BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 8 TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 47, Tambahan Lembara

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN NO : 14 / LD/2009

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG HIBAH BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

RAPERDA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

TATA CARA PELAKSANAAN PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Transkripsi:

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BONGKARAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa dalam penggunaan barang milik daerah dapat dilakukan Perbaikan berupa rehabilitasi, renovasi, restorasi, atau overhaul sesuai fungsi dan kegunaannya bagi pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang yang hanya mengakibatkan penghapusan beberapa bagian aset tetap tanpa menghapus dari daftar barang; b. bahwa perbaikan dalam bentuk rehabilitasi, renovasi, restorasi, atau overhaul mengakibatkan adanya bongkaran barang milik daerah yang berpotensi menghasilkan penerimaan daerah; c. bahwa untuk memenuhi maksud huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pengelolaan Barang Bongkaran Kabupaten Bulukumba; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5567) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4616); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547); 12. Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 16 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba (Berita Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 16);

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BONGKARAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Bulukumba. 4. Sekretaris daerah adalah Sekertaris daerah Kabupaten Bulukumba selaku Pengelola barang milik daerah. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 6. Unit kerja adalah bagian Perangkat Daerah yang melaksanakan satu atau beberapa program. 7. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 8. Bongkaran Barang Milik Daerah yang selanjutnya disebut barang bongkaran adalah barang yang merupakan bagian kekayaan milik daerah dari hasil bongkaran aset tetap yang keberadaannya timbul karena adanya tindakan rehabilitasi/ renovasi/restorasi/overhaul. 9. Perbaikan adalah penggantian dari sebagian aset tetap berupa rehabilitasi, renovasi, restorasi dan overhaul. 10. Rehabilitasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak sebagian dengan tanpa meningkatkan kualitas dan/atau kapasitas dengan maksud dapat digunakan sesuai dengan kondisi semula. 11. Renovasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak atau mengganti yang baik dengan maksud meningkatkan, kualitas atau kapasitas. 12. Restorasi adalah perbaikan aset tetap dengan tetap mempertahankan arsitekturnya.

13. Overhaul adalah kegiatan penambahan, perbaikan, dan atau penggantian bagian aset tetap berupa peralatan mesin dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas dan atau kapasitas. 14. Pengelolaan barang bongkaran adalah serangkaian kegiatan mengelola barang bongkaran dari proses pembongkaran pemanfaatan dan pertanggungjawaban. 15. Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya disebut pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah. 16. Pejabat penatausahaan barang adalah kepala badan pengelola keuangan daerah yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah. 17. Pengguna Barang adalah kepala Perangkat Daerah selaku pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah. 18. Kuasa pengguna barang milik daerah selanjutnya disebut kuasa pengguna barang adalah kepala unit kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. 19. Pengurus barang pengguna adalah pegawai jabatan fungsional umum yang diserahi tugas menerima, menyimpan, mengeluarkan, menatausahakan barang milik daerah pada pengguna barang. 20. Pembantu pengurus barang pengguna adalah pengurus barang yang membantu dalam penyiapan administrasi maupun teknis penatausahaan barang milik daerah pada pengguna barang. 21. Pengurus barang pembantu adalah yang diserahi tugas menerima, menyimpan, mengeluarkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan barang milik daerah pada kuasa pengguna barang. 22. Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum. 23. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dengan menerbitkan Surat Keputusan dari pejabat berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya. 24. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan dan atau penguasaan barang bongkaran yang karena sifat dan kondisi barang perlu tindakan cepat dan tepat agar mempunyai nilai ekonomis kepada pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

25. Penjualan ditempat adalah penjualan barang bongkaran yang dilakukan di lokasi bangunan yang dibongkar. 26. Hibah adalah pengalihan kepemilikan dan/atau penguasaan barang bongkaran kepada pihak lain tanpa memperoleh imbalan penggantian. 27. Pemusnahan adalah pemusnahan barang bongkaran yang berdasarkan pemeriksaan di lapangan sudah tidak mempunyai nilai ekonomis. 28. Daftar barang milik daerah adalah daftar yang memuat data seluruh barang milik daerah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman bagi Perangkat Daerah/Unit Kerja dalam penyelesaian barang bongkaran karena kegiatan perbaikan dalam bentuk renovasi, rehabilitasi, restorasi, atau overhaul. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya peraturan bupati ini adalah memberi kepastian hukum dalam penyelesaian barang bongkaran karena perbaikan serta untuk optimalisasi penerimaan daerah. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 (1) Peraturan Bupati ini mengatur mekanisme penyelesaian barang bongkaran karena perbaikan yang hanya mengakibatkan penghapusan beberapa bagian aset tetap. (2) Mekanisme penyelesaian barang bongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. pengelolaan barang bongkaran; b. pemanfaatan dan pelaporan barang bongkaran; dan c. laporan pertanggung jawaban. BAB IV

PENGELOLAAN BONGKARAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Pertama Proses Pembongkaran Pasal 5 (1) Perangkat Daerah/Unit Kerja yang akan melaksanakan kegiatan pembongkaran bagian aset tetap sebagai akibat dari kegiatan rehabilitasi, renovasi, restorasi dan overhaul, menyampaikan pemberitahuan kepada Sekretaris Daerah selaku pengelola barang paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pembongkaran dimulai. (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. nama Perangkat Daerah/Unit Kerja; b. nama aset tetap yang dibongkar; c. bagaian aset tetap yang dibongkar; d. tahun perolehan aset tetap; e. nilai perolehan aset tetap; f. kondisi aset tetap; dan g. sumber dana. (3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan menjadi bahan penilaian barang bongkaran. (4) Dalam pelaksanaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bupati membentuk Tim Koordinasi terdiri dari unsur Perangkat Daerah: a. Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba; b. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba; dan c. Dinas Perumahan, Pemukiman, dan Pertanahan dan atau Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. (5) Pelaksanaan pembongkaran setelah dilakukan penelitian oleh tim koordinasi dan telah mendapatkan ijin pembongkaran dari Sekretaris Daerah. Pasal 6 (1) Pengguna dan/atau kuasa pengguna barang menginventarisir dan melaporkan barang bongkaran sesuai jenis, jumlah dan kondisinya. (2) Laporan barang bongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada sekretaris daerah selaku pengelola barang melalui kepala badan pengelola keuangan daerah selaku pejabat penatausahaan barang dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah pembongkaran dilaksanakan dengan melampirkan: a. berita acara pembongkaran; dan

b. foto barang bongkaran. (3) Setelah laporan barang bongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, tim koordinasi melakukan evaluasi terhadap laporan barang bongkaran dan menyampaikan hasilnya kepada pengelola barang melalui pejabat penatausahaan barang. Bagian Kedua Mekanisme pemanfaatan Pasal 7 (1) Barang bongkaran dapat dimanfaatkan dengan cara: a. dijual; b. dipergunakan kembali; c. dihibahkan; dan d. dimusnahkan. (2) Barang bongkaran yang belum ditindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengamanannya menjadi tanggungjawab Perangkat Daerah/Unit Kerja yang melakukan pembongkaran. Pasal 8 Mekanisme pemanfaatan barang bongkaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Dijual: 1. tim koordinasi membuat berita acara pemeriksaan barang bongkaran dan menentukan harga dasar atau limit; 2. penentuan harga limit barang bongkaran sebagaimana dimaksud angka 2 di atas dilakukan dengan memperhatikan faktor volume barang bongkaran berdasarkan jenis, harga pasar, penyusutan, dan persentase sisa bongkaran yang masih ekonomis; 3. tim melakukan penjualan berdasarkan harga dasar/limit yang ditentukan, dengan cara : a) Penjualan ditempat dengan penunjukan; dan b) Penjualan ditempat dengan pembanding. 4. penjualan ditempat dengan penunjukan dapat dilakukan apabila harga dasar/limit barang bongkaran tidak lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); 5. penjualan ditempat dengan pembanding apabila harga dasar atau limit barang bongkaran lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); dan 6. hasil penjualan barang bongkaran seluruhnya disetor ke kas daerah melalui bendahara penerima BPKD;

7. dalam hal barang bongkaran berada pada Badan Layanan Umum Daerah, maka hasil penjualan barang bongkaran seluruhnya disetorkan ke rekening kas Badan Layanan Umum Daerah. b. Dipergunakan kembali 1. pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang mengajukan Proposal penggunaan barang bongkaran beserta rencana anggarannya kepada Sekretaris Daerah; 2. berdasarkan proposal sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), tim koordinasi mengkaji provosal tersebut untuk menentukan kelayakan penggunaan kembali barang bongkaran dimaksud; dan 3. hasil kajian tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua), disampaikan kepada Sekretaris Daerah untuk mendapatkan rekomendasi. c. Dihibahkan: 1. pemohon mengajukan proposal hibah kepada bupati melalu sekretaris daerah; 2. berdasarkan proposal sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), tim koordinasi melakukan kajian untuk menentukan kelayakan permohonan dimaksud; 3. hasil kajian tim kordinasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua), disampaikan kepada bupati melalui Sekretaris Daerah untuk mendapatkan rekomendasi; 4. pemohon yang proposalnya disetujui diwajibkan memberikan laporan atas penggunaan barang bongkaran; dan 5. tim koordinasi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang diajukan pemohon. d. Dimusnahkan: 1. barang bongkaran yang tidak laku terjual, dan atau sudah tidak memiliki nilai ekonomis, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang melaporkan dan dapat memohon persetujuan ke Sekretaris Daerah untuk melakukan pemusnahan; 2. sekretaris daerah menugaskan tim koordinasi untuk melakukan pemeriksaan barang bongkaran dilokasi sebagai tindak lanjut laporan dan permohonan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang; 3. hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua), disampaikan kepada Sekretaris Daerah untuk mendapatkan rekomendasi; dan 4. berdasarkan rekomendasi tersebut, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang melakukan

pemusnahan barang bongkaran dan membuat berita acara pemusnahan. BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 9 (1) Sekretaris Daerah selaku pengelola barang milik daerah berkewajiban membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan barang bongkaran. (2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati 1 (satu) kali pada akhir tahun anggaran. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 31 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Bongkaran Aset Tetap Milik Pemerintah Kabupaten Bulukumba dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulukumba. Diundangkan di Bulukumba pada tanggal 22 Februari 2017 Ditetapkan di Bulukumba pada tanggal 22 Februari 2017 BUPATI BULUKUMBA, ttd A. M. SUKRI A. SAPPEWALI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA, ttd A. B. AMAL BERITA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2017 NOMOR 8

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 8 TAHUN 2017 TANGGAL : 22 Februari 2017 TENTANG : PEDOMAN PENGELOLAAN BONGKARAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA A. FORMAT BERITA ACARA PEMBONGKARAN ASET TETAP 1. Perbaikan Aset Tetap yang dilaksanakan melalui Kegiatan Swakelola BERITA ACARA PEMBONGKARAN ASET TETAP NOMOR : sff Pada hari ini...tanggal...tahun...telah kami laksanakan pembongkaran sebagian/seluruh aset tetap dengan perincian barang bongkarannya Sebagai berikut: No Nama Barang/Ukuran Bahan Volume Kondisi Ket. B RR RB Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya....,...20. KEPALA PERANGKAT DAERAH/ UNIT KERJA...

2. Perbaikan Aset Tetap yang dilaksanakan melalui Pengadaan Jasa Konstruksi BERITA ACARA PEMBONGKARAN ASET TETAP NOMOR : Pada hari ini...tanggal...tahun...telah kami laksanakan pembongkaran sebagian/seluruh aset tetap dengan perincian barang bongkarannya Sebagai berikut: No Nama Barang/Ukuran Bahan Volume Kondisi Ket. B RR RB Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui: KEPALA PERANGKAT DAERAH/UPB...,...20.. PENYEDIA JASA KONSTRUKSI......

B. FORMAT BERITA ACARA PEMUSNAHAN BARANG BONGKARAN BERITA ACARA PEMUSNAHAN BARANG BONGKARAN NOMOR : Pada hari ini...tanggal...tahun...yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Jabatan :... Alamat :... Berdasarkan persetujuan Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang telah melaksanakan pemusnahan barang bongkaran karena sudah tidak memiliki nilai ekonomis, dengan rincian sebagai berikut : No Nama Barang/Ukuran Bahan Volume Kondisi Ket. B RR RB Demikian Berita Acara ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya....,...20. KEPALA PERANGKAT DAERAH/ UNIT KERJA... BUPATI BULUKUMBA, ttd A. M. SUKRI A. SAPPEWALI