan imajinasi, menghaluskan watak, dan menambah pengalaman budaya siswa (Moody, 1974; Collie & Slater, 1987, hlm. 3-6). Of course, if work of literature were of nouse in interpreting and dealing with world of relity, there would be no very good reason for spending much time on them,whether in developing or in an other societies. If, however, it can be shown that works of literature, or even a certain selection of them, can have a relevance to these problem of reality then we must certainly consider them of some important. It is in the conviction that literary studies...(moody, 1971, hlm. 6). Salah satu materi sastra yang dapat melatih keterampilan menulis siswa adalah mengarang/menulis cerita pendek (cerpen). Materi cerpen diambil karena penulisan cerpen di Indonesia masih kurang memuaskan. Sumardjo (2004, hlm. 4) mengemukakan bahwa penulisan cerpen di Indonesia masih bersifat amatir. Hasilhasil tulisan juga nampak monoton dan kurang dalam. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis cerpen, siswa harus mampu menuangkan ide atau gagasannya menjadi sebuah cerita yang utuh. Hal ini pun menjadi permasalahan tersendiri, di mana siswa kesulitan dalam mencari dan menuangkan ide atau gagasan sebagai landasan cerita. Mereka akan menunggu ide selama 15 menit ketika memulai menulis. Mereka terus berpikir dan berpikir tanpa mencoretkan tulisan satu kalimat pun (Cahyani, dalam Yulianeta dkk. [Ed.], 2011, hlm. 164). Hal ini terjadi karena mereka tidak dibiasakan dan berlatih bagaimana cara menuangkan ide ke dalam sebuah tulisan.

3 Selain itu, siswa pun kesulitan dalam mengembangkan cerita. Maka, seorang pendidik dituntut untuk kreatif dalam memberikan stimulus agar siswa mampu menulis cerpen sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Solusi permasalahan pembelajaran menulis cerpen adalah dengan transformasi teks sastra. Teks sastra adalah suatu jaringan yang terbangun dari berbagai sistem, kode, dan tradisi yang didedahkan oleh teks-teks sastra sebelumnya. Berbagai sistem, ide, dan tradisi dari teks-teks lain di luar sastra juga berandil dalam membangun makna sebuah teks. Segers (2000, hlm. 41) mengemukakan bahwa sebagai sebuah proses komunikasi, hubungan antara teks dan pembaca memerankan dua buah fungsi. Pertama, pembaca menandai hubungan skema tekstual. Pembaca menyusun ikatan tidak sekehendak hati berdasarkan pengalaman dan harapan miliknya, namun menandai berdasarkan kesesuaiannya dengan struktur tekstual. Kedua, dunia teks literer diciptakan untuk pembaca dari perspektif yang berubah-ubah. Pembaca memiliki tugas untuk menghubungkan perspektif itu agar cocok dengan struktur tekstual. Transformasi dapat membantu siswa dalam membangun sebuah teks sastra (cerpen) berdasarkan teks lain sebagai hipogramnya. Transformasi ini dikenal pula dengan istilah alih wahana. Setidaknya ada dua konsep penting yang dicakup oleh istilah itu: pertama, wahana adalah medium yang dimanfaatkan atau dipergunakan untuk mengungkapkan sesuatu; kedua, wahana adalah alat untuk membawa atau memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Sesuatu yang bisa dialihalihkan itu bisa berwujud gagasan, amanat, perasaan, atau sekadar suasana (Damono, 2012, hlm. 1-2). Dengan demikian, transformasi memiliki arti mengalihbentukkan atau mengubah bentuk suatu karya ke bentuk karya lain. Penelitian terkait model transformasi pernah dilakukan sebelumnya, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Titin Setiartin Ruslan (2013) mengenai pengembangan model pembelajaran transformasi teks cerita rakyat melalui penguatan bentuk cerita bergambar. Penelitian ini membuktikan bahwa model transformasi berhasil meningkatkan kemampuan membaca siswa. Selain itu, N. Yuli Mutiara (2013) mengenai penerapan transformasi cerpen dalam pembelajaran menulis naskah drama dan terbukti bahwa teknik ini efektif untuk meningkatkan

4 kemampuan menulis siswa. Kemudian, Yogas Novia Alamsyah (2010) mengenai peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui teknik transformasi film. Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas eksperimen yang menggunakan teknik transformasi mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini yang melandasi penulis untuk mengujicobakan model transformasi pada pembelajaran cerpen. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada penggunaan model transformasi lirik lagu naratif yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal inilah yang membedakan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti berinovasi menggunakan lirik lagu sebagai teks hipogram yang selanjutnya dijadikan sebuah cerpen.pemilihan lirik lagu karena para remaja lebih familiar terhadap karya seni ini. Selain itu, lagu dapat membangkitkan imajinasi, menstimulus siswa dalam menulis cerpen, serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Penggunaan model transformasi lirik lagu naratif diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan menulis cerpen. B. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah profil pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 1 Cimahi? (2) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis cerpen melalui model transformasilirik lagu naratif pada siswa kelas VII SMPNegeri 1 Cmahi? (3) Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 1 Cimahi sebelum dengan sesudah diberi perlakuan melalui model transformasi liriklagu naratif?

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain: (1) mendeskripsikan profil pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 1 Cimahi; (2) mendeskripsikan proses pembelajaran menulis cerpen melalui model transformasi liriklagu naratif pada siswa kelas VII SMPN 1 Cmahi; dan (3) membuktikan perbedaan signifikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 1 Cimahi sebelum dengan sesudah diberi perlakuan melalui model transformasi lirik lagu naratif. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, dengan adanya penelitian ini bisa menambah referensi teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam menulis cerpen. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. Adapun penjelasan dari ketiganya adalah sebagai berikut. a. Bagi pendidik matapelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis cerpen. b. Bagi peserta didik, melalui penelitian ini diharapkan dapat lebih terangsang memunculkan ide, tokoh, alur, dan konflik dalam pembelajaran menulis cerpen.

6 c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman di bidang penelitian, khususnya dalam pengalaman menulis cerpen. E. Struktur Organisasi Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang di dalamnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Pada latar belakang penelitian, peneliti menguraikan konteks penelitian yang dilakukan. Permasalahan yang akan diteliti secara spesifik diuraikan dalam rumusan masalah. Tujuan dan manfaat penelitian menguraikan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Sementara struktur organisasi penelitian menguraikan sistematika penulisan pada penelitian ini. Bab II dalam penelitian ini meliputi kajian pustaka berupa konsep teori mengenai bidang yang dikaji (meliputi model transformasi, lirik lagu, keterampilan menulis, dan cerpen), anggapan dasar, dan hipotesis penelitian. Pada bab III berisi penjabaran metode penilitian yang rinci, dimulai dari metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan instrumen penelitian. Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian eksperimen kuasi dengan desain two group yang terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang terdiri dari pengolahan atau analisis data untuk menganalisis temuan berkaitan dengan masalah penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian; dan pembahasan atau analisis temuan yang merupakan hasil dari penelitian. Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil yang telah diperoleh dari pengambilan data. Bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti. Saran ditujukan untuk perbaikan-perbaikan dalam penelitian selanjutnya.

7 Bagian terakhir dalam skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiranlampiran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi oleh peneliti. Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi.